Kominusi
Alfin Ari Nugraha (12115084) / Kelompok H / Jumat, 2 Maret 2018
Asisten: Mohammad Andi Setianegara (12514035)
Abstrak – Praktikum Modul 1 – Praktikum modul 1 dengan judul kominusi dipraktikum ini dilakukan 2 kegiatan yaitu crushing dan
grinding. Tujuan dari kegiatan crushing pada praktikum ini adalah menentukan nilai P80 dari Jaw Crusher, P80 dan RR80 dari
roll crusher dengan gape sebesar 1,25 cm dan dengan gape sebesar 1,75 cm, sedangkan untuk grinding adalah untuk menentukan
besarnya P80 untuk waktu 10 dan 20 menit. Diawali dengan persiapan material, lalu di crushing dengan jaw crusher, diayak dengan
ketentua ayak tertentu, dilanjutkan dengan crushing menggunakan roll crusher. Setelah itu dilakukan grinding dan dilakukan juga
shieve analysis, hasilnya ditimbang dan dianalisis lebih lanjut.
2. Compression (clevage)
Terjadi bila energi yang dihasilkan cukup untuk membuat
partikel remuk dan menghasilkan ukuran partikel tidak jauh
berbeda dari ukuran umpan.
3. Impact (shatter)
Terjadi bila energi yang dihasilkan lebih dari cukup untuk
terjadinya peremukan partikel sehingga menghasilkan banyak
partikel dengan distribusi ukuran yang lebar.
Gambar 2 Alat Gyratory Crusher
Sumber :
http://www.mahyarcrusher.com/en/products/cb2ejq/Gyratory
%20Crusher
3. Cone crusher Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari
Cone crusher bekerja seperti gyratory crusher. Sumbu tegak yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih
tidak digantung pada spider tetapi ditunjang di bawah mantel halus. Perbedaan peremukan dan penggerusan adalah
atau cone. peremukan selalu dilakukan dengan cara kering sedangkan
penggerusan bisa dilakukan dengan cara kering bila umpan
benar-benar kering dan dengan cara basah bila umpan berupa
bijih bercampur air.
4. Roll crusher
Roll crusher biasa digunakan pada secondary crushing. Gap
pada roll crusher bisa diatur jaraknya untuk menghasilkan
hasil remukan tertentu.
3. Berdasarkan ukuran :
a. Ball mill, L ≈ D
b. Rod mill, L ≈ 2D
c. Tube mill, L > D
d. Autogenous mill dan semi-autogenous mill, L < D
4. Berdasarkan discharge :
a. Overflow discharge
Gambar 5 Alat Hammer Mill b. Grate discharge
Sumber :
http://nett21.gec.jp/JSIM_DATA/WASTE/WASTE_2/html/
Doc_363_1.html
B. Data Percobaan C. Pengolahan Data Percobaan
Berat wadah = 0,2 kg 1. Diagram Alir Percobaan
Berat umpan jaw crusher = 2,0 kg Langkah-langkah dalam praktikum ini ialah sebagai berikut :
Berat umpan roll crusher gap 1,25 = 1,0 kg Penyiapa Tampung
Berat umpan roll crusher gap 1,75 = 1,0 kg n Umpan Bersihkan
Nyalakan
hasilnya
Siapkan roll
(dalam semua jaw crusher
dan crusher
Berat umpan grinding = 500 gram bentuk alat lakukan
kering) ayakan
Simpan
Tabel Percobaan Grinding material
pada
Berat (gr) wadah
Ukuran (mesh) sampel
5 menit 10 menit
28 240,2998 146,28975
-28 48 21,59975 69,09975 2. Rumus yang Digunakan
Berikut rumus-rumus yang digunakan :
-48 65 26,59975 56,79975
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
-65 80 121,7998 179,29975 %𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
-80 100 80,69975 38,49975
-100 23,49975 8,19975 𝐹80
𝑅𝑅80 =
Total 514,4985 498,1885 𝑃80
3. Hasil Perhitungan
3.1 Jaw Crusher
Berat umpan = 2 kg
Ukuran Berat
%BKT %BKL
Mesh (mm) (kg)
+1 25,4 0,65 34,95 65,05
-1 +2 -25,4 12,5 0,85 80,65 19,35
-2 +3 -12,5 6,73 0,20 91,40 8,60
-3 +8 -6,73 2,362 0,05 94,09 5,91
-8 +14 -2,362 1,168 0,05 96,77 3,23
-14 +20 -1,168 0,841 0,02 97,85 2,15
-20 -0,841 0,04 100,00 0,00
Total 1,86
X = 19,39
Jaw Crusher P80 = 19,39 mm
80.00 Menghitung RR80 :
33,56
60.00 y = 2.4659x - 2.7549 𝑅𝑅80 =
R² = 0.9466 19,39
40.00 𝑅𝑅80 = 1,73
%BKL
20.00
0.00
3.2.2 Roll Crusher 1,75 cm
0 5 10 15 20 25 30 Berat umpan 1 kg
-20.00
Ukuran (mm) Ukuran
Berat (kg) %BKT %BKL
Mesh (mm)
2 − 1,86 +1 25,4 0,05 7,58 92,42
%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100%
2
-1 +2 -25,4 12,5 0,15 30,30 69,70
%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 2%
-2 +3 -12,5 6,73 0,25 68,18 31,82
P80 hasil crushing menggunakan Jaw Crusher -3 +8 -6,73 2,362 0,10 83,33 16,67
y = 2,4659x – 2,7549 -8 +14 -2,362 1,168 0,05 90,91 9,09
80 = 2,4659x – 2,7549 -14 +20 -1,168 0,841 0,02 93,94 6,06
X = 33,56
-20 -0,841 0,04 100,00 0,00
P80 = 33,56 mm
Total 0,66
3.2 Roll Crusher
3.2.1 Roll Crusher Gap 1,25 cm
Berat umpan 1 kg
Roll Crusher Gap 1,75 cm
Ukuran 150.00
Berat (kg) %BKT %BKL
Mesh (mm) y = 3.6204x + 8.059
100.00
%BKL
R² = 0.9427
+1 25,4 0,10 6,78 93,22
50.00
-1 +2 -25,4 12,5 0,35 30,51 69,49
-2 +3 -12,5 6,73 0,40 57,63 42,37 0.00
0 5 10 15 20 25 30
-3 +8 -6,73 2,362 0,15 67,80 32,20
Ukuran (mm)
-8 +14 -2,362 1,168 0,05 71,19 28,81
-14 +20 -1,168 0,841 0,03 72,88 27,12
-20 -0,841 0,40 100,00 0,00 1 − 0,66
Total 1,48 %𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100%
1
%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 34%
Roll Crusher Gap 1,25 cm P80 hasil crushing menggunakan Jaw Crusher
150.00 y = 3,6204x + 8,059
80 = 3,6204x + 8,059
100.00 y = 2.7731x + 26.223 X = 19,87
%BKL
R² = 0.9735
P80 = 19,87 mm
50.00
Menghitung RR80 :
0.00 33,56
𝑅𝑅80 =
0 5 10 15 20 25 30 19,87
Ukuran (mm) 𝑅𝑅80 = 1,69
40.00
sebaliknya. Sedangkan RR80 untuk menentukan kapasitas
20.00 alat, dimana semakin besar RR80 maka kapasitas alat semakin
0.00 besar, begitu juga sebaliknya.
0 0.2 0.4 0.6 0.8
Ukuran (mm) Pada pengolahan mineral biasa terjadi “choking” dimana
umpan tidak hancur saat diremukkan. Hal ini mengakibatkan
500 − 514,66 hasil olahan kurang optimum dan dalam cakupan besarnya
%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100%
500 dapat menyebabkan kerugian perusahaan. Cara
%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = −2,932% menanganinya adalah dengan melakukan secondary crushing
untuk material-material yang dianggap terlalu besar.
P80 hasil grinding menggunakan ball mill 10 menit :
y = 82,595x + 10.6382 RR80 dari roll crusher dengan gap 1,25 cm dan 1,75 cm
80 = 82,595x + 10.6382 berbeda tipis karena memang beda gap hanya tipis, dengan
X = 0,84 ukuran umpan yang bisa diasumsikan sama, maka tidak heran
P80 = 0,84 mm bahwa RR80-nya berbeda tipis saja.
3.3.2 Ball Mill 20 Menit Pada pengolahan kominusi ini terdapat berat hilang yang
Berat umpan 500 gram beragam, ada yang kecil, besar, sampai minus. Ini
Ukuran Berat (gr) %BKT dikarenakan material hasil olahan bercampur dengan material
%BKL lain di tempat praktikum atau ada material yang tertinggal,
Mesh (mm)
sehingga berpengaruh ke hasil yang ditimbang. Atau bisa juga
28 0,595 146,29 29,36 70,64
karena efisiensi dan kerja alat yang kurang optimum.
-28 48 -0,595 0,297 69,10 43,23 56,77
-48 65 -0,297 0,21 56,80 54,64 45,36 Pada ball mill hasil P80 yang 10 menit lebih besar dibanding
-65 80 -0,21 0,177 179,30 90,63 9,37 yang 20 menit. Ini menunjukkan bahwa semakin kecil P80
-80 100 -0,177 0,149 38,50 98,35 1,65 dan semakin besar waktu yang digunakan maka energi yang
-100 -0,149 8,20 100,00 0,00 diperlukan semakin besar, sehingga bisa dijadikan analisis
keuntungan untuk perusahaan nantinya.
Total 498,19
Masalah umum grinding yang terjadi di perusahaan adalah
Ball Mill 20 Menit
hasil yang diperoleh tidak sesuai seperti jumlahnya atau
100.00 kadang terjadi kontaminasi bola baja pada materialnya. Maka
80.00 y = 135.04x - 1.8114 penangannya adalah meningkatkan efisiensi alat serta
R² = 0.6679
%BKL
G. Daftar Pustaka
➢ Sanwani, Edy. Handout Kuliah Pengolahan Bahan
Galian.
➢ Wills, B.A., Napier-Munn, T. 2006. Mineral Processing
Technology: “An Introduction to the Practical Aspects of
Ore Treatment and Mineral Recovery”. Elsevier Science
& Technology Books: Australia. Hal. 108-117