GRINDING
Laboratorium Pengolahan Bahan Galian
Jefri M. A. Lumban Gaol (12515010) / Kelompok 5 / Kamis,
Prodi Teknik Metalurgi 09-03-2017
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
Asisten : Anindityo Nugra Arifiadi (12514009)
Abstrak – Praktikum Modul II – Grinding atau penggerusan merupakan salah satu tahapan dari size reduction atau proses
kominusi. Proses grinding merupakan proses size reduction setelah proses crushing dilakukan. Tahapan ini adalah operasi
untuk memperkecil ukuran material yang awalnya sangat masih berukuran besar dari hasil crushing menjadi hasil dengan
ukuran yang optimum dan halus. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan pengaruh antara waktu terhadap
ukuran partikel yaitu P80. P80 adalah besarnya ukuran ayakan yang dibutuhan untuk menghasilkan produk keluaran kominusi
sebesar 80%. Dipilih angka 80% karena itu sudah menjadi kesepakatan dan standar yang dipakai oleh perusahaan-
perusahaan tambang dan pengolahan mineral. Percobaan diawali dengan pengisian bola gerus pada silinder gerus, lalu
dimasukkan umpan sekitar 500 gram dengan ukuran -3#. Kemudian silinder akan berputar selama waktu yang telah
ditentukan, kemudian hasilnya diayak sehingga diperoleh data hasil operasi penggerusan tadi dalam bentuk hubungan antara
persen berat kumulatif lolos terhadap ukuran ayakan pada waktu penggerusan yang berbeda.
Pada mekanisme grinding dikenal juga istilah Masukkan bola besar dan bola kecil ke dalam
Kecepatan kritis. Kecepatan kritis adalah kecepatan
mill sebagai penggerus
maksimum dimana bola-bola baja akan "melekat" pada
liner.
𝑣2
𝑚 = 𝑚𝑔 𝑐𝑜𝑠𝛼
𝑅 Gerus selama 10 menit
2𝜋𝑅𝑁
𝑣=
60
𝜋 2𝑁 2𝑅
𝑐𝑜𝑠𝛼 = = 0.0011𝑅𝑁 2
900𝑔
𝐷−𝑑 0.0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2 Setelah 10 menit, pisahkan bijih dengan bola
𝑅= → 𝑐𝑜𝑠𝛼 = lalu ayak dengan ayakan 24#, 42#, 60#, 80#
2 2
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚, 𝛼
= 0 𝑚𝑎𝑘𝑎
42.3
𝑁𝑐 = Timbang, ulangi percobaan utuk penggerusan
√𝐷𝑚 − 𝑑
20 menit
Dengan Nc dinyatakan dalam rotasi per menit.
dimana Dm = diameter dalam (m)
Nc = kecepatan kritis (rpm)
2. Rumus-rumus yang digunakan
Ball mill biasanya bekerja pada 85 % dari kecepatan 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖
kritisnya sedangkan rod mill bekerja pada 50-55% dari Persen Berat tertampung = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
kecepatan kritisnya.
40 x = 1,31 mm
% Berat kum lolos
10
Perbandingan Hasil
0
Grinding 10 menit
0 0.2 0.4 0.6 0.8 dengan 20 menit
Screen opening (mm)
0 0.5 1
1.2 40
Berdasarkan grafik diatas diperoleh persamaan grafik : 35
40 y = 63.021x - 2.5713 dari bola-bola kecil untuk menggerus bijih emas yang
R² = 0.7302 berada pada celah bola besar dan bola-bola besar untuk
30
bijih yang berukuran besar. Setelah itu percobaan
20 dilakukan dengan menggerus bijih selama 10 menit
10 menggunakan alat pengatur waktu gerus. Setelah
0 menunggu 10 menit, bijih emas dikeluarkan dari mill,
0 0.2 0.4 0.6 0.8 bersihkan mill dan bola-bola gerus. Setelah itu pisahkan
Screen opening (mm) bola-bola gerus dengan bijih emas untuk diayak, lalu ayak
dengan ayakan 24#, 42#, 60#, 80# memakai alat pengayak
untuk mendapatkan hasil ayakan yang lebih efektif karena media gerus terhadap korosi karena material yang digerus
jika pengayakan dilakukan dengan manual, hasil ayakan tidak hanya bijih kering melainkan bijih basah juga. Media
tidak efektif karena adanya penggumpalan partikel. gerus juga harus divariasikan yaitu media berupa bola
Tuangkan hasil gerusan pada mill keatas ayakan lalu tutup kecil dan bola besar agar material tergerus sempurna.
rapat agar pada saat pengayakan tidak ada debu yang Faktor ketiga adalah kekerasan bijih yang akan digerus,
keluar dari ayakan. Masukkan ayakan ke vibrator dengan semakin keras suatu bijih maka proses grinding
posisi yang tepat agar tidak jatuh saat pengayakan dimulai. membutuhkan usaha yang lebih sedangkan jika kekerasan
Pengayakan dilakukan selama 5 menit. bijih rendah maka bijih akan semakin mudah digerus tidak
membutuhkan mekanisme yang lama.
Kemudian timbang hasil ayakan tersebut tiap fraksinya.
Lalu untuk percobaan kedua, ulangi penggerusan dengan Dari hasil pengayakan bijih yang telah selesai di-
waktu 20 menit tetapi saat menggerus lakukan 10 menit grinding, dapat diperoleh P80. P80 menyatakan ukuran
saja karena material yang dipakai sudah mengalami produk untuk meloloskan 80% material yang diayak. P80
penggerusan 10 menit sebelumnya pada perlakuan didapat dengan memplot grafik yang menyatakan
pertama. hubungan antara ukuran partikel dalam mm sebagai sumbu
absis dan % berat kumulatif lolos sebagai sumbu
Pada saat penimbangan didapatkan berat total seluruh
ordinatnya. Pada kurva pertama yaitu saat penggerusan 10
fraksi berbeda dengan berat awal bijih emas. Hal ini
menit diperoleh P80 sebesar 2,9712 mm dan pada saat
dikarenakan adanya berat yang hilang saat penimbangan.
penggerusan 20 menit diperoleh P80 sebesar 1,31 mm. Dari
Adapun % berat hilang pada saat 10 menit penggerusan
kedua data tersebut dapat diamati jika waktu penggerusan
adalah sebesar 1% dan % berat yang hilang pada saat 20
semakin lama maka P80 nya semakin kecil artinya produk
menit penggerusan adalah 1,22%. Berdasarkan data dapat
yang dihasilkan menjadi semakin halus.
dilihat bahwa semakin lama waktu penggerusan maka %
berat yang hilang akan semakin besar. Faktor-faktor yang
mempengaruhi berat hilang adalah pertama faktor dari
E. Kesimpulan
ketelitian pengamat pada saat melakukan penimbangan,
faktor kedua adalah banyaknya partikel yang menempel P80 menyatakan ukuran produk untuk meloloskan 80%
pada bola-bola gerus pada mill saat dituangkan pada material yang diayak. Pada kurva pertama yaitu saat
pengayak dan saat penimbangan ada partikel yang penggerusan 10 menit diperoleh P80 sebesar 2,9712 mm
menempel pada kuas dan kuas tersebut mengakibatkan dan pada saat penggerusan 20 menit diperoleh P80 sebesar
debu beterbangan ke udara. Banyaknya berat yang hilang 1,31 mm. Dari kedua data tersebut dapat diamati jika
saat penggerusan 10 menit adalah 5 gram dan pada saat 20 waktu penggerusan semakin lama maka P80 nya semakin
menit adalah sebanyak 6,1 gram. Berat yang hilang pada kecil artinya produk yang dihasilkan menjadi semakin
perlakuan 20 menit lebih banyak karena sebelumnya halus. Dapat juga disimpulkan bahwa waktu penggerusan
material tersebut sudah digunakan pada perlakuan 10 berbanding lurus dengan ukuran partikel yang dihasilkan.
menit artinya berat awalnya tidak mencapai 500 gram lagi Semakin lama waktu yang dibutuhkan maka ukuran
lalu penyebab lainnya adalah bijih semakin halus, jika partikel menjadi sangat halus.
semakin halus maka peluangnya menjadi debu akan lebih
besar sehingga banyak berat yang hilang.
Grinding di PT ANTAM