Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PRAKTIKUM ANALISIS BATUBARA

Dosen Pembimbing : Ir. K.A. RIDWAN, M.T.


Disusun oleh:
Nama : Muhamad Prawira Effendi
Kelas : 3 EGM
NIM : 061940412420

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2020/2021


Tugas:
Pelajari dan buatlah ringkasan materi tentang:
1. Apa itu Jaw Crusher
2. Apa itu pulverizer
3. Apa itu HGI
4. Apa itu Sieving
1. Jaw Crusher
Crusher merupakan suatu mesin atau alat yang banyak digunakan pada industri pertambangan
yang penempatannya umumnya diluar ruangan (out door). Merupakan salah satu peralatan
penggunaan pada saat penghancuran tahap pertama dan tahap kedua. Memiliki kekuatan anti-
tekanan dalam menghancurkan bahan paling tinggi hingga dapat mencapai 320Mpa.

Banyak digunakan dalam pengerjaan kontruksi misalnya dalam pengerjaan jalan pembuatran
beton, gedung, bendungan terutama rock fill dan filternya dan pengerjaan lainnya. Kadang
kadang diperlukan syarat khusus untuk gradasi butiran pengisinya. Gradasi butiran-butiran
tersebut sulit didapat dari alam tanpa pengerjaan apalagi secara besar-besaran.

Maka untuk mendapatkan butiran yang juga disebut agregat diperlukan pemecahan yang lebih
lanjut, sehingga didapatkan pemecah batu yang paling terkenal di dunia, Jaw Crusher sangat
ideal dan sesuai untuk gradasi yang minimal yang mendekati gradasi yang diinginkan maka
dibutuhkan alat yang disebut Crusher. Crusher ini dioperasiakan menyerupai sebuah pabrik yang
disebut sebagai Crushing Plant.

Pada pengerjaan Crushing ini biasa nya diperlukan beberapa kali pengerjaan pemecahan, tahap-
tahap pengerjaan ini beserta jenis pengerjaannya antara lain:

1. Pemecahan pertama oleh Primary Crusher

2. Pemecahan tahap kedua oleh jenis Scondary Crusher

3. Pemecahan ketiga yaitu pemecahan yang apabila diperlukan digunakan Tertiary Crusher

Jaw crusher adalah sebuah alat penghancur yang konstruksinya sangat sederhana, dengan
tenaga yang besar mampu menghancurkan batu hingga ukuran 20 - 60 cm dengan kapasitas
antara 10 - 200T/H. Dengan konstruksinya yang sangat sederhana,jaw cusher tidak
membutuhkan perawatan yang rumit. Sehingga banyak perusahan yang bergerak di bidang
pertambangan terutama pertambangan batu banyak menggunakan jaw crusher sebagai alat
penghancur yang pertama (Primary Crusher) ataupun yang kedua(Scondary Crusher).
Gambar 1.1 Jaw Crusher
Bagian-bagian Jaw Crusher

Gambar 1.2 Bagian Jaw Crusher

Berdasarkan porosnya jaw crusher terbagi dalam dua macam :

1. Blake Jaw Crusher, dengan poros di atas


2. Dodge Jaw Crusher, dengan poros di bawah

Perbandingan Dodge dengan Blake Jaw Crusher, yaitu :

1. Ukuran produkta pada Blake Jaw lebih heterogen dibandingkan dengan Dodge Jaw yang
relatif seragam
2. Pada Blake Jaw porosnya di atas sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel yang
terkecil
3. Pada Dodge Jaw porosnya di bawah sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel yang
terbesar sehingga gaya mekanis dari Dodge Jaw lebih besar doibandingkan dengan Blake
Jaw
4. Kapasitas Dodge Jaw jauh lebih kecil dari Blake Jaw pada ukuran yang sama
5. Pada Dodge Jaw sering terjadi penyumbatan
Istilah-istilah pada Jaw Crusher, antara lain :

1. Setting Block, bagian dari jaw crusher untuk mengatur agar lubang ukuran sesuai dengan
yang dikehendaki. Bila setting block dimajukan, maka jarak antara fixed jaw dengan
swing jaw menjadi lebih pendek atau lebih dekat, dan sebaliknya.
2. Toggle, bagian dari jaw crusher yang berfungsi untuk mengubah gerakan naik turun
menjadi maju mundur
3. Pitman, berfungsi untuk merubah gerakan berputar dari maju mundur menjadi gerakan
naik turun
4. Swing Jaw, bagian dari jaw crusher yang dapat bergerak akibat gerakan atau dorongan
toggle
5. Fixed Jaw, bagian dari jaw crusher yang tidak bergerak/diam
6. Mouth, bagian mulut jaw crusher yang berfungsi sebagai lubang penerimaan umpan
7. Throat, bagian paling bawah yang berfungsi sebagai lubang pengeluaran
8. Gate, adalah jarak mendatar pada mouth
9. Set, adalah jarak mendatar pada throat
10. Closed Setting, adalah jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw
ekstrim ke depan
11. Open Setting, adalah jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw
ekstrim ke belakang
12. Throw, selisih jarak pelemparan antara open setting dengan close setting
13. Nip Angle, sudut yang dibentuk dengan garis singgung yang dibuat melalui titik
singgung antara jaw dengan batuan

Prinsip Kerja Jaw Crusher


Cara kerja jaw crusher adalah, batu yang akan dipecah dimasukkan melalui feed
opening bagian movable jaw yang bergerak (Jaw Plate) kedepan ataupun yang kebelakang yang
turun naik, akibat dari excentric shaft yang digerakkan oleh Fly Wheel,yang sumber
penggeraknya adalah motor listrik. Batu tadi dihancurkan oleh kedua buah rahang jaw karena
gerakan moveble jaw. Batu yang telah hancur keluar melalui discharge opening.Discharge
opening ini dapat diatur dengan menyeting atau menyetel baut adjustment. Ukuran batu yang
dipecah tergantung dari ukuranjaw crusher ini atau feed opening, tanpa menyebabkan
melompatnya batu keluar pada waktu dipecahkan, tentu hal ini juga tergantung dari kekerasan
batu yang dipecah.
Pengisian dengan batu-batu yang terlampau kecil dalam pekerjaan pemecahan oleh jaw crusher,
selain tidak ekonomis juga akan menyebabkan keausan pada jaw bagian bawah.
2. Pulverizer
. Pulverizer adalah alat untuk menggiling atau menghancurkan batubara sehingga menjadi

halus dan kemudian bersamaan dengan udara primer dialirkan ke furnace.

Fungsi yang lain adalah mengeringkan batubara sehingga mudah dihaluskan dan dibakar,

mengklasifikasikan atau menyaring batubara untuk memastikan bahwa batubara yang masuk ke

dalam boiler benar-benar halus. Batubara yang terlalu keras (yang tidak bisa digiling) akan

keluar melalui sebuah lubang dan ditampung di Pyrites Hopper yang selanjutnya dibuang.

Deformasi material tersebuk menyebabkan fragmentasi struktur material sehingga terpecah

menjadi susunan yang lebih kecil. (Maurice, D., & Courtney, T.H. 1996).

Setiap boiler memiliki 4 pulverizer dimana tiap pulverizer menyuplai ke 4 burner sehingga

setiap boiler memiliki 20 burner.

2.1 Prinsip Kerja Pulverizer


Di dalam pulverizer juga terjadi proses pengeringan dan pemisahan batubara dengan

benda-benda asing yang terbawa dari proses penambangan atau saat transportasi, sehingga

batubara yang akan masuk ke ruang bakar sudah merupakan batubara yang siap dibakar dengan

spesifikasi butiran dan temperatur yang telah di tentukan sesuai desain. Serbuk batubara akan

dikeringkan dan ditransportasikan ke burner (furnace) dengan menggunakan udara panas yang

disebut dengan “Primary Air”. Primary Air ini mempunyai 3 fungsi,yaitu:

a. Mentransportasikan serbuk batubara dari Pulverizer keburner.

b. Mengeringkan serbuk batubara agar pembakaran dapat berlangsung secara optimum.

c. Untuk mensirkulasikan batubara di dalam Pulverizeragar terpisah dari material asing

yang tidak dapat dihaluskan.


Gambar 2.1: Prinsip Kerja Pulverizer PLTU Paiton

Primary air (udara primer) diperoleh dari primary air fan (PAF). Ada dua sumber yang
didapat dari mengalirnya primary air, yaitu melalui air heater sebelum masuk pulverizer dan
tempering air dengan suhu udara disekitarnya.

Keduanya ini bercampur untuk mendapatkan suhu yang memadai sesuai yang diperlukan oleh
Pulverizer. Pengaturan suhu PrimaryAir ini dilakukan dengan mengatur posisi damper ”Hot Air”
dan “Tempering Air.”

2.2 Tipe-tipe Pulverizer


Jika dilihat dari putaran Pulverizer dibagi menjadi tiga, yaitu high speed mill pulverizer,
medium speed mill pulverizer, low speed mill pulverizer. Yang saya rancang menggunakan tipe
medium speed mill pulverizer. Ditandai dengan huruf, B & W 89G untuk produk Babcock &
Wilcocx, sedangkan pabrik ABB CE tipe HP963.Untuk HP963 mengandung arti: untuk 96
adalah ukuran diameter bowl

= 96 inchi, sedangkan angka 3 adalah jumlah grinding roll


3. HGI ( Hardgrove Grindability Index )
Hardgrove Grindability Index (HGI) merupakan ukuran banyaknya energi yang
digunakan untuk menggerus batubara. Ketergerusan batubara merupakan sifatfisik yang
mencakup sifat-sifat lain seperti kekuatan, kekerasan dan kuat pecah. Nilai ketergerusan
Hardgrove adalah angka yang menunjukan kemudahan batubara untuk digerus.

Makin tinggi nilai ketergerusan batubara, makin mudah batubara itu digerus. Batubara
yang paling mudah digerus adalah bituminus low volatile dan medium volatile bila dibandingkan
dengan batubara bituminous jenis high volatile,sub bitiminus dan antrasit.
Sifat fisik batu bara perlu diketahui untuk pegelolaan dan pengolahan. Pengelolaan adalah
perlakuan batubara dari diambil dari alam sampai jadi bahan / barang yang siap jadi.

Alat yang digunakan untuk menguji HGI batubara adalah Sieving Machine
Hard grove Grindability Index Unit.

Gambar 3.1 Hardgrove Grindability Tester

Gambar 3.2 Lab Sieving Machine


4. Sieving
Pengayakan (sieving) meruapakan salah satu metode pemisahan sesuai dengan ukuran yang
dikehendaki. Pengayakan biasanay dilakukan terhadap material yang telah mengalami proses
penghancuran (grinding). Partikel yang lolos melalui ukuran saring tertentu disebut sebagai
undersize dan partikel yang tertahan diatas saringan tertentu diatas saringan disebut oversize.
Bebarapa ayakan yang sering digunakan atara lain :
- Grizzly, merupakan jenis ayakan dimana material yang diayak mengikuti aliran pada posisi
kemiringan tertentu.
- Vibrating screen, ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan miring, digerakkan pada
frekuensi 1000 – 7000 Hertz. Satuan kapasitas tinggi dengan efisiensi pemisahan yang baik,
digunakan untuk interval ukuran partikel yang luas.
- Oscillating screen, ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari vibrating screen (100
– 400 Hz) dengan waktu yang lebih lama, lebih linier dan tajam.
- Recipracating screen, ayakan dinamis yang dioperasikan dengan gerakan mengoyangkan,
pantulan yang panjang (20 – 200 Hz).
- Shifting screen, ayakan dinamis yang dioperaiskan dengan gerakan memutar dalam bidang
permukaan ayakan. Gerakan aktual dapat berupa putaran atau getaran memutar. Digunakan
untuk pengayakan material basah atau kering.
- Revolving screen, ayakan dinamis dengan posisi miring, berotasi pada kecepatan rendah (10 –
20 rpm). Digunakan untuk pengayakan basah dari material – material relatif kasar.
Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving)
dipakai untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
- Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
- Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize)
Tujuan dari proses pengayakan adalah: [Taggart,1927]

• Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa proses
berikutnya.
• Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan (Primary crushing)
atau oversize ke dalam proses pengolahan berikutnya, sehingga dapat dilakukan kembali
proses peremukan tahap berikutnya (secondary crushing).
• Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.
• Mencegah masuknya undersize ke permukaan.
Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering untuk material kasar, dapat
optimal sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam keadaan
basah biasanya untuk material yang halus mulai dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran
35 in.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos ukuran ayakan adalah :

1. Ukuran bahan ayakan


Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material yang lolos.

2. Ukuran relatif partikel


Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya akan memiliki kecepatan dan
kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu yang satu melintang dan lainnya
membujur.

3. Pantulan dari material


Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan membentur kisi-kisi screen sehingga
akan terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.

4. Kandungan air
Kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi bila hanya sedikit akan menyumbat
screen.

Anda mungkin juga menyukai