Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ANDI HERI SYAHRUL

LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

CRUSHING
ARDIANTO (09320160048)
TEKNIK PERTAMBANGAN, UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
*E-mail: ardiantoardi397@gmail.com

Sari
Percobaan Modul 1: crushing - Praktikum crushing ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
mekanisme peremukan dan cara kerja alat remuk, serta menghitung reduction ratio alat peremuk
pertama dan kedua (jaw crusher dan roll crusher). Secara umum percobaan peremukan ( crushing)
ini terbagi menjadi 2, yaitu peremukan 1 dan peremukan lanjutan. Peremukan satu dilakukan
dengan meremukkan menggunakan jaw crusher. Produk yang dihasilkan jaw crusher ini
selanjutnya akan diklasifikasikan fraksi ukurannya dengan mengayak produk tersebut dengan
ayakan yang telah disediakan sebelumnya. Setalah dicatat klasifikasi ukuran partikel hasil
peremukan, produk peremukan menggunakan jaw crusher tersebut selanjutnya akan diremukkan
kembali menggunakan Double Roll crusher gape 1,25 dan Dauble Roll crusher gape 1,75.

Kata Kunci: Praktikum, Crushing, Reuction Ratio, Jaw Crusher, Produk.

Abstract
Module 1: Crushing Experiment - Crushing Practicum aims to find out how the crushing mechanism
and how the crushing tool works, and calculate the reduction ratio of the first and second crusher
(jaw crusher and roll crusher). In general the experiment of crushing (crushing) is divided into 2,
namely crushing 1 and further crushing. Crushing one is done by crushing it using a jaw crusher.
The product produced by the jaw crusher will then be classified by its size fraction by sifting the
product with the sieve that has been provided previously. After the classification of the size of the
crushed particles is recorded, crushing products using the jaw crusher will then be crushed again
using Double Roll crusher gape 1.25 and Dauble Roll crusher gape 1.75.

Keywords: Lab Work, Crushing, Reuction Ratio, Jaw Crusher, Products.

PENDAHULUAN Bijih dari tambang umumnya masih


berukuran relatif besar, sehingga mineral
Pengolahan Bahan Galian (ore berharga belum terliberasi, maka perlu
dressing) adalah suatu proses pengolahan direduksi ukurannya dengan menggunakan
bijih (ore) secara mekanik sehingga mineral alat peremuk (crusher) dan alat
berharga dapat dipisahkan dari mineral penggiling/penggerus (grinding mill). Supaya
pengotornya dengan didasarkan pada sifat hasil peremukan dan penggilingan
fisika atau sifat kimia-fisika permukaan mempunyai ukuran yang sama, maka perlu
mineral. dilakukan pengelompokan ukuran (sizing)
Bijih yang dilakukan pengolahan bahan yaitu dengan cara pengayakan (screening)
galian akan dapat ditingkatkan kadarnya, maupun classifying.
sehingga dari hasil pengolahan tersebut 1.Primary crushing
diharapkan diperoleh keuntungan antara lain Merupakan tahap pertama proses
adalah : peremukan dimana crusher dioperasikan
1. Mengurangi biaya transport dari secara terbuka. Untuk bijih yang keras dan
tempat pengolahan sampai tempat kompak dapat digunakan jaw crusher atau
peleburan. Hal ini karena mineral gyratory crusher, sedangkan untuk bahan
pengotor (gangue mineral) sudah dapat galian yang lebih brittle digunakan hammer
dipisahkan sehingga tidak ikut mill atau impact crusher.
terangkut. 2. Secondary crushing
2. Mengurangi biaya peleburan. Dengan Feed untuk secondary crushing berasal dari
naiknya kadar bijih maka logam produk primary crushing. Alat yang dapat
berharga semakin banyak untuk setiap digunakan untuk secondary crushing adalah
berat yang sama, sehingga dalam cone crusher atau roll crusher. Produk yang
satuan waktu tertentu logam hasil dihasilkan dari secondary crushing harus
peleburan akan lebih banyak jika memiliki ukuran yang sesuai dengan alat
dibanding dengan peleburan bijih kadar grinding yang digunakan.
rendah.
3. Mengurangi bahan imbuh (flux) selama
peleburan. Semakin tinggi kadar bijih
berarti kadar mineral pengotor semakin
kecil, sehingga flux yang dibutuhkan
juga semakin sedikit.

1
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ANDI HERI SYAHRUL
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

1. Blake crusher yang memiliki sumbu di


atas,
2. Dodge crusher yang memiliki sumbu di
bagian bawah,
3. Universal crusher yang sumbunya
terletak di bagian tengah.
Perbedaan mendasar yang ditimbulkan
dengan adanya beda lokasi sumbu gerak
movable jaw ini adalah luas bukaan masuk
dan luas bukaan discharge.
Pada tahapan secondary crusher biasanya
digunakan roll crusher. Roll crusher, meski
saat ini telah banyak tergantikan oleh cone
crusher namun di beberapa lokasi masih juga
Gbr. 1 Secondary Crushing digunakan. Roll crusher sangat bermanfaat
digunakan untuk menangani material
lengket, sangat dingin dan tidak abrasif,
3. Fine Crushing (grinding mill)
seperti halnya batu gamping, batubara,
Fine crushing merupakan proses
gipsum, fosfat dan bijih besi.
kelanjutan dari primary crushing atau
Cara kerja dari roll crusher ini cukup
secondary crushing. Proses penghancuran
sederhana, terdiri dari dua silinder yang
dalam milling memanfaatkan adanya
disusun berdampingan dan berputar saling
shearing stress. (penjelasan mengenai
berlawanan arah menuju discharge. Ketika
grinding akan dibahas lebih lanjut pada
umpan dimasukkan, umpan akan
laporan kominusi bagian 2)
diremukkan oleh kedua silinder dikarenakan
Mekanisme peremukan dapat
gerakan silinder yang memberikan gaya
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
gesek. Ukuran umpan yang dapat diproses
a. Abrasion (attrition)
oleh roll crusher ini tergantung pada diameter
Terjadi bilamana energi yang kurang
silinder. Semakin besar diameter silinder
mencukupi diterapkan pada partikel,
maka akan semakin besar juga ukuran
menyebabkan terjadinya localized stressing
umpan yang dapat diterima.
dan remuknya sebagian kecil area sehingga
menghasilkan distribusi ukuran partikel yang
PROSEDUR KERJA
halus.
b.Compression (cleavage) Pada praktikum mata acara
Terjadi apabila energi cukup untuk crushing dilakukan dengan dengan beberapa
membuat partikel remuk, menghasilkan langkah yaitu pertama menyiapkan sampel
ukuran partikel tidak jauh berbeda dengan batuan yang selanjutnya sampel batuan
ukuran umpan. tersebut dihancurkan sekecil mungkin yang
selanjutnya dimasukkan kedalam mesin jaw
cruser untuk memperkecil dimensi dari
sampel tersebut namun apabila sampel
tersebut masih ada yang berukuran besar
maka akan dimasukkan kembali kedalam
mesin jaw crusher sampai dimensi sampel
tersebut benar-benar berukuran kecil.
kemudian setelah sampel tersebut selesai di
crusher selanjutnya sampel tersebut diayak
atau disaring dengan menggunakan ayakan
yang berukuran 25 mm, selanjutnya sampel
yang lolos dari ayakan 25 mm diayak kembali
dengan menggunakan ayakan yang
berukuran 13 mm. Dan sampel yang tertahan
ditimbang kembali dan sampel yang tertahan
Gbr. 2 Ukuran umpan dan partikel diayak kembali dengan menggunakan ayakan
yang berukuran 9,5 mm dan sampel yang
tertahan ditimbang seperti prosedur
c. Impact (shatter) sebelumnya. Kemudian selanjutnya sampel
Terjadi ketika energi sangat mencukupi yang lolos dari ayakan yang berukuran 9,5 cm
untuk terjadinya peremukan partikel, akan diayak kembali menggunakan ayakan
meghasilkan banyak partikel dengan yang berukuran 5 cm dan sampel yang
distribusi ukuran yang lebar. tertinggal diambil dan ditimbang untuk
Menurut poros atau sumbu dari diambil datanya sebagai persen berat
movable jaw, jaw crusher dapat dibedakan tertahan. Kemudian dilanjutkan dengdan
menjadi tiga jenis, yaitu sampel yang tertinggal akan kembali
2

2
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ANDI HERI SYAHRUL
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

ditimbang seperti prosedur sebelumnya dan


sampel yang lolos akan diayak kembali % Berat Hilang =
5000−4586
𝑥 100
dengan ayakan yang berukuran -5 dan 5000
selanjutnya sampel yang telah diayak = 8,28
disatukan kembali kedalam kantong sampel
dan setelah itu dibagi menjadi dua bagian
dimana bagian pertama akan dimasukkan Tabel 3. Tabel Pengolahan Roll Crusher Gape
kedalam roll crusher gape yang berukuran 1,25
1,25 dan sampel bagian kedua akan
dimasukkan kedalam roll crusher gape yang Berat
%
% Berat %Berat
Ukuran tertahan tertahan lolos
berukuran 1,75. Kemudian setelah dilakukan fraksi
(gr) komulatif komulatif
roll crusher maka dilanjutkan dengan proses
ayakan 25 seperti proses sebelumnya sampai 25 0 0 0 99,97
ayakan yang brukuran -5 mm. Dan 13 21,24 21,24 78,73
161, 06
selanjutnya sampel disatukan kembali dalam
satu tempat kemudian diberi label nomor 9,5 145,75 19,22 40,46 59,51
kelompok dan frekuensi. Selanjutnya 5 172,30 22,72 62,73 37,24
melakukan pengolahan data yaitu mencari
nilai persen fraksi dengan rumus : -5 278,95 36,79 99,97 0

Total 758,95 99,97


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
% fraksi = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Selanjutnya mencari % berat lolos komulatif Tabel 4. Tabel Pengolahan Roll Crusher Gape
dengan menggunakan rumus : 1,75

% Berat lolos komulatif = Total % fraksi - % Berat Berat


%
% Berat %Berat
tertampung komulatif setiap ayakan Ukuran tertahan tertahan lolos
(gr) fraksi komulatif komulatif
Kemudian selanjutnya untuk mencari nilai 25 0 0 0 99,72
berat hilang dengan menggunakan rumus :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 13 459,36 41,45 41,45 58,27
% Berat hilang =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
9,5 273,88 24,88 66,33 33,39
Dan terakhir menentukan nilai P80.
5 176,43 16,03 82,36 17,36
HASIL PENELITIAN
-5 191,13 17,36 99,72 0

Tabel 1. Tabel Data Percobaan Crusher Total 1100,8 99,72

Berat tertampung gr
Ukuran
(mm) JC RC (Gape RC (Gape Grafik Perbandingan:
1,75) 1,25)
25 59,37 0 0 Grafik 1. Jaw Crusher

-25 +13 1121,95 459,36 161, 06


Data Jaw Crusher
-13 + 9,5 191,53 273,88 145,75
120
-9,5 + 5 200,55 176,43 172,30
Berat Lolos Komulatif

100 y = 4.0047x - 6.2088


-5 377,02 191,13 278,95 80 R² = 0.9763

Total 1950,4 758,95 1100,8 60


40
Tabel 2. Tabel Pengolahan Data Jaw Crusher 20
0
0 10 20 30
Berat % Berat %Berat
Ukuran tertahan % tertahan lolos Ukuran
(gr) fraksi komulatif komulatif

25 59,37 3,04 3,04 96,96

13 1121,95 57,52 60,56 39,44

9,5 191,53 9,82 70,38 29,67

5 200,55 10,28 80,66 19,34

-5 377,02 19,33 99,99 0

Total 1950,4 99,99

3
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ANDI HERI SYAHRUL
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Grafik 2. RC Gape 1,25 = 0,16


RC Gape 1,75:
Data Roll Crusher Gape 1.25
P80 = y = 4,1547x - 2,3448
120
= 4,1547x – 2,3448
Berat Lolos Komulatif

100 y = 2.9929x + 29.58


R² = 0.9163 80+2,3448
80 X = 𝑥100
4,1547
60
40
= 56,62
20 Perbandingan RR80:
0 21,52
0 10 20 30 RC Gape 1,25: RR80= = 134,5
0,16
Ukuran
21,52
RC Gape 1,75: RR80= = 0,28
56,62

Grafik 3. RC Gape 1,75


ANALISIS HASIL PERCOBAAN
Data Roll Crusher Gape 1.75
Berdasarkan percobaan yang telah
150 dilakukan, dapat dilihat bahwa umpan yang
Berat Lolos Komulatif

y = 4.1547x - 2.3448 hilang hanya sebesar 2,48%


100
R² = 0.984 Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai
50 RR80 dari roll crusher dengan gape 1.25 cm
yaitu 134,5 dan nilai RR80 dari roll crusher
0 dengan gape 1,75 cm yaitu 0,28. Berdasarkan
0 10 20 30 data tersebut dapat dilihat bahwa jarak roll
Ukuran crusher(gape) pada roll crusher
mempengaruhi ukuran hasil remukan. Makin
kecil gape roll crusher maka hasil peremukan
akan semakin besar begitupun dengan
Grafik 4. RC Gape 1,25 dan RC Gape 1,75 sebaliknya.
Faktor-faktor yang kemudian akan
Perabandingan Roll Crusher mempengaruhi besarnya RR80 adalah ukuran
dari umpan, kekerasan mineral, bentuk
gape 1,25 dan 1,75 partikel serta ukuran hasil remukan.
120 Kegunaan RR80 antara lain sebagai salah
y = 2.9929x + 29.58
Roll satu elemen dalam menentukan efesiensi
100
R² = 0.9163
Crasher crusher, ukuran apa yang dapat diremukkan
80 1,25 oleh crusher bekerja, dan salah satu elemen
60 dalam penentuan kapasitas crusher.
40 Roll Masalah-masalah yang umum terjadi
20 Crusher pada crusher di Industri diantaranya adalah
1,75 penyumbatan yang akhirnya menambah
0
beban ketika menahan partikel-partikel yang
0 10 20 30
besar dan material yang aus. Salah satu
penyelesaian dari masalah tersebut adalah
menghentikan mesin dalam kurun waktu
Perhitungan P80: tertentu, sembari mengecek kemungkinan
Jaw Crusher: terjadinya penyumbatan dan aus. Adapun
masalah yang lainnya yaitu umpan yang
P80 = y = 4,0055x – 6,2321 hilang dikarenakan kurangnya ketelitian
= 4,0055x + 6,2321 pada saat memindahkan umpan ke tempat
80+6,2321
atau pada saat proses pengayakan.
X = 𝑥100
4,0055
KESIMPULAN
= 21,52
RC Gape 1,25: Setelah melakukan kegiatan praktikum
pengolahan bahan galian pada mata acara
P80 = y = 2,9929x + 29,58
crusher maka ada beberapa data yang di
= 2,9929x + 29,58 dapatkan, antara lain yaitu % berat hilang
80−29,58 8.28, P80 jaw crusher 37.67, P80 RC gape 1.25
X = 𝑥100 yaitu 25.23, RC gape 1.75 yaitu 25.58,
2,9929

4
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ANDI HERI SYAHRUL
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Reduction Ratio RC gape 1.25 yaitu 1.49 dan Tabel 6. Tabel Pengolahan Data Jaw Crusher
Reduction Ratio RC gape 1.75 yaitu 1.47
Berat % Berat %Berat
UCAPAN TERIMA KASIH Ukuran tertahan % tertahan lolos
(gr) fraksi komulatif komulatif
Ucapan terima kasih yang sebesar-
25 2178 47.49 47.49 52,51
besarnya penulis sampaikan kepada:
13 1070 23.33 70.82 29.18
a. Bapak Ir. Muhammad Idris Juradi, ST.,
9,5 717 15.63 86.45 13.55
MT. selaku kepala Laboratorium
Pengolahan Bahan Galian. 5 58 1.26 87.71 12.29

b. Bapak Dr. Phil. nat. Ir. Sri Widodo, ST., -5 563 12.27 99,98 0
MT. selaku dosen pengampuh mata Total 4586 99,98
kuliah Pengolahan Bahan Galian.
c. Tim asisten laboratorium Pengolahan 5000−4586
Bahan Galian yang telah memberikan % Berat Hilang = 𝑥 100
5000
banyak ilmu.
= 8,28
d. Teman-teman angkatan 2016
seperjuangan yang telah membantu
Tabel 7. Tabel Pengolahan Roll Crusher Gape
dalam penyusunan laporan ini.
1,25
PUSTAKA
Berat % Berat %Berat
Ukuran tertahan % tertahan lolos
Harahap Ali Ihsyn. Iskandar Hartini, Arief (gr) fraksi komulatif komulatif
Taufik,2016. Kajian Kominusi
25 633 28.86 28.86 71.14
Limestone pada area Penambangan PT.
Semen Padang (Persero) Tbk. Bukit 13 154 7.02 35.88 64.12
Karang Putih Indarung Sumatera
9,5 972 44.32 80.2 19.8
Barat.Teknik Pertambangan Fakultas
Teknik Universitas Islam Bandung. 5 249 11.35 91.55 8.45
Bandung. -5 8.43 99,99 0
185
Syam M Alvin. Zaenal.,2016. Kajian Kerja
Alat Crushing Plant untuk Memenuhi Total 2193 99,99
Target Produksi di PT. Nan Riang Tabel 8. Tabel Pengolahan Roll Crusher Gape
Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten 1,75
Batanghari, Provinsi Jambi.Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik
Berat % Berat %Berat
Universitas Islam Bandung. Bandung. Ukuran tertahan % tertahan lolos
(gr) fraksi komulatif komulatif
https://es.scribd.com/document/343852552/201
6-03-04pbglaporannmodul1-Kominusi- 25 717 31.44 31.44 68.56
Crushing-160419163949 13 8,77 40.21 59.79
200
9,5 393 17.23 57.44 42.56
LAMPIRAN

Tabel 5. Tabel Data Percobaan Crusher 5 907 39.78 97.22 2,78

-5 63 2.76 99,98 0
Berat tertampung gr
Ukuran Total 2280 99,98
(mm) JC RC (Gape RC (Gape
1,25) 1,75)
25 2178 633 717
-25 +13 1070 154 200
-13 + 9,5 717 972 393
-9,5 + 5 58 249 907
-5 563 185 63
Total 4586 2193 2280

5
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ANDI HERI SYAHRUL
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Grafik Perbandingan: Perhitungan P80:


Grafik 4. Jaw Crusher Jaw Crusher:
P80 = y = 2,1388x – 1,1891
Data Jaw Crusher = 2,1388x -1,1891
60 80+1,1891
X = 𝑥100
y = 2.1388x - 1.1891 2,1388
50
R² = 0.9568
= 37,96
40
30
RC Gape 1,25:

20 P80 = y = 3,1625x – 0,6302

10 = 3,1625x – 0,6302
80+0,6302
0 X = 𝑥100
0 10 20 30 3,1625
= 25,49
RC Gape 1,75:
Grafik 5. RC Gape 1,25
P80 = y = 2,8603x + 5,8807

Data Roll Crusher 1.25 = 2,8603x + 5,8807


80−5,8807
100 X = 𝑥100
2,8603
80 y = 3.1625x - 0.6302
R² = 0.746 = 26,52
60 Perbandingan RR80:
40 37.96
RC Gape 1,25: RR80= = 1,48
25,49
20
37,96
RC Gape 1,75: RR80= = 1.43
0 26.52
0 10 20 30

DOKUMENTASI
Grafik 6. RC Gape 1,75

Data Roll Crusher 1,75


90
80 y = 2.8603x + 5.8807
70 R² = 0.7058
60
50
40
30
20
7
10
0
0 10 20 30

Grafik 7 RC Gape 1,25 dan RC Gape 1,75

Perbandingan Roll Crusher 1.25


dan 1.75
80

60

40

20 6
0
0 5 10 15 20 25 30

Series1 Series2
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ANDI HERI SYAHRUL
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

7
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ANDI HERI SYAHRUL
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

8
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ANDI HERI SYAHRUL
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

9
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ANDI HERI SYAHRUL
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

10
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ANDI HERI SYAHRUL
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

AXIAL FAN

HANGING DUCT

Debit Average
Kode Panjang Jarak Kondisi
Max Middle Min
13,21
A-B 84,5 cm 6 cm Hisap 19,32 20,31 0
11,44
B-C 150 cm 14 cm Hisap 21,28 13,04 0
9,07
C-D 90 cm 34 cm Hisap 10,21 8,6 8,40

A’-B’ 84,5 cm 6 cm Hembus 10,97 9,54 2,27 7,59

17,02
B’-C’ 150 cm 14 cm Hembus 18,19 18,18 14,70
9,37
C’-D’ 90 cm 34 cm Hembus 9,86 9,75 8,51

Dew
Kode Panjang Lokasi Kelembaban Wet Dry Temp
Point
A’-B’ 16 cm 74% 24°C 29°C 31,4°C 29,1°C
B’-C’ 18 cm 79% 24°C 29°C 31,4°C 29,1°C
C’-D’ 21 cm 75% 24°C 29°C 31,4°C 29,1°C
A’-B’ 35 cm 66% 23,7°C 31°C 32,2°C 24,8°C
B’-C’ 25 cm 66% 23,7°C 31°C 32,3°C 24,8°C
C’-D’ 25 cm 66% 24,4°C 31°C 32,3°C 25,6°C
Total Kelembaban dan
426% 191,1°C
Temperatur
Rata-rata 71% 31,85°C

11
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ANDI HERI SYAHRUL
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Debit dan Temperatur (m/s & C°) Average


Kode Jarak Kondisi Debit
Max Temp Middle Temp Min Temp Temperatur
A1 6 cm Hisap 9,87 30,8 10 30,6 0,48 30,7 6,78 30,7

A2 19 cm Hisap 4,98 30,8 3,97 30,6 0 30,6 2,98 30,66

A3 38 cm Hisap 4,2 30,9 1,08 31,2 0 31,9 1,76 31,33


Total Debit dan
19,05 92,5 15,05 92,4 0,48 93,2 11,52 92,89
Temperatur
Tabel 1 Data ventilasi (Axial Fan Hisap)

Tabel 2 Data ventilasi (Axial Fan Hembus)

AXIAL FAN
Debit dan Temperatur (m/s & C°) Average
Kode Jarak Kondisi Debit
Max Temp Middle Temp Min Temp Temperatur
A1 4 cm Hembus 15,07 30,8 13,2 30,8 14,2 30,7 14,15 30,76

A2 15 cm Hembus 9,73 31 4,59 31 4,93 31 6,41 31

A3 26 cm Hembus 12,80 30,7 12,49 30,6 12,32 30,7 12,53 30,66


Total Debit dan
37,6 92,5 30,28 92,4 31,45 92,4 33,09 92,42
Temperatur

Tabel 3 Data ventilasi (Hanging Duct)

12
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ANDI HERI SYAHRUL
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Tabel 4 Data kelembaban ventilasi (Hanging duct)

Kesimpulan

Berdasarkan data-data di atas yang Daftar Pustaka


didapatkan saat praktikum dapat di
simpulkan bahwa pengaturan udara terhadap Michanarchy, Regards. Jumat, 07 juni
kelembaban relatif sangat berpengaruh, 2013.“Laporan Praktikum Ventilasi
begitupun juga percabangan terhadap kondisi Tambang Bawah Tanah 2013”.
aliran udara dan perubahan penampang http://www.geocities.com/kuliahgeologi/
terhadap aliran udara pada jaringan ventilasi. ventilasitambang.html.
Untuk membuktikan data yang kita Munir, Stefano Dr. 2011. “Catatan Kuliah
dapatkan dari alat vane anemometer maupun Ventilasi Tambang”. Fakultas Teknik,
humidity meter apakah benar atau salahnya Program Studi Pertambangan.
kita dapat menggunakan grafik psychometric Universitas Islam Bandung: Bandung.
sebagai alat pembuktiannya. Ketelitian dan Staf Asisten. 2013. “Catatan Praktikum
kemahiran dalam pengambilan data pada Ventilasi Tambang”. Laboratorium
ventilasi tambang sangat dibutuhkan, agar Tambang, Fakultas Teknik, Program
kesalahan maupun keteledoran saat Studi Pertambangan. Universitas Islam
pengambilan data dapat diminimalisisr Bandung: Bandung.
bahkan tidak ada sama sekali. Tim Asisten. 2018. “Modul Praktikum
Ventilasi Tambang”. Fakultas Teknologi
Industri, Jurusan Teknik
Ucapan Terima kasih
Pertambangan. Universitas Muslim
Indonesia: Mkassar.
Ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya penulis sampaikan kepada:

e.

Daftar pustaka berisi informasi tentang


sumber pustaka yang telah dirujuk dalam
tubuh tulisantaka, begitu juga sebaliknya
setiap pustaka yang muncul dalam daftar
pustaka harus pernah dirujuk dalam tubuh
tulisan. Daftar pustaka diketik 1 spasi. Baris
kalimat pertama setiap pustaka diketik rata
dengan margin/ sembir kiri, sedangkan baris
kalimat kedua dan seterusnya diketik

13
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ANDI HERI SYAHRUL
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

menjorok ke dalam sebanyak satu ketuk dari nama keluarga, dan diikuti huruf
tombol tabulasi. Penulisan daftar pustaka pertama dari nama depan
diurut berdasarkan abjad dan tidak
menggunakan penomoran.untuk nama
pengarang yang sama diurutkan sesuai tahun
penerbitan, mulai tahun termuda. Semua
nama pengarang dicantumkan ke dalam
daftar pustaka, penulisan namnya dimulai

14

Anda mungkin juga menyukai