Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pengolahan Bahan Galian

Kominusi (Crushing Dan Grinding)


Laboratorium Teknik Pertambangan
Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan
Khairanisa Ariya/17137091(2017)
Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Pembimbing Praktikum : Ilep Prengki S.T
Universitas Negeri Padang

Abstrak:

Crushing dan Grinding – Mineral berharga hasil penambangan biasanya masih bersatu dengan pengotornya. Untuk
meningkatkan kadar mineral tersebut maka perlu dilakukan proses pengolahan bahan galian. Pengolahan bahan galian
merupakan proses dimana bahan galian diolah dengan mempergunakan perbedaan sifat fisik untuk memperoleh produkta
yang dapat dijual dan produkta yang tidak berguna dengan tidakmengubah sifat fisik / kimia dari bahan galian yang
bersangkutan. Kominusi merupakan salah satu tahap dalam proses pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk
memperkecil ukuran agar memudahkan untuk proses selanjutnya,untuk membebaskan mineral berharga dari gangue mineral
dan memperbesar luas permukaan, sehingga kecepatan reaksi pelarutan dapat berlangsung dengan lebih baik. Kominusi
dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu peremukan/pemecahan (crushing) dan pengerusan/penghalusan (grinding). Untuk
melakukan hal ini digunakan alat crusher dan grinding mill. Percobaan crushing dilakukan dengan tujuan memahami
mekanisme peremukan dan cara kerja alat remuk serta memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat. Sedangkan
percobaan grinding dilakukan untuk memahami mekanisme penggerusan dan cara kerja alat serta mempelajari pengaruh
waktu grinding terhadap halusan hasil gerus.

A. Tinjauan Pustaka Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :


Kominusi 1) Peremukan/pemecahan (crushing)untuk proses
Kominusi merupakan salah satu tahapan pada pengolahan kering
bijih, mineral atau bahan galian. Bijih atau mineral dari 2) Penggerusan/penghalusan (grinding)untuk proses
tambang yang berukuran besar lebih daripada 1 meter basah dan kering
dapat dikecilkan menjadi bijih berukuran kurang daripada Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun
100 mikron. Pada umumnya bijih, mineral atau bahan penggerusan, bisa terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
galian dari tambang masih berukuran cukup besar sehingga - Tahap pertama/primer (primary stage)
sangat tidak mungkin dapat secara langsung digunakan - Tahap kedua/sekunder (secondary stage)
atau diolah lebih lanjut. Bijih atau mineral dalam ukuran - Tahap ketiga/tersier (tertiary stage)
besar biasanya berkadar sangat rendah dan terikat dengan - Kadang-kadang ada tahap keempat/kwarter (quaternary
mineral pengotornya. Liberasi  mineral berharga masih stage)
rendah pada ukuran bijih yang besar sehingga untuk dapat Crushing (Peremukan / Pemecahan)
diolah dan untuk dapat meningkatkan kadar mineral Crushing adalah suatu proses yang bertujuan untuk
tertentu harus melalui operasi pengecilan ukuran terlebih meliberalisasi mineral yang diinginkan agar terpisah
dahulu. dengan mineral pengotor yang lain. Crushing adalah
proses reduksi/pengecilan ukuran dari bahan galian/bijih
yang langsung dari tambang dan berukuran besar-besar
(diameter sekitar 110cm) menjadi ukuran 20-25cm bahkan
bisa mencapai 2,5cm.
Crushing bagian dari kominusi ini memiliki 3 tahap, yaitu
primary crushing, secondary crushing, dan fine crushing
(grinding).
Kegiatan Penghancuran Utama (Primary Crusher)
 Jaw Crusher
Jaw crusher digunakan untuk menghancurkan
berbagai material,terutama batuan jenis
Gambar 1. Bagan Proses Kominusi
pertambangan seperti batu granit, kokas, batu
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap bara,bijih mangan, bijih besi, ampelas, melebur
awal dalam proses PBG yang bertujuan untuk : aluminium, oksida, kalsiumkarbida menyatu, batu
1) Membebaskan/meliberasi (to liberate) mineral kapur, kuarsit, paduan, dll. Crusher jenis ini terdiri
berharga dari material pengotornya. dari dua buah jaw, di mana satu batang bergerak
2) Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang (moving jaw) ke arah jaw yang lain (fixed jaw). Alat
sesuai dengan kebutuhan pada proses berikutnya. ini merupakan contoh paling umum dari mesin
3) Memperluas permukaan partikel agar dapat peremuk tingkat 1 dengan bentuk yang mirip rahang
mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen atas dan rahang bawah dari seekor binatang. Untuk
flotasi. melakukan peremukan, batuan yang mengandung
mineral dijepit di antara dua buah rahang yang terdiri Cone crusher merupakan alat peremuk yang biasa
dari fixed jaw dan swing jaw,lalu dihancurkan dengan digunakan untuk tahap secondary crushing. Alat ini
gaya tekan remuk.Alat ini mempunyai 2 tipe merupakan modifikasi dari gyratory crusher. Sumbu
bergantung kepada titik tumpunya. Bila titik tegak ditunjang di bawah kepala remuk atau mantle
tumpunya di atas disebut titik blake,bila titik atau cone. Alat ini mempunyai kelebihan, yaitu ketika
tumpunya di bawah disebut dodge. bijih atau umpan yang masuk terlalu keras, maka bowl
secara otomatis akan bergerak ke arah luar.
Ukuran cone crusher dinyatakan dengan diameter
mulut tempat masuknya umpan, sekitar dua kali gape.
Sedangkan ukuran gyratory crusher dinyatakan
dengan gape dikali diameter mantle.

Gambar 2. Jaw Crusher


 Gyratory crusher
Gyratory crusher dibuat lebih lebar dan luas
dalam bidang dari bijih lebar yang keras dan
aplikasi penghancur mineral. Pada dasarnya
seperti pada adukan semen dan palu
penghancur.Kepala penghancur dapat
dipindahkan seperti bentuk kerucut
Gambar 4. Cone Crusher
yangdipotong ujungnya dan didalam sebuah
selubung kerucut yang dipotongujungnya.  Hammer Mill
Kepala penghancur berputar secara eksentris Hammer mill dipakai dalam secondary crusher untuk
memperkecil produk dari primary crushing dengan
dan bahan penghancur yang terjerat diantara ukuran umpan yang diperbolehkan adalah kurang dari
campuran kerucut yang keluar dan bagian satu inchi. Alat ini merupakan alat yang berbeda cara
dalam kerucut yang berputar. Merupakan penghancurannya dibandingkan dengan alat secondary
crushing lainnya.
primary crusher. Grygatory Crusher :
Pada hammer mill, proses penghancurannya
 Ukuran butir menggunakan shearing stress, sedangkan pada
 Kandungan air dari feed secondary crushing lainnya menggunakan
compressive stress.
 Kecepatan putaran
 Gape

Gambar 5. Hammer Mill


 Roll Crusher
Alat ini terdiri dari dua silinder baja dan masing-
Gambar 3. Grygatoty Crusher masing dihubungkan pada as (poros) sendiri-sendiri.
Silinder ini hanya satu saja yang berputar dan lainnya
Secondary Crusher diam, tapi karena adanya material yang masuk dan
Adalah tahap penghancuran yang merupakan kelanjutan pengaruh silinder lainnya, maka silinder ini ikut
dari primary crusher. Produk yang dihasilkan mempunyai berputar juga. Putaran masing-masing silinder tersebut
ukuran 1,5“ – 2,5”. Alat yang digunakan : berlawanan arah sehingga material yang ada di atas
 Cone Crusher roll akan terjepit dan hancur.
Bentuk dari roll crusher ada 2 macam, yaitu: biasanya digunakan kurang dari 25,4 mm.untuk
 Rigid Roll memperkecil material hasil penambangan yang umumnya
Alat ini porosnya tidak dilengkapi dengan pegas, masih berukuran bongkah digunakan alat peremuk.
sehingga kemungkinan patah pada poros sangat besar. Material hasil dari peremukkan kemudian dilakukan
Roll yang berputar hanya 1 saja, tapi ada juga yang pengayakan atau screening yang akan menghasilkan dua
keduanya berputar. macam produk yaitu produk yang lolos ayakan yang
 Spring Roll disebut undersize yang merupakan produk yang akan
Alat ini dilengkapi dengan pegas, sehingga diolah lebih lanjut atau sebagai produk akhir, dan material
kemungkinan porosnya patah sangat kecil. Dengan yang tidak lolos ayakan yang disebut oversize yang
adanya pegas maka roll dapat mundur dengan merupakan produk yang harus dilakukan peremukan lagi.
sendirinya bila ada material yang sangat keras, Grinding (Penggerusan / Penghalusan)
sehingga tidak dapat dihancurkan dan material Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan
tersebut akan jatuh. ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran
yang lebih halus.
Pada proses grinding, material digerus dengan
menggunakan media grinding. Media grinding dapat
bermacam – macam bentuknya seperti bola-bola baja,
bola- bola keramik, batang – batang baja, antar partikel /
auogeneous atau campuran antara bola baja dan partikel itu
sendiri / semi autogeneous.
Ukuran dari partikel akan tereduksi oleh kombinasi
dari impact, attrition, dan shear seperti pada mekanisme
crushing.

Gambar 6. Roll Crusher

Sebuah roll crusher meremukkan menggunakan


kompresi, dengan dua rol berputar mengenai suatu
poros, terhadap kesenjangan antara roll. Kesenjangan
antara gulungan diatur ke ukuran produk yang
diinginkan, dengan kesadaran bahwa partikel pakan
terbesar hanya dapat 4 kali kesenjangan dimensi.
Gambar 7. Mekanisme Reduksi Ukuran
Partikel ditarik kedalam celah antara gulungan oleh
gerakan berputar dan membentuk sudut gesekan
Penggerusan merupakan tahap akhir dari operasi
antara gulung dan partikel, yang disebut sudut nip.
pengecilan ukuran bijih, atau kominusi. Pada tahap ini
Dua gaya gulungan partikel antara permukaan yang
bijih dikecilkan ukurannya sampai pada ukuran pemisahan.
berputar mereka kedaerah kesenjangan yang lebih
Penggerusan dilakukan dalam alat yang disebut penggerus
kecil, dan patah tulang dari kekuatan kompresi yang
atau Tumbling Mill berbentuk tabung silinder yang
disajikan oleh gulungan berputar. Beberapa
berputar pada sumbu harisontalnya. Di dalam tabung
keuntungan utama roll crushers yang mereka berikan
silinder terdapat media gerus, atau grinding media, bijih
sangat bagus dan distribusi ukuran produk yang
yang akan digerus dan air, untuk operasi cara basah.
mereka hasilkan sangat sedikit debu atau denda. Rolls
1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-
crushers secara efektif digunakan dalam
bola baja atau keramik.
menghancurkan mineral bijih di mana tidak terlalu
kasar dan mereka juga digunakan dalam produksi
skala yang lebih kecil lebih abrasive pertambangan
bijih logam, seperti emas. Batubara mungkin adalah
pengguna terbesar rollcrushers, saat ini. Batubara
tanaman akan menggunakan roll crushers, baik
tunggal atau roll ganda sebagai crushers utama,
Gambar 8. Ball Mill
mengurangi batubara ROM. Biasanya, crushers ini
2. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-
akan memiliki bentuk gigi atau dibesarkan di muka
batang baja.
gulungan. (Roll crushers digunakan untuk mineral
dan bijih logam memiliki gulungan dihadapi halus).
Fine Crushing
Fine crushing merupakan peremukan tahap lanjut dari
secondary crushing, alat yang digunakan adalah Rolls, Dry
Ball Mills, Disc Mills dan Ring Mills. Umpan yang
Gambar 9. Rod Mill

Gambar 10. Skematika Rod Mill, Overflow Mill

3. Semi autogenous mill (SAG) bila media


penggerusnya sebagian adalah bahan galian atau B. Pengolahan Data
bijihnya sendiri. Rumus dasar
4. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah % berat = berat mineral per fraksi
bahan galian atau bijihnya sendiri. berat mineral keseluruhan
Prosedur Kerja Alat
Grinding Penggerussan
Prosedur Percobaan : Crushing: Jaw Crusher
Waktu Ayakan 3 Menit
Mesh Berat Ayakan Berat Isian + Ayakan Berat Tertahan % Berat Tertahan Berat Kumulatif % Berat Kumulatif % Berat Kumulatif Lolos
2,36 509,09 1210,3 701,21 54,37338131 701,21 54,37338131 45,62661869
1,18 509,68 695,86 186,18 14,43681084 887,39 68,81019215 31,18980785
0,85 485,78 560,64 74,86 5,804810719 962,25 74,61500287 25,38499713
0,71 495,49 581 85,51 6,630635381 1047,76 81,24563825 18,75436175
Alas 345,33 587,19 241,86 18,75436175 1289,62 100 0
Total 1289,62 4888,23

Grinding
Grinding(3
(3Menit)
Menit)
50
50
yy==14,92x
14,92x++11,21
11,21
40
40

30
30

20
20

10
10

00
00 0,5
0,5 11 1,5
1,5 22 2,5
2,5

Top
TopGrinding
Grinding(3(3Menit)
Menit) Linear
Linear(Top
(TopGrinding
Grinding(3(3Menit))
Menit))

Menghitung p80
Y = 14.92x + 11.21
80 = 14.92x + 11.21
X = 80 – 11.21 = 4.61
14.92
Prosedur Percobaan : Grinding Waktu Ayakan 5 Menit
Mesh Berat Ayakan Berat Isian + Ayakan Berat Tertahan % Berat Tertahan Berat Kumulatif % Berat Kumulatif % Berat Kumulatif Lolos
2,36 509,09 1201,65 692,56 53,75808242 692,56 53,75808242 46,24191758
1,18 509,68 694,36 184,68 14,33528165 877,24 68,09336407 31,90663593
0,85 485,78 558,54 72,76 5,647796692 950 73,74116076 26,25883924
0,71 495,49 549,21 53,72 4,169868585 1003,72 77,91102935 22,08897065
Alas 345,33 629,90 284,57 22,08897065 1288,29 100 0
Total 1288,29 4811,81
bahwa lama grinding pada ball mill mempengaruhi ukuran
Grinding
Grinding(5
(5 Menit)
Menit)
50
hasil peremukan. Semakin lama material melalui proses
50

40
yy==13,93x
13,93x++13,85
13,85 grinding, maka hasil peremukan akan makin halus. Hal ini
40
terlihat dari mengecilnya nilai ukuran yang meloloskan 80
30
30
% hasil untuk masing-masing ayakan. Mekanisme
20
20
pengecilan tersebut dikarenakan dengan bertambahnya
10
10
waktu maka partikel yang lebih besar akan kembali
00
00 0,5 11 1,5 22 2,5
digerus berulang kali oleh ball mill sehingga ukuran hasil
0,5 1,5 2,5
menjadi semakin kecil dari tiap gerusannya.
Top
TopGrinding
Grinding(5(5Menit)
Menit) Linear
Linear(Top
(TopGrinding
Grinding(5(5Menit))
Menit))
Pengayakan pada pengolahan mineral berfungsi agar
Menghitung p80 menahan partikel yang memiliki ukuran yang tidak sesuai
Y = 13.93x + 13.85 dengan besar mulut dari alat pengolahan mineral. Bila
80 = 13,93x + 13.85 terdapat partikel mineral yang ukurannya tidak sesuai,
X = 80 – 13.85 = 4.75 maka alat pengolahan tidak dapat bekerja dengan
13,93 maksimal.
Waktu Ayakan 8 Menit Faktor yang mempengaruhi kehalusan produk dari
Mesh Berat Ayakan Berat Isian + Ayakan Berat Tertahan % Berat Tertahan Berat Kumulatif % Berat Kumulatif % Berat Kumulatif Lolos proses grinding pada ball mill adalah: Lama waktu
2,36 509,09 1194,55 685,46 53,24746953 685,46 53,24746953 46,75253047 penggerusan;semakin lama semakin halus Banyak media
1,18 509,68 693,91 184,23 14,31123816 869,69 67,55870769 32,44129231 grinding yang digunakan (bola baja); makin banyak makin
0,85 485,78 557,3 71,52 5,555771337 941,21 73,11447903 26,88552097 halus
0,71 495,49 542,62 47,13 3,661122806 988,34 76,77560184 23,22439816
 Karakteristik mineral; meliputi sifat fisik mineral
Alas 345,33 644,30 298,97 23,22439816 1287,31 100 0
seperti kekerasan, keliatan, dll.
Total 1287,31 4772,01
 Kecepatan rotasi alat grinding
Grinding
Grinding(8
(8 Menit)
Menit)  Ukuran mula-mula dari umpan
50
50 Percobaan yang dilakukan mengandung error pada berat
yy==13,69x
13,69x++14,86
14,86
40
40 total. Error yang terjadi pada waktu grinding 3 menit
30
30 sebesar 14,17 %, pada waktu grinding 5 menit errornya
20
20 sebesar 5,8 % dan pada waktu grinding 8 menit errornya
10
10 sebesar 3 %. Semakin lama proses grinding nilai error
00 makin kecil.
00 0,5
0,5 11 1,5
1,5 22 2,5
2,5 Faktor-faktor yang kemungkinan menyebabkan terjadinya
Top
TopGrinding
Grinding(8(8Menit)
Menit) Linear
Linear(Top
(TopGrinding
Grinding(8(8Menit))
Menit)) error pada berat total tersebut antara lain:
Menghitung p80  Partikel yang terlalu halus sehingga memungkinkan
Y = 13.69x + 14.86 untuk terbawa oleh angin ketika menimbang,
80 = 13,69x + 14.86 memasukan material ke dalam pengayak, dan
X = 80 – 14.86 = 4.76 sebagainya menyebabkan beratnya berkurang.
13,69  Alat grinding yang tidak bersih saat dipakai (bekas
Crushing dari praktikum sebelumnya) sehingga masih banyak
Mesh Berat Ayakan Berat Isian + Ayakan Berat Tertahan % Berat Tertahan Berat Kumulatif % Berat Kumulatif % Berat Kumulatif Lolos partikel yang menempel pada dinding silinder maupun
25 mm 501,01 601,39 100,38 7,672552167 100,38 7,672552167 92,32744783 pada media bola baja sehingga menyebabkan
16 mm 390,56 836,32 445,76 34,07169609 546,14 41,74424826 58,25575174 bertambahnya massa akhir.
12.5 mm 580,03 774,51 194,48 14,8650921 740,62 56,60934037 43,39065963
% berat lolos kumulatif

4.75 mm 381,21 618,08 236,87 18,10517465 977,49 74,71451502 25,28548498  Ruangan yang kotor dan berdebu sehingga
Nampan 345,33 676,14 330,81 25,28548498 1308,3 100 0 menyebabkan bertambahnya berat.
total 1308,3 3672,93  Prosedur tepat saat menimbang sehingga kemungkinan
Jaw
JawCrusher
Crusher salah baca / paralaks.
100
100  Alat timbang yang relatif lama dan agak rusak
80
80
sehingga perhitungan berat tidak presisi.
60
60
40
D. Pertanyaan Dan Jawaban
40
20
20
yy==-21,59x
-21,59x++108,8
108,8
Crushing
00 1. Apa yang dimaksud dengan reduction ratio,
limiting reduksi ratio ?
00 0,5
0,5 11 1,5
1,5 22 2,5
2,5 33 3,5
3,5 44 4,5
4,5

Jaw
JawCrusher Linear
Linear(Jaw
(JawCrusher)
Crusher Crusher)
Reduksi ratio adalah perbandingan antar ukuran
C. Analisis Data umpan dengan ukuran produkta yang dihasilkan.
Setelah data yang diperoleh dari percobaaan dihitung Limiting reduksi ratio adalah perbandingan antara
didapatkan hasil bahwa ukuran yang meloloskan 80 % ukuran bukaan screen dimana semua feed bisa lolos
hasil adalah 4.61 mm untuk waktu grinding 3 menit, terhadap ukuran bukaan screen yang sama dimana
4.75 mm untuk waktu grinding 5 menit dan 4.76 semua produkta bisa lolos
mm untuk waktu grinding 8 menit.
Hasil perhitungan perhitungan tersebut menyatakan
2. Apa yang dimaksud dengan apparent reduction a. Ukuran bahan ayakan Semakin besar diameter
ratio ? lubang bukaan akan semakin banyak material
Reduction Ratio 80% (RR80): perbandingan yang lolos.
antara ukuran screen yang meloloskan 80% dari feed b. Ukuran relatif partikel Material yang mempunyai
dengan ukuran bukaan screen yang meloloskan 80% diameter yang sama dengan panjangnya akan
dari produkta. memiliki kecepatan dan kesempatan masuk yang
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya berbeda bila posisinya berbeda, yaitu yang satu
reduction ratio di antaranya adalah kekerasan, melintang dan lainnya membujur.
kandungan air, komposisi mineral, ukuran butir, c. Pantulan dari material Pada waktu material jatuh
porositas, selain itu juga dipengaruhi oleh discharge ke screen maka material akan membentur kisi –
dari crusher. kisi screen sehingga akan terpental keatas dan
3. Apa yang dimaksud dengan troat, gate, closed set, jatuh pada posisi yang tidak teratur.
open set, serta rip angle pada jaw crusher ? d. Kandungan air Kandungan air yang banyak akan
Troat adalah bagian paling bawah yang berfungsi sangat membantu tapi bila hanya sedikit akan
sebagai lubang pengeluaran menyumbat screen
Gate adalah jarak mendatar pada mouth 7. Apa yang dimaksud dengan cone crusher dan
Closed set adalah jarak antara fixed jaw dengan arrested cruher?
swing jaw pada saat swing jaw ekstrim kedepan Cone crusher adalah jenis kompresi mesin yang
Open set adalah jarak antara fixed jaw dengan swing mengurangi bahan dengan menekan atau
jaw pada saat swing jaw ekstrim kebelakang mengompresi bahan umpan antara sepotong baja
Nip angle adalah sudut yang dibentuk dengan garis yang bergerak dan sepotong baja yang diam.
singgung yang dibuat melalui titik singgung antara Arrested crusher adalah Penghancuran material
jaw dengan batuan Khusus untuk gape adalah jarak hanya dilakukan oleh permukaan roll
mendatar pada mouth yang diukur pada bagian mouth 8. Jelaskan mekanis meremuknya material?
dimana umpan yang dimasukkan bersinggungan 1. Abrasion (attrition) Terjadi bilamana energi yang
dengan mouth. kurang mencukupi diterapkan pada partikel,
4. Jelaskan yang dimaksud RR80, dan factor yang menyebakan terjadinya localized stressing dan
remuknya sebagian kecil area sehingga
mempengaruhi besarnya hasil reduksi ratio ?
menghasilkan distribusi ukuran partikel yang
RR80 adalah Perbandingan antara lubang ayakan halus.
umpan dengan lubang ayakan produk pada kumulatif 2. Compression(clevage) Energi cukup untuk
80% membuat partikel remuk, menghasilkan ukuran
Faktor yang mempengaruhi yaitu besarnya material partikel ukurannya tidak jauh berbeda dengan
yang masuk kedalam ayakan dan besarnya lubang ukuran umpan.
ayakan 3. Impact (shatter) Energi sangat mencukupi untuk
terjadinya peremukan partikel, menghasilkan
5. Ada berapa tipe jaw crusher dan dimana letak
banyak partikel dengan distribusi ukuran yang
perbedaannya? lebar.
a. Blake Jaw Crusher, dengan poros di atas Dodge
Jaw Crusher, dengan poros di bawah
Perbandingan Dodge dengan Blake Jaw Crusher,
yaitu Ukuran produkta pada Blake Jaw lebih
heterogen dibandingkan dengan Dodge Jaw yang
relatif seragam
b. Jaw Crusher ada empat tipe berdasarkan desain,
yaitu Blake, Overhead Pivot, Overhead Eccentric,
dan Dodge. Perbedaan dari keempat tipe tersebut
adalah dalam hal ukuran umpan, power,
kecepatan putar, dan karakteristik, serta
aplikasinya.
c. Pada Blake Jaw porosnya di atas sehingga gaya Grinding
yang terbesar mengenai partikel yang terkecil 1. Kenapa pengujian biji pada pengolahan bahan
d. Pada Dodge Jaw porosnya di bawah sehinggagaya galian umumnya digunakan dengan cara basah?
yang terbesar mengenai partikel yang terbesar Alasan digunakannya cara basah pada pengolahan
sehingga gaya mekanis dari Dodge Jaw lebih bahan galian antara lain:
besar dibandingkan dengan Blake Jaw  Proses grinding yang dilakukan dengan cara
e. Kapasitas Dodge Jaw jauh lebih kecil dari Blake basah/wet memerlukan energi relatif lebih sedikit
Jaw pada ukuran yang sama dibandingkan dengan menggunakan cara
f. Pada Dodge Jaw sering terjadi penyumbatan kering/dry .
6. Jelaskan factor laju partikel yang melewati  Proses klasifikasi pada cara grinding basah lebih
permukaan ayakan? mudah dan memerlukan ruang lebih kecil
dibandingkan pada cara kering.
 Tidak dihasilkannya debu sehingga lingkungan
menjdai relatif bersih dan tidak memerlukan
penghisap debu.
 Pada cara grinding kering, umpan yang masuk
harus dalam keadaan kering juga sehingga unutk
material yang basah atau agak basah harus
melewati proses pengeringan terlebih dahulu.
2. Jelaskan mekanisme pengecilan ukuran Ball Mill,
Roll Mill, Top Grinding!
Pada ball mill umpan yang menggunakan bola baja
didalamnya umpan dimasukan. Kemudian silinder
diputar oleh suatu mekanisme rotor sehingga bola-
bola baja dan partikel yang ada di dalamnya pun ikut
berputar. Putaran tersebut menyebabkan bola-bola
baja saling bertumbukkan dengan partikel umpan Dengan :
dan terjadi beberapa gaya, yaitu attrition, Nc = kecepatan kritis
compression, dan impact selanjutnya mengakibatkan mV2/R = gaya sentripetal
ukuran dari partikel umpan menjadi semakin kecil. V = L*N
Pada roll mill gerakan dari silinder hanya bergerak L = 2π
secara horizontal dan vertical selebihnya mekanisme R/60 = jarak yang ditempuh partikel
sama dengan pada ball mill. V = kecepatan linier partikel
3. Jelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi N = kecepatan agular partikel
keausan pada Ball Mill? m = massa partikel
Faktor-faktor yang mempengaruhi keausan liner Ball mill bekerja pada 85 % dari kecepatan kritisnya
pada ball mill: sedangkan rod mill bekerja pada 50-55% dari
 korosi yang terjadi pada grinding dengan kecepatan kritisnya.
cara basah 5. Jelaskan hubungan tiga putaran mill dengan Aksi
 kekuatan tumbukkan antara liner-media, penggerusan?
Mekanisme remuknya material dibagi menjadi tiga
 liner-umpan, dan liner-media dan umpan
macam, yaitu abrasion, cleavage/compression,
 rentang waktu pemakaian alat perhari
dan shatter/impact.
 waktu penggunaan alat secara
 Abrasion terjadi jika energi yang diberikan
keseluruhan (tahun)
oleh alat tidak cukup besar untuk meremukan
 material liner yang digunakan
partikel sehingga terjadi tekanan yang
 jenis material umpan yang
terlokalisasi dan hanya sedikit area yang
diberikan;kekuatan dan keuletannya
remuk dan hasilnya berupa partikel halus yang
 jumlah media grinding
merata yaitu pada permukaannya saja
 jenis media grinding  Cleavage terjadi jika energi yang diberikan
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kecepatan cukup untuk membuat material remuk, dan
kritis buatkan persamaannya? hanya menghasilkan sedikit partikel dengan
Kecepatan kritis adalah kecepatan yang terjadi ketika ukuran yang mendekati ukuran aslinya.
media akan selalu menempel pada silinder bagian
 Shatter terjadi jika energi yang diberikan lebih
dalam akibat dari gaya sentrifugal yang terjadi.
besar daripada yang dibutuhkan untuk
Penurunan Rumus Kecepatan Kritis:
meremukkan partikel mineral. Hasilnya
berupa partikel dengan distribusi ukuran yang
bermacam-macam.
E. Kesimpulan https://www.academia.edu/11098438/kominusi Diakses
Kominusi merupakan salah satu tahapan pada pada tanggal 17 Desember 2019
pengolahan bijih, mineral atau bahan galian. Bijih atau Siahaan,Jefri,2011.http://arsipteknikpertambangan.blogspo
mineral dari tambang yang berukuran besar lebih daripada t.com/2011/01/kominusi.html Diakses pada
1 meter dapat dikecilkan menjadi bijih berukuran kurang tanggal 16 Desember 2019
daripada 100 mikron.
Pengayakan hasil peremukan dapat dilakukan secara
manual (dengan ayakan tangan), sementara pengayakan
hasil penggerusan harus dilakukan dengan ayakan getar.
Pengayakan yang dilakukan pada material dilakukan
secara bertingkat dengan tujuan untuk membedakan
tingkat kehalusan produk dan menganalisis penyebaran
ukuran material yang ada karena proses kominusi ini.
Crushing adalah suatu proses yang bertujuan untuk
meliberalisasi mineral yang diinginkan agar terpisah
dengan mineral pengotor yang lain. Crushing adalah
proses reduksi/pengecilan ukuran dari bahan galian/bijih
yang langsung dari tambang dan berukuran besar-besar
(diameter sekitar 110cm) menjadi ukuran 20-25cm bahkan
bisa mencapai 2,5cm. Crushing bagian dari kominusi ini
memiliki 3 tahap, yaitu primary crushing, secondary
crushing, dan fine crushing (grinding).
Grinding atau penggerusan merupakan proses size
reduction yang dilakukan setelah proses crushing untuk
mereduksi partikel mineral halus dengan ukuran lebih
kecil dari 25 mm dan termasuk bagian dari comminution
dalam suatu proses pengolahan mineral. Proses grinding
terbagi menjadi primary grinding dan fine grinding. Pada
proses grinding , material atau mineral digerus dengan
bantuan media grinding. Setiap bijih atau meterial yang
akan digerus memiliki ukuran optimum ekonomis
tergantung pada ukuran butir mineral berharga dalam bijih
(ukuran liberasi) dan ukuran pemisahan yang diperlukan
pada proses berikutnya.
Semakin lama waktu penggerusan, semakin halus
ukuran material yang dihasilkan. Hal ini akibat dari gaya-
gaya yang bekerja selama proses grinding dilakukan,
seperti gaya tumbuk, serta aksi abrasi, kompresi dan
impact. Namun, perlu diperhatikan selang waktu
penggerusan agar tidak terjadi overcrushing.

F. Daftar Pustaka
Agung, Murya, 2009, “Kominusi”,
http://www.academia.edu/6338392/Kominusi.Dia
kses tanggal 16 Desember 2019
Candra, Arif, 2012, “Pengolahan Bahan Galian”,
http://www.gemcomsurpac.com/home/pengolaha
nbahangalian. Diakses tanggal 16 Desember 2019
(word, online)
Dara, Ririna, 2015.”Crushing Dan Grinding”
(Pengolahan Mineral) Diakses pada tanggal 17
Desember 2019
Lakasana, Hari, 2011, “Kominusi”,
http://ilmupertambangan.info/2011/11/22/kominu
si.htm. Diakses tanggal 16 Desember 2019
Panjah, Najib, 2011, “Kominusi”,
http://www.najibpanjah.com/2011/05/html.
Diakses tanggal 16 Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai