Anda di halaman 1dari 18

PIROLISIS BATUBARA

DWI NUR AFNI | RAWANDA ELVIRA M | APRILIANA WULANDARI


121180057 121180128 121180169

CHEMICAL ENGINEERING UPN VETERAN YOGYAKARTA


OUTLINE
BACKGROUN
D
Batubara merupakan padatan yang memiliki susunan kompleks dan
heterogen, yang terdiri atas berbagai jenis senyawa organik dan anorganik.
Batubara umumnya dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar dalam
industri, namun terdapat juga pemanfaatan lain dari batubara seperti
gasifikasi batubara (konversi wujud padat batubara menjadi gas) dan
likuifaksi atau pencairan batubara. Salah satu proses yang penting dalam
pengolahan awal batubara, baik sebelum dibakar, digasifikasi, maupun
dilikuifaksi adalah proses dekomposisi termal atau pemanasan batubara.
Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air sekaligus menaikkan nilai
karbon dari batubara. Proses dekomposisi termal batubara yang umum
dilakukan adalah pemanasan batubara hingga mencapai temperatur tinggi
atau dikenal juga dengan istilah pirolisis batubara.
PIROLISIS
BATUBARA
Pirolisis adalah suatu proses dekomposisi termokimia dari material organik, yang berlangsung tanpa adanya udara atau
oksigen. Pirolisis biomassa umumnya berlangsung pada rentang temperatur 300 °C sampai dengan 600 °C. Produk yang
dihasilkan dari proses pirolisis ini tergantung dari beberapa faktor diantaranya temperatur pirolisis dan laju pemanasan.
Pirolisis adalah kasus khusus termolisis.
Pirolisis ekstrim, yang hanya meninggalkan karbon sebagai residu, disebut karbonisasi. Sedangkan pembakaran sendiri
adalah suatu reaksi kimia antara bahan bakar dan pengoksidasi (udara atau oksigen) yang menghasilkan panas dan
cahaya. Proses pembakaran ini dapat dibagi dalam beberapa proses yaitu pengeringan, pirolisis, gasifikasi dan
pembakaran

Dalam banyak aplikasi industri, proses yang dilakukan di bawah tekanan dan temperatur operasi di atas 430 ° C (806 ° F).
Untuk limbah pertanian, misalnya khas suhu 450-550 ° C. Berikut contoh proses pirolisis secara umum:
1. Vakum Pirolisis
Dalam vakum pirolisis, bahan organik dipanaskan dalam vakum dalam rangka mengurangi titik didih dan menghindari
reaksi kimia yang merugikan.
PIROLISIS BATUBARA
CONT.
2. Proses dalam Pirolisis Biomass
Flash pirolisis biomassa harus ditumbuk menjadi partikel halus dan char isolasi lapisan yang
terbentuk pada permukaan partikel yang bereaksi harus terus dihilangkan. Teknologi berikut telah
diusulkan untuk pirolisis biomassa:
a) Fixed-bed
Digunakan untuk produksi tradisional arang.
b) Augers
Teknologi ini diadaptasi dari Lurgi proses gasifikasi batu bara.
c) Ablatif proses
Biomassa partikel bergerak dengan kecepatan tinggi terhadap permukaan logam panas.
d) Rotating cone
e) Fluidized bed
Biomassa partikel yang diperkenalkan ke hamparan pasir panas fluidized oleh gas, yang
biasanya merupakan produk recirculated gas.
Pirolisis batubara adalah proses pemanasan batubara dengan menggunakan gas inert (N2
PROSES PIROLISIS
atau gas He) atau dengan menggunakan pereduksi (gas H2). Pada pemanasan ini batubara
BATUBARA terdekomposisi disertai dengan pemutusan ikatan, penguapan dan kondensasi yang
berakibat terjadi perubahan densitas pada gugus alifatik dan aromatik.

Mekanisme pembentukan produk pirolisis dari struktur batubara melalui tahap reaksi
primer dan reaksi sekunder, yaitu :
1. Tahap reaksi primer terjadi pada temperatur 200°C – 400°C, proses ini dimulai
dengan pemutusan jembatan yang paling lemah, yakni dekomposisi rantai alifatik dan
gugus siklik pada ikatan C-C dan C-O senyawa pecahan-pecahan molekular atau
radikal bebas diikuti dengan pelepasan atom hydrogen. Sebagian atom hidrogen
digunakan untuk menstabilkan radikal bebas membentuk senyawa yang lebih stabil
dan menguap sebagai produk tar. Sebagian radikal bebas terjadi polimerisasi
menghasilkan senyawa dengan molekul yang lebih besar menghasilkan produk padat.
2. Tahap reaksi sekunder yang merupakan lanjutan dari reaksi primer, tahap reaksi
sekunder terjadi pada temperatur >600°C. Sebagian produk berupa gas sebagai hasil
perengkahan beberapa senyawa tar primer, di antaranya gas metana merupakan hasil
perengakahan senyawa tar primer yang megandung gugus metil, gas karbon
monoksida sebagai hasil perengkahan gugus eter dan gas hidrogen dihasilkan dari
dekomposisi senyawa alifatik dan aromatik.
PENELITIAN TENTANG
BATUBARA
Tujuan
Diagram alir pirolisis batubara
Mempelajari kinetika reaksi pirolisis batubara pada heating
rates yang berbeda. Coal Reactor

Experimental
‣ Bahan
Condensor
The coal for pyrolysis was selected from Gaobeidian
Power Plant of Huaneng Power Corporation in Beijing.
Coal was ground to −3 mm as raw materials.
‣ Rangkaian Percobaan Separator
Analisis Thermal : Thermal Gravimetric (TG),
Differential Thermal Analysis (DTA)
Gas
Analyzer
Hasil dan Pembahasan
‣ Analisis Thermal

Dalam pirolisis terdapat 3 tahap yakni: Reaksi endotermis.


 Suhu <120 oC (coal drying)
 Suhu 120 – 600 oC (devolatilization)
 Suhu >600 oC (resolidification)
‣ Produksi H2 ‣ Kinetika Reaksi
Heating rate sangat mempengaruhi proses pirolisis, baik suhu awal reaksi
1 maupun suhu akhir reaksi, akan bergeser ke suhu yang lebih tinggi selama
kenaikan heating rate.

Energi aktivasi terbesar adalah pada rentang suhu 850 oC – 930 oC. Heating
Kesimpulan 2
rate yang berbeda akan memiliki nilai energi aktivasi yang berbeda. Energi
aktivasi terendah adalah pada saat heating rate sebesar 15 oC/min.

Heating rate sebesar 15 oC/min menghasilkan produksi H2 terbesar pada


3
reactor fixed-bed.
Tujuan Pirolisis dengan BFB reactor
Mengetahui karakteristik syngas production dari LRC
yang ada di Indonesia menggunakan
thermogravimetric analyzer (TGA) dan bubble
fluidized bed reactor (BFD).

Experimental
‣ Bahan
Digunakan Indonesia LRC dari 3 jenis asal yang
berbeda yakni, IBC, MSJ, dan Roto South dengan
ukuran sampel 0.85 – 1.18 mm. Ditambah katalis
K2CO3.
‣ Rangkaian Percobaan
Analisis Thermal : Thermal Gravimetric (TG)
Hasil dan Pembahasan
‣ Analisis Thermal
‣ Kinetika Reaksi
‣ Syngas Production
1 Suhu optimum reaksi adalah 800 oC.

Jumlah katalis optimum adalah 10 wt%. Peningkatan jumlah katalis akan


2
menaikan laju produksi CH4 dan penurunan laju reaksi.

Kesimpulan
Pada kondisi nonisotermal, laju produksi H2 dan CO turun sementara laju
3
produksi CH4 naik selama penurunan temperatur.

4 Konversi karbon meningkat pada suhu rendah.


THANK YOU
QNA
1. Apakah produk hasil pirolisis batubara berpotensi dalam industri kimia? (Hizkia)
Iya, produk hasil pirolisis yang dapat dimanfaatkan dalam industri kimia yaitu Tar dan Char. Tar merupakan
produk cair hasil pirolisis batubara yang kaya akan senyawa hidrokarbon aromatik, di antaranya BTX, PCX yang
diperlukan pada industri kimia dan petrokimia. Char atau arang merupakan sisa pirolis yang dapat dipergunakan
sebagai bahan bakar padat. Char atau arang ini dapat digunakan sebagai karbon aktif yang digunakan untuk
industri metalurgi, sebagai bahan bakar memasak dan untuk memanggang.
2. Pada hasil penelitian, dilakukan pada termal gravimetri, apa kelebihan termal gravimetri?(Arina)
Metode ini mempunyai kelebihan antara lain instrument dapat digunakan pada suhu tinggi, bentuk dan volume
sampel yang fleksibel, serta dapat menentukan suhu reaksi dan suhu transisi sampel.
3. Kenapa satuan Heating rate yg dipakai suhu/waktu? Bukan panas/waktu? (Diah)
Karena dalam hal itu yg dimaksud heating rate adalah delta perubahan suhu yang dibutuhkan, dalam kondisi ini Cp

dan massa dianggap konstan.

Anda mungkin juga menyukai