Anda di halaman 1dari 54

PERTEMUAN 05

FTP4316 PENGOLAHAN
BAHAN GALIAN
(3 SKS)

Dosen: Felice Deglardini Wopari,S.T.,M.T

S1 TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH

TAHUN AJARAN 2023/2024


REDUKI UKURAN (KOMINUSI)

PENGGERUSAN /
PENGAHALUSAN (GRINDING)
PENGGERUSAN/PENGHALUSAN (GRINDING)
 Tahapan akhir dari proses kominusi adalah Grinding.
 Grinding merupakan alat yang digunakan dalam pengolahan bahan galian
industri, yang bertujuan untuk mendapatkan material dengan ukuran yang
lebih kecil dari ukuran sebelumnya.
 Pada umumnya penggunaan grinding dilakukan pada material basah.
 Proses kerja grinding melibatkan gaya-gaya yang bekerja untuk
memecah material, sehingga menghasilkan material dengan ukuran yang
lebih kecil.
 Proses grinding memiliki kelemahan dimana memungkinkan terjadinya
korosi akibat proses dilakukan dalam keadaan basah (wet condition).
PENGGERUSAN/PENGHALUSAN (GRINDING)
 Grinding merupakan teknik yang digunakan dalam penghalusan material dalam keadaan
basah (wet condition) yang telah dihancurkan untuk mendapatkan batas ukuran halus yang
diinginkan dari 5-250mm menjadi 10-300 µm.

 Untuk mencapai batas ukuran halus yang diinginkan, maka tahapan pengolahan
menggunkan media penggerus berupa silinder baja, bola-bola baja/ keramik dan batuan
keras/ natural.

 Setiap bijih mempunyai ukuran optimum yang ekonomis, tergantung:


 Ukuran butir mineral berharga dalam bijih (ukuran liberasi).

 Ukuran pemisahan yang diperlukan pada proses berikutnya

 Tahapan pengolahan dengan metode grinding ini biasanya menggunakan media penggerus
berupa silinder baja, bola-bola baja dan keramik.
PENGGERUSAN/PENGHALUSAN (GRINDING)

Agar mendapatkan kualitas ukuran yang baik, kualitas reduksi


ukuran (comminution) dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
 Degree of liberation (Derajat Kebebasan) yaitu perbandingan
antara jumlah partikel bebas dengan jumlah partikel total
 Reduction ratio (Rasio reduksi) yaitu perbandingan ukuran
partikel yang masuk kedalam proses (opening) dibandingkan
dengan ukuran partikel yang keluar dari proses (discharge).
PENGGERUSAN/PENGHALUSAN (GRINDING)

 Penggerusan adalah proses pengecilan partikel bijih dengan


menggunakan kombinasi dari:
 Tekanan (impact)

 Gerusan (atriction), dan

 Gesekan (abrasion)

 yang terjadi didalam tabung bajah yang berputar yaitu


tumbling mills (Mahler dan Sabirin Nurhadi,2008).
MEKANISME PENGGERUSAN/PENGHALUSAN
(GRINDING)
Proses grinding dilakukan di dalam sebuah silinder
dari baja yang berisi media gerus, material yang
akan digerus dapat dalam kondisi kering ataupun
basah.

Mekanisme kerja dari grinding melibatkan gaya-gaya


yang pada daarnya akan memecahkan material
dalam media grinding berupa silinder berputar.
Gaya-gaya yang bekerja antara lain:
 Impak atau penekanan, dimana gaya diberikan
hampir ke seluruh permukaan partikel
 Chipping, dimana gaya memiliki sudut tertentu
 Abrasi (gesek) dimana gaya paralel terhadap Gambar 1. Mekanisme penggerusan, (a) impact,
permukaan partikel (b) chipping, dan (c) abrasi
METODE
Teknik grinding dapat dilakukan dengan mengkarakterisasi bahan baku yang akan
digunakan. Kemudian pengolahan bahan baku tersebut akan melalui beberapa
tahapan,yaitu:
1. Tahapan pertama dilakukan dengan mempersiapkan jenis alat grinding sesuai dengan
kebutuhan.
2. Kemudian material atau bahan baku dimasukkan ke dalam silinder pada mesin grinding.
3. Menghidupkan mesin grinding, maka perputaran dari mesin grinding akan menyebabkan
bola-bola baja yang terdapat dalam mesin grinding ikut bergerak searah dengan
perputaran mesin grinding.
4. Pada ketinggian tertentu bola-bola baja tersebut akan terjatuh akibat adanya gravitasi.
Sehingga bola-bola baja akan menumbuk material atau bahan baku yang diolah dan
menyebabkan ukuran material menjadi lebih kecil dari ukuran sebelumnya.
5. Pada proses grinding partikel direduksi dari sampai 250 mm menjadi 10 sampai 300 µm,
grinding biasanya dilakukan pada kondisi basah untuk mendapatkan slurry yang akan
diumpankan pada proses concentration
METODE FISHBONE

Gambar 2. Metode Fishbone Grinding


MEDIA PENGGERUSAN/PENGHALUSAN
(GRINDING)
Grinding dapat bekerja melalui bantuan yang disebut media grinding. Media grinding adalah media
yang dapat digunakan dalam menunjang proses penggerusan bahan galian dalam proses
comminution.

Media grinding terdiri dari:


a. Selinder/ batang-batang bajah berbentuk silinder (Rod), dengan ukuran Panjang hampir sama
dengan Panjang mill itu sendiri, contoh Rod Mill
b. Bola/Grinding balls, berupa bola-bola baja ataupun bahan lainnya dengan kekerasan tertentu,
contoh Ball Mill dan Tube Mill
c. Bijih/pebbles, yaitu media yang terbuat dari batuan keras atau bahan natural,
contoh:
 Semi Autogenus Mill (SAG) terdiri dari bijihnya sendiri ditambah bola-bola baja
 Autogenus Mill, tanpa media (bijihnya sendiri yang berfungsi sbg media penggerusan)
 Tower Mill
Gerak Granding
Menurut geraknya, proses grinding dibedakan
menjadi tumbling mill dan stirrer mill.
a. Tumbling mill
umum digunakan dalam industri pengolahan,
ciri khas dari tumbling mill adalah dinding mill Gambar 3. Mekanisme penggerusan di dalam tumbling mill
berputar yang memberikan pengaruh
terhadap bergeraknya media gerus dan
material. Selama tumbling mill beroperasi akan
terjadi rotasi dan gesekan material dengan
dinding mill.
b. stirrer mill
Gerakan media gerus dan material disebabkan
oleh pengaduk yang berputar di dalam mill. Gambar 4. Lab Metalurgi PTFI
Macam-macam Penggerus - lanjutan
• Berdasarkan ukurannya
 Ball mill  L ≈ D
 Rod mill  L ≈ 2D
 Tube mill  L > D
 Autogenous mill dan SAG (Semi Autogenous Mill)  L < D

• Berdasarkan discharge (pengeluaran)


 Overflow discharge
 Grate discharge
A. Batang Silinder Baja (Rod Mill)
• Batang silinder Baja disebut juga mesin fine crusher atau coarse grinding.
• Penggerusan dilakukan dalam alat berbentuk silinder yang berputar pada sumbu horizontalnya.
Didalam silinder terdapat media untuk menggerus bijih yang disebut media penggerusan, material
yang akan digerus dan air (pada cara basah).
• Umpan yang dapat masuk berukuran 50 mm dan menghasilkan produk sebesar 300 μm.
• Penggerus berupa batang baja silinder massif yang panjangnya hampir sama dengan panjang mill.
• Diameter penggerus: antara 150 mm dan 25 mm.
• Panjang mill (L) ≈ 1.5 – 2.5 kali panjang diameter (D) silinder
• Rod mill dibedakan berdasarkan discharge (pengeluaran) produknya:
• Centre peripheral discharge mill
 End peripheral discharge
 Overflow
Center Peripheral Discharge Mill
Umpan dimasukkan melalui trunnion pada kedua sisi mill dan pengeluaran dilakukan pada bagian
bawah melalui lubang di tengah shell, mill ini bisa digunakan untuk grinding basah dan kering
dan menghasilkan lebih banyak partikel kasar dari pada halus.

Gambar 5.. Center Peripheral Discharge Mill


End Peripheral Discharge Mill
Memiliki jalur pengumpanan pada satu sisi trunnion dan pengeluaran dilakukan pada bagian bawah shell
di seberang sisi pengumpanan, biasanya digunakan untuk grinding kering dan lembab.

Gambar 6.. End Peripheral Discharge Mill


Overflow (Tunnion) Mill
Pengumpanan dilakukan melalui salah satu trunnion dan pengeluaran dilakukan
melalui trunnion lainnya, biasanya mill ini digunakan untuk grinding basah

Gambar 7. Overflow Mills


Rod Mill

Gambar 8 Rod Mill


Rod-Peb Multicompartment Mill

Gambar 9 Rod-Peb Multicompartment Mill


B. Bola-Bola Baja (Ball Mill)
Prinsip kerja alat grinding yang menggunakan media bola-bola baja adalah memutar silinder
yang berisi bola-bola grinding yang terbuat dari baja dan material (bijih) di dalamnya,
proses grinding terjadi dengan pergerakan bola-bola dimana balls berputar di dalam dan
menggerus bijih.
Semakin besar diameter silinder maka kecepatan rotasi akan semakin lambat. Jika kecepatan
terlalu besar maka akan terjadi gaya sentrifugal pada silinder sehingga balls akan menempel
pada tepi silinder dan proses grinding akan menjadi tidak optimum.
Grinding balls biasanya terbuat dari baja, baik itu baja karbon tinggi, baja tempa, baja paduan,
atau baja cor-coran dan konsumsinya berkisar antara 0.1 sampai 1.0 kg per ton bijih tergantung
dari kekerasan bijih, kehalusan gerus, dan kualitas medium.
Pengisian dilakukan sebesar 40-50% dari volum mill, dan sekitar 40% adalah ruang kosong.
Alat grinding yang menggunakan bola-bola baja sebagai media grindingnya ada 2 jenis, yaitu ball
mill dan tube mill.
Bola-Bola Baja (Ball Mill)
• Penggerus yang menggunakan media bola baja berukuran antara 25
dan 150 mm.
• Panjang (L) ≈ Diameter (D) silinder
• Ball mill dibedakan berdasarkan discharge (pengeluaran) produknya:
Overflow mill  produk gerusan keluar dgn sendirinya.
Grate discharge mill  produk gerusan keluar melalui saringan yang
dipasang pada ujung pengeluaran produk.
 Low-level grate-discharge mill
 Intermediate-level grate-discharge mill
Ball Mill

Ball Mill mempunyai ukuran panjang kira-kira


sama dengan diameternya atau maksimal 1 ½
kali diameternya. Diameter mill bisa mencapai
5,5 m dan panjang 7,3 m.
Ball mill bekerja dengan kecepatan yang lebih
tinggi yaitu sekitar 70-80% dari kecepatan
kritis. Ukuran produk hasil keluaran dari ball mill
sekitar 45 μm.
Kinerja mesin ball mill dinilai berdasarkan tenaga
bukan berdasarkan kapasitas, dan didorong
dengan motor bertenaga sebesar 4 MW.

Gambar 10. Ball Mil


Ball Mill

Gambar 11. Ball Mil


Ball Mill- Inside

Gambar 12. Ball Mil-Inside


Ball Mill
Seperti halnya rod mill, ball mill juga diklasifikasikan berdasarkan sifat keluaran
produknya:
a) Peripheral Discharge Mill umpan melewati screen sepanjang silinder, bisa
digunakan pada grinding kering maupun basah.
b) Overflow Mill prinsipnya sama dengan prinsip kerja rod mill.
c) Grate Mill merupakan mill yang paling sering digunakan
Tube Mill
Prinsipnya sama dengan ball mill, perbedaanya hanya panjangnya antara 2 kali
diameternya, grinding media menggunakan bola- bola baja. Selain itu, tube mill
memiliki 2 kompartmen, sehingga ukuran produk yang dihasilkan lebih halus
dibandingkan ball mill yaitu <45 μm.

Gambar 13. Tube Mil


Tube Mill
• Pada dasarnya sama adalah ball mill, hanya panjang (L) > diameter
(D) silinder

Gambar 14. Tube Mil


Multi Compartment Mill
• Dalam satu mill, terdiri dari beberapa kompartemen.

• Setiap kompartemen bisa mempunyai media penggerus yang


berbeda atau media penggerus yang sama tapi dengan ukuran
yang berbeda.
Ball Multicompartment Mill

Gambar 15. Ball Multicompartment Mill


C. Pebble Mill
Pebble adalah media grinding berupa batuan keras atau batuan natural, dengan kata lain
alat grinding yang menggunakan pebble sebagai media grindingnya menggunakan
batuan yang mengandung bijih itu sendiri. Alat grinding yang menggunakan pebble
sebagai media grindingnya terdiri atas semi autogenous grinding (SAG) mill, autogenous
grinding mill, dan tower mill.
Pebble Mill
• Penggerus berupa batuan (kerikil) yang sangat keras.
• Pada dasarnya sama dengan ball mill, hanya media gerusnya yang
berbeda.
• Panjang (L) ≈ Diameter (D) silinder
1. Semi Autogenous Grinding (SAG) MILL
Semi Autogenous Grinding (SAG) mill adalah peralatan / sirkuit grinding yang paling sering
diminati dibandingkan dengan sirkuit konvensional dikarenakan memiliki beberapa
keuntungan-keuntungan, seperti:
 Biaya yang lebih rendah,
 Kemampuan menangani material basah dan lengket,
 Flowsheet yang lebih sederhana,
 Peralatan berukuran besar,
 Kebutuhan operator yang sedikit, dan
 Konsumsi medium grinding yang sedikit.
1. Semi Autogenous Grinding (SAG) MILL
SAG mill menggunakan metode grinding dengan kombinasi medium grinding dan partikel
bijih itu sendiri. Berdasarkan data riset yang ada, SAG mill dengan balls sebagai medium
terbukti paling efektif pada 6-10% volum mill.

Untuk mengendalikan sirkuit grinding diperlukan beberapa variabel yang harus diketahui
antara: lain:
a) Perubahan laju umpan baru dan circulating load.
b) Distribusi ukuran dan kekerasan bijih.
c) Laju penambahan air pada sirkuit.
d) Interupsi operasi dalam sirkuit, seperti pemberhentian karena pengumpanan media grinding
baru atau pembersihan choke cyclone
2. Autogenous Grinding MILL
Prinsip kerja autogenous grinding mill sama dengan dengan prinsip kerja semi autogenous
grinding mill, hanya saja autogenous mill bekerja berdasarkan metode grinding yang hanya
menggunakan partikelpartikel bijih itu sendiri sebagai media untuk melakukan kominusi
3. TOWER MILL
Tower mill digunakan untuk operasi penggerusan yang sangat halus, ruang dimana terjadi
pengerusan / grinding bentuknya vertikal dan bagian dalamnya dilengkapi dengan alat
yang melingkar berbentuk spiral dari atas ke bawah yang dapat memberikan gerakan
melingkar terhadap grinding media yang turun ke bawah.

Umpan beserta air dimasukkan dari bagian atas kemudian batuan mineral menggelundung
kebawah diatas pelat yang melingkar. Prinsip kerja dari tower mill adalah dengan
memberikan tekanan pada batuan yang ada di dalamnya. Saat alat yang berbentuk spiral yang
berada didalam tower mill berputar maka batuan akan jatuh kebawah dan akan mendesak
batuan sampai batuan tersebut hancur.
3. TOWER MILL

Gambar 16 Tower Mill


Muatan Mill

H
% volume = 113 -126
D

dimana H = jarak antara bagian atas dalam terhadap beban


D = diameter dalam mill
Muatan Mill
Kecepatan Kritis (Nc)
Kecepatan kritis adalah kecepatan di atas mana bola-bola baja akan "melekat" pada liner.

42,3
Nc =
Dm
dimana Dm = diameter dalam (m)
Nc = kecepatan kritis (rpm)
Ball mill biasanya bekerja pada 85 % dari kecepatan kritisnya
sedangkan rod mill bekerja pada 50-55% dari kecepatan kritisnya.
Mekanisme Penggerusan

Penggerusan dalam ball mill dengan


jumlah muatan bola-bola

Gaya yang bekerja dalam ball mill


untuk satu bola
Penggerusan Bertahap (Stage Grinding)
Tujuan penggerusan bertahap:
– untuk mencegah over grinding
– agar proses berlangsung lebih efisien
Closed Circuit (Hubungan Tertutup)
• Hubungan tertutup ball mill - classifier ada dua macam

Jenis (1) Jenis (2)


Hubungan Rumus Circulating Load Ratio
• Pada hubungan tertutup Jenis (1), rumus circulating load ratio (CLR) adalah
sbb.:
D - Dm d-o
(a). CLR  o (b). CLR 
D m - Ds s-d
 Pada hubungan tertutup Jenis (2), rumus (CLR) :
f -o
CLR 
dimana s-d
Do = dilution pada overflow classifier
Ds = dilution pada underflow classifier
Dm = dilution pada feed classifier
f = kumulatif %-berat pada suatu ukuran pemisah yang ada pada feed
d = kumulatif %-berat pada suatu ukuran pemisah yang sama di dalam mill discharge
o = kumulatif %-berat pada suatu ukuran pemisah yang sama di dalam o’flow classifier
s = kumulatif %-berat pada suatu ukuran pemisah yang sama di dalam u’flow classifier
Efiseinsi Classifier
O o-f
Eff  10000 x x
F f(100 - f)

dimana

O = berat overflow classifier


F = berat feed classifier
f = %-berat material yang ada dalam feed yang lebih halus dari mesh
of separation
o = %-berat material yang ada dalam overflow classifier yang lebih
halus dari mesh of separation
Sirkit Reduksi Ukuran

Sirkit reduksi ukuran


- autogenous

Sirkit reduksi ukuran


- konvensional

Sirkit reduksi ukuran - autogenous dengan


grinding ukuran halus yang terpisah
Kerja Total (Teori Bond)
• Melalui eksperimen yang ekstensif, Bond menemukan bahwa ‘kerja total
yang dipakai pada proses pengecilan ukuran berbanding terbalik dengan
akar kuadrat dari ukuran partikel produk’ (diameter partikel produk
didefinisikan sebagai ukuran lolos 80%).
K
W
d

dimana: W = kerja (work), kwh/ton


d = diameter, mm
K = konstanta
• Olehkarenanya untuk suatu reduksi ukuran dari d1 ke do, kerja total W
adalah:

K K
W  Wo - W1  -
do d1

 Untuk mengeliminasi konstanta K, didefinisikan Indeks Kerja (Wi).


Indeks Kerja (Wi)
Total kerja yang diperlukan (kwh/ton) untuk mereduksi partikel dari ukuran
infinit menjadi 100.
K
Wi 
100
K = W i √100

Maka W = Wo – W i adalah:

 1 1 
W  10 Wi  -
 d d1 
 o
Indeks Kerja (Wi)
 Indeks kerja pada dasarnya merupakan suatu ukuran kekerasan dari
material.

 Nilai indeks kerja dapat diketahui dari uji laboratorium standar.


Harga Indeks Kerja (Wi) Beberapa Material
TUGAS
1. Jelaskan mekanisme pengecilan ukuran yang terjadi di dalam
ball mill dan roll mill!
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang menentukan apakah
penggerusan dilakukan dengan cara kering atau basah!
3. Kenapa pada proses grinding bijih pada pengolahan bahan
galian umumnya dilakukan dengan cara basah?
4. Jelaskan tiga hubungan putaran mill dengan aksi penggerusan!
TUGAS
5. Sebutkan, jelaskan dan sertakan gambar bagian-bagian penting
dari:
a. Ball mill
b. Rod mill
c. Pebble mill
d. Tube Mill
e. Autogenous mill
f. SAG (Semi Autogenous Mill)
6. Jelaskan dan sertakan gambar apa yang berbeda pada Ball Mill
berdasarkan pengeluran (discharge) yaitu:
a. Overflow discharge
b. Grate discharge mill

7. Jelaskan dan sertakan gambar apa yang berbeda pada Rod Mill
berdasarkan pengeluran (discharge) yaitu :
a. Centre peripheral discharge mill
b. End peripheral discharge mill
c. Overflow
SEKIAN DAN
se
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai