Anda di halaman 1dari 8

Laporan Modul I, MG3017

Kominusi (Crushing dan Grinding)


Muhammad Zidane Al Bana (12116077) / Kelompok 8 / Jumat, 25 Oktober 2019
Asisten : Fadhil Luthfi (12516053)

Abstrak – Praktikum Modul 1 – Praktikum berjudul Kominusi (Crushing dan Grinding). Tujuan dari praktikum ini ada lah
menentukan persentasae berat hilang dari bijih pada proses kominusi, menentukan nilai P80 alat Jaw Crusher, Roll Crusher,
Ball Mill dan menentukan nilai RR80 dari crusher. Percobaan Crushing dilakukan dengan menyiapkan 1,6 kg batuan lalu Jaw
Crusher dinyalakan dan umpan batuan dimasukan ke feeder, hasil peremukan diayak dan dihitung nilai %persen berat hilang
dan P80, setelah itu umpan dari Jaw Crusher dimasukkan ke dalam Roll Crusher dan dilakukan pengayakan dan penghitungan
%berat hilang dan nilai P80. Proses selanjutnya Grinding dengan mengambil sebagian hasil Roll Crusher dan dimasukkan ke
dalam Jar Mill berisi bola-bola dan digerus selama 7 dan 15 menit setelah itu diayak dan dihitung %berat hilang dan P80.
Hasil percobaan adalah ditentukan %Berat Hitung Jaw Crusher sebesar 12,206%, Roll Crusher 4,51%, Grinding sebesar 1,27%
serta P80 yang diperoleh pada Jaw Crusher adalah 36,67 sedangkan P80 yang diperoleh pada Roll Crusher adalah 19,57 dan RR80
yang didapatkan adalah 1,858. Kemudian pada saat tahap grinding P80 yang diperoleh adalah 8,71 untuk waktu 7 menit dan 13,62
untuk waktu 15 menit.

A. Tinjauan Pustaka Peralatan yang digunakan sebagai berikut :

Kominusi merupakan suatu proses pengolahan bahan galian a. Jaw Crusher


yang bertujuan untuk mereduksi ukuran bijih/material
dengan cara melakukan crushing (peremukan) dan grinding Crusher ini umum digunakan sebagai primary crusher
(penggerusan/penghalusan). Kominusi sendiri memiliki yang mempunyai ciri khas seperti rahang yang
tujuan, yaitu membebaskan mineral-mineral berharga dari bergerak (moveable jaw) dan rahang yang diam (fixed
mineral-mineral pengotornya, menghasilkan suatu partikel jaw) yang terbuat dari plat. Alat ini banyak digunakan
yang sesuai dengan kebutuhan baik dari segi bentuk maupun dalam industri pertambangan, jalan raya, dan industri
ukuran, dan memperbesar luas permukaan maka dengan bahan kimia. Jaw Crusher mempunyai 2 macam
besarnya luas permukaan kecepatan dari reaksi pelarutan bergantung terhadap titik tumpunya, jika titik
akan lebih baik. Selain itu, terdapat faktor-faktor yang dapat tumpunya berada di atas maka disebut titik blake, jika
mempengaruhi proses kominusi itu sendiri, yaitu bergantung titik tumpunya berada di bawah maka disebut dodge.
pada ukuran baik material maupun bijih yang berasal dari Selanjutnya, opening dari jaw crusher adalah lebar
tambang, kesediaan air yang akan berpengaruh pada proses (width) x gape.
kominusi basah, keadaan bijih jika material bersifat lengket
maka akan mempengaruhi pada pemilihan crusher atau mill,
adanya reaksi antara material atau bijih dengan air, adanya
korosi pada lining, dan proses kominusi selanjutnya dengan
kondisi kering atau basah. Kominusi terdiri dari 2 macam,
yaitu peremukan (crushing) dan penggerusan/penghalusan
(grinding).

Peremukan (Crushing)

Peremukan adalah suatu proses dalam pengolahan bahan


galian yang bertujuan untuk mereduksi ukuran
Gambar 1 Jaw Crusher
material/bijih dari berukuran kasar sekitar 1 m menjadi
halus sekitar 25 mm. Secara umum peremukan selalu b. Gyratory Crusher
dilakukan dengan cara kering. Crushing terdiri dari 3
tahapan, yaitu pertama Primary Crusher proses reduksi Gyratory crusher merupakan alat primary crusher
ukuran bijih/material yang berasal dari ROM berukuran 8”- yang dibuat dengan lebar dan luas dalam bidang
6”. Alat yang digunakan jaw crusher dan gyratory crusher. berdasarkan bijih yang lebar dan keras. Terdapat sumbu
Kedua Secondary Crusher proses reduksi ukuran tegak yang terpasang pada mantle, lalu digantung pada
material/bijih dari berukuran 8”-6” sampai 3”-2”. Alat yang spider. Adanya sumbu tegak diputar secara eccentric
digunakan jaw crusher, gyratory crusher, cone crusher, dan berasal dari bagian bawah lalu menghasilkan aksi
roll crusher. Ketiga Tertiary Crusher proses reduksi ukuran gyratory. Selanjutnya, opening dari gyratory crusher
bijih/material dari yang berukuran 3”-2” sampai 3/8”-1/2”. adalah gape x diameter mantle.
Alat yang digunakan cone crusher, roll crusher, dan
hammer mill.
Berat awal umpan Jaw Crusher : 1600 gram

Tabel B-1 Jaw Crusher

Fraksi Ukuran (Mesh) Berat Tertampung (BT)


(-) (+) (gram)
1 673.6
-1 2 414.7
-2 3 148.5
-3 8 74.5
Gambar 2 Gyratory Crusher -8 14 35.5
c. Roll Crusher -14 20 25.3
Roll crusher merupakan alat secondary crusher -20 32.6
menggunakan 1 silinder berputar, yang berputar
menuju silinder diam. Roll crusher memiliki cara Tabel B-2 Roll Crusher
kerja yaitu, dua silinder disusun secara
berdampingan serta berputar berlawanan arah Fraksi Ukuran (Mesh) Berat Tertampung (BT)
munuju discharge. (-) (+) (gram)
Penggerusan/penghalusan (Grinding) 1 101.3
-1 2 666.7
Grinding merupakan tahap terakhir dari proses kominusi -2 3 313.7
dengan memiliki tujuan pengecilan ukuran bijih/material -3 8 124.5
dari ukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang halus. Pada tahap
-8 14 52
ini ukuran partikel direduksi dengan kombinasi impact,
-14 20 36.1
abrasion, dan shear dimana dapat dilakukan cara kering
atau basah. -20 47

Peralatan penggerusan serta media penggerusnya yang Tabel B-3 Grinding 7 menit
digunakan sebagai berikut :
Fraksi Ukuran (Mesh) Berat Tertampung (BT)
1. Ball mill merupakan sebuah silinder horizontal dengan
(-) (+) (gram)
L sebanding dengan D, dilapisi dengan suatu plat. Cara
kerjanya yaitu dengan diputar, sehingga material yang 6 309.3
dimasukkan hancur oleh bola-bola baja atau keramik. -6 14 76.8
2. Rod mill merupakan sebuah media penggerus dari alat -14 35 33.6
ini berupa batang-batang silinder baja yang -35 65 26.5
panjangnya sama dengan panjang mill. -65 127.1
3. SAG (semi autogenous mill) merupakan sebuah
penggiling, yakni memiliki sebuah rotor yang berputar Tabel B-4 Grinding 15 menit
dengan kecepatan tinggi dalam sebuah casing serta
media penggerus bijihnya sendiri ditambah bola-bola
Fraksi Ukuran (Mesh) Berat Tertampung (BT)
baja.
(-) (+) (gram)
4. Autogenous mill merupakan sebuah impactor
menyerupai hammer mill tetapi serta untuk media 6 275.8
penggerusnya sendiri tidak ditambah media penggerus -6 14 54.5
melainkan bijihnya sendiri menjadi media penggerus. -14 35 13.7
5. Pebble Mill merupakan silinder horizontal yang -35 65 15.3
dilapisi oleh suatu plat dengan kondisi fisik sama -65 206.7
dengan ball mill dengan L sebanding dengan D,
dengan media penggerusan berupa kerikil yang sangat C. Pengolahan Data Percobaan
keras.
1. Flowsheet Percobaan
B. Data Percobaan
Crushing (Jaw Crusher)
Diperoleh data-data percobaan kominusi (crushing dan
grinding) sebagai berikut:

Crushing (Peremukan)
Menyiapkan batu gamping seberat 1600 gram serta
alat-alat untuk crushing 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 𝑥 100%
% 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 =
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Menyalakan jaw crusher dalam kondisi tidak ada material lalu


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠
mengamati cara kerjanya % 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝐿𝑜𝑙𝑜𝑠 = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Masukkan batu gamping secara perlahan-lahan dan


menampung hasil peremukannya 3. Perhitungan
a) Jaw Crusher
Ambil hasil remukan jaw crusher diayak dengan urutan Tabel Perhitungan Jaw Crusher
ayakan 1#; 11,1; 7,09; 2,45; 1,3 dan 0,865 mm. Fraksi BT % BT %BKT %BKL
Ukuran (mm)
Timbang dan membuat grafik distribusi ukuran menentukan (-) (+)
ukuran ayakan yang meloloskan 80% material
25 673,6
47,953 47,95 52,05
Hasil peremukan dari jaw crusher disimpan untuk
dilakukan crushing menggunakan roll crusher -25 12,5 414,7
29,522 77,48 22,52
Crushing (Roll Crusher) -12,5 6,73 148,5
10,572 88,05 11,95
Menyiapkan roll crusher dengan baik
-6,73 2,38 74,5
5,304 93,35 6,65
Menjalankan roll crusher lalu mengamati cara kerjanya -2,38 1,41 35,5
2,527 95,88 4,12
Masukkan hasil peremukan jaw crusher dengan hati-hati ke dalam roll -1,41 0,841 25,3
crusher
1,801 97,68 2,32
Ambil hasil peremukan roll crusher lalu menampung hasilnya - 32,6
kemudian mengamati ukuran dan bentuk partikelnya 0,841 2,321 100,00 0,00
Bersihkan hasil roll crusher yang terdapat sisa-sisa hasil
Total 1404,
peremukan roll crusher 7

Ambil hasil peremukan roll crusher lalu diayak dengan urutan 1#; 11,1;
7,09; 2,45; 1,3; dan 0,865 mm.
Grafik Jaw Crusher
Timbang dan membuat grafik distribusi ukuran menentukan ukuran
ayakan yang meloloskan 80% 70
50 y = 2.141x + 2.1615
Begitu pula dengan melakukan crushing kedua kalinya dengan roll crusher
R² = 0.9936
%BKL

untuk gape 1,75 cm dengan langkah yang sama dengan di atas 30


10
Menyimpan hasil peremukan roll crusher untuk proses grinding
-10 0 4 8 12 16 20 24
Grinding (Ball Mill) Ukuran (mm)

25 12.5 6.73 2.38 1.41 0.841


Isi silinder gerus dengan bola gerus kira-kira
setengah dari volume silinder gerus Linear (25 12.5 6.73 2.38 1.41 0.841)

Masukkan material lolos dari haril roll crusher ke Perhitungan P80


dalam jar mill 𝑦 = 2,141𝑥 + 2,161
80 = 2,141𝑥 + 2,161
Memutar penggerus selama 7 menit lalu keluarkan isi, 𝑥 = 36,37
ayak dengan ayakan getar 6, 14, 35, dan 65 mesh.
Timbang dan catat fraksi yang terbentuk 𝑃80 = 36,37

Perhitungan Berat Hilang


Ulangi pada tahap 3 untuk waktu putar 15 menit 1600−1404,7
kemudian melakukan langkah yang sama dengan %𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 𝐽𝐶 = 𝑥 100 % = 12,206%
1600
grinding dengan waktu putar 7 menit
b) Roll Crusher
2. Rumus-rumus dasar perhitungan yang digunakan Tabel Perhitungan Roll Crusher
sebagai berikut : Fraksi BT % BT %BKT %BKL
Ukuran (mm)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (-) (+)
% 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 25 101,3
7,552 7,552 92,448
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 -25 12,5 666,7
% 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑖𝑎𝑝 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 = 𝑥 100% 49,706 57,258 42,742
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
-12,5 6,73 313,7
23,338 80,646 19,354 Grafik Grinding 7 menit
-6,73 2,38 124,5
9,282 89,928 10,072 60
-2,38 1,41 52 y = 7.2444x + 21.988
3,877 93,805 6,195 40 R² = 0.9891

%BKL
-1,41 0,841 36,1
2,691 96,496 3,504 20
- 47
0,841 3,504 100,00 0,00 0
Total 1341, 0 1 2 3 4 5
3 Ukuran (mm)
Series1 Linear (Series1)
Grafik Roll Crusher
100 Perhitungan P80
80 y = 3.6426x - 0.611 𝑦 = 5,766𝑥 + 29,761
60 R² = 0.9936
%BKL

80 = 5,766𝑥 + 29,761
40
𝑥 = 8,71
20
𝑃80 = 8,71
0
0 4 8 12 16 20 24
Perhitungan Berat Hilang
Ukuran (mm)
573,3−573,3
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 100 % = 0%
573,3
Series1 Linear (Series1)
d) Grinding 15 menit
Tabel Grinding 15 menit
Perhitungan P80 Fraksi Ukuran BT % %BKT %BKL
𝑦 = 3,782𝑥 + 5,952 (mm) BT
80 = 3,782𝑥 + 5,952 (-) (+)
𝑥 = 19,57 3,36 275,8
𝑃80 = 19,57 48,72 48,728 51,272
8
-3,36 1,41 54,5
Perhitungan RR80 9,629 58,357 41,643
𝑃80 𝐽𝐶 36,37 -1,41 0,5 13,7
𝑅𝑅80 = = = 1,858
𝑃80 𝑅𝐶 19,57 2,42 60,777 39,223
-0,5 0,212 15,3
Perhitungan Berat Hilang 2,703 63,481 36,519
1404,7−1341,3 -0,212 206,7
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑅𝐶 = 𝑥 100 % = 4,51% 36,51 100 0
1404,7
9
c) Grinding 7 menit Total 566
Tabel Grinding 7 menit
Fraksi BT % BT %BKT %BKL
Ukuran (mm) Grafik Grinding 15 menit
(-) (+)
3,36 309,3
50.2 y = 4.4887x + 36.013
53,951 53,951 46,049
40.2 R² = 0.9867
-3,36 1,41 76,8
%BKL

30.2
13,396 67,347 32,653
20.2
-1,41 0,5 33,6
10.2
5,861 73,208 26,792
0.2
-0,5 0,21 26,5
0 1 2 3 4 5
2 4,622 77,830 22,17
-0,212 127,1 Ukuran (mm)
22,170 100 0
Total 573,3 Series1 Linear (Series1)

Perhitungan P80
𝑦 = 2,436𝑥 + 46,791
80 = 2,436𝑥 + 46,791
𝑥 = 13,62
𝑃80 = 13,62 Praktikum kali ini pada saat tahap grinding
terdapat kehilangan berat material sangat kecil
Perhitungan Berat Hilang mendekati 0 gram pada grinding selama 7 menit
573,3−566 sedangkan selama 15 menit terdapat kehilangan berat
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 100 % = 1,27% material sebesar 7,3 gram. Hal ini dapat terjadi karena
573,3
pada proses mengeluarkan hasil penggerusan 7 menit,
D. Analisa Hasil Percobaan losses pada saat memasukkan material hasil
Praktikum kali ini pada saat tahap crushing penggerusan ke dalam ayakan getar secara terburu-buru
terdapat grinding terdapat kehilangan berat material yang mengakibatkan material menjadi sedikit tumpah
sangat kecil mendekati 0 pada grinding selama 7 menit pada proses grinding selama 15 menit sehingga
sedangkan selama 15 menit terdapat kehilangan berat kehilangan %berat material pada saat grinding 15 menit
material sebesar 7,3 gram. Hal ini dapat terjadi karena lebih besar dari 7 menit. Selain itu, human error pada
ada human error saat mengukur berat awal dari material tiap praktikan mempengaruhi kondisi tersebut.
dari Roll Crusher pada 2 ayakan di awal tidak
dimasukkan pada tahap Grinding. E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas
P80 pada Jaw crusher adalah hasil dari persamaan
Crushing
linear yang dihasilkan kurva dengan memasukkan nilai
y = 80%. RR80 adalah perbandingan antara ukuran 1. Jelaskan istilah gape, setting dan angle of nip!
bukaan screen yang meloloskan 80% dari feed dengan  Gape merupakan jarak horizontal pada mouth yang
bukaan screen yang meloloskan 80% dari produkta. diukur pada bagian mouth di mana feed yang
RR80 berbanding terbalik dengan P80. Semakin kecil dimasukkan bersinggungan dengan mouth. Pada jaw
gape di roll crusher maka nilai P80 juga semakin kecil,
crusher, gape merupakan jarak di antara dua jaw di
begitu pun sebaliknya.
feed opening. Pada gyratory crusher, gape
P80 yang diperoleh pada Jaw Crusher adalah 36,67 merupakan jarak ujung atas kepala remuk (mantle)
sedangkan P80 yang diperoleh pada Roll Crusher adalah terhadap shell pada bagian atas dari gyratory.
19,57 dan RR80 yang didapatkan adalah 1,858.  Setting merupakan jarak yang dapat diubah pada
Kemudian pada saat tahap grinding P80 yang diperoleh crusher. Untuk jaw crusher terdapat dua jenis
adalah 8,71 untuk waktu 7 menit dan 13,62 untuk waktu setting, yaitu open setting dan closed setting. Open
15 menit. setting merupakan jarak maksimum di antara kedua
Faktor-faktor yang mempengaruhi P80 dan RR80
jaw, sedangkan closed setting merupakan jarak
dalam proses crushing, yaitu kekerasan mineral, ukuran
mineral, bentuk mineral serta ukuran awal feed yang minimum di antara kedua jaw.
lolos di jaw crusher. Sedangkan faktor yang  Angle of nip merupakan sudut yang dibentuk dengan
mempengaruhi P80 di grinding, yaitu jumlah bola baja garis singgung yang dibuat melalui titik singgung
yang tidak seimbang antara yang besar dan kecil serta antara jaw dengan material. Pada jaw crusher
kecepatan rpm pada proses penggerusan. merupakan sudut yang dibentuk pada permukaan
Kegunaan RR80, yaitu dapat menentukan faktor
jaw, yaitu antara fixed jaw dan movable jaw,
efisiensi dari crusher tersebut, salah satu elemen dalam
penentuan kapasitas crusher itu sendiri, dan besarnya kemudian pada roll crusher merupakan sudut yang
ukuran dari crusher tersebut yang dapat melakukan dibentuk oleh tangen terhadap kedua permukaan roll
peremukan suatu material. pada titik kontak dengan partikel yang akan diremuk
Adanya masalah mengenai crushing pada sebuah oleh kedua roll.
industri adalah dalam massa batuan seringkali adanya
bagian batu yang lebih keras sehingga sulit dihancurkan 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reduction ratio,
dan dapat mengakibatkan choking. Pada industri semen,
limitting reduction ratio dan reduction ratio 80. Apakah
contohnya dalam pelet tersisa bongkahan mineral kalsit
yang sulit "matang" ketika dibakar walaupun tetap faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya reduction
keras. Solusi: memisahkan kalsit dari batukapur / ratio dari hasil peremukan?
disortir berdasarkan sifat fisik mienral dahulu.  Reduction ratio/RR merupakan rasio antara
Kemudian terjadinya overfeeding yang lebih besar dari ukuran umpan yang masuk dengan ukuran
kapasitas crusher sehingga crusher macet. Solusi: produkta yang dihasilkan.
mengatur kecepatan conveyor feeding disesuaikan
dengan kapasitas crusher sehingga mempengaruhi dari  Limitting reduction ratio/LRR merupakan
reduction ratio itu sendiri. rasio antara ukuran bukaan screen dimana
Faktor kinerja grinding apabila waktu grinding semua feed dapat lolos terhadap ukuran bukaan
cepat material menjadi kurang halus maka dilakukan screen dengan bentuk yang sama dimana
grinding kedua sehingga material yang didapat menjadi semua produkta dapat lolos.
lebih halus. Jadi, semakin lama grinding P80 yang  Reduction Ratio 80% (RR80) merupakan rasio
didapat semakin kecil begitu sebaliknya. Faktor Kinerja
antara ukuran screen yang dapat meloloskan
lain dari grinding adalah kapasitas dari alat, kekerasan
partikel, jumlah bola baja ball mill. Permasalahan lain 80% dari feed dengan ukuran bukaan screen
yang sering terjadi adalah keausan linier yang yang dapat meloloskan 80% dari produkta.
disebabkan kecepatan penggerusan, umur alat, jumlah  Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
media penggerusan, dan kecepatan linier. Hal ini dapat reduction ratio di antaranya, yaitu sifat fisik
diantisipasi dengan pengaturan kecepatan mill. dari material yang akan diremukkan, seperti
kandungan air, kekerasan, komposisi mineral, Saat waktu material jatuh ke screen maka material
porositas, ukuran butir, selain itu juga akan membentur kisi-kisi screen sehingga akan
dipengaruhi oleh discharge dari crusher. terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak
teratur.
3. Ada berapa macam tipe Jaw Crusher menurut desainnya  Kandungan air
dan dimana letak perbedaannya? Kandungan air yang jumlahnya cukup banyak akan
Jaw Crusher terdapat empat tipe berdasarkan desain, membantu tapi jika sedikit maka akan membuat
yaitu Blake, Overhead Pivot, Overhead Eccentric, dan macet screen.
Dodge. Letak perbedaannya terdapat pada ukuran
material yang dapat dimasukkan, tingkat kekerasan dan 7. Bagaimana menyatakan ukuran dari alat Jaw Crusher,
kekuatan batuan serta letak dari sumbu tegak. Tenaga Gyratory Crusher, Roll Crusher dan pengayak getar!
yang dipelukan, kecepatan yang dapat dicapai, serta  Jaw crusher = gape x width
kapasitas yang dapat ditanggung pun berbeda-beda  Gyratory crusher = gape x mantle diameter
tergantung pada masing-masing tipe.  Roll crusher = diameter x width
 Pengayak getar = banyaknya lubang dalam
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Choke Crushing ukuran 1 inch linear (mesh), atau ukuran
dan Arrested Crushing pada operasi peremukan serta geometri 1 lubang (mm)
beri contoh alat yang menggunakan cara tersebut!
 Choke crushing merupakan mekanisme Grinding
peremukan dimana dalam prosesnya material
diremukkan oleh alat serta tumbukan dengan 1. Jelaskan mekanisme pengecilan ukuran yang terjadi di
material itu sendiri. Contoh alatnya adalah roll dalam ball mill, demikian juga dengan rod mill!
crusher.  Pada ball mill .bola baja ikut berputar bersama
 Arrested crushing adalah mekanisme peremukan tumbling mill. Lalu, di suatu titik saat
yang selama prosesnya material diremukkan oleh kecepatannnya sama dengan nol, bola aka jatuh
alat hingga material lolos ke zona discharge. dan menumbuk bijih di dalam mill.
Contoh alatnya adalah jaw crusher.  Pada roll mill, material yang berada antara dua rod
dan keadaan terjepit. Penggerusan ini terjadi dari
5. Jelaskan mekanisme remuknya material! akibat berat rod tersebut.
Terdiri dari tiga aksi mekanisme remuknya material
sebagai berikut : 2. Kenapa pengunaan bijih pada pengolahan bahan galian
1) Abrasion (attrition) umumnya dilakukan dengan cara basah?
Terjadi apabila energi yang kurang mencukupi untuk  Penggerusan cara basah memerlukan energi
meremukkan pada sebuah partikel sehingga penggerusan yang lebih sedikit bila dibandingkan
menyebabkan terjadinya localized stressing dan cara kering.
remuknya sebagian kecil area sehingga
 Lingkungan pada penggerusan cara basah lebih
menghasilkan distribusi ukuran partikel yang halus.
2) Compression (clevage) bersih serta tidak memerlukan alat pengontrol
Apabila energi cukup untuk membuat partikel debu.
remuk, sehingga menghasilkan distribusi ukuran  Klasifikasi cara basah lebih mudah dan
partikel yang ukurannya tidak jauh berbeda dengan memerlukan ruang yang lebih kecil.
ukuran feed. Selain itu, agar bijih tidak lengket pada liner jar mill
3) Impact (shatter)
maka proses selanjutnya adalah dengan cara basah
Apabila energi sangat mencukupi untuk membuat
terjadinya peremukan pada sebuah partikel sehingga dalam operasi pengolahan bahan galian.
menghasilkan jumlah partikel yang banyak dengan
distribusi ukuran yang lebar. 3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keausan bola
pelapis (liner) pada ball mill!
6. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju partikel  Kekuatan abrasi liner yang tergantung pada jenis
melewati permukaan ayakan! materialnya.
 Ukuran opening ayakan  Kecepatan rotasi, ukuran umpan, bahan dasar liner,
Jika semakin besar diameter lubang bukaan maka ketebalan liner, dan zona cascading.
 Gesekan antara liner dengan bijih yang digiling
akan semakin banyak material yang lolos.
dapat menyebabkan abrasi untuk liner yang terbuat
 Ukuran relatif partikel dari bahan baja.
Jika material memiliki diameter yang sama dengan
panjangnya maka memiliki kecepatan dan 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kecepatan kritis dan
kesempatan masuk berbeda bila posisinya turunkan persamaannya!
berbeda, yakni salah satu posisi melintang dan Kecepatan kritis merupakan kecepatan putar cell pada
lainnya posisi membujur. operasi milling dimana kondisi saat itu grinding media
 Pantulan dari material menempel pada dinding cell sehingga tidak terjadi
proses abbrasion maupun shatter.
𝑚𝑉 2⁄ = 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠 ∝ semakin halus, jika waktu singkat material tidak
𝑅 begitu halus.
V dinyatakan dalam,  P80 yang diperoleh pada Jaw Crusher adalah 36,67
2𝜋𝑅𝑁 sedangkan P80 yang diperoleh pada Roll Crusher
𝑉=
60 adalah 19,57 dan RR80 yang didapatkan adalah
Lalu disubstitusi, 1,858. Kemudian pada saat tahap grinding P80
4𝜋 2 𝑅2 𝑁 2 yang diperoleh adalah 8,71 untuk waktu 7 menit
cos ∝ = dan 13,62 untuk waktu 15 menit.
602 𝑔
0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2
cos ∝ = G. Daftar Pustaka
2  Barry A. Wills, Tim Napier-Munn. 2006. Mineral
Kecepatan kritis terjadi pada saat α = 0, sehingga nilai
Processing Technology: “An Introduction to the
cos α = 1,
Practical Aspects of Ore Treatment and Mineral
0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2
1= Recovery”. Elsevier Science & Technology Books:
2
2 Australia (Halaman 114 – 188)
2
𝑁 =
0,0011(𝐷 − 𝑑)  Errol G. Kelly, David J. Spootiswood. 1982.
42,3 Introduction to Mineral Processing. John Wiley
𝑁= and Sons, Inc: Canada (Halaman 127 – 157)
√(𝐷 − 𝑑)
 Priyor, E.J, 1965., “Mineral Processing”., Elsevier,
Kecepatan kritis ini dinyatakan dalam satuan rpm.
Amsterdam (Halaman 31 – 104)
 Materi Perkuliahan Pengolahan Bahan Galian
5. Jelaskan tiga hubungan putaran mill dengan aksi
(Bab IV dan Bab V)
pengegrusan
 http://petramakeup.eu/masalah/16482_masalah-
Berdasarkan kecepatan putaran mill terdapat dua
pada-pabrik-crusher.html (Diakses 7 November
mekanisme penggerusan yaitu, cascading dan
2019 pukul 22.00 WIB)
cataracting. Kedua dari mekanisme ini akan
menghasilkan distribusi ukuran produk yang berbeda.
H. Lampiran
 Mekanisme Cascading Tabel Konversi
Pada putaram mill yang relatif rendah, muatan akan
bergerak naik tidak terlalu tinggi dan setelah
mencapai titik kesetimbangan muatan segera
kembali menggelincir sehingga pada mekanisme ini
pengecilan ukuran terjadi akibat adanya gaya abrasi.
Produk yang dihasilkan dengan mekanisme ini
bersifat sangat halus.
 Mekanisme Cataracting
Ketika mill berputar cukup tinggi, muatan ikut
berputar dan bergerak naik relatif tinggi dengan
kesetimbangan yang tinggi pula hingga mencapai
kesetimbangan , muatan akan jatuh ke dasar mill.
Pada mekanisme ini pengecilan ukuran akibat
Tabel 1 Tabel konversi satuan mesh
adanya pengaruh gaya impact dan kompresi. Produk
Sumber : https://www.screenerking.com/screen-
yang dihasilkan berukuran relatif lebih kasar.
mesh-chart7 (Diakses 7 November 2019 pukul 15.06 WIB)
 Putaran kritis
.
Putaran mill dimana muatan mulai menempel pada
dinding mill serta ikut berputar bersama mill. Pada Alat Crushing Grinding di Industri
kondisi ini tidak terjadi mekanisme kominusi Jaw Crusher
F. Kesimpulan
 Pada praktikum ini mekanisme dari crushing, yaitu
abbrasion, compression, dan impact. Sedangkan
dari Grinding, yaitu kombinasi abbrasion, impact,
dan shear.
 Jaw crusher memiliki mekanisme salah satu
rahang diam dan satunya bergerak maju mundur,
meremukkan feed yang masuk dengan mekanisme
peremukan.
 Mekanisme pada grinding material pada bola-bola
baja melekat dan berputar seiring berjalannya
waktu hingga mencapai kecepatan kritis dan Gambar 1 Jaw Crusher di industri pengolahan batu split
ukuran material menjadi sangat halus.
 Pengaruh dari lamanya proses grinding adalah
semakin lama dari proses tersebut material
Sumber : http://www.stonecrusher.org/PE750-1060-jaw-
crushers.html (Diakses 7 November 2019 pukul 20.05
WIB)

Roll Crusher

Gambar 5 Gambar kiri adalah proses penggerusan


menggunakan ball mill, gambar kanan adalah proses
pengayakan dengan dillon screen atau ayakan getar

Gambar 2 Roll Crusher di proyek pembangunan gedung

Sumber : http://www.desen-
machinery.com/product/products-4-49.html (Diakses 7
November 2019 pukul 20.10 WIB)

Ball Mill

Gambar 6 Jaw Crusher dan Roll Crusher di laboratorium


PBG

Gambar 3 Ball Mill di industri pengolahan barit

Sumber : http://www.punkdogwine.com/application.html
(Diakses 7 November 2019, pukul 20.15 WIB)

Foto-foto saat Praktikum


Gambar 7 Proses pengayakan setelah dilakukan crushing

Gambar 4 Hasil peremukan jaw crusher

Anda mungkin juga menyukai