Anda di halaman 1dari 6

Laporan Modul I, MG2213

Crushing
Laboratorium Pengolahan Bahan Galian
Sitti Ratmi N. (22116009) /S2 / Senin, 20 Februari 2017
Program Studi Teknik Metalurgi
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Asisten : Rifqi (12514046)

Abstrak – Praktikum Modul I – Tujuan dari percobaan modul 1 - crushing (peremukan) adalah untuk mengetahui mekanisme
peremukan serta prinsip kerja alat crushing yaitu jaw crusher dan roll crusher, serta mekanisme pengayakan dan cara kerja
alatnya. Tujuan lainnya adalah untuk menentukan 80%-Reduction Ratio (RR80) dari alat remuk roll crusher. Umpan yang
digunakan dalam percobaan ini adalah bongkahan limestone. Kemudian dimasukkan ke jaw crusher serta dilihat bagaimana
cara kerjanya. Selanjutnya diayak dan ditimbang per fraksi ukuran. Sebagian dari hasil jaw crusher kemudian dibagi 2 dan
diremuk lagi dengan roll crusher dengan ukuran gape 1,25 dan 1,75 cm. Kemudian diihat perbedaan hasil produk dari bukaan
gape yang berbeda.

A. Tinjauan Pustaka
Tahapan utama pada proses pengolahan bijih
adalah kominusi (reduksi ukuran). Kominusi adalah
operasi pengecilan ukuran bijih dengan peremukan
(crushing) dan penggerusan (grinding). Tujuannya
untuk menghasilkan partikel yang sesuai dengan
kebutuhan (ukuran maupun bentuk), membebaskan
mineral berharga dari pengotor serta memperbesar luas
permukaan, sehingga kecepatan reaksi pelarutan dapat
berlangsung dengan lebih baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
Gambar 1. Jaw crusher single toggle
kominusi yaitu:
1. Ukuran material, biasanya ukuran material atau
bijih dari hasil pertambangan berbentuk gumpalan
oleh karena itu dilakukan primary crusher dan gape

proses screening. 1
2
2. Nature of ore, material yang lengket dapat
mempengaruhi pemilihan mill atau crusher.
5
3. Water avaibility, hal ini penting jika proses 3 4

dilakukan dalam keadaan basah.


4. Proses selanjutnya dalam kondisi basah atau
Keterangan : (1) fixed jaw, (2) movable jaw, (3) togel depan, (4) togel belakang,
kering. (5) pitman.

5. Korosi pada lining. Gambar 2. Jaw crusher double toggle


6. Reaksi antara material dan air.
Crushing adalah proses reduksi ukuran dari Pada secondary crushing, ukuran direduksi dari
material/bijih yang berukuran kasar (sekitar 1 mm) 8”-6” hingga menjadi 3”-2”. Alat yang digunakan salah
menjadi ukuran sampai kira-kira 1/2” – 3/8”. satunya yaitu roll crusher. Pada proses ini material
Proses crushing terbagi menjadi primary, yang akan diremukkan biasanya lebih ringan dari pada
secondary, dan tertiary crushing dan terkadang diikuti saat proses primary crushing. Bagian-bagian dari
oleh quaternary crushing. alatnya adalah:
Pada primary crushing, ukuran direduksi dari 1. Mouth (tempat bijih masuk)
ROM (Run of Mine) menjadi 8”-6”, dan menggunakan 2. Throat (tempat bijih keluar)
alat jaw crusher dan gyratory crusher. Alat ini 3. Throw (perbedaan antara open setting dan
digunakan biasanya untuk material yang keras dan closed setting)
kompak. Jaw crusher memiliki spesifik karakteristik
seperti berikut:
1. 2 buah plate yang dapat membuka dan menutup
seperti jaw.
2. Salah satu jaw tetap dan yang lainnya dapat
bergerak maju dan mundur.
3. Tipe jaw crusher: Blake crusher (single toggle dan
Gambar 3. Roll crusher
double toggle) dan Dodge crusher.
Mekanisme remuk (aksi remuk) pada crusher yaitu C. Pengolahan Data Percobaan
sebagai berikut: 1. Langkah Kerja
1. Abrassion (attrition) a. Jaw Crusher
Terjasi bilamana energi yang kurang mencukupi Menyiapkan contoh bijih
diterapkan pada partikel, menyebabkan terjadinya ↓
localized stressing dan remuknya sebagian kecil Menjalankan Jaw Crusher dalam keadaan kosong
area sehingga mengahsilkan distribusi ukuran ↓
partikel yang halus. Mengamati cara kerjanya
2. Compression (cleavage) ↓
Energi cukup untuk membuat partiel remuk, Memasukan umpan
menghasilkan ukuran partikel dengan ukuran yang ↓
tidak jauh berbeda dengan ukuran umpan.
Mengamati hasil peremukan
3. Impact (shatter)

Energi sangat cukup untuk terjadinya peremukan
Mengayak dengan seri ayakan 1#, 2#, 3#, 8#, 14#
partikel, menghasilkan banyak partikel dengan
dan 20#
distribusi ukuran yang lebar.

Menimbang per fraksi ayakan

Membuat grafik distribusi ukuran

b. Roll Crusher

Produk peremukan Jaw Crusher



Menjalankan Jaw Crusher dalam keadaan kosong

Mengamati cara kerjanya

Mengatur jarak roll sebesar 1,25 cm

Memasukkan umpan

Gambar 4. Representasi mekanisme remuknya partikel dan
Mengamati hasil peremukan
distribusi ukuran produkta yang dihasilkan

80% - Reduction Ratio (RR80) adalah perbandingan Mengayak dengan seri 1#, 2#, 3#, 8#, 14#, dan 20#
antara ukuran bukaan screen yang meloloskan 80% dari ↓
feed dengan bukaan screen yang meloloskan 80% dari Mengulangi percobaan dengan jarak roll yang
produkta. berbeda yaitu 1,75 cm

B. Data Percobaan Mengayak dengan seri 1#, 2#, 3#, 8#, 14# dan 20#
Berikut adalah tabel data hasil percobaan crushing ↓
dengan jaw crusher (JC) dan roll crusher (RC) dengan Menimbang per fraksi ayakan
berat awal umpan (bongkahan limestone) adalah ↓
3600gr. Membuat grafik distribusi
Berat tertampung (gr)
Ukuran
RC RC 2. Rumus-rumus Dasar
(mesh) JC
(Gape:1,25cm) (Gape:1,75cm)
+1 700 46,5 38,2 a. Persen berat yang hilang:
-1 +2 650 300 450
-2 +3 200 200 150 berat awal−berat akhir
%berat hilang = × 100%
berat awal
-3 +8 100 84,9 76,9
-8 +14 39,8 41,7 29
b. 80% - Reduction Ratio (RR 80 ):
-14 +20 29,1 28,2 22,4 F80
-20 38,4 31,8 26,3 RR 80 =
P80
Total 1757,3 733,1 792,8
e. Grafik distribusi ukuran pada jaw crusher
c. Persen berat fraksi:

berat minerat per fraksi Jaw Crusher


% berat = × 100% 70
berat mineral keseluruhan
60

% Berat kumulatif lolos


3. Hasil Perhitungan 50
y = 10.103x - 17.482
40
R² = 0.7335
a. Jaw crusher 30
20
% berat % berat
Ukuran Berat % 10
tertahan lolos
(mm) tertahan fraksi
kumulatif kumulatif 0
0.84 1.18 2.36 6.73 12.5 25
+ 25 700 39,38 39,83 60,16 Ukuran (mm)
-25 +12,5 650 36,98 76,82 23,17
-12,5 +6,73 200 11,38 88,20 11,79 f. Grafik distribusi ukuran pada roll crusher gape 1,25 cm
-6,73 +2,36 100 5,69 93,89 6,10
-2,36 +1,18 39,8 2,26 96,15 3,84
-1,18 +0,84 29,1 1,65 97,81 2,18
Roll Crusher Gape 1.25 cm
100
-0,84 38,4 2,18 100 0

% Berat Komulatif Lolos


Total 1757,3 100 80
y = 16.909x - 26.143
60 R² = 0.844
b. Persen berat yang hilang
berat awal − berat akhir 40
%berat hilang = × 100%
berat awal 20
3600−1757,3
= × 100%
3600
0
= 51,18% 0.84 1.18 2.36 6.73 12.5 25
Ukuran (mm)
c. Roll crusher (gape = 1,25 cm)
g. Grafik distribusi ukuran pada roll crusher gape 1,75 cm
% berat % berat
Ukuran Berat %
tertahan lolos
(mm) tertahan fraksi Roll Crusher Gape 1.75 cm
kumulatif kumulatif 100
+ 25 46,5 6,34 6,34 93,65
% Berat Komulatif Lolos

-25 +12,5 300 40,92 47,26 52,73 80


y = 16.167x - 27.858
-12,5 +6,73 200 27,28 74,54 25,45 R² = 0.7487
60
-6,73 +2,36 84,9 11,58 86,12 13,87
-2,36 +1,18 41,7 5,68 91,81 8,18 40
-1,18 +0,84 28,2 3,84 95,66 4,33
-0,84 31,8 4,33 100 0 20

Total 733,1 100


0
0.84 1.18 2.36 6.73 12.5 25
Ukuran (mm)
d. Roll crusher (gape = 1,75 cm)

% berat % berat h. P80 untuk jaw crusher


Ukuran Berat %
tertahan lolos 𝑦 = 10,103𝑥 − 17,482
(mm) tertahan fraksi
kumulatif kumulatif 80 = 10,103𝑥 − 17,482
80 +17,482
+ 25 38,2 4,81 4,81 95,18 𝑥 = = 9,648 mm
10,103
-25 +12,5 450 56,76 61,57 38,42 Nilai P80 dari jaw crusher = F80 pada roll crusher
-12,5 +6,73 150 18,92 80,49 19,50
-6,73 +2,36 76,9 9,69 90,19 9,80 i. P80 untuk roll crusher gape 1,25 cm
-2,36 +1,18 29,0 3,65 93,85 6,14 𝑦 = 16,909𝑥 − 26,143
-1,18 +0,84 22,4 2,82 96,68 3,31 80 = 16,909𝑥 − 26,143
-0,84 26,3 3,31 100 0 80 +26,143
𝑥 = = 6,277 mm
16,909
Total 792,8 100

j. P80 untuk roll crusher gape 1,75 cm


𝑦 = 16,167𝑥 − 27,858
80 = 16,167𝑥 − 27,858
𝑥 =
80 +27,858
= 6,671 mm Wills’, B.A. and Napier-Munn, T.J., Wills’ Mineral
16,167
Processing Technology, 7th ed., Elsevier Ltd., Oxford,
k. RR80 untuk roll crusher gape 1,25 cm
2007.
P80 Jaw Crusher
RR 80 = https://www.scribd.com/doc/256586591/Modul-1-
P80 Roll Crusher
Kominusi-Crushing-Dan-Grinding (diakses pada pukul
9,648817183
RR 80 = = 1,537094766 20.41 WIB, 24-02-2017)
6,277307943
https://www.academia.edu/12201866/CRUSHING_D
AN_GRINDING_Pengolahan_Mineral (diakses pada
l. RR80 untuk roll crusher gape 1,75 cm
P80 Jaw Crusher pukul 20.44 WIB, 24-02-2017)
RR 80 = https://www.911metallurgist.com/blog/blake-jaw-
P80 Roll Crusher
9,648817183 crusher (diakses pada 20.48 WIB, 24-02-2017)
RR 80 = = 1,446275913
6,671491309
G. Lampiran
D. Analisis Hasil Percobaan Jawaban Pertanyaan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, 1. Gape adalah jarak mendatar pada mulut jaw crusher
dapat dilihat bahwa berat umpan yang hilang yang diukur pada bagian mulut jaw crusher dimana
sebesar 51,28%, setengah dari berat awal umpan. umpan yang dimasukkan bersinggungan dengan mulut
Hal ini kemungkinan disebabkan kurang adanya jaw crusher. Bagian mulut jaw crusher yang berfungsi
ketelitian dalam pembacaan dan pengambilan data sebagai tempat penerimaan umpan biasa disebut mouth.
saat melakukan penimbangan, serta kurang berhati- Setting adalah bagian dari jaw crusher yang mengatur
hati saat melakukan pengayakan sehingga beberapa agar lubang ukuran sesuai dengan yang dikehendaki.
material terlempar keluar ayakan. Angle of nip adalah sudut yang dibentuk antara dua
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai RR80 permukaan dari jaw plate pada jaw crusher. Sedangkan
dari roll crusher dengan gape 1,25 cm yaitu pada roll crusher, angle of nip adalah sudut yang
1,537094766 dan nilai RR80 dari roll crusher dibentuk dari tangen pada permukaan roll pada titik
dengan gape 1,75 cm yaitu 1,446275913 . kontak dengan partikel yang akan diremuk
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa jarak 2. Reduction Ratio adalah perbandingan ukuran ayakan
roll (gape) pada roll crusher mempengaruhi ukuran yang meloloskan sejumlah umpan dengan ukuran
hasil remukan. Makin kecil gape roll crusher maka ayakan yang meloloskan sejumlah hasil peremukan.
hasil peremukan akan makin halus dan nilai RR80 Limiting Reduction Ratio adalah perbandingan ukuran
akan semakin besar. Begitupun sebaliknya. ayakan terbesar yang dapat dilakukan untuk meloloskan
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya umpan dengan ukuran ayakan terbesar untuk
RR80 adalah ukuran dari umpan, kekerasan mineral, meloloskan hasil peremukan.
bentuk partikel serta ukuran hasil remukan. Reduction Ratio 80% adalah perbandingan ukuran
Kegunaan RR80 antara lain sebagai salah satu ayakan yang meloloskan 80% umpan dengan ukuran
elemen dalam menentukan efisiensi crusher, ayakan yang meloloskan 80% hasil peremukan. Faktor
ukuran apa yang dapat dilakukan oleh crusher, yang mempengaruhi besarnya reduction ratio adalah
indikator batasan mekanik di bawah mana sebuah ukuran dari umpan, kekerasan mineral, bentuk partikel
crusher bekerja, dan salah satu elemen dalam serta ukuran hasil remukan.
penentuan kapasitas crusher. 3. Jaw Crusher memiliki empat tipe berdasarkan
Masalah-masalah yang umum terjadi pada desainnya, yaitu Blake, Overhead Pivot, Overhead
crusher di industri diantaranya adalah penyumbatan Eccentric, dan Dodge. Perbedaan dari keempat tipe
yang akhirnya menambah beban bearing ketika tersebut adalah dalam hal ukuran, power, kecepatan
menahan partikel-partikel yang besar dan material putarnya, dan karakteristik dan aplikasinya.
yang aus. Salah satu penyelesaian dari masalah 4. Choke crushing adalah proses penghancuran material
tersebut adalah menghentikan mesin dalam kurun dimana penghancuran material dilakukan oleh
waktu tertentu, sembari mengecek kemungkinan permukaan roll dan juga oleh sesame material. Contoh:
terjadinya penyumbatan dan aus part. Roll Crusher.
Arrested crushing adalah proses penghancuran mineral
E. Kesimpulan
dimana penghancuran mineral hanya dilakukan dengan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,
bantuan jaw saja. Contoh: Jaw Crusher.
diperoleh nilai RR80 yang berbeda untuk masing-masing
5. Peremukkan mineral membutuhkan energi yang cukup
gape pada roll crusher, yaitu 1,537094766 untuk gape
besar yang melebihi kekuatan dari partikel. Cara untuk
1,25 cm dan 1,446275913 untuk gape 1,75 cm.
meremukkan partikel bergantung pada kondisi alamiah
partikel dan gaya yang diberikan kepada partikel
F. Daftar Pustaka
tersebut. Gaya yang diberikan dapat berupa gaya tekan
Kelly, E.G., and Spottiswood, D.J. Introduction to
(kompresi) yang menyebabkan remuknya partikel. Gaya
Mineral Processing, John Wiley & Sons, New York,
ini dapat diberikan baik secara cepat maupun secara
1982.
lambat, dan dapat mempengaruhi remukkan secara
alamiah. Selain itu, partikel mineral juga dapat menjadi
pelaku gaya geser seperti saat dua partikel mineral saling Foto Saat Praktikum
bergesekan satu sama lain. Mekanisme remuknya
material terbagi menjadi tiga macam, yaitu abrasion,
cleavage, dan shatter.
Abrasion terjadi jika energi yang diberikan tidak cukup
besar untuk meremukan partikel secara signifikan
sehingga terjadi tekanan yang terlokalisasi dan hanya
sedikit area yang remuk dan hasilnya berupa partikel
halus yang merata. Cleavage terjadi jika energi yang
diberikan cukup sama untuk membuat sebagian partikel
mencapai titik remuk, dan hanya menghasilkan sedikit
partikel dengan ukuran yang mendekati ukuran aslinya.
Shatter terjadi jika energi yang diberikan lebih besar
daripada yang dibutuhkan untuk meremukkan partikel
Jaw Crusher
mineral. Pada kondisi ini terbentuk partikel dengan
jumlah besar dan memiliki ukuran yang bermacam-
macam.

Tabel Konversi Mesh-mm

Roll Crusher

Pengayakan
 Crusher di Industri

Roll Crusher di PT. Bintang Delapan Mineral Sulawesi


Tengah

Jaw Crusher di PT Aneka Tambang Tbk. UBPN Sulawesi


Tenggara (tampak depan)

Jaw Crusher di PT Aneka Tambang Tbk. UBPN Sulawesi


Tenggara (tampak samping) Jaw Crusher di PT. Bintang Delapan Mineral Sulawesi
Tengah

Roll Crusher di PT Aneka Tambang Tbk. UBPN Sulawesi


Tenggara (tampak samping)

Anda mungkin juga menyukai