Anda di halaman 1dari 57

Pengangkutan

Bahan Peledak
Materi Pokok
I. Persiapan Pengangkutan Bahan Peledak
 Kelengkapan keselamatan kerja pada kendaraan
pengangkut bahan peledak;
 Pemeriksaan kendaraan pengangkut bahan peledak.

II. Pemindahan Bahan Peledak


 Pemeriksaan Jenis, jumlah, dan kualitas bahan
peledak sesuai dengan spesifikasi teknis;
 Tata cara memuat dan meletakkan bahan peledak
ke dalam alat angkut sesuai persyaratan yang
berlaku.
I. PERSIAPAN PENGANGKUTAN
BAHAN PELEDAK
Kelengkapan Keselamatan Kerja
(persyaratan umum kendaraan pengangkut handak)

1. Alat atau kendaraan tidak digerakkan oleh listrik.


2. Tempat atau penampung bahan peledak dilapisi isolator, misalnya
kayu atau karet dan tertutup.
3. Bahan peledak kuat dan detonator sebaiknya diangkut dalam
kendaraan terpisah. Apabila tidak memungkinkan, berada dalam
tempat atau penampung yang terpisah.
4. Terdapat alat pemadam kebakaran pada kabin.
5. Terdapat “prosedur kerja” dan “prosedur emergensi” yang disisipkan
kantong kaca (fiberglass) dan dapat dibaca oleh pengemudi.
6. Terdapat tanda “dilarang merokok”, “dilarang membawa bahan mudah
terbakar”, “dilarang membawa gas yang mudah terbakar”, dan
“dilarang mambawa zat korosif”
7. Terdapat tulisan “bahan peledak” atau “Explosive” berwarna merah
dengan latar belakang putih di bagian depan, samping dan belakang
kendaraan.
8. Dilengkapi bendera merah dengan tinggi yang memadai terletak di
bagian depan dan belakang kendaraan.
Pemeriksaan/ Inspeksi Alat Angkut dan
Wadah Tempat Handak
1. Persiapan
a. Mempelajari Perundangan
b. Mempelajari Kaidah Teknis Pekerjaan Peledakan
c. Evaluasi Pelaksanaan Inspeksi Sebelumnya
d. Persiapan Peralatan Inspeksi (APD, kamera, alat ukur
temperatur dll)
e. Menyusun Rencana inspeksi
2. Pelaksanaan
a. Inspeksi Pengangkutan
b. Menyusun Ringkasan Inspeksi
Pemeriksaan/ Inspeksi Alat Angkut
dan Wadah Tempat Handak
1. Level bahan bakar: Kendaraan harus diisi bahan bakar sebelum
dimuati bahan peledak. Dilarang mengisi bahan bakar kendaraan
apabila bahan peledak yang sudah dimuatkan didalamnya.
2. Pastikan alat pemadam api ringan (APAR) dalam kondisi siap pakai.
3. Pastikan “prosedur kerja” dan “prosedur emerjensi” ada pada
tempatnya.
4. Pastikan lampu putar (rotary beam) berfungsi dengan baik.
Menggunakan warna lampu berbeda dengan yang umum digunakan
sangat disarankan.
5. Pastikan lampu sain dibagian depan, belakang dan atas kendaraan
berfungsi dengan sempurna dan dapat dilihat dengan jelas dari arah
depan, samping dan belakang.
6. Pastikan rem dan komponen mekanik lainnya berfungsi dengan
sempurna selama berkendara.
7. Pastikan kotak, lemari atau tempat penyimpanan detonator bisa
ditutup dengan aman dan terpisah dengan bahan peledak lainnya.
8. Periksa kompartemen tempat bahan peledak curah dari
kemungkinan adanya kebocoran yang jatuh ke kalpot panas.
Pemeriksaan/Inspeksi
wadah bahan peledak
 Kontruksi wadah harus kuat dan kokoh;
 Wadah terbuat dari kayu, atau bahan yang bersifat tidak
menghantarkan listrik (isolator), apabila terbuat dari besi harus
dilapisi kayu atau papan atau isolator lain seperti bekas belt
conveyor dan dalam keadaan bersih, kering;
 Tidak ada benda lain alam wadah yang dapat mengakibatkan
benturan atau gesekan atau percikan api seperti besi dan paku;
 Wadah harus dilengkapi dengan kunci pengaman dan kunci
wadah harus berfungsi dengan baik.
 Wadah harus dilengkapi dengan tulisan dan rambu peringatan
bahaya dan bahan peledak yang masih terlihat dan terbaca
dengan jelas.
Wadah Handak
Izin Pengangkutan Bahan Peledak
1. Izin pengangkutan bahan peledak dalam satu wilayah Polda dikeluarkan
oleh Dirintelkam Polda atas nama Kapolda.
2. izin pengangkutan dalam 2 (dua) wilayah Polda atau lebih,
permohonan ditujukan kepada Kapolri u.p. Kabaintelkam Polri, dengan
melengkapi:
 rekomendasi Kapolda tempat asal bahan peledak;
 rekomendasi Kapolda tempat tujuan pengangkutan bahan peledak;
 berita acara cek fisik bahan peledak yang akan diangkut;
 kelengkapan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26.
3. Izin Pengangkutan Bahan Peledak untuk keperluan pengalihan
penggunaan, pemusnahan, dan uji coba.
Izin pengangkutan bahan peledak untuk keperluan pengalihan
penggunaan, pemusnahan, dan uji coba hanya berlaku untuk 1 (satu) kali
keperluan atau pemakaian.
Izin pengangkutan untuk penggunaan atau pemindahan penggudangan
bahan peledak berlaku untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan.
II. PEMINDAHAN
BAHAN PELEDAK
Ketentuan pengangkutan sesuai Keputusan Menteri
ESDM Nomor 1827 K 30 MEM 2018 adalah sebagai
berikut:
1. Bahan peledak diserahkan dan disimpan di
gudang dalam jangka waktu tidak lebih dari 24
(dua puluh empat) jam sejak tibanya dalam
wilayah kegiatan pertambangan.
2. Bahan ramuan diserahkan dan disimpan di
gudang dalam jangka waktu tidak lebih dari 24
(dua puluh empat) jam sejak tibanya dalam
wilayah kegiatan pertambangan jika
menggunakan angkutan darat, dan sejak selesai
bongkar muat jika menggunakan angkutan air.
Ketentuan pengangkutan sesuai Keputusan Menteri
ESDM Nomor 1827 K 30 MEM 2018 adalah sebagai
berikut:
3. Dilarang mengangkut bahan peledak ke atau
dari gudang bahan peledak atau di sekitar
tambang kecuali dalam peti aslinya yang belum
dibuka atau wadah tertutup yang digunakan
khusus untuk keperluan itu. Apabila dalam
pemindahan bahan peledak dari peti aslinya ke
dalam wadah tertutup terdapat sisa, maka sisa
tersebut segera dikembalikan ke gudang bahan
peledak.
4. KaIT mengeluarkan petunjuk teknis untuk
mengatur pengangkutan, pemindahan, atau
pengiriman semua jenis bahan peledak pada
kegiatan pertambangan mineral dan batubara.
Keselamatan dalam
Pengangkutan Bahan Peledak
Pengangkutan dengan truk atau pick-up
Sesuai Peraturan Kapolri No. 2 Tahun 2008 dengan
rincian sebagai berikut:
1) mesin, stang-stir, persneling, rem, per, shock breaker, ban,
lampu dan perlengkapan lainnya harus dalam keadaan baik;
2) menggunakan bahan bakar berkadar oktan rendah dengan
memakai peredam pada bagian bawah;
3) kelengkapan sistem listrik pada kendaraan harus sempurna
dan dalam keadaan baik;
4) knalpot kendaraan harus menggunakan penahan panas (fire
arrester) dan cerobong asap tidak mengarah ke bak
pengangkut (loadbak) di mana bahan peledak diletakkan;
Pengangkutan dengan truk atau pick-up
Peraturan Kapolri No. 2 Tahun 2008:
(lanjutan)
5) rangka bak pengangkut (body loadbak) harus dalam keadaan
baik dan tinggi dinding kurang lebih 1,50 meter;
6) Loadbak terbuat dari kayu, apabila terbuat dari besi harus dilapisi
kayu atau papan dan dalam keadaan bersih, serta tidak ada
benda lain yang dapat mengakibatkan benturan atau gesekan
atau percikan api seperti besi dan paku;
7) memiliki perlengkapan kendaraan lainnya seperti: kunci-kunci, ban
cadangan, terpal yang tahan api atau hujan, alat pemadam
kebakaran, kotak P3K, bendera merah, dengan tulisan
“BERBAHAYA” berwarna putih dengan ukuran tinggi huruf 20 cm;
8) pengangkutan bahan peledak dengan menggunakan kendaraan
lebih dari satu, loadbak kendaraan yang paling belakang
dipasang kain warna merah ukuran 150 cm X 50 cm dengan tulisan
“BERBAHAYA” berwarna putih dengan ukuran tinggi huruf 30 cm;
Pengangkutan dengan truk atau pick-up
Peraturan Kapolri No. 2 Tahun 2008:
(lanjutan)
9) maksimum muatan adalah 80% dari kemampuan muat
kendaraan dan pengangkutan bahan peledak jenis detonator
tidak boleh dicampur dengan jenis bahan peledak lainnya.
10) Khusus untuk pengangkutan bahan baku bahan peledak jenis
ammonium nitrate dapat diizinkan menggunakan truck atau
pick-up sesuai daya angkut atau muat kendaraan dan/atau
memakai truck buck terbuka untuk mengangkut ammonium
nitrate yang dikemas dengan jumbo bag dengan ketentuan
harus ditutup dengan terpal dan diikat dengan tambang yang
cukup kuat.
11) Kendaraan dan pengemudi harus dilengkapi dengan surat
kendaraan.
Pengangkutan dengan truk atau pick-up
12) Kendaraan dan pengemudi harus dilengkapi dengan surat
kendaraan, antara lain:
a) Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK);
b) Buku KIR;
c) Kartu izin pemakai kendaraan;
d) Surat jaminan Jasa Raharja;
e) Surat lunas membayar pajak kendaraan;
f) Surat Izin Perusahaan Angkutan (SIP A);
g) Surat-surat pengemudi:
 SIM yang berlaku untuk jenis kendaraan tersebut;
 Kartu Tanda Penduduk (KTP);
 Surat Perintah Penugasan dari perusahaan angkutan.
Sarana angkut bahan peledak
dengan menggunakan kereta api

1) mempergunakan lokomotif bermesin diesel dan


dilengkapi dengan alat pencegah terjadinya
perambatan api atau penangkap percikan api (fire
arrester) yang memadai;
2) gerbong yang dipergunakan berupa gerbong
barang yang bebas dari penumpang;
3) gerbong tempat penyimpanan bahan peledak harus
dilapisi dengan papan dengan pintu gerbong
mempunyai kunci tersendiri;
4) memiliki 2 (dua) buah alat pemadam kebakaran
yang diletakkan dekat petugas pengawal
berada;
5) gerbong dilengkapi atau dipasang kain warna
merah dengan ukuran 150 cm x 50 cm dengan
tulisan “BERBAHAYA” berwarna putih dengan
ukuran tinggi huruf 30 cm ditempatkan pada
samping gerbong;
6) gerbong yang memuat bahan peledak jenis
detonator harus terpisah dengan gerbong yang
memuat jenis bahan peledak lainnya;
7) memiliki kotak Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) dengan obat-obatan.
Menggunakan Gerobak
1. gerobak dalam keadaan baik dan bagian dalam
bak dilapisi papan serta tidak ada benda lain
yang dapat mengakibatkan benturan atau
gesekan atau percikan api seperti besi dan paku;
2. pemuatan bahan peledak disesuaikan dengan
kemampuan gerobak;
3. pada waktu gerobak ditarik harus dilaksanakan
dengan hati-hati;
4. bahan peledak jenis detonator tidak boleh
diangkut bersama dengan jenis bahan peledak
lainnya.
Menggunakan kapal laut
1. kapal laut yang digunakan harus memenuhi
persyaratan dan ketentuan Departemen
Perhubungan Laut (Deperla) antara lain jenis
kapal dan trayek;
2. apabila menggunakan kapal barang,
penyimpanan bahan peledak ditempatkan
jauh dari mesin kapal dan tidak boleh
dicampur dengan barang lain;
3. memasang bendera merah sesuai dengan
ketentuan peraturan dalam pelayaran.
Sarana angkutan pesawat
udara atau helikopter
1. pengangkutan bahan peledak yang mempergunakan
pesawat udara atau helikopter tidak dibenarkan
berpenumpang lain, kecuali petugas pengamanan,
mekanik dan pilot.
2. khusus pengangkutan bahan peledak dengan helikopter,
dengan cara digantung di bawah helikopter dengan jarak
aman 5 (lima) meter;
3. pelaksanaan pengangkutan bahan peledak jenis Detonator
dilaksanakan secara 
terpisah dengan jenis bahan peledak
lainnya;
4. pesawat udara atau helikopter yang sedang mengangkut
bahan peledak atau Detonator, dilarang menggunakan
atau menghidupkan peralatan transmitter, radar, radio dan
peralatan elektronik lainnya.
Mengangkut dengan Helikopter
Penempatan Bahan
Peledak
1. Bahan peledak harus disimpan dalam kemasan aslinya
dan dicantumkan tanggal penyerahan bahan peledak
tersebut ke gudang, tulisan harus jelas pada kemasannya
dan mudah dibaca tanpa memindahkan kemasan.
2. Detonator harus tersimpan terpisah dengan bahan
peledak lainnya di dalam gudang bahan peledak peka
detonator.
3. Bahan peledak peka detonator tidak boleh disimpan di
gudang bahan peledak peka primer atau di gudang
bahan ramuan bahan peledak.
4. Bahan peledak peka primer dapat disimpan bersama-
sama di dalam gudang bahan peledak peka detonator
tetapi tidak boleh disimpan bersama-sama dalam
gudang bahan ramuan bahan peledak.
5. Bahan ramuan bahan peledak dapat disimpan bersama-
sama di dalam gudang bahan peledak peka primer dan
atau di dalam gudang bahan peledak peka detonator.
6. Amunisi dan jenis mesiu lainnya hanya dapat disimpan
dengan bahan peledak lain di dalam gudang bahan
peledak apabila ditumpuk pada tempat terpisah dan
semua bagian yang terbuat dari besi harus dilapisi dengan
pelat tembaga atau alumunium atau ditutupi dengan
beton sampai tiga meter dari lantai.
7. Temperatur ruangan bahan peledak untuk:
a. bahan ramuan tidak boleh melebihi 55 Celcius; dan
b. peka detonator tidak boleh melebihi 35 Celcius.
ANFO
Detonator Dinamit AN ANFO AN AN

Gd. Detonator Gd. Handak Gd. Handak Gd. Bahan Ramuan


Peka Detonator Peka Primer Bahan Peledak
Bongkar Muat
1. Menggunakan Truck atau Pick Up atau Kereta Api dan
Gerobak
 Bahan peledak harus dipak secara benar dan dimasukkan ke
dalam kemasannya masing-masing;
 Bongkar muat dilakukan pada siang hari antara pukul 08.00
sampai dengan 18.00 waktu setempat, kecuali dalam keadaan
terpaksa dapat dilakukan pada malam hari dan wajib
menggunakan penerangan listrik yang terpasang dengan jarak
paling dekat 5 (lima) meter dari bahan peledak;
 Bongkar muat terhadap Detonator dan Dinamit dilarang
menggunakan pengait dan atau forklift;
 Selama bongkar muat, orang yang tidak berkepentingan dilarang
mendekat, merokok atau membawa barang-barang yang mudah
menimbulkan api;
 Bongkar muat bahan peledak tidak boleh dilaksanakan pada
waktu hujan lebat, petir dan di tempat-tempat keramaian;
 Bongkar muat bahan peledak wajib dilaksanakan secara hati-hati
dan dihindari benturan, bantingan, gesekan serta hentakan.
Bongkar Muat
2. Menggunakan Kapal Laut
 Bahan peledak harus di pak secara benar dan dimasukkan ke dalam
kemasannya masing-masing;
 Bongkar muat dilakukan pada siang hari pukul 08.00 sampai dengan
 18.00 waktu setempat, kecuali dalam keadaan terpaksa dapat
dilakukan pada malam hari dan wajib ada izin dari administrator
pelabuhan (Adpel atau Syah Bandar) setempat serta wajib
menggunakan penerangan listrik dengan jarak paling kurang 5 (lima)
meter dari bahan peledak;
 Bongkar muat terhadap Detonator dan Dinamit dilarang
menggunakan pengait dan atau forklift;
 Selama bongkar muat, orang yang tidak berkepentingan dilarang
mendekat, merokok atau membawa barang-barang yang mudah
menimbulkan api;
 Bongkar muat bahan peledak tidak boleh dilaksanakan pada waktu
hujan lebat, petir dan tempat-tempat keramaian;
 Bongkar muat wajib dilakukan secara hati-hati dan dihindari benturan,
bantingan, gesekan serta hentakan
3.Bongkar Muat di Lapangan Udara
 Bahan peledak tersebut harus dipak secara benar dan
dimasukkan ke dalam kemasannya masing-masing;
 Bongkar muat dilakukan pada siang hari pukul 08.00 sampai
dengan
 18.00 waktu setempat, kecuali dalam keadaan terpaksa
dapat dilakukan pada malam hari dan wajib ada izin
penanggung jawab keamanan lapangan udara (Airport
Authority) dengan menggunakan penerangan listrik dengan
jarak paling kurang 10 (sepuluh) meter dari bahan peledak;
 Bongkar muat Detonator dan Dinamit dilarang menggunakan
pengait dan atau forklift;
 Selama bongkar muat, orang yang tidak berkepentingan
dilarang mendekat, merokok atau membawa barang-barang
yang mudah menimbulkan api;
 Bongkar muat wajib dilakukan secara hati-hati dan dihindari
benturan, bantingan, gesekan dan hentakan;
 Bongkar muat bahan peledak tidak boleh dilakukan pada
waktu hujan lebat, ada petir dan di tempat-tempat keramaian.
Pengangkutan bahan Peledak ke
Lokasi Peledakan
 Dari Gudang Handak Utama ke lokasi peledakan;
 Dari Gudang Handak utama ke Gudang Handak bawah tanah;
 Dari Gudang Handak bawah tanah ke lokasi peledakan;
 Dari Gudang Handak Transit ke Gudang Handak Utama.

Ketentuan pengangkutan adalah sebagai berikut:


 Handak harus diserahkan dan disimpan di gudang tidak lebih
dari 24 jam sejak tiba di wilayah kegiatan pertambangan;
 Dilarang mengangkut bahan peledak ke atau dari gudang
bahan peledak atau disekitar tambang kecuali dalam peti
aslinya yang belum dibuka atau wadah tertutup yang
digunakan khusus. Apabila dalam pemindahan bahan peledak
dari peti aslinya ke dalam wadah tertutup terdapat sisa maka
sisa tersebut harus segera dikembalikan ke gudang bahan
peledak.
Prosedur Operasi Standar
Pengangkutan Bahan Peledak

 Tidak ada aturan khusus dalam


pelaksanaan pengangkutan bahan
peledak ke lokasi peledakan
 Peraturan atau standar di tiap
perusahaan akan berbeda
Prosedur Operasi Standar
Pengangkutan Bahan Peledak secara umum
 Petugas pemesan, pengguna bahan peledak dan yang mengembalikan
sisa bahan peledak harus memiliki sertifikat Juru Ledak Kelas II dan
Kartu Ijin Meledakkan (KIM);
 Petugas gudang harus mempunyai sertifikat Juru Ledak Kelas II;
 Pekerjaan peledakan hanya bisa ditangani oleh karyawan tambang
yang memiliki sertifikat Juru Ledak Klas II dan Kartu Ijin Meledakkan
(KIM) yang masih berlaku;
 Mengisi checklist pra-operasi dengan benar dan menginformasikan
kepadasupervisor jika menemukan masalah yang berhubungan dengan
alat angkut sesuai dengan checklist pra-operasi;
 Memastikan bahwa radio komunikasi dalam keadaan baik;
 Kendaraan yang membawa bahan peledak atau detonator harus
dipasangi tanda-tanda peringatan yang terlihat dari semua sudut pada
kendaraan;
 Detonator dan bahan peledak lain terpisah;
Prosedur Operasi Standar
Pengangkutan Bahan Peledak secara umum
 Detonator boleh diangkut bersama bahan peledak jika ditempatkan
dalam kontainer terpisah yang tidak menimbulkan percikan yang diberi
pemisah;
 Perangkat yang dapat menimbulkan asap atau api dilarang berada
dalam jarak 50 meter dari kendaraan yang mengangkut bahan peledak
atau detonator;
 Alat pemadam kebakaran yang berisi penuh harus ada pada
kendaraan yang mengangkut bahan peledak. Jangan mencoba untuk
memadamka api, yang akan kontak dengan bahan peledak;
 Saat kendaraan pengangkut bahan peledak diparkir, mesin harus
dimatikan, gigi diaktifkan dan rem dipasang;
 Jika kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan peledak
dibutuhkan untuk tujuan lain (seperti ke bengkel untuk diperbaiki)
seluruh bahan peledak harus dikeluarkan dan kendaraan harus
dibersihkan;
 Dilarang menempatkan bahan atau perlengkapan lain di atas atau di
dalam ruang kargo pada kendaraan yang mengangkut bahan peledak;
Prosedur Operasi Standar
Pengangkutan Bahan Peledak secara umum

 Hanya karyawan yang terlibat dengan persiapan shot yang boleh


menumpang di dalam atau di atas kendaraan yang membawa bahan
peledak;
 Kendaraan yang membawa bahan peledak tidak boleh ditinggalkan
tanpa penjagaan;
 Menggunakan alat angkut khusus;
 Menghindari rute yang ramai;
 Tidak boleh keluar area tambang;
 Dilakukan pada siang hari;
 Untuk tambang bawah tanah memakai lampu “safety lamp” pada jam
kerja, melalui sumur secara mekanis;
 Mengangkut dengan jumlah sesuai dengan kebutuhan;
 Bahan peledak tidak boleh terkena langsung matahari;
 Selama pengangkutan, bahan peledak tidak boleh terbanting-banting;
 Petugas pengangkutan dilarang merokok.
Alat Pelindung Diri
Petugas Pengamanan atau
Pengawalan

Anggota Polri yang ditunjuk untuk melaksanakan


tugas pengamanan atau pengawalan dalam
pengangkutan bahan peledak wajib memenuhi
persyaratan:
1. dalam keadaan sehat;
2. memiliki disiplin kerja yang baik;
3. memiliki pengetahuan tentang bahan peledak;
dan
4. menguasai tugas pengamanan atau
pengawalan.
Sebelum melaksanakan pengamanan atau
pengawalan, petugas melakukan
pengecekan terhadap:
1. sarana angkutan yang digunakan, apakah telah
memenuhi persyaratan;
2. surat-surat atau dokumen yang berkaitan dengan
pengangkutan bahan peledak;
3. macam atau jenis, merek dan jumlah bahan
peledak yang akan diangkut; dan
4. identitas pengemudi dan kernetnya, serta
memberikan petunjuk.
Dalam rangka pengamanan atau pengawalan pelaksanaan
angkutan bahan peledak di darat, para petugas wajib
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Selama dalam perjalanan, petugas dan pengemudi serta
kernet dilarang merokok dan minum-minuman yang
mengandung alkohol;
2. harus selalu dalam keadaan waspada;
3. selalu dapat menentukan langkah-langkah yang perlu
ditempuh bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan;
4. selama dalam perjalanan dilarang berhenti tanpa
memperhatikan faktor-faktor keamanan dan keselamatan;
5. pada waktu hujan lebat atau petir agar menghentikan
kendaraan ditempat aman;
6. jarak iring-iringan antara kendaraan dengan kendaraan yang
mengangkut bahan peledak harus sekurang-kurangnya 25
meter;
7. dalam situasi terpaksa harus bermalam, melaporkan kepada
Polri setempat dan bila perlu minta bantuan pengamanan;
8. bila dalam perjalanan terjadi kerusakan kendaraan, segera
melaporkan kepada Polri setempat dan induk kesatuannya
serta perusahaan angkutan segera mendapatkan
penggantian kendaraan, di samping berusaha untuk
memperbaiki;
9. selama dalam perjalanan, muatan bahan peledak yang
diangkut tidak boleh dibongkar atau dipindahkan ke
kendaraan lain tanpa memberi tahu Polri setempat;
10. pembongkaran muatan bahan peledak tidak boleh
dilaksanakan di jalan umum atau tempat pemukiman
penduduk;
11. sewaktu-waktu wajib mengadakan pengecekan
muatan dan kendaraan;
12. apabila kendaraan yang mengangkut bahan
peledak akan melewati jalan kereta api yang tidak
dijaga oleh petugas, maka kendaraan harus
dihentikan terlebih dahulu dengan jarak paling
dekat 25 meter dari rel, kemudian mengadakan
pengecekan ada atau tidaknya kereta api yang
akan lewat;
13. pada waktu akan mengisi bahan bakar, harus
dilaksanakan secara bergilir dan mesin harus
dimatikan;
14. apabila terjadi kebakaran pada muatan dan
kendaraan yang sedang mengangkut bahan
peledak, petugas wajib mengambil langkah sebagai
berikut:
a. menghentikan semua kendaraan;
b. mengosongkan daerah kendaraan yang terbakar
dengan jarak paling pendek 500 meter;
c. dilarang memadamkan api;
d. segera menghubungi Polri dan Dinas Pemadam
Kebakaran;
e. apabila kebakaran bukan berasal dari muatan bahan
peledak, maka harus dipadamkan;
f. keselamatan kendaraan menjadi tanggung jawab
pengemudi, sedangkan pengamanan pengangkutan
bahan peledak tanggung jawab petugas.
Kode dan Sistem Klasifikasi
Bahaya Bahan Peledak
Nomor UN

 Nomor UN (bahasa Inggris: UN numbers) atau UN


ID adalah nomor terdiri dari 4 angka/digit yang
mengidentifikasi bahan berbahaya, and barang-
barang berbahaya (seperti bahan peledak,
cairan mudah terbakar, bahan beracun, dsb.)
dalam jaringan perhubungan internasional
Kelas 1 - Mudah Meledak:

 1.1 - Bahaya Peledakan Besar (Seluruh Muatan)


 1.2 - Bahaya Serpihan Ledakan
 1.3 - Bahaya Api Ledakan
 1.4 - Bahaya Ledakan Ringan
 1.5 - Sensitivitas Ledakan Kecil
 1.6 - Sensitivitas Ledakan Sangat Kecil
Ukuran Dan Bentuk Plakat Pada
Kendaraan Pengangkut B3
Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Darat

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat


Nomor : 725/AJ.302/DRJD/2004
 Tanggal : 30 April 2004

Nomor: 725/ AJ.302/DRJD/2004 Tanggal: 30 April


Contoh 1 :

2004.
UKURAN DAN BENTUK PLAKAT
PADA KENDARAAN PENGANGKUT B3

Pemasangan plakat pada kendaraan


pengangkut B3 harus dapat dilihat secara jelas
sampai dengan jarak 50 m. Bentuk plakat harus
sederhana dan mudah dimengerti serta jelas
warnanya. Warna dasar plakat adalah putih
B dengan tulisan hitam,

A
Ukuran terkecil untuk plakat
adalah:
Untuk di kendaraan: A B
A = 25 cm, B = 5%A
Catatan :

1. Pemasangan plakat pada kendaraan pengangkut B3 harus dapat dilihat


secara jelas sampai dengan jarak 50 m.
Untuk di kemasan
A = 10 cm B = 5%A
2. Bentuk plakat harus sederhana dan mudah dimengerti serta jelas
warnanya.

3. Warna dasar plakat adalah putih dengan tulisan hitam, sedangkan


warna simbol yang ada pada plakat harus sesuai dengan ketentuan.
22
Penempatan plakat pada kendaraan
pengangkut B3

Lampiran II Keputusan Direktur Jenderal


Perhubungan Darat
Nomor : 725/AJ.302/DRJD/2004
Tanggal : 30 April 2004

UKURAN DAN PENEMPATAN


TULISAN NAMA PERUSAHAAN
PADA KENDARAAN PENGANGKUT B3

PT.
KUAT

NAMA PERUSAHAAN

Catatan :

Nama perusahaan ditulis di samping kiri dan kanan pintu kendaraan


pengangkut B3, dengan ketentuan :
Perhitungan Jumlah
Bahan Peledak
Geometri Peledakan
Lubang ledak vertikal dan
miring
B α B

T T

B
H H
L
L PC
PC

J J

a. Lubang ledak vertikal b. Lubang ledak miring


Menghitung jumlah handak
Whandak = PC x d
Wtotal handak = n x PC x d
di mana :
PC = Isian Utama
d = densitas pengisian
(loading density),
yaitu jumlah bahan peledak
setiap meter kedalaman
kolom lubang ledak
(lihat Tabel III.1 pada modul)
n = Jumlah Lubang Ledak
Contoh Perhitungan
Diketahui :
Diameter lubang ledak = 4,75 inci (121 mm)
Panjang kolom i s i a n ( PC ) = 11 m
Bahan peledak yang digunakan ANFO dengan densitas 0,80 gr/cc.
Hitunglah kebutuhan bahan peledak untuk 100 lubang !
Jawab :
PC = 11 m
d = 9,20 (didapat dari tabel)
Contoh Perhitungan
Diketahui :
Diameter lubang ledak = 4,75 inci (121 mm)
Panjang kolom i s i a n ( PC ) = 11 m
Bahan peledak yang digunakan ANFO dengan densitas 0,80 gr/cc.
Hitunglah kebutuhan bahan peledak untuk 100 lubang !

Jawab :
PC = 11 m
d = 9,20 (didapat dari tabel)

Wtotal handak = n x PC x d
Wtotal handak = 100 x 11 m x 9,2 kg/m

= 10.120 kg
= 10,12 ton
Pelaporan Pengangkutan
Bahan Peledak
Fungsi Pelaporan

1. Sebagai bahan untuk pertanggung


jawaban
2. Sebagai alat untuk menyampaikan
informasi
3. Sebagai alat pengawasan
4. Sebagai bahan penilaian
5. Sebagai bahan pengambilan keputusan

Anda mungkin juga menyukai