Anda di halaman 1dari 6

JURNAL PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN MATA ACARA

KRITERIA PENGEBORAN DAN PENGGALIAN

Baso Amran Ma’ruf1 Asman Putra2, Putra Pratama3


1. Praktikan Laboratorium Peledakan Universitas Muslim Indonesia
2. Asisten Laboratorium Peledakan Universitas Muslim Indonesia
3. Koordinator Labolatorium Peledakan Universitas Muslim indonesia
*Email: basoamranm@gmail.com

Sari
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kriteria penggalian dari suatu massa
batuan yang layak untuk diledakan. Metode yang dilakukan yaitu dengan melakukan perhitungan
RMR (Rock Mass Rating) dari inti bor (core) atau tabung yang telah digambar berdasarkan ukuran
panjang tertentu. Dalam perhitungan RMR ( Rock Mass Rating) ada beberapa parameter yang
ditentukan dimana rating dari parameter tersebut dijumlahkan untuk memperoleh nilai total dari
RMR. Parameter-parameter tersebut diantaranya yaitu kuat tekan batuan utuh, rock mass rating
(RQD), jarak antar diskontinuitas, kondisi diskontinuitas dan orientasi diskontinuitas. Namun,
dalam praktikum kali ini orientasi diskontinuitas ( orientation of discontinuities) tidak
diperhitungkan. Dari hasil praktikum yang dilakukan diperoleh : (A1) kuat tekan batuan utuh 98
MPa atau rating 7 yang artinya kekuatan material kuat. (A2) RQD senilai 80.27% atau rating 8
yang artinya kualitas batuan sangat baik. (A3) jarak antar diskontinuitas 0,11 atau rating 15, (A4)
kondisi diskontinuitas senilai rating 13, jarak antar permukaan diskontinuitas atau celah 0,09 atau
rating 6, kekasaran diskontinuitas rating 1 (halus), material pengisi rating 2 (lunak) dan tingkat
kelapukan rating 3 (lapuk). (A5) kondisi air tanah diperoleh rating 10 atau dalam kondisi basah.
Jadi dari hasil penjumlahan rating kelima parameter tersebut diperoleh RMR ( rock mass rating)
yaitu rating 52 atau kelas massa batuan sedang. Jika kelas massa batuan sedang maka tidak perlu
dilakukan peledakan melainkan dengan penggaruan (Rip) berdasarkan klasifikasi metode
penggalian menurut Abdullatif.

Kata Kunci : Peledakan, RMR, RQD

Abstract

This practicum is carried out with the aim to determine the excavation criteria of a rock mass that is
suitable to be blasted. The method used is to calculate the RMR (Rock Mass Rating) of the drill core
(core) or a tube that has been drawn based on a certain length. In calculating the RMR (Rock Mass
Rating) there are several parameters that are determined where the rating of these parameters is
added to get the total value of the RMR. These parameters include compressive strength of intact
rock, rock mass rating (RQD), distance between discontinuities, discontinuity conditions and
orientation of discontinuities. However, in this practicum the orientation of discontinuity is not
taken into account. From the results of the practicum conducted obtained: (A1) compressive strength
of 98 MPa of intact rock or rating 7 which means strong material strength. (A2) RQD worth 80.27%
or rating 8 which means the rock quality is very good. (A3) distance between discontinuities 0.11 or
rating 15, (A4) condition of discontinuity worth rating 13, distance between surface discontinuities or
fissures 0.09 or rating 6, roughness discontinuity rating 1 (smooth), material filling rating 2 (soft)
and the level of decay rating 3 (weathered). (A5) the condition of groundwater is obtained by rating
10 or in wet conditions. So from the sum of the five rating parameters obtained the RMR (rock mass
rating), which is a rating of 52 or medium rock mass class. If the rock mass class is moderate, it is
not necessary to do blasting but by ripping (Rip) based on the classification of the excavation method
according to Abdullatif.

Keywords: Blasting, RMR, RQD


I. Pendahuluan parameter dijumlahkan untuk memperoleh
nilai total dari RMR :
Kemampuan untuk menaksir 1. Kuat tekan batuan utuh (Strength of
kemampugalian atau potongan suatu massa intact rock material). Pada perhitungan
batuan sangatlah penting dalam penentuan nilai RMR, parameter kekuatan batuan
penggunaan alat. Jika batuan tersebut lunak utuh diberi bobot berdasarkan nilai UCS
maka tidak perlu diadakan kegiatan atau nilai PLI-nya seperti tertera dibawah
peledakan. Begitu pula sebaliknya, jika ini.
batuan tersebut keras maka harus diadakan
kegiatan peledakan. Untuk mengetahui Tabel 1 Pembobotan Kekuatan Material
apakah batuan tersebut lunak atau keras Batuan Utuh (Bieniawski,1989)
dapat dilakukan dengan menentukan kriteria Deskripsi UCS
PLI (MPa)
penggalian berupa fisik dari batuan tersebut kualitatif (MPa) Rating
dan lain-lain. Sangat
15
Ada beberapa kriteria analisis penggalian kuat >250 >10
diantarnya yaitu menurut RMR (rock mass sekali
rating). Dari hasil perhitungan RMR kita Sangat 100- 12
4-10
kuat 250
dapat menentukan apakah material tersebut
50- 7
layak diledakan (blasting) atau bisa langsung Kuat 2-4
100
dengan menggunakan alat gali mekanis. 4
Ada beberapa parameter dalam Sedang 25-50 1-2
perhitungan RMR yaitu : kuat tekan batuan 2
Lemah 5-25
utuh (strength of intact rock material), RQD
(rock quality designation), jarak antar Sangat
1-5
Penggunaan 1
diskontinuitas (spacing of discontinuities), lemah UCS lebig
kondisi diskontinuitas (condition of Sangat dianjurkan
0
discontinuities), kondisi air tanah lemah <1
sekali
(groundwater condition) dan orientasi
diskontinuitas (orientation of discontinuities).
2. RQD (rock quality designation). RQD
II. Tinjauan Pustaka didefinisikan sebagai presentasi dari
perolehan inti bor (core) yang secara tidak
Bieniawski (1976) dalam Manik (2007) langsung didasarkan pada jumlah bidang
mempublikasikan suatu metode klasifikasi lemah dan jumlah bagian yang lunak dari
massa batuan yang dikenal dengan massa batuan yang diamati dari inti bor
Geomechanics Classification atau Rock Mass (core). Hanya bagian yang utuh dengan
Rating (RMR). Metode rating digunakan pada panjang lebih besar dari 100 mm (4 inchi)
klasifikasi ini. Besaran rating tersebut yang dijumlahkan kemudian dibagi
didasarkan pada pengalaman Bieniawski panjang total pengeboran (core run).
dalam mengerjakan proyek – proyek
terowongan dangkal.
Metode ini telah dikenal luas dan banyak
diaplikasikan pada keadaan dan lokasi yang Jumlah dari panjang 𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 >10 𝑐𝑚
RQD= 𝑥 100%
berbeda–beda seperti tambang pada batuan Panjang total pengeboran

kuat, terowongan, tambang batubara,


kestabilan lereng, dan kestabilan pondasi.
Klasifikasi ini juga sudah dimodifikasi
beberapa kali sesuai dengan adanya data Pada perhitungan nilai RMR, parameter
baru agar dapat digunakan untuk berbagai Rock Quality Designation (RQD) diberi
kepentingan dan sesuai dengan standar bobot berdasarkan nilai RQD-nya seperti
internasional. tertera pada tabel 2.
Sistem klasifikasi massa batuan Rock
Mass Rating (RMR) menggunakan enam
parameter berikut ini dimana rating setiap
Tabel 2. Parameter Rock Quality sebagai bobot total kondisi diskontinuitas.
Designation (RQD) diberi bobot Pemerian bobot berdsarkan pada tabel 4
berdasarkan nilai RQD-nya
Tabel 4. bobot total kondisi diskontinuitas
Kualitas
RQD Rating Param
Batuan eter
Rating

<25 Sangat Jelek 20 Kemen <1 1-3 3-10


10-
>20
20
25-50 Jelek 15 erusan
6 4 2 1 0
Jarak 0,11
50-75 Sedang 10 antar -
<0,1
>0m
1-
>5mm
mm 5mm
75-90 Baik 8 permu m
kaan 6 5 4 1 0
90-100 Sangat Baik 5 Sang Sedi
at Kasa kit Halu Slicken
Kekasa
kasa r kasa s side
ran
3. Jarak antar diskontinuitas (Spacing of r r
6 5 3 1 0
discontinuities). Jarak antar Tida
diskontinuitas didefinisikan sebagai jarak Materi
k Keras Lunak
al
tegak lurus antara dua diskontinuitas ada
pengisi
6 4 2 2 0
berurutan sepanjang garis pengukuran Tida Sedi Sang
yang dibuat sembarang. Pada Kelapu
k kit Lapu at
Hancur
lapu lapu k lapu
perhitungan nilai RMR, parameter jarak kan
k k k
antar (spasi) diskontinuitas diberi bobot 6 5 3 1 0
berdasarkan nilai spasi diskontinuitasnya
seperti tertera pada tabel 3 5. Kondisi Air Tanah (Groundwater
conditions). Kondisi air tanah yang
Tabel 3. Parameter jarak antar ditemukan pada pengukuran
diskontinuitas diberi bobot berdasarkan diskontinuitas diidentifikasikan sebagai
nilai spasi diskontinuitasnya. salah satu kondisi berikut : kering
Deskripsi Spasi Rating (completely dry), lembab (damp), basah
Sangat lebar >2 20 (wet), terdapat tetesan air (dripping), atau
Lebar 0,6-2 15 terdapat aliran air (flowing). Pada
perhitungan nilai RMR, parameter
Sedang 0,2-0,6 10
kondisi air tanah (groundwater
Rapat 0,006-0,2 8 conditions) diberi bobot berdasarkan tabel
Sangat rapat <0,006 5 5.

Tabel 5. Pembobotan kondisi air tanah


4. Kondisi diskontinuitas (Condition of (Bieniawski,1989)
discontinuities). Ada lima karakteristik
diskontinuitas yang masuk dalam Kond Terda Terdap
isi Keri Lemb Bas pat at
pengertian kondisi diskontinuitas, umu ng ab ah tetesa aliran
meliputi : m n air air
a. Kemenerusan (persistence/
Ratin
continuity). 15 10 7 4 0
g
b. Jarak antar permukaan
diskontinuitas atau celah 6. Orientasi diskontinuitas (Orientation of
(separation/aperture) discontinuities). Parameter ini merupakan
c. Kekasaran diskontinuitas (roughness) penambahan terhadap kelima parameter
d. Material pengisi (infilling/gouge) sebelumnya. Bobot yang diberikan untuk
e. Tingkat Kelapukan (weathering) parameter ini sangat tergantung pada
Dalam perhitungan RMR, parameter– hubungan antara orientasi diskontinuitas
parameter di atas diberi bobot masing– yang ada dengan metode penggalian yang
masing dan kemudian dijumlahkan dilakukan. Oleh karena itu dalam
perhitungan, bobot parameter ini
biasanya diperlakukan terpisah dari lima A3. Jarak antar diskontinuitas
parameter lainnya. =
19 + 61+43+12+15+7,7
= 26,28 cm = 0,26 m
6 cm
Bobot 10
III. Prosedur Kerja
A4. Kondisi diskontinuitas
Pertama-tama menyiapkan alat dan
a. Panjang kekar
bahan yang digunakan seperti penggaris, 6,5+12+6,6+6+121
pensil, penghapus dan alat peraga (gambar =
tabung). Kemudian menentukan rating dari 5
= 8,62 cm
beberapa parameter pada perhitungan RMR.
= 0,086 m
Yang pertama ditentukan yaitu kuat tekan
Bobot 6
batuan utuh dengan mengambil tiga angka
terakhir pada stambuk praktikan kemudian
b. Jarak antar permukaan kekar
menentukan rating berdasarkan tabel 1,6+1,2+1+0,9+1,3
kekuatan material batuan utuh. Selanjutnya =
menghitung RQD dengan menggunakan 5
= 1,2 cm = 12 mm
rumus yang ada di penuntun kemudian
Bobot 0
menentukan ranting berdasarkan tabel
pembobotan RQD. Langkah selanjutnya
c. Kekasaran
menentukan rating jarak antar diskontinuitas
Kondisi Kasar
dengan mengukur jarak antar kekar yang ada
Bobot 5
pada core (gambar tabung) kemudian dibagi
dengan banyaknya kekar dan selanjutnya
d. Material Pengisi
menentukan rating berdasarkan tabel
Keras
parameter jarak antar diskontinuitas.
Bobot 4
Kemudian menentukan rating dari kondisi
diskontinuitas yang diperoleh dari
e. Kelapukan
penjumlahan rating jarak kekar yang
Sedikit Lapuk
dihitung dengan menggunakan penggaris,
Bobot 5
lebar kekar (yang dihitung dengan
menggunakan penggaris), kekasaran,
Bobot Kondisi diskontinuitas
material pengisi dan tingkat kelapukan yang
=a+b+c+d+e
dapat dilihat pada tabel pembobotan kondisi
= 6 + 0+ 5 + 4 + 5
diskontinuitas. Selanjutnya menjumlahkan
= 20
semua rating dari kelima parameter tersebut
untuk mendapatkan nilai RMR. Langkah
A5. Kondisi air tanah
terakhir yaitu menentukan kelas massa
Basah
batuan tersebut dengan menggunakan tabel
Bobot 7
RMR.
Nilai RMR
IV. Hasil Dan Pembahasan
= A1 + A2 + A3 + A4 + A5
= 2 + 8 + 10 + 20 + 7
4.1 Hasil
= 47
A1. Kuat tekan batuan utuh
Nilai UCS 16 Mpa Tabel 6. Hasil
Bobot 2 Parameter Rating

Kuat tekan batuan utuh 2


A2. Rock Quality Designation RQD 8
15 +39,5+23
= × 100% Jarak diskontinuitas 10
100 cm
= 77,5 % Kondisi Diskontinuitas 20
Bobot 8 Kondisi air tanah 7
Total 47

Dari tabel hasil diatas dapat diketahui


bahwa total rating atau nilai total RMR yang
diperoleh adalah rating 47 yang menunjukan
bahwa batuan tersebut tergolong dalam kelas
massa batuan sedang.
Jika batuan tergolong dalam kelas
tersebut maka batuan tersebut tidak perlu
diadakan kegiatan peledakan melainkan
dengan penggaruan (rip) berdasarkan
klasifikasi metode penggalian menurut
Abdullatif dan Cruden (1983).

4.2 Pembahasan
Gambar 1. Klasifikasi penggalian menurut
Dari hasil pratikum yang telah dilakukan, RMR dan Q-system.
dapat diperoleh hasil dari Rock Mass Rating
(RMR), dimana nilai Uniaxial Compressive V. Kesimpulan
Strength (UCS) yaitu 16 (dua angka terakhir
dari stambuk) dengan rating 2 (lemah), Rock
Kesimpulan yang dapat kita ambil yaitu
Quality Designation (RQD) yaitu 77,5% batuan tersebut tidak perlu diledakan
dengan rating 8 (Baik), jarak antara kekar
(blasting) melaikan hanya membutuhkan cara
(Spacing of discontinuities) jarak antara pengalian atau air laya karena memiliki
kekar ini dihitung dengan jumlah semua
massa yang tidak terlalu keras atau sedang.
jarak kekar yang berada pada sampel peraga
Sehingga batuan tersebut dapat diproduksi
lalu dibagi dengan jumlah kekar yang ada,
dengan alat gali mekanis.
setelah itu dari hasil tersebut dikonfersi ke
meter sehingga diperoleh hasil 0,26 meter
Ucapan Terima kasih
dengan rating 10 (Sedang). Selanjutnya
kondisi kekar (condition of discontinuities) Melalui kesempatan ini, dengan segala
pada, kondisi kekar ini diperoleh nilai-nilai
kerendahan hati, saya ingin mengucapkan
sesuai parameter yang berada pada kondisi
terima kasih sebesar-besarnya kepada :
kekar, yaitu 0.086 meter dengan rating 6,
jarak antara permukaan kekar 12 mm 1. Kakak Putra Pratama sebagai
dengan rating 0, kekerasan 5 (Kondisi Kasar), koordinator laboratorium peledakan.
material pengisi 4 (Keras), kelapukan dengan 2. Kakak Asman Putra sebagai asisten mata
rating 5 (Sedikit Lapuk), dari parameter acara pertama.
tersebut lalu di jumlah untuk mendapatkan 3. Kedua orang tua yang selalu memberikan
kondsi diskontinuietas dan diperoleh nilai 20,
saya semangat dan doa.
kemudian kondisi air tanah diperoleh nilai 7
(basah). 4. Kepada teman-teman angkatan 2017 yang
Dari nilai-nilai yang telah diperoleh selalu membantu saya.
tersebut kemudian dijumlah dengan Daftar Pustaka
menggunakan rumus RMR diperoleh nilai 47,
setelah nilai RMR diketahui maka dilakukan Tim asisten laboratorium peledakan. 2019.
penentuan metode dengan menggunakan Penuntun Praktikum Teknik Peledakan.
klasifikasi metode penggalian menurut RMR Universitas Muslim Indonesia. Makassar
dan Q-system, dari hasil penentuan tersebut
dengan nilai RMR 47 menunjukan bahwa
metode yang digunakan yaitu Air Laya
karena batu ini termasuk batu berkekuatan
sedang.
diketik 1 spasi. Baris kalimat pertama
setiap pustaka diketita dengan margin/
sembir kiri, sedangkan baris kalimat
kedua dan seterusnya diketik menjorok
ke dalam sebanyak satu ketuk tombol
tabulasi. Penulisan daftar pustaka diurut
berdasarkan abjad dan tidak
menggunakan penomoran.untuk nama
pengarang yang sama diurutkan sesuai
tahun penerbitan, mulai tahun termuda.
Semua nama pengarang dicantumkan ke
dalam daftar pustaka, penulisan namnya
dimulai dari nama keluarga, dan diikuti
huruf pertama dari nama depan

tubuh tulisantaka, begitu juga


sebaliknya setiap pustaka yang muncul
dalam daftar pustaka harus pernah
dirujuk dalam tubuh tulisapustaka

Anda mungkin juga menyukai