Anda di halaman 1dari 9

Laporan Modul I, MG3017

Kominusi
Alfin Ari Nugraha (12115084) / Kelompok H / Jumat, 2 Maret 2018
Asisten: Mohammad Andi Setianegara (12514035)

Abstrak – Praktikum Modul 1 – Praktikum modul 1 dengan judul kominusi dipraktikum ini dilakukan 2 kegiatan yaitu crushing dan
grinding. Tujuan dari kegiatan crushing pada praktikum ini adalah menentukan nilai P80 dari Jaw Crusher, P80 dan RR80 dari
roll crusher dengan gape sebesar 1,25 cm dan dengan gape sebesar 1,75 cm, sedangkan untuk grinding adalah untuk menentukan
besarnya P80 untuk waktu 10 dan 20 menit. Diawali dengan persiapan material, lalu di crushing dengan jaw crusher, diayak dengan
ketentua ayak tertentu, dilanjutkan dengan crushing menggunakan roll crusher. Setelah itu dilakukan grinding dan dilakukan juga
shieve analysis, hasilnya ditimbang dan dianalisis lebih lanjut.

Jenis-jenis dari crusher :


A. Tinjauan Pustaka 1. Jaw crusher
Kominusi adalah operasi pengecilan ukuran bijih dengan Jaw crusher memiliki dua plat yang membuka dan menutup
peremukan dan penggerusan. Tujuan dari kominusi adalah seperti rahang di mana satu rahang diam dan yang lainnya
menghasilkan partikel yang sesuai dengan kebutuhan (ukuran bergerak. Tipe dari jaw crusher ada blake crusher single
maupun bentuk), membebaskan mineral berharga dari toggle, blake crusher double toggle, dan dodge crusher.
pengotor, dan untuk memperbesar luas permukaan sehingga
kecepatan reaksi pelarutan dapat berlangsung dengan lebih
baik. Kominusi terdiri dari dua proses, yaitu peremukan dan
penggerusan.

Crushing adalah tahap mekanik pertama dalam proses


kominusi di mana tujuan utamanya adalah memisahkan
mineral berharga dari mineral pengotor. Crushing dilakukan
dengan cara kering dan biasanya terdapat 2 atau 3 tahap
peremukan. Primary crushing mengunakan jaw crusher dan
gyratory crusher di mana bahan galian run of mine di kecilkan
ukurannya menjadi 8”-6”. Secondary crushing menggunakan Gambar 1 Alat Jaw Crusher
cone crusher dan roll crusher dan mengecilkan ukuran mineral Sumber :
menjadi 3”-2”. Tertiary crushing menggunakan hammer mill https://id.pinterest.com/pin/640285271995893490/?lp=true
dan mengecilkan ukuran mineral menjadi 1/2”-3/8”.
2. Gyratory crusher
Dalam proses kominusi, ada 3 mekanisme remuk yang terjadi Gyratory crusher memiliki sumbu tegak di mana terpasang
: unsur peremuk yang disebut mantel dan digantung pada
1. Abrasion (attrition) spider. Sumbu tegak diputar secara eksentrik dari bagian
Terjadi bila energi yang diterapkan pada partikel kurang bawah menghasilkan suatu aksi gyratory.
tercukupi sehingga menyebabkan tegangan lokal dan
remuknya sebagian kecil area menghasilkan distribusi ukuran
partikel yang halus.

2. Compression (clevage)
Terjadi bila energi yang dihasilkan cukup untuk membuat
partikel remuk dan menghasilkan ukuran partikel tidak jauh
berbeda dari ukuran umpan.

3. Impact (shatter)
Terjadi bila energi yang dihasilkan lebih dari cukup untuk
terjadinya peremukan partikel sehingga menghasilkan banyak
partikel dengan distribusi ukuran yang lebar.
Gambar 2 Alat Gyratory Crusher
Sumber :
http://www.mahyarcrusher.com/en/products/cb2ejq/Gyratory
%20Crusher
3. Cone crusher Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari
Cone crusher bekerja seperti gyratory crusher. Sumbu tegak yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih
tidak digantung pada spider tetapi ditunjang di bawah mantel halus. Perbedaan peremukan dan penggerusan adalah
atau cone. peremukan selalu dilakukan dengan cara kering sedangkan
penggerusan bisa dilakukan dengan cara kering bila umpan
benar-benar kering dan dengan cara basah bila umpan berupa
bijih bercampur air.

Gambar 3 Alat Cone Crusher


Sumber : http://www.westpromachinery.com/p_cone.htm

4. Roll crusher
Roll crusher biasa digunakan pada secondary crushing. Gap
pada roll crusher bisa diatur jaraknya untuk menghasilkan
hasil remukan tertentu.

Gambar 6 Mekanisme Penggerusan/Grinding


Sumber :
https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-
mineral/mekanisme-penggerusan-grinding-operation/

Berikut macam-macam penggerus:


1. Berdasarkan media penggerusan :
a. Ball mill, menggunakan bola-bola baja
Gambar 4 Alat Rol Crusher b. Rod mill, menggunakan batang-batang baja berbentuk
Sumber : http://www.hnftm.com/product/toothed-roll- silinder
crusher.html c. Pebble mill, menggunakan kerikil (batuan) yang sangat
keras
5. Hammer mill d. Semi autogenous mill, menggunakan bijih itu sendiri
Di bagian bawah hammer mill terdapat grate di mana partikel ditambah bola-bola baja
masih dihancurkan dengan attrition. Umumnya digunakan e. Autogenous mill, menggunakan bijihnya itu sendiri (tanpa
pada partikel yang brittle, agak lunak, dan tidak mengandung media)
material halus yang menyebabkan lengket.
2. Berdasarkan bentuk :
a. Silinder
b. Silinder conical

3. Berdasarkan ukuran :
a. Ball mill, L ≈ D
b. Rod mill, L ≈ 2D
c. Tube mill, L > D
d. Autogenous mill dan semi-autogenous mill, L < D

4. Berdasarkan discharge :
a. Overflow discharge
Gambar 5 Alat Hammer Mill b. Grate discharge
Sumber :
http://nett21.gec.jp/JSIM_DATA/WASTE/WASTE_2/html/
Doc_363_1.html
B. Data Percobaan C. Pengolahan Data Percobaan
Berat wadah = 0,2 kg 1. Diagram Alir Percobaan
Berat umpan jaw crusher = 2,0 kg Langkah-langkah dalam praktikum ini ialah sebagai berikut :
Berat umpan roll crusher gap 1,25 = 1,0 kg Penyiapa Tampung
Berat umpan roll crusher gap 1,75 = 1,0 kg n Umpan Bersihkan
Nyalakan
hasilnya
Siapkan roll
(dalam semua jaw crusher
dan crusher
Berat umpan grinding = 500 gram bentuk alat lakukan
kering) ayakan

Tabel Percobaan Crushing


Berat Tampung Per Fraksi (kg) Tampung
Ukuran (mesh) Ambil Lakukan dan
Masukka
Dan
JC R C 1.75 R C 1.25 500 gram lagi untuk lakukan
n hasil
materialny
a (dibagi 2
untuk material ayakan dari hasil
1 0,65 dari jaw
0,1 0,05 dilakukan yang serta
crusher jaw
grinding kedua timbang crusher)
-1 2 0,85 0,35 0,15 hasilnya

-2 3 0,2 0,4 0,25


-3 8 0,05 0,15 0,1
Masukka
Siapkan Lakukan
-8 14 0,05 0,05 0,05 alat
n umpan
Lalu lagi
ke ball Timbang
grinding dilakukan grinding
-14 20 0,02 0,025 0,02 (ball mill
mill
shieve
dan catat
untuk
bersama hasilnya
dan analysis kedua
-20 0,04 0,4 0,04 shieve)
bola-bola
kalinya
baja
Total 1,86 1,475 0,66

Simpan
Tabel Percobaan Grinding material
pada
Berat (gr) wadah
Ukuran (mesh) sampel
5 menit 10 menit
28 240,2998 146,28975
-28 48 21,59975 69,09975 2. Rumus yang Digunakan
Berikut rumus-rumus yang digunakan :
-48 65 26,59975 56,79975
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
-65 80 121,7998 179,29975 %𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
-80 100 80,69975 38,49975
-100 23,49975 8,19975 𝐹80
𝑅𝑅80 =
Total 514,4985 498,1885 𝑃80

3. Hasil Perhitungan
3.1 Jaw Crusher
Berat umpan = 2 kg
Ukuran Berat
%BKT %BKL
Mesh (mm) (kg)
+1 25,4 0,65 34,95 65,05
-1 +2 -25,4 12,5 0,85 80,65 19,35
-2 +3 -12,5 6,73 0,20 91,40 8,60
-3 +8 -6,73 2,362 0,05 94,09 5,91
-8 +14 -2,362 1,168 0,05 96,77 3,23
-14 +20 -1,168 0,841 0,02 97,85 2,15
-20 -0,841 0,04 100,00 0,00
Total 1,86
X = 19,39
Jaw Crusher P80 = 19,39 mm
80.00 Menghitung RR80 :
33,56
60.00 y = 2.4659x - 2.7549 𝑅𝑅80 =
R² = 0.9466 19,39
40.00 𝑅𝑅80 = 1,73
%BKL

20.00
0.00
3.2.2 Roll Crusher 1,75 cm
0 5 10 15 20 25 30 Berat umpan 1 kg
-20.00
Ukuran (mm) Ukuran
Berat (kg) %BKT %BKL
Mesh (mm)
2 − 1,86 +1 25,4 0,05 7,58 92,42
%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100%
2
-1 +2 -25,4 12,5 0,15 30,30 69,70
%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 2%
-2 +3 -12,5 6,73 0,25 68,18 31,82
P80 hasil crushing menggunakan Jaw Crusher -3 +8 -6,73 2,362 0,10 83,33 16,67
y = 2,4659x – 2,7549 -8 +14 -2,362 1,168 0,05 90,91 9,09
80 = 2,4659x – 2,7549 -14 +20 -1,168 0,841 0,02 93,94 6,06
X = 33,56
-20 -0,841 0,04 100,00 0,00
P80 = 33,56 mm
Total 0,66
3.2 Roll Crusher
3.2.1 Roll Crusher Gap 1,25 cm
Berat umpan 1 kg
Roll Crusher Gap 1,75 cm
Ukuran 150.00
Berat (kg) %BKT %BKL
Mesh (mm) y = 3.6204x + 8.059
100.00
%BKL

R² = 0.9427
+1 25,4 0,10 6,78 93,22
50.00
-1 +2 -25,4 12,5 0,35 30,51 69,49
-2 +3 -12,5 6,73 0,40 57,63 42,37 0.00
0 5 10 15 20 25 30
-3 +8 -6,73 2,362 0,15 67,80 32,20
Ukuran (mm)
-8 +14 -2,362 1,168 0,05 71,19 28,81
-14 +20 -1,168 0,841 0,03 72,88 27,12
-20 -0,841 0,40 100,00 0,00 1 − 0,66
Total 1,48 %𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100%
1
%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 34%

Roll Crusher Gap 1,25 cm P80 hasil crushing menggunakan Jaw Crusher
150.00 y = 3,6204x + 8,059
80 = 3,6204x + 8,059
100.00 y = 2.7731x + 26.223 X = 19,87
%BKL

R² = 0.9735
P80 = 19,87 mm
50.00
Menghitung RR80 :
0.00 33,56
𝑅𝑅80 =
0 5 10 15 20 25 30 19,87
Ukuran (mm) 𝑅𝑅80 = 1,69

1 − 1,48 3.3 Grinding (Ball Mill dan Analisis Ayakan)


%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100% 3.3.1 Ball Mill 10 Menit
1
%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = −48% Berat umpan 500 gram
Ukuran
Berat (gr) %BKT %BKL
P80 hasil crushing menggunakan Jaw Crusher Mesh (mm)
y = 2,7731x + 26,223 28 0,595 240,30 46,71 53,29
80 = 2.7731x + 26,223
-28 48 -0,595 0,297 21,60 50,90 49,10
-48 65 -0,297 0,21 26,60 56,07 43,93 P80 hasil grinding menggunakan ball mill 20 menit :
-65 80 -0,21 0,177 121,80 79,75 20,25 y = 135,04x – 1,8114
80 = 135,04x – 1,8114
-80 100 -0,177 0,149 80,70 95,43 4,57
X = 0,61
-100 -0,149 23,50 100,00 0,00 P80 = 0,61 mm
Total 514,50

D. Analisa Hasil Percobaan


Ball Mill 10 Menit P80 berguna untuk menentukan jumlah konsumsi energi yang
80.00 diperlukan sebuah perusahaan pengolahan mineral, dimana
60.00 y = 82.595x + 10.638 semakin besar P80 maka energi yang diperlukan semakin
R² = 0.5136 kecil dan jadinya ukuran butir semakin kasar, begitu juga
%BKL

40.00
sebaliknya. Sedangkan RR80 untuk menentukan kapasitas
20.00 alat, dimana semakin besar RR80 maka kapasitas alat semakin
0.00 besar, begitu juga sebaliknya.
0 0.2 0.4 0.6 0.8
Ukuran (mm) Pada pengolahan mineral biasa terjadi “choking” dimana
umpan tidak hancur saat diremukkan. Hal ini mengakibatkan
500 − 514,66 hasil olahan kurang optimum dan dalam cakupan besarnya
%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100%
500 dapat menyebabkan kerugian perusahaan. Cara
%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = −2,932% menanganinya adalah dengan melakukan secondary crushing
untuk material-material yang dianggap terlalu besar.
P80 hasil grinding menggunakan ball mill 10 menit :
y = 82,595x + 10.6382 RR80 dari roll crusher dengan gap 1,25 cm dan 1,75 cm
80 = 82,595x + 10.6382 berbeda tipis karena memang beda gap hanya tipis, dengan
X = 0,84 ukuran umpan yang bisa diasumsikan sama, maka tidak heran
P80 = 0,84 mm bahwa RR80-nya berbeda tipis saja.

3.3.2 Ball Mill 20 Menit Pada pengolahan kominusi ini terdapat berat hilang yang
Berat umpan 500 gram beragam, ada yang kecil, besar, sampai minus. Ini
Ukuran Berat (gr) %BKT dikarenakan material hasil olahan bercampur dengan material
%BKL lain di tempat praktikum atau ada material yang tertinggal,
Mesh (mm)
sehingga berpengaruh ke hasil yang ditimbang. Atau bisa juga
28 0,595 146,29 29,36 70,64
karena efisiensi dan kerja alat yang kurang optimum.
-28 48 -0,595 0,297 69,10 43,23 56,77
-48 65 -0,297 0,21 56,80 54,64 45,36 Pada ball mill hasil P80 yang 10 menit lebih besar dibanding
-65 80 -0,21 0,177 179,30 90,63 9,37 yang 20 menit. Ini menunjukkan bahwa semakin kecil P80
-80 100 -0,177 0,149 38,50 98,35 1,65 dan semakin besar waktu yang digunakan maka energi yang
-100 -0,149 8,20 100,00 0,00 diperlukan semakin besar, sehingga bisa dijadikan analisis
keuntungan untuk perusahaan nantinya.
Total 498,19
Masalah umum grinding yang terjadi di perusahaan adalah
Ball Mill 20 Menit
hasil yang diperoleh tidak sesuai seperti jumlahnya atau
100.00 kadang terjadi kontaminasi bola baja pada materialnya. Maka
80.00 y = 135.04x - 1.8114 penangannya adalah meningkatkan efisiensi alat serta
R² = 0.6679
%BKL

60.00 memastikan tidak terjadi kontaminasi bola baja pada material.


40.00
20.00 E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas
0.00 CRUSHING
0 0.2 0.4 0.6 0.8
1. Jelaskan istilah gape, setting dan angle of nip !
Ukuran (mm) a. Gape : Jarak mendatar pada mouth yang diukur pada bagian
mouth di mana umpan yang dimasukkan bersinggungan
500 − 498,19 dengan mouth.
%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100%
500 b. Setting : Bagian dari Jaw Crusher untuk mengatur agar
%𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 0,362% lubang ukuran sesuai dengan yang dikehendaki. Bila setting
blok dimajukan, maka jarak antara fixed jaw dengan swing 6. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju partikel
jaw menjadi lebih pendek atau lebih dekat, dan sebaliknya. melewati permukaan ayakan !
Terdapat open dan close setting. Faktor yang mempengaruhi laju partikel melewati permukaan
c. Angle of nip : Sudut yang dibentuk dengan garis singgung ayakan adalah ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel
yang dibuat melalui titik singgung antara jaw dengan batuan. maka semakin cepat lajunya. Kecepatan gerak ayakan,
semakin cepat bergerak makan semakin cepat lajunya.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reduction ratio, Persebaran partikel di permukaan ayakan, semakin tersebar
limiting reduction ratio dan reduction ratio 80%. Apakah partikel semakin cepat lajunya. Ukuran lubang di ayakan,
faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya reduction ratio semakin besar ukuran lubang semakin cepat lajunya.
dari hasil peremukan?
Reducion ratio adalah perbandingan antara ukuran umpan 7. Bagaimana menyatakan ukuran dari alat Jaw Crusher,
yang masuk dengan ukuran produkta yang dihasilkan. Gyratory Crusher, Roll Crusher dan pengayak getar
Limitting Reduction Ratio adalah perbandingan antara ukuran (Vibration Screen)?
bukaan screen di mana semua feed bisa lolos terhadap ukuran • Jaw Crusher : gap x width
bukaan screen yang sama di mana semua produkta bisa lolos. • Gyratory Crusher: gap x mantle diameter
Reduction Ratio 80% adalah perbandingan antara ukuran • Roll Crusher: diameter x width
screen yang meloloskan 80% dari feed dengan ukuran bukaan • Pengayak getar : banyaknya lubang dalam ukuran 1 inch
screen yang meloloskan 80% dari produkta. Faktor-faktor linear (mesh)
yang mempengaruhi besarnya reduction ratio di antaranya
adalah kekerasan, kandungan air, komposisi mineral, ukuran
butir, porositas, selain itu juga dipengaruhi oleh discharge dari GRINDING
crusher. 1. Jelaskan mekanisme pengecilan ukuran yang terjadi di
dalam ball mill, demikian juga dengan rod mill !
3. Ada berapa macam tipe Jaw Crusher menurut desainnya di • Mekanisme penggerusan oleh ball mil : ball mill akan
mana letak perbedaannya? berputar dibawah kecepat kritis. Pada bagian arah jam bola
Jaw Crusher ada empat tipe berdasarkan desain, yaitu Blake, akan menjalankan mekanisme impact karena jatuh dari arah
Overhead, Pivot, Overhead Ecentric, dan Dodge. Perbedaan sekitar jam 10. Daerah tempat arah jatuhnya ini merupakan
dari keempat tipe tersebut adalah dalam hal ukuran umpan, cataracting zone dilanjutkan dengan impact zone, zona
daya, kecepatan putar, dan karakteristiknya. dimana tidak terjadi atrisi sehingga grinding tidak terjadi.
Setelah itu bola menuju ke arah jam 6. Pada kondisi ini gaya
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Choke Crushing dan gravitasi dan sentripetal seluruhnya mengarah ke bawah. Bola
Arrested Crushing pada operasi peremukan serta beri contoh akan bergerak ke a rah jam 10, zona yang dilalui merupakan
alat yang menggunakan cara tersebut ! sharing layer, bagian dari cascading zone, zona penggerusan
- Choke Crushing adalah mekanisme peremukandimana utama. Pada arah jam 10, gaya sentripetal mengimbangi
dalam prosesnya material diremukkanoleh alat serta kosinus gaya gravitasi. Cataracting zone juga terdapat tepat
tumbukan dengan material itusendiri. Contoh alat: roll di bagian atas sharing layer. Diantara dua cataracting zone,
crusher. terdapat tumbling layer, yang juga merupakan zona
- Arrested Crushing adalah mekanisme peremukan yang penggerusan utama.
selama prosesnya material diremukkan oleh alat sampai • Roll mill : Pada rod mill, material akan berada di antara
material lolos ke zona discharge. Contoh alat: jaw crusher. dua rod dan dalam kondisi terjepit. Penggerusan terjadi akibat
berat dari rod.
5. Jelaskan mekanisme remuknya material !
a. Abrasion (attrion)
Terjadi bilamana energi yang kurang mencukupi diterapkan 2. Kenapa pengunaan bijih pada pengolahan bahan galian
pada partikel, menyebakan terjadinya localized stressing dan umumnya dilakukan dengan cara basah?
remuknya sebagian kecil area sehingga menghasilkan ➢ Proses selanjutnya dibutuhkan feed yang basah.
distribusi ukuran partikel yang halus. ➢ Energi yang diperlukan lebih sedikit dibandingkan
b. Compression (cleavage) penggerusan kering.
Energi cukup untuk membuat partikel remuk, menghasilkan ➢ Lingkungan dari proses grinding pada kondisi basah
ukuran partikel ukurannya tidak jauh berbeda dengan ukuran biasanya lebih sedikit dan lebih bersih dibandingkan kondisi
umpan. kering sehingga tidak diperlukan dust collector
c. Impact (shatter) ➢ Pada kondisi kering, material harus benar-benar kering
Energi sangat mencukupi untuk terjadinya peremukan sehingga diperlukan proses pengeringan sebelum
partikel, menghasilkan banyak partikel dengan distribusi penggerusan, sehingga mengkonsumsi energi tertentu juga
ukuran yang lebar. ➢ Pada proses basah, konsumsi media penggerus lebih
banyak
H. Lampiran
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keausan bola
pelapis (liner) pada ball mill !
➢ Gesekan antara bola baja dan bijih yang digiling
➢ Kekuatan abras liner yang bergantung pada jenis material
➢ Kecepatan rotasi, ukuran umpan, bahan dasar liner,
ketebalan liner, dan zona cascading.

4. Jelaskan apa yang dmaksud dengan kecepatan kritis dan


turunkan persamaannya !
Yang dimaksud dengan kecepatan kritis adalah kecepatan di
mana peningkatan lebih lanjut akan membuat bola baja
“melekat” pada liner. Berikut penurunan rumusnya :
𝑚𝑉 2
= 𝑚𝑔𝑐𝑜𝑠(𝛼)
𝑅
2𝜋𝑅𝑁
𝑉=
60
4𝜋 2 𝑅2 𝑁 2
cos(𝛼) =
602 𝑔
0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2
cos(𝛼) =
2
kecepatan kritis terjadi saat α = 0, sehingga nilai cos(α) = 1,
0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2
1=
2
2
2
𝑁 =
0,0011(𝐷 − 𝑑)
42,3
𝑁=
√(𝐷 − 𝑑)
F. Kesimpulan
Berikut kesimpulan dari praktikum kali ini :
a. P80 dari jaw crusher diperoleh 33,56 mm.
b. Untuk roll crusher dengan gap 1,25 cm diperoleh P80
Gambar 1 Tabel Konversi Mesh ke Milimeter (mm)
sebesar 19,39 mm dan RR80 1,73.
c. Untuk roll crusher dengan gap 1,75 cm diperoleh P80
sebesar 19,87 mm dan RR80 1,69.
d. Untuk ball mill 10 menit diperoleh P80 sebesar 0,84 mm.
e. Untuk ball mill 20 menit diperoleh P80 sebesar 0,61 mm.

G. Daftar Pustaka
➢ Sanwani, Edy. Handout Kuliah Pengolahan Bahan
Galian.
➢ Wills, B.A., Napier-Munn, T. 2006. Mineral Processing
Technology: “An Introduction to the Practical Aspects of
Ore Treatment and Mineral Recovery”. Elsevier Science
& Technology Books: Australia. Hal. 108-117

Gambar 2 Gyratory Crusher di PT FI


Gambar 3 Alat Grinding di PT FI

Gambar 6 Praktikan Melakukan Ayakan Material

Gambar 4 Praktikan Menimbang Material

Gambar 7 Alat Roll Crusher

Gambar 5 Praktikan Memasukkan Umpan ke Jaw


Crusher
Gambar 8 Praktikan Menyiapkan Ball Mill

Gambar 9 Praktikan Melakukan Shieve Analysis

Anda mungkin juga menyukai