Anda di halaman 1dari 9

Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Laporan Modul 1

Jurusan Teknik Pertambangan Crushing / selasa, 27 maret 2018


Fakultas Teknologi Industri Hajrah (09320150048)
Universitas Muslim Indonesia Asisten : Syamsinar (09320140174)

Abstrak – Percobaan Modul 1: crushing – Praktikum crushing ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana mekanisme peremukan dan cara kerja alat remuk, serta menghitung reduction ratio alat
peremuk pertama dan kedua (jaw crusher dan roll crusher). Secara umum percobaan peremukan
(crushing) ini terbagi menjadi 2, yaitu peremukan 1 dan peremukan lanjutan. Peremukan satu dilakukan
dengan meremukkan menggunakan jaw crusher. Produk yang dihasilkan jaw crusher ini selanjutnya akan
diklasifikasikan fraksi ukurannya dengan mengayak produk tersebut dengan ayakan yang telah disediakan
sebelumnya. Setalah dicatat klasifikasi ukuran partikel hasil peremukan, produk peremukan
menggunakan jaw crusher tersebut selanjutnya akan diremukkan kembali menggunakan Double Roll
Crusher gape 1,25 dan Dauble Roll Crusher gape 1,75.

A. Tinjauan pustaka tertentu logam hasil peleburan akan lebih


Pengolahan Bahan Galian (ore dressing) banyak jika dibanding dengan peleburan
adalah suatu proses pengolahan bijih (ore) secara bijih kadar rendah.
mekanik sehingga mineral berharga dapat 3. Mengurangi bahan imbuh (flux) selama
dipisahkan dari mineral pengotornya dengan peleburan. Semakin tinggi kadar bijih
didasarkan pada sifat fisika atau sifat kimia-fisika berarti kadar mineral pengotor semakin
permukaan mineral. kecil, sehingga flux yang dibutuhkan juga
Bijih yang dilakukan pengolahan bahan semakin sedikit.
galian akan dapat ditingkatkan kadarnya, Bijih dari tambang umumnya masih
sehingga dari hasil pengolahan tersebut berukuran relatif besar, sehingga mineral
diharapkan diperoleh keuntungan antara lain berharga belum terliberasi, maka perlu direduksi
adalah : ukurannya dengan menggunakan alat peremuk
1. Mengurangi ongkos transport dari tempat (crusher) dan alat penggiling/penggerus
pengolahan sampai tempat peleburan. Hal (grinding mill). Supaya hasil peremukan dan
ini karena mineral pengotor (gangue penggilingan mempunyai ukuran yang sama,
mineral) sudah dapat dipisahkan sehingga maka perlu dilakukan pengelompokan ukuran
tidak ikut terangkut. (sizing) yaitu dengan cara pengayakan
2. Mengurangi biaya peleburan. Dengan (screening) maupun classifying.
naiknya kadar bijih maka logam berharga 1.Primary crushing
semakin banyak untuk setiap berat yang Merupakan tahap pertama proses

sama, sehingga dalam satuan waktu peremukan dimana crusher dioperasikan secara
terbuka. Untuk bijih yang keras dan kompak lebih brittle digunakan hammer mill atau impact
dapat digunakan jaw crusher atau gyratory crusher.
crusher, sedangkan untuk bahan galian yang

2. Secondary crushing

Feed untuk secondary crushing berasal dari


produk primary crushing. Alat yang dapat
digunakan untuk secondary crushing adalah cone
crusher atau roll crusher. Produk yang dihasilkan c. Impact (shatter)

dari secondary crushing harus memiliki ukuran Terjadi ketika energi sangat mencukupi

yang sesuai dengan alat grinding yang untuk terjadinya peremukan partikel,

digunakan. meghasilkan banyak partikel dengan distribusi


ukuran yang lebar.

Menurut poros atau sumbu dari movable


3. Fine Crushing (grinding mill) jaw, jaw crusher dapat dibedakan menjadi tiga
Fine crushing merupakan proses kelanjutan jenis, yaitu
dari primary crushing atau secondary crushing. 1. Blake crusher yang memiliki sumbu di
Proses penghancuran dalam milling atas,
memanfaatkan adanya shearing stress. 2. Dodge crusher yang memiliki sumbu di
(penjelasan mengenai grinding akan dibahas bagian bawah,
lebih lanjut pada laporan kominusi bagian 2) 3. Universal crusher yang sumbunya terletak
Mekanisme peremukan dapat dibedakan di bagian tengah.
menjadi 3 jenis, yaitu Perbedaan mendasar yang ditimbulkan
a. Abrasion (attrition) dengan adanya beda lokasi sumbu gerak movable
Terjadi bilamana energi yang kurang mencukupi jaw ini adalah luas bukaan masuk dan luas
diterapkan pada partikel, menyebabkan bukaan discharge.
terjadinya localized stressing dan remuknya Pada tahapan secondary crusher biasanya
sebagian kecil area sehingga menghasilkan digunakan roll crusher. Roll crusher, meski saat
distribusi ukuran partikel yang halus. ini telah banyak tergantikan oleh cone crusher
b.Compression (cleavage) namun di beberapa lokasi masih juga digunakan.
Roll crusher sangat bermanfaat digunakan untuk
Terjadi apabila energi cukup untuk
menangani material lengket, sangat dingin dan
membuat partikel remuk, menghasilkan ukuran
tidak abrasif, seperti halnya batu gamping,
partikel tidak jauh berbeda dengan ukuran
batubara, gipsum, fosfat dan bijih besi.
umpan.
Cara kerja dari roll crusher ini cukup sederhana, C. Pengolahan Data Percobaan
terdiri dari dua silinder yang disusun 1. Langkah kerja
berdampingan dan berputar saling berlawanan a. Jaw crusher
arah menuju discharge. Ketika umpan
Menyiapkan contoh Batuan
dimasukkan, umpan akan diremukkan oleh kedua ↓
silinder dikarenakan gerakan silinder yang Menjalankan Jaw Crusher

memberikan gaya gesek. Ukuran umpan yang Mengamati cara kerjanya

dapat diproses oleh roll crusher ini tergantung
Memasukan Umpan
pada diameter silinder. Semakin besar diameter ↓
Mengamati hasil crusher
silinder maka akan semakin besar juga ukuran

umpan yang dapat diterima. Mengayak dengan ayakan 25#,13 #,9,5 #,5#

B. Data Percobaan Menimbang per fraksi ayakan

a. Data massa per fraksi produk yang Membuat grafik distribusi ukuran
dihasilkan dari peremukan pertama menggunakan
b. Roll Crusher Gape 1,25
Jaw crusher dengan jumlah feed 2000 gram.
Produk peremukan Jaw Crusher

Ukuran (mm) Berat tertahan (gr) Menjalankan Jaw Crusher
25 154.03 ↓
Mengamati cara kerjanya
13 1099.60 ↓
9.4 164.65 Mengatur jarak roll sebesar 1,25 cm
5 185.08 ↓
Memasukkan umpan
-5 311.47 ↓
Total 1914.83 Mengamati hasil peremukan

b. Data massa per fraksi produk yang Mengayak dengan seri 25#, 13#, 9,5#, 5#

dihasilkan dari peremukan kedua menggunakan Mengulangi percobaan dengan jarak roll yang
berbeda yaitu 1,75 cm
Roll crusher gape 1.25 dengan feed 2000 gram ↓
Mengayak dengan seri 25#, 13#, 9,5#, 5#,

Ukuran (mm) Berat tertahan (gr) Menimbang per fraksi ayakan

25 20.34 Membuat grafik distribusi
13 151.19
9.4 227.29
5 276.16 2. Rumus-rumus Dasar
-5 286.15 a. % Berat Hilang=
Total 916.13

c. Data massa per fraksi produk yang


dihasilkan dari peremukan kedua menggunakan Berat Awal−Berat Akhir
×100 %
Berat Awal
Roll crusher gape 1.75 dengan feed 2000 gram.

b. % Fraksi =
Ukuran (mm) Berat tertahan (gr)
25 45.18
13 556.91
9.4 82.91 Berat Tertahan
5 97.37 x 100 %
Berat total berat tertahan
-5 163.66
Total 946.03
P 80 Jaw Crusher
c. RR80 =
P 80 Roll Crusher
3. Hasil Percobaan
a. Tabel distribusi ukuran jaw crusher
b. % Berat Hilang untuk Jaw Crusher

% Berat % Berat
Ukura Berat
Tertahan Lolos
n Tertahan % Fraksi e. Grafik Distribusi ukuran Jaw Crusher
Komulati Komulati
(mm) (gr)
f f
25 154.03 8.04405 8.04405 91.95595
57.4254
jaw crusher
13 1099.60 65.46951 34.53049 12
6
9.5 164.65 8.59867 74.06818 25.93182 10
5 185.65 9.66561 83.73379 16.26621 8
16.2661 6
-5 311.47 100 0
9
4
Total 1914.83 100    
2

%Berat hilang = 0
-10 -5 f(x)
0 =50 10 15 20 25 30
Berat Awal−Berat Akhir R² = 0
×100 %
Berat Awal f. Grafik Distribusi ukuran Roll Crusher
2000−1914.83 1,25
= × 100 %
2000

= 4.25 % roll crusher gape 1.25


%Berat Lolos Komulatif

100
c. Tabel distribusi ukuran Roll Crusher gape 80
f(x) = 3.17 x + 25.46
R² = 0.84
% Berat % Berat 60
Ukura Berat
Tertahan Lolos 40
n Tertahan % Fraksi
Komulati Komulati
(mm) (gr) 20
f f
0
25 20.34 2.11625 2.11625 97.88375
0 5 10 15 20 25 30
15.7304
13 151.19 17.84669 82.15331
4 Ukuran (mm)
23.6482
9.5 227.29 41.49489 58.50511
0
28.7328
5 276.16 70.22773 29.77227
4
29.7722 g. Grafik Distribusi ukuran Roll Crusher
-5 286.15 100 0
4
gape 1,75
Total 961.13 100    

% Berat % Berat
Ukura Berat
Tertahan Lolos roll crusher gape 1.75
n Tertahan % Fraksi
Komulati Komulati
%Berat Lolos Komulatif

(mm) (gr) 100


f f
25 45.18 4.77574 4.77574 95.22426 80 f(x) = 4.02 x − 8.67
R² = 0.97
13 556.91 58.86811 63.64385 36.35615 60
9.5 82.91 8.76399 72.40784 27.59216 40
5 97.37 10.29248 82.70032 17.29968
20
-5 163.66 17.29966 100 0
Total 946.03 100     0
0 5 10 15 20 25 30
1,25 Ukuran (mm)

d. Tabel distribusi ukuran Roll Crusher gape


1,75 h. P80 untuk Jaw Crusher
P80 Jaw Crusher tekanan local pada permukaan feed yang
y = 3.9069x + 9.0097 bersentuhan langsung dengan dinding rongga
80 = 3.9069x + 9.0097 remuk. Produktan jaw crusher tersebut kemudian
80−9.0097 dijadikan umpan untuk secondary crushing
x= =22.2707
3.9069
menggunakan roll crusher. Pada proses
i. P80 untuk Roll Crusher Gape 1.25
peremukan kedua dihasilkan produk yang
P80 Roll Crusher
memiliki ukuran yang relatif merata antara
y = 3.1706x + 25.465
material berukuran besar dengan material
80 = 3.1706x + 25.465 berukuran kecil. Pada proses peremukan kedua

80−25.465 menggunakan roll crusher, mekanisme


x=
3.1706 peremukan yang dominan adalah impact/shatter
= 17.2002 yang diakibatkan roll baja menghasilkan energi
yang cukup untuk meremukkan feed (produk jaw
j. P80 untuk Roll Crusher Gape 1.75
crusher).
P80 Roll Crusher
Grafik hubungan antara persentase material
y = 4.0223x + 8.6747
yang lolos ayakan dengan ukuran ayakan
80 = 4.0223x + 8.6747
kemudian dapat dibandingkan antara jaw crusher
80−8.6747
x= dan roll crusher. Dari perbandingan tersebut,
4.0223
= 22.0457 dapat ditentukan reduction ratio roll crusher.
k. RR80 untuk Roll Crusher 1,25 Reduction ratio didefinisikan sebagai
perbandingan ukuran ayakan yang meloloskan
P 80 Jaw Crusher
RR801 =
P 80 Roll Crusher umpan (melalui jaw crusher) dan ukuran ayakan

22.2707 yang meloloskan produk (melalui roll crusher).


=
17.2002 Untuk percobaan kali ini, diperoleh nilai

= 1.29479 reduction ratio 80% sebesar 1.29479 untuk roll


crusher gape 1.25 dan 1.010206 untuk roll
l. RR80 untuk Roll Crusher 1,75
crusher gape 1.75. Nilai RR80 ini termasuk kecil
P 80 Jaw Crusher
RR802 = yang artinya performa roll crusher yang kurang
P 80 Roll Crusher
optimal. Nilai RR80 bervariasi antara 2,2 – 8,3.
22.2707
= Hal yang menyebabkan rendahnya nilai RR80
22.0457
tersebut diantaranya adalah adanya material yang
= 1.010206
menjadi losses. Dapat dilihat untuk jaw crusher
D. Analisa Hasil Percobaan feed yang digunakan seberat 2000 gram
Berdasarkan percobaan praktikum sedangkan produk yang dihasilkan seberat
(crushing), dapat diketahui bahwa produk yang 1914.83 gram. Adapun secondary crushing
dihasilkan jaw crusher, masih didominasi menggunakan roll crusher gape 1.25, feed yang
material berukuran besar. Hal tersebut terjadi digunakan seberat 1000 gram dan dihasilkan
karena pada jaw crusher, mekanisme peremukan produk 961.13 gram, sedangkn roll crusher gape
yang dominan adalah mekanisme 1.75 feed yang digunakan seberat 1000 gram dan
abrasion/attrition yang menyebabkan timbulnya dihasilkan produk 946.03 gram.
terbuka, dan close side setting, ketika
tertutup.
E. Kesimpulan
c. Angle of nip atau sudut jepit, pada jaw
1. Mekanisme peremukan terbagi menjadi 3
crusher adalah sudut yang terbentuk antara
yaitu abrasion, compression dan impact.
kedua plat yang ada di crusher. Sementara
2. Cara kerja jaw crusher terdapat dua plat yang
pada roll crusher, sudut jepitnya adalah
menghancurkan umpan dengan cara
sudut antara dua titik pada roll yang
membuka dan menutup seperti rahang.
bersinggungan dengan partikel.
3. Cara kerja roll crusher yaitu terdapat dua roll
2. Pengertian reduction ratio, limiting reduction
baja yang menghancurkan umpan dengan
ratio, dan reduction ratio 80%, serta faktor-faktor
cara menggerakkan roll tersebut dengan arah
yang mempengaruhi besarnya reduction ratio dari
berlawanan.
hasil peremukan adalah sebagai berikut:
4. Nilai reduction ratio 80 pada percobaan ini
a. Reduction Ratio adalah rasio antara ukuran
adalah 1.294 untuk roll crusher gape 1.25 dan
feed dengan ukuran produk hasil dari
1.010 untuk roll crusher gape 1.75
crushing. Limiting reduction ratio adalah
F. Daftar Pustaka
rasio antara ukuran bukaan dimana semua
Harahap Ali Ihsyn. Iskandar Hartini, Arief
Taufik,2016. Kajian Kominusi Limestone feed bisa masuk, dan ukuran bukaan
pada area Penambangan PT. Semen
keluaran dimana semua produk bisa keluar.
Padang (Persero) Tbk. Bukit Karang Putih
Indarung Sumatera Barat.Teknik Reduction ratio 80% adalah rasio antara
Pertambangan Fakultas Teknik Universitas
Islam Bandung. Bandung. ukuran bukaan dimana 80% feed bisa
Syam M Alvin. Zaenal.,2016. Kajian Kerja masuk, dan ukuran bukaan keluaran
Alat Crushing Plant untuk Memenuhi
Target Produksi di PT. Nan Riang dimana 80% produk bisa keluar.
Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten b. Yang mempengaruhi besarnya reduction
Batanghari, Provinsi Jambi.Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik ratio adalah ukuran feed, ukuran hasil,
Universitas Islam Bandung. Bandung. serta kemampuan alat itu sendiri.
https://es.scribd.com/document/343852552/2016-
3. Menurut desainnya, jaw crusher dapat
03-04pbglaporannmodul1-Kominusi-
dibedakan menjadi
Crushing-160419163949
a. single toggle: memiliki satu tuas untuk
G. Lampiran
menggerakkan jaw.
1. Pertanyaan dan tugas jawaban
b. double toggle: memiliki dua tuas untuk
1. Pengertian istilah gape, setting, dan angle of
menggerakkan jaw
nip.
c. dodge: tidak menggunakan
a. Gape adalah besar bukaan maksimal
tuas,menggunakan pivot di bawah.
sebuah crusher (jarak maksimal antara
4. Choke Crushing adalah penggerusan yang
kedua sisi crusher).
terjadi karena interaksi antar partikel yang ada di
b. Setting adalah gape dikurangi selisih antara
dalam crusher, sementara arrested crushing
gape dan bukaan lubang untuk output yang
adalah penggerusan yang terjadi karena ukuran
dibagi 2. Ada dua jenis setting, yaitu open
partikel yang melebihi lebar jaw di satu titik
side setting, ketika keadaan crusher
tertentu, sehingga ia harus dihancurkan supaya
bisa melalui titik tersebut. Roll crusher
menggunakan choke crushing, dan jaw crusher
menggunakan arrested crushing.
5. Mekanisme remuknya material adalah
melalui dua cara, yaitu dengan Choke crushing,
dimana material remuk karena interaksinya
dengan material lain, atau dengan arrested
crushing, dimana material diremukkan oleh jaw
karena ukurannya melebihi lebar jaw sehingga
tidak bisa melewati jaw. b. Penimbangan material setelah dihancurkan
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
partikel dapat melewati permukaan ayakan
diantaranya
a. Ukuran partikel. Makin kecil ukuran
partikel, maka akan m
akin cepat pula ia melewati permukaan ayakan.
b. Kecepatan gerak ayakan. Makin cepat
ayakan bergerak, maka akan makin cepat
partikel melewati permukaannya, karena
partikel bisa lebih cepat menemukan
lubang yang kosong.
c. Persebaran partikel di permukaan ayakan. c. Memasukkan material ke jaw crusher
Makin tersebar partikel, maka makin cepat
ia melewati permukaan ayakan.
d. Ukuran lubang di ayakan. Makin besar
ukuran lubangnya, maka makin cepat
partikel lewat, karena semakin banyak
partikel yang bisa melewati ayakan.
7. Berikut cara menyatakan ukuran dari jaw
crusher, gyratory crusher, roll crusher, dan
pengayak getar (vibrating screen)
a. Jaw crusher: gape × width
b. Gyratory crusher: opening width × mantle d. Kemudian diayak
max diameter
c. Roll Crusher: diameter × width
d. Vibrating screen: aperture

2. Foto cara pengolahan


a. Proses Penghancuran Material menjadi
ukuran yang lebih kecil.
47.1652 45.7293 54.2706
25 2163 8565 9 1
24.3131 71.4784 28.5215
13 1115 2691 1256 8744
15.3074 86.7858 13.2141
9.5 702 5748 7004 2996
1.26471 88.0505 11.9494
5 58 8709 8875 1125
11.9494
-5 548 1125 100 0
Tota
l 4586 100    

e. Kemudian ditimbang menggunakan b. % Berat Hilang untuk jaw crusher =


neraca
Berat Awal−Berat Akhir
×100 %
Berat Awal

5000−4586
= ×100 %
5000

=8,28 %

c. Tabel distribusi ukura Roll Crusher


gape 1,25

Ukur Berat %berat %berat


an Tertah tertahan lolos
(mm) an (gr) %fraksi komulatif komulatif
f. Kemudian memasukkan ke Roll crusher 28.18057
25 618 456 45.72939 54.27061
7.022343 35.20291 64.79708
13 154 821 838 162
46.37482 81.57774 18.42225
9.5 1017 9 738 262
10.67031 92.24806 7.751937
5 234 464 202 984
7.751937
-5 170 984 100 0

d. Tabel distribusi ukura Jaw Crusher


Gape 1,75

Ukur Berat %berat %berat


an Tertah tertahan lolos
(mm) an (gr) %fraksi komulatif komulatif
30.78947
25 702 368 45.72939 54.27061
8.771929 39.56140 60.43859
13 200 825 351 649
16.57894 56.14035 43.85964
9.5 378 737 088 912
41.75438 97.89473 2.105263
5 952 596 684 158
2.105263
-5 48 158 100 0
3. Problem set Total 2280 100    
a. Tabel distribusi ukura Jaw Crusher e. Grafik Distribusi ukuran Jaw Crusher

Uku Berat %berat %berat


ran Terta tertahan lolos
(mm han komulati komulati
) (gr) %fraksi f f
80−6,113
Jaw Crusher x=
2,3008

%Berat Lolos Komulatif


100
80 = 32,11361266
60
40 f(x) = 3.16 x + 5.3
j. P80 Roll Crusher Gape 1.75
20 R² = 0.82
0 y = 2,0928 x + 12,7
0 2 4 6 8 10 12 14
80 = 2,0928 x + 12,7
Ukuran (mm)
80−12,7
x=
2,0928
f. Grafik Distribusi ukuran Roll Crusher gape
= 32,15787462
1,25
P 80 Jaw Crusher
k. RR801 =
P 80 Roll Crusher
Rool Crusher 1,25
%Berat Lolos Komulatif

100 23,6929908
=
80 32,11361266
60
40 = 0,7377865284
20
0 P 80 Jaw Crusher
0 5 10 15 20 25 30 l. RR802 =
P 80 Roll Crusher
Ukuran (mm)
23,6929908
=
32,15787462

= 0,7367710422
g. Grafik Distribusi ukuran Roll crusher
1,75

Roll Crusher 1,75


%Berat Lolos Komulatif

100
80
60
40
20
0
-10 -5 f(x)0= 0 5 10 15 20 25 30
R² = 0
Ukuran (mm)

h. P80 Jaw Crusher

y = 3,153 x + 5,296

80 = 3,153 x + 5,296

80−5,296
x=
3,153

= 23,6929908

i. P80 Roll Crusher Gape 1.25

y = 2.3008 x + 6,113

80 = 2.3008 x + 6,113

Anda mungkin juga menyukai