(Pengolahan Mineral)
OLEH :
RIRINA DARA
1204108010061
Gyratory Crusher
Gyratory crusher digunakan bila diperlukan alat yang mampu menghasilkan produk
Berkapasitas besar. Operasi atau mekanisme peremukan oleh Gyratory crusher adalah full
time crushing. Artinya alat ini meremuk bijih selama siklus putarannya. Jadi alat ini jauh
lebih efisien dibanding dengan jaw crusher. Namun demikian, gyratory crusher memerlukan
biaya modal dan biaya pemeliharaan yang besar.
Gyratory crusher memiliki sumbu tegak, main shaft, tempat terpasangnya peremuk yang
disebut mantle atau head, digantung pada spider. Sumbu tegak diputar secara eccentric dari
bagian bawah, eccentric sleeve, mengakibatkan suatu gerakan berputar mantle selalu
mendekat ke arah shell. Mantle berada dalam shell yang berbentuk kerucut membesar ke
atas, sehingga membentuk rongga remuk, crushing chamber antara concave atau shell
dengan mantle.
Gambar 2. Gyratory Crusher
Mantle bersama sumbu tegak bergerak secara gyratory dan memberi gaya kompresi ke
arah shell. Gaya kompresi ini akan meremuk bijih dalam rongga remuk. Peremukan bijih
hanya terjadi ketika bijih dikenai gaya kompresi. Oleh karena itu peremukan ini disebut
arrested crushing. Setelah remuk bijih turun secara gravity. Gyratory crusher melakukan
peremukan selama ciklus putarannya. Jadi setiap saat, mantle begerak ke arah shell, setiap
saat mantle memberikan gaya kompresi terhadap bijih yang berada dalam rongga remuk.
Mekanisme peremukan ini disebut sebagai full time crushing.
Ukuran produk hasil peremukan dengan menggunakan cone crusher akan ditentukam oleh
besar nilai open side setting yang dipakai. Setting pada cone crusher diatur dengan menurun
naikkan bowl, sedangkan pada gyratory crusher dengan menurun naikkan sumbu tegak.
Hammer Mill
Hammer mill dipakai dalam secondary crusher untuk memperkecil produk dari primary
crushing dengan ukuran umpan yang diperbolehkan adalah kurang dari satu inchi. Alat
ini merupakan alat yang berbeda cara penghancurannya dibandingkan dengan alat
secondary crushing lainnya.
Pada hammer mill, proses penghancurannya menggunakan shearing stress, sedangkan
pada secondary crushing lainnya menggunakan compressive stress.
GRINDING
GRINDING (Penggerusan)
Operasi penggerusan merupakan tahap akhir dari operasi pengecilan ukuran bijih,
atau kominusi. Pada tahap ini bijih dikecilkan ukurannya sampai pada ukuran pemisahan.
Mekanisme pengecilannya melibatkan gaya-gaya seperti:
Compression, gaya tekan. Peremukan dilakukan dengan memberi gaya tekan pada bijih.
Peremukannya dilakukan diantara dua permukaan plat. Gaya diberikan oleh satu atau
kedua permukaan plat. Pada kompresi, energi yang diguakan hanya pada sebagian lokasi,
bekerja pada sebagian tempat. Terjadi ketika energi yang digunakan hanya cukup untuk
membebani daerah yang kecil dan menimbulkan titik awal peremukan.
Impact, gaya banting. Peremukan terjadi akibat adanya gaya impact yang bekerja pada
bijih. Bijih yang dibanting pada benda keras atau benda keras yang memukul bijih. Gaya
impact adalah gaya compression yang bekerja dengan kecepatan sangat tinggi. Dengan
gaya impact, energi yang digunakan berlebihan, bekerja pada seluruh bagian. Terjadi
ketika energi yang digunakan berlebih dari yang dibutuhkan untuk peremukan. Banyak
daerah yang menerima beban berlebih.
Attrition atau abrasion. Peremukan atau pengecilan ukuran akibat adanya gaya abrasi
atau kikisan. Peremukan dengan abrasi, gaya hanya bekerja pada daerah yang sempit
(dipermukaan) atau terlokalisasi. Terjadi ketika energi yang digunakan cukup kecil, tidak
cukup untuk memecah/meremuk bijih.
Shear, potong. Pengecilan ukuran dengan cara pemotongan, seperti dengan gergaji. Cara
ini jarang dilakukan untuk bijih.
Bijih mempunyai ukuran optimum yang ekonomis agar dapat dipisah secara mekanik
dengan memanfaatkan sifat-sifat fisiknya. Ukuran optimumnya tergantung pada ukuran
liberasi dari mineral berharga atau gangue dan ukuran pemisahan yang diperlukan pada
proses berikutnya.
Bijih yang kurang tergerus, akan menghasilkan bijih berukuran kasar dan mineral
berharga tidak terbebaskan dari ikatannya dengan gangue. Hasil konsentrasi tidak optimum,
yang direpresentasikan oleh recovery yang rendah atau kadar yang rendah. Kurang
tergerusnya bijih dapat dilihat dari pemakaian energi yang rendah. Sebaliknya bila bijih
tergerus berlebihan, maka penggerusan akan menghasilkan ukuran bijih yang terlalu halus.
Hal ini dapat menghasilkan bijih dengan liberasi yang tinggi. Hasil pemisahan dapat
meningkatkan kadar mineral berharga dalam konsentrat, namun ukuran yang terlalu halus
dapat menurunkan recovery. Bijih yang tergerus berlebihan menyebabkan pemakaian
energi yang besar.
Operasi penggerusan, grinding dapat dilakukan secara kering atau basah. Beberapa
kriteria yang digunakan untuk penentuan grinding dilakukan secara kering atau basah
adalah:
Peralatan Penggerus
Penggerusan dilakukan dalam alat yang disebut penggerus atau Tumbling Mill
berbentuk tabung silinder yang berputar pada sumbu harisontalnya. Di dalam tabung
silinder terdapat media gerus, atau grinding media, bijih yang akan digerus dan air, untuk
operasi cara basah.
Berdasarkan pada media gerusnya, grinding media, alat penggerus dapat dibedakan:
1. Ball Mill, menggunakan media gerus berbentuk bola yang terbuat dari baja. Diameter
media gerus bervariasi mulai dari 25 sampai 150 centimeter. Panjang mill, L dan
diameternya , D, relative sama, L = D. Berdasarkan cara pengeluaran produknya, atau
discharge, ball mill dibedakan menjadi overflow mill dan grate discharge mill.
Pada overflow mill, produk hasil penggerusan keluar dengan sendirinya pada ujung
satunya, ujung pengeluaran.
Sedangkan pada grate discharge mill, produk keluar melalui saringan yang dipasang
pada ujung pengeluaran. Produk dapat keluar dengan bebas, permukaan dalam mill
rendah, lebih rendah dari overflow. Hal ini dapat menghindari terjadinya
overgrinding.
Air yang digunakan pada ball mill akan membentuk kekentalan tertentu, sehingga pulp
dapat melekat dan meyelimuti bola dan liner. Pulp harus relative encer agar pulp dapat
bergerak dengan leluasa di dalam mill. Ball mill biasanya beroperasi dengan 70 – 80 persen
solid, padatan.
2. Rod Mill, menggunakan media gerus berbentuk batang selindern yang panjangnya hampir
sama dengan panjang mill. Media gerus biasanya terbuat dari baja dan disusun sejajar
dalam mill. Dimensi Panjang, L jauh lebih besar daripada diameter, D, L > D, biasanya
panjang mill 1,5 sampai 2,5 kali diameternya.
Rod mill diklasifikasikan berdasarkan cara mengeluarkan produknya.
Overflow mill, umpan masuk dari salah satu ujung mill, dan keluar dari ujung lainnya
secara overflow. Overflow mill paling banyak digunakan pada penggerusan cara
basah.
Centre peripheral discharge mill, umpan masuk pada kedua ujung mill, dan produk
keluar dari bagian tengan shell. Penggerusan dapat dengan cara basah maupun cara
kering. Mill ini menghasilkan produk yang relative kasar.
End peripheral discharge mill, umpan masuk pada salah satu ujung mill, dan produk
keluar dari ujung yang lainnya melalui shell. Mill ini biasanya digunakan untuk
penggerusan cara kering.
Gambar 16. Skematika Rod Mill, End Peripheral Discharge Mill
Pada cara basah air berfungsi sebagai alat transportasi untuk membawa bijih yang sudah
berukuran halus ke tempat yang sesuai dengan ukurannya. Bijih yang sudah halus akan
terdorong air ke arah pengeluaran. Rod mill umumnya beroperasi dengan 30 – 35 persen
solid, padatan.
3. Pebble Mill, media gerus menggunakan batuan yang sangat keras. Mill ini memiliki
Dimensi panjang mill, L relative sama dengan diameter mill, L = D
4. Autogeneous Mill, media gerus menggunakan bijih itu sendiri. Dimensi panjang mill, L
relative lebih kecil daripada diameter mill-nya, L < D. Pada mill ini bijih akan menggerus
bijih. Penggerusan dilakukan terhadap bijih yang datang dari tambang atau bisa dari
keluaran operasi peremukan tahap pertama. Penggerusan dapat dengan cara basah atau
kering, dan mekanisme penggerusannya sama dengan ball mill.
Autogeneous Mill, dapat dilakukan dengan atau dalam ball mill, cascade mill atau aerofall
mill. Cascade mill berupa mill yang memiliki diameter 3 sampai empat kali panjang mill.
Sedangkan aerofall seperti cascade, namun pada liner dipasang sekat yang dapat membawa
bijih ke tempat yang lebih tinggi.
Autogeneous seluruhnya, bijih dari tambang dapat masuk langsung ke dalam mill.
Seluruh muatan mill adalah bijih dari tambang dan saling gerus.
Autogeneous sebagian, muatan mill berupa bongkah-bongkah besar bijih dicampur
dengan bijih yang telah diremuk dengan alat lain. Pada mill ini bongkah-bongkah
besar bertindak sebagai media gerus.
Semi Autogeneous, bijih dari tambang dicampur dengan media gerus, bola baja pejal.
Jadi isi mill adalah bijih dari tambang langsung masuk mill dan tercampur dengan
media gerus yang sudah ada dalam mill.
5. Tube Mill, media gerus menggunakan bola baja. Dimensi panjang mill, L biasanya jauh
lebih besar dari diameternya, L > D. Mill terbagi dalam beberapa kompartemen. Bisa dua,
tiga atau bahkan bisa empat kompartemen.