Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KOMINUSI PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ( PBG )

Disusun oleh

KELOMPOK 5

Hanum Salsabiela ( 121180125 )

Rawanda Elvira Milenia ( 121180128 )

Firda Ellysa ( 121180136 )

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengolahan Bahan Galian ( PBG ) atau Mineral Dressing adalah istilah umum yang biasa
dipergunakan untuk proses pengolahan semua jenis bahan galian/mineral yang berasal dari
endapan-endapan alam pada kulit bumi, untuk dipisahkan menjadi produk-produk berupa
satu macam atau lebih mineral berharga dan sisanya dianggap sebagai mineral kurang
berharga, yang terdapat bersama-sama dalam alam. Secara umum, setelah proses mineral
dressing akan dihasilkan tiga kategori produk, yaitu:

1. Konsentrat, dimana logam-logam berharga terkumpul dan dengan demikian kadarnya


menjadi tinggi.

2. Tailing, dimana bahan-bahan tidak berharga (bahan ikutan, gangue mineral) terkumpul.

3. Middling, yang merupakan bahan pertengahan antara konsentrat dan tailing.

Proses Pengolahan Bahan Galian ( PBG ) berlangsung secara mekanis tanpa merubah
sifat-sifat kimia dan fisik dari mineral-mineral tersebut atau hanya sebagian dari sifat fisik
saja yang berubah. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan :

1. Memperkecil ukuran bahan atau mineral-mineral tersebut, sehingga terjadi liberasi


sempurna dari partikel-partikel yang tidak sejenis satu sama lain.

2. Memisahkan partikel-partikel yang tidak sama komposisi kimianya atau berbeda sifat
fisiknya.

Dalam proses pengolahan bahan galian, terdapat beberapa proses salah satunya ialah
kominusi. Kominusi merupakan tahapan awal pada pengolahan bijih atau mineral dimana
prosesnya ialah mereduksi ukuran butir bijih atau mineral. Pada proses kominusi, bijih atau
mineral dari tambang yang berukuran besar lebih daripada 1 meter dapat dikecilkan menjadi
bijih berukuran kurang daripada 100 mikron.

Pada umumnya bijih, mineral atau bahan galian dari tambang masih berukuran cukup
besar. Sehingga sangat tidak mungkin dapat secara langsung digunakan atau diolah lebih
lanjut. Bijih atau mineral dalam ukuran besar biasanya berkadar sangat rendah dan terikat
dengan mineral pengotornya. Liberasi mineral berharga masih rendah pada ukuran bijih yang
besar. Sehingga untuk dapat diolah dan untuk dapat meningkatkan kadar mineral tertentu
harus melalui operasi pengecilan ukuran terlebih dahulu. Operasi pengecilan ukuran bijih
umumnya dibagi dalam dua tahapan yaitu: operasai peremukan (crushing) dan operasi
penggerusan (grinding).

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian dari kominusi?
2. Apa tujuan operasi pengecilan ukuran pada kominusi ?
3. Bagaimana rangkaian proses kominusi dalam pengolahan bahan galian?
4. Apa saja gaya-gaya yang bekerja pada proses kominusi ?

1.3. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian kominusi.
2. Untuk mengetahui tujuan operasi pengecilan ukuran pada kominusi.
3. Untuk mengetahui rangkaian proses kominusi dalam pengolahan bahan galian.
4. Untuk mengetahui gaya-gaya yang bekerja dalam proses kominusi.
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Definisi Kominusi

Kominusi yaitu proses merubah ukuran suatu bahan galian menjadi lebih kecil, hal ini
bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari mineral pengotor
yang melekat didalamnya (Syam, MA 2015 ).

Pada prinsipnya kominusi dilakukan terhadap suatu bahan galian atau bahan tambang
yang diambil di lapangan berupa boulder atau bongkahan yang berukuran besar, yang
kemudian di uji di laboratorium dengan cara kominusi. Melalui proses kominusi maka
didapat bahan galian yang berukuran kecil/ dikecilkan dari ukuran bongkah menjadi ukuran
mikron, sangat kecil.

Salah satu besaran yang penting dalam operasi kominusi adalah rasio ukuran bijih
awal terhadap ukuran bijih hasil atau produk, atau biasa disebut dengan reduction ratio atau
rasio reduksi. Nilai dari Reduction ratio akan berpengaruh terhadap kapasitas produksi dan
juga berpengaruh terhadap energi produksi. Pada operasi crushing, reducction ratio biasanya
berkisar antara dua sampai dengan sembilan.

Suatu bahan galian yang diambil dari lapangan secara langsung yang berukuran
bongkah memiliki kadar yang sangat rendah, ini karena bongkahan tersebut masih
mengandung banyak pengotor tailing yang menganggu, sehingga dari tujuan kominusi agar
memisahkan konsentrat yang berharga dengan mineral pengotornya yang tidak memiliki nilai
jual yang ekonomis.

Umpan ( Bijih )

Tailing ( Gangue )
Pengolahan

Konsentrat
( Mineral Berharga)
Berharga )
Gambar 1

Hasil Pengolahan Bahan Galian

Setelah terpisahnya antara mineral berharga dengan mineral pengotornya dapat


dilanjutkan ke tahap selanjutnya untuk mendapatkan hasil kadar konsentrat yang tinggi.

II.2. Tujuan Operasi Pengecilan Ukuran pada Kominusi

Pada prinsipnya tujuan operasi pengecilan ukuran bijih, mineral atau bahan galian adalah:

1. Membebaskan ikatan mineral berharga dari gangue-nya.

2. Menyiapkan ukuran umpan sesuai dengan ukuran operasi konsentrasi atau ukuran
pemisahan.

3. Mengekspos permukaan mineral berharga, Untuk proses hyrometalurgi tidak perlu benar-
benar bebas dari gangue.

4. Memenuhi keinginan konsumen atau tahapan berikutnya.

II.3. Rangkaian Proses Kominusi dalam Pengolahan Bahan Galian ( PBG )

II.3.1. Tahapan Kominusi

Operasi pengecilan ukuran bijih umumnya dibagi dalam dua tahapan yaitu: operasai
peremukan (crushing) dan operasi penggerusan (grinding). Peremukan (crushing) biasanya
digunakan untuk pengecilan ukuran sampai ukuran bijih kurang lebih 20 mm, sedangkan
penggerusan (grinding) digunakan untuk pengecilan ukuran mulai dari 20 mm sampai halus.
Umumnya pengecilan ukuran bijih ( kominusi ) dilakukan secara bertahap yaitu:

1. Peremukan tahap pertama, primary crushing, mengecilkan ukuran bijih sampai


ukuran 20 cm.

2. Peremukan tahap kedua, secondary crushing, mengecilkan ukuran bijih dari sekitar
20 cm sampai 5 cm.

3. Peremukan tahap ketiga, tertiary crushing, mengecilkan ukuran bijih dari 5 cm


menjadi sekitar 1 cm

4. Penggerusan kasar, grinding, mengecilkan ukuran bijih mulai dari sekitar 1 cm


menjadi selkitar 1 mm.
5. Penggerusan halus, fine grinding, mengecilkan ukuran bijih mulai dari 1 mm
menjadi halus, biasanya ukuran bijih menjadi kurang dari 0,075 mm

Gambar 2. Tahapan Proses Kominusi

Proses crushing salah satu tahapan dalam kominusi yang menjadikan material yang
diambil dari lapangan untuk diremukkan menjadi ukuran yang lebih kecil lagi. Pada proses
crushing terdapat 3 tahap :

II.3.1.1. Primary Crushing

Merupakan tahap penghancuran yang pertama, dimana umpan berupa bongkah-


bongkah besar yang berukuran +/- 84 x 60 inchi dan produk berukuran 4 inchi. Beberapa alat
untuk primary crushing antara lain :

1. Jaw Crusher
Alat ini mempunyai dua jaw, yang satu dapat digerakkan (swing jaw) dan yang lainnya
tidak bergerak (fixed jaw). Berdasarkan porosnya jaw crusher terbagi dalam dua macam :

a. Blake Jaw Crusher, dengan poros di atas


b. Dodge Jaw Crusher, dengan poros di bawah
Gambar 3. Bagian-bagian Jaw Crusher

Gambar 4. Perbandingan Blake dan Dodge Jaw Crusher

2. Gyratory Crusher
Crusher jenis ini mempunyai kapasitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan jaw
crusher. Gerakan dari gyratory crusher ini berputar dan bergoyang sehingga proses
penghancuran berjalan terus menerus tanpa selang waktu. Berbeda dengan jaw crusher yang
proses penghancurannya tidak kontinu, yaitu pada waktu swing jaw bergerak ke belakang
sehingga ada material-material yang tidak mengalami penggerusan.

Kapasitas gyratory crusher tergantung pada :


a. Sifat alamiah material yang dihancurkan, seperti kekerasan, keliatan dan kerapuhan
b. Permukaan concave dan crushing head terhadap umpan akan mempengaruhi gesekan
antara material dengan bagian pemecah (concave dan head)
c. Kandungan air, seting, putaran dan gape

Gambar 5. Bagian-bagian Gyratory Crusher


II.3.1.2. Secondary Crushing

Merupakan tahap penghancuran kelanjutan dari primary crushing, dimana umpan


berukuran lebih kecil dari 6 inchi produkta berukuran 0.5 inchi. Beberapa alat untuk
secondary crushing antara lain :

1. Cone Crusher
Macam-macam cone crusher :
a. Simon Cone Crusher
Alat ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
- standart crusher type, yaitu untuk mereduksi umpan yang berukuran kasar
- short head crusher type, yaitu untuk mereduksi umpan berukuran halus
b. Telsmith Gyrasphere Crusher
Crushing head dari alat ini berbentuk bulat (sphere) yang terbuat dari baja dengan
cutter shell bergerak naik turun.
Dalam cone crusher, crushing head berbentuk rata dan perbandingan antara tinggi
dengan diameternya 1 : 3. Umpan dari cone crusher harus dalam keadaan kering karena jika
basah akan mengakibatkan choking.

Gambar 6. Bagian-bagian Cone Crusher

2. Hammer Mill
Hammer mill dipakai dalam secondary crusher untuk memperkecil produk dari
primary crushing dengan ukuran umpan yang diperbolehkan adalah kurang dari satu inch.
Alat ini merupakan satu-satunya alat yang berbeda cara penghancurannya dibandingkan
alat secondary crushing lainnya. Pada hammer mill proses penghancuran menggunakan
shearing stress, sedangkan pada secondary crushing lainnya menggunakan compressive
stress.

Gambar 7. Bagian-bagian Hammer mill

3. Roll Crusher
Alat ini terdiri dari dua silinder baja dan masing-masing dihubungkan pada as (poros)
sendiri-sendiri. Silinder ini hanya satu saja yang berputar dan lainnya diam, tapi karena
adanya material yang masuk dan pengaruh silinder lainnya maka silinder ini ikut berputar
juga. Putaran masing-masing silinder tersebut berlawanan arah sehingga material yang ada
diatas roll akan terjepit dan hancur.

Bentuk dari roll crusher ada dua macam, yaitu :

a. Rigid Roll
Alat ini pada porosnya tidak dilengkapi dengan pegas, sehingga kemungkinan patah
pada poros sangat besar. Roll yang berputar hanya satu saja, tapi ada juga yang
keduanya berputar.

b. Spring Roll
Alat ini dilengkapi dengan pegas sehingga kemungkinan porosnya patah sangat kecil
sekali. Dengan adanya pegas, maka roll dapat mundur dengan sendirinya bila ada
material yang sangat keras, sehingga tidak dapat dihancurkan dan material itu akan
jatuh.
Gambar 8. Bagian-bagian Roll Crusher

II.3.1.3. Fine Crushing (Grinding Mill)

Pada tahapan ini adalah tahapan lanjutan dimana pada proses ini sudah mencapai
maksimal yang didapat material yang semula berukuran bongkah tadi menjadi berukuran
beberapa inchi dan sampai halus melalui proses Fine Crushing. Beberapa alat yang
digunakan ialah

1. Ball Mill
Ball Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal dengan diameter sama dengan
panjangnya, yang dilapisi dengan suatu plat. Alat ini memiliki suatu silinder yang terisi
dengan bola baja. Cara kerjanya yaitu dengan diputar, sehingga material yang dimasukkan
hancur oleh bola-bola baja. Biasanya diameter ball mill sama dengan panjang ball mill.

Gambar 9. Bagian-bagian Ball Mill

2. Rod Mill
Media grinding dari alat ini berupa batang-batang besi/baja yang panjangnya sama
dengan panjang mill. Cara kerjanya dengan diputar, sehingga batang baja terangkat lalu jatuh
dan menjatuhi material yang ada dalam rod mill sehingga hancur.
Gambar 10. Bagian-bagian Rod Mill

II.4. Gaya-gaya yang Bekerja pada Proses Kominusi

Prinsip peremukan adalah adanya gaya luar yang bekerja atau diterapkan pada bijih
dan gaya tersebut harus lebih besar dari kekuatan bijih yang akan diremuk. Setidaknya ada
empat gaya yang dapat digunakan untuk meremuk atau mengecilkan ukuran bijih. Gaya-gaya
tersebut ialah

1. Compression, gaya tekan.


Peremukan dilakukan dengan memberi gaya tekan pada bijih. Peremukannya
dilakukan diantara dua permukaan plat. Gaya diberikan oleh satu atau kedua
permukaan plat. Pada Kompresi, energi yang digunakan hanya pada sebagian lokasi,
bekerja pada sebagian tempat, energi yang digunakan hanya cukup untuk membebani
daerah yang kecil dan menimbulkan titik awal peremukan. Alat yang dapat
menerapkan gaya compression ini adalah: jaw crusher, gyratory crusher, dan roll
crusher.
2. Impact, gaya banting.
Peremukan terjadi akibat adanya gaya impak yang bekerja pada bijih. Gaya impak
adalah gaya compression yang bekerja dengan kecepatan sangat tinggi. Dengan gaya
impak, energi yang digunakan berlebih, bekerja pada seluruh bagian. Banyak daerah
yang menerima beban berlebih. Alat yang mampu memberikan gaya impak pada bijih
adalah impactor, hummer mill.
3. Attrition atau abrasion.
Peremukan atau pengecilan ukuran akibat adanya gaya abrasi atau kikisan.
Peremukan dengan abrasi, gaya hanya bekerja pada daerah yang sempit
(dipermukaan) atau terlokalisasi. Terjadi ketika energi yang digunakan cukup kecil,
tidak cukup untuk memecah/meremuk bijih. Alat yang dapat memberikan gaya abrasi
terhadap bijih adalah ballmill, rod mill.
4. Shear, potong.
Pengecilan ukuran dengan cara pemotongan, seperti dengan gergaji. Cara ini jarang
dilakukan untuk bijih.
PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, dapat diambil kesimpulan, yaitu :

1. Kominusi adalah proses merubah ukuran suatu bahan galian menjadi lebih kecil, hal ini
bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari mineral pengotor
yang melekat didalamnya
2. Tujuan uatam proses Kominusi ialah menyiapkan ukuran umpan yang sesuai dengan
ukuran operasi serta memisahkan mineral berharga dari mineral pengotor.
3. Tahapan dalam proses kominusi antara lain :
a. Primary crushing, alat yang digunakan adalah jaw crusher dan gyratory crusher
b. Secondary crushing, alat yang digunakan adalah cone crusher, hammer mill dan roll
crusher
c. Tertiary crushing.
d. Grinding ( Penggerusan kasar ).
e. Fine grinding ( Penggerusan Halus ).
4. Gaya-gaya yang bekerja pada kominusi ada empat yaitu Compression (gaya tekan),
Impact (gaya banting), Attrition atau abrasion dan Shear (potong).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. “Arsip Teknik Pertambangan: Kominusi”.


http://arsipteknikpertambangan.blogspot.com/2011/01/kominusi.html. Diakses pada 08
Oktober 2020 pukul 21.09 WIB.

Paijo,Andri.2009.” Pengertian Teori Tujuan Kominusi, Operasi Pengecilan Ukuran


Pemahaman Operasi Kominusi, Comminution”.

https://www.academia.edu/11930667/Pengertian_Teori_Tujuan_Kominusi_Operasi_Pengecil
an_Ukuran_Pemahaman_Operasi_Kominusi_Comminution. Diakses pada 08 Oktober 2020
pukul 21.13 WIB.

Syam, M Alvin. 2015. “Kajian Kerja Alat Crushing Plant untuk Memenuhi Target
Produksi Batubara di PT. Nan Riang Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari,
Provinsi Jambi”. Thesis. Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung (UNISBA), Bandung.

Anda mungkin juga menyukai