Crushing (Peremukan)
Laboratorioun Pengolahan Bahan Galian Ignatius Waluya Setiawan / Kelompok 1 / Senin, 12
Program Studi Teknik Metalurgi
Februari 2018
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
Asisten: Faqih Ahmad Jamil (12514059)
Abstrak – Praktikum Modul I – Tujuan dari crushing (peremukan) adalah untuk mengetahui mekanisme peremukan serta
prinsip kerja alat. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui variabel operasi yang terdapat dalam peremukan serta
mengetahui P80 untuk jawcrusher, roll crusher dengan r : 1.25 dan 1.75 cm dan Reducting Ratio alat remuk terhadap roll
crusher pada r =1.25 cm dan 1.75 cm . Pada percobaan peremukan ini akan dilakukan peremukan feed yang berupa
bongkahan hingga mennjadi berbentuk kerikil. Pertama bongkahan ditimbang massa awalnya, lalu mengambil data dari jaw
crusher dan roll crusher dengan cara mengukur width, gape, CSS, OSS, lalu menghitung max feed size, dan luas chute
masuk.menghidupkan jaw crusher dan memasukkan bongkahan, lalu mengayak dengan ukuran 2,3,8,14,20 mesh, setelah itu
mengatur jarak antar roll pada roll crusher hingga sesuai kebutuhan. Lalu memasukkan hasiil dari jaw crusher ke roll
crusher, lalu mengayak kembali haris peremukan roll crusher dengan ayakan 2,3,8,14,20 mesh.
Gyratory Crusher
Crusher jenis ini mempunyai kapasitas yang lebih
besar jika dibandingkan dengan jaw crusher.
Gerakan dari gyratory crusher ini berputar dan
bergoyang sehingga proses penghancuran
berjalan terus menerus tanpa selang waktu.
Berbeda dengan jaw crusher yang proses
penghancurannya tidak continue, yaitu pada Gambar Gyratory Crusher
waktu swing jaw bergerak ke belakang sehingga
ada material-material yang tidak mengalami 2. Secondary Crushing
penggerusan. Merupakan tahap penghancuran kelanjutan dari
primary crushing, dimana umpan berukuran lebih
kecil dari 6 inch produk berukuran 0.5 inch. Beberapa Gape : 14.3 cm
alat untuk secondary crushing antara lain Jaw Crusher, CSS: 1.7 cm
Gyratory Crusher, Cone Crusher,Hammer Mill, dan OSS : 3 cm
Roll Crusher.
C. Pengolahan Data
1. Langkah Kerja
a. Jaw Crusher
Gambar Roll Crusher Batuan bongkah besar
↓
Menimbang berat batu bongkahan
↓
B. Data Percobaan Jalankan Jaw Crusher dalam keadaan kosong
1. Jaw Crusher ↓
Berat Bijih Awal : 2.62 kg Amati cara kerjanya
Width : 15.7 cm ↓
Masukkan umpan b. Roll Crusher dengan jarak antar roll = 1,5 cm
↓
Amati hasil peremukan Berat
Ukuran (mm)
↓ Tertampung Berat Lolos
Ayak dengan seri 2#, 3#, 8# dan 14#, 20# Kumuatif % Kumulatif %
↓ +12.5 33.33333333 66.66666667
Timbang per fraksi ayakan -12.5 +6.7 74.44444444 25.55555556
↓ -6.7 +2.36 87.77777778 12.22222222
Buat grafik distribusi
-2.36 +1.18 92.22222222 7.777777778
b. Roll Crusher
Hasil peremukan Jaw Crusher -1.18 +0.85 95.55555556 4.444444444
↓ -0.85 100 0
Jalankan Jaw Crusher dalam keadaan kosong
↓ c. Roll Crusher dengan jarak antar roll = 1,75 cm
Amati cara kerjanya
↓ Berat
Ukuran (mm)
Atur jarak roll sebesar 1,25 cm Tertampung Berat Lolos
↓ Kumuatif % Kumulatif %
Masukkan umpan +12.5 77.77777778 22.22222222
↓ -12.5 +6.7 88.88888889 11.11111111
Amati hasil peremukan
-6.7 +2.36 92.22222222 7.777777778
↓
Ayak dengan seri 2#, 3#, 8#, 14# dan 20# -2.36 +1.18 94.44444444 5.555555556
↓ -1.18 +0.85 95.55555556 4.444444444
Ulangi percobaan dengan jarak roll yang berbeda -0.85 100 0
yaitu 1.75 cm
↓
d. Kurva distibrusi Jaw Crusher
Ayak dengan seri 3#, 8#, 14#, 20# dan 2#
↓ 40
Timbang per fraksi ayakan y = 2.2378x +
30
↓ 3.2086
Berat Lolos Kumulatif %
10
2.
Rumus-rumus Dasar Linear (Jaw
a. Persen berat: 0 Crusher)
berat mineral per fraksi 0 5 10 15
Persen berat = × 100%
berat mineral keseluruhan Ukuran Ayak (mm)
b. Reduction Ratio:
ukuran feed
RR =
ukuran produk
e. Kurva distibrusi Roll Crusher dengan jarak antar
3. Perhitungan dan hasil perhitungan roll = 1,25 cm
a. Jaw Crusher
80
Berat Lolos Kumulatif %
Penimbangan Berat hasil ayakan Pengayakan Pengaturan jari jari antar roll