Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI
ACARA IV: POLA ALIRAN DAN TIPE GENETIK SUNGAI

LAPORAN

OLEH :
UMAR AL AMIR
D061191100

GOWA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1. rde sungai dengan menggunakan melode scrahler (1975)

2. Menentukan arah aliran sungai dengan menghitung arah kelurusan sungai

dengan menggunakan busur dan nilai arah kelurusan di plot dalam diagram

kipas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Daerah Aliran Sungai

Definisi Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS menurut

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 adalah suatu

wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak

sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang

berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat
merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan

yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Asdak (2010) berpendapat bahwa DAS

adalah suatu wilayah daratan yang secara topografik dibatasi punggung-punggung

gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian

menyalurkannya ke laut melalui sungai utama.

Menurut Asdak (2010) DAS dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian

hulu, bagian tengah, dan bagian hilir. Ciri-ciri pada setiap bagian DAS dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Bagian Hulu

a. Merupakan daerah konservasi.

b. Mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi.

c. Merupakan daerah dengan kemiringan lereng besar (lebih besar dari

20%).

d. Bukan merupakan daerah banjir.

e. Pengaturan air ditentukan oleh pola drainase.

2. Bagian Tengah

Daerah Aliran Sungai bagian tengah merupakan daerah transisi dari

kedua karakteristik biogeofisik DAS yang berbeda tersebut di atas.

3. Bagian Hilir

a. Merupakan daerah pemanfaatan.

b. Kerapatan drainase lebih kecil.

c. Merupakan daerah dengan kemiringan lereng kecil sampai sangat

kecil (kurang dari 10%).


d. Pada beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan).

e. Pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi.

f. DAS sebagai suatu sistem hidrologi meliputi jasad hidup, lingkungan

fisik dan kimia yang berinteraksi secara dinamik dan di dalamnya

terjadi keseimbangan dinamik antara energi dan material yang masuk

dengan energi dan material yang keluar. Energi matahari, iklim di atas

DAS dan unsur-unsur endogenik di bawah permukaan DAS

merupakan masukan, sedangkan air dan sedimen yang keluar dari

muara DAS serta air yang kembali ke udara melalui evapotranspirasi

adalah keluaran DAS. Konsep dasar yang digunakan dalam setiap

hidrologi adalah Daur Hidrologi. Konsep Daur Hidrologi merupakan

titik awal pengetahuan mengenai hidrologi (Galleguillos et al., 2011).

g. Ahli hidrologi banyak yang menaruh perhatian terhadap perolehan

debit dan curah hujan. Semakin besar curah hujan yang jatuh di

sungai atau sekitar aliran sungai, debit sungai akan semakin besar.

Debit adalah volume aliran yang terjadi di suatu sungai pada periode

waktu tertentu. Bila terjadi hujan yang sangat lebat, debit akan sangat

tinggi melampaui kapasitas aliran sungai atau kapasitas tampung

bendung, sehingga dapat menimbulkan banjir di sungai dan DAS.

Pada suatu sungai besarnya debit aliran susah untuk di ukur, biasanya

angka yang menjadi patokan sebagai pemantau adalah tinggi muka

air. Nilai tinggi muka air kemudian digunakan menduga besarnya

debit yang terjadi pada sungai atau DAS. Hubungan antara tinggi
muka air dan debit ditentukan oleh ciri-ciri fisik dari aliran disebelah

hilir alat ukur. Semakin besar debit aliran, muka air juga akan

semakin tinggi. Besarnya debit air sungai selain dipengaruhi oleh

limpasan permukaan juga dipengaruhi aliran bawah permukaan dan

air tanah.

2.2 Pola Pengaliran Sungai

Dengan adanya berbagai macam perbedaan di suatu wilayah dengan wilayah yang

lainnya sangat ditentukan sekali perbedaan dari kemiringan, topografi, struktur

dan litologi batuan dasarnya.

Di bawah ini Beberapa macam pola aliran sungai yang sering dijumpai :

a. Dendritik

b. Radial Sentrifugal

c. Rectangular

d. Trellis

e. Radial Sentripetal

f. Annular

g. Pararel

Maka dari beberapa kategori di atas, akan kami jelaskan satu – persatu.

2.2.1 Dendritik.

Dendritik adalah pola aliran yang cabang sungai nya menyerupai struktur

pohon, pada umumnya hal yang semacam ini memang dikontrol oleh litologi.
Gambar 2.1 Pola aliran sungai dendritik

Dengan demikian bisa terdapat pada daerah yang berjenis batuan

homogen, dan lereng-lereng yang begitu terjal, sehingga sungai-sungai nya tidak

cukup kuat untuk menempuh jalur yang lurus.

2.2.2 Radial

Radial ialah pola sungai yang menyebar dengan aliran airnya secara radial

dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak, gunung, atau butir intrusi.

Aliran radial ini sering kita dijumpai pada suatu tempat di mana tempat tersebut

adalah lingkungan alam yang membentuk kubah (domis) bentuk alam yang

semacam ini akan membentuk kombinasi dari pola radial dan annular.

2.2.3 Rectangular

Rectangular adalah sebuah pola aliran yang dikendalikan oleh struktur

geologi, seperti struktur kekar (rekahan) atau sesar (patahan), sungai rectangular

bisa di tandai oleh salah satu saluran air yang mengikuti struktur kekar dan

patahan.
Gambar 2.2 Pola aliran sungai rectangular

Rectangular biasanya sering di jumpai di suatu wilayah yang wilayahnya

ter patahkan, di sebabkan sungai yang mengikuti jalur yang kurang resisten.

2.2.4 Trellis

Trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk suatu pagar yang umum

dijumpai di perkebunan padi atau sawit, adapun han yang semacam ini bisa di

tandai sebagai sungai yang mengalir lurus di sepanjang lembah.

2.Snetripetal
Sentripetal merupakan salah satu pola aliran yang berlawanan dengan

menggunakan tanda radial, di mana aliran sungai nya mengalir ke satu tempat

yang berupa cekungan (depresi).

Pola aliran sentripetal ini merupakan dari aliran yang umum dijumpai di bagian

barat dan barat laut Amerika. Dengan mengingat sungai-sungai yang mengalir ke

suatu cekungan, di mana pada musim basah menjadi musim kering.

Annular

Annular adalah pola aliran yang mengarah ke suatu aliran yang akan menyebar

secara radial, dari satu titik ketinggian yang tertentu ke arah aliran yang lebih

rendah sehingga kembali bersatu di satu titik yang tertentu.

Paralel Atau Sejajar

Paralel yang sistem pengaliran nya adalah suatu aliran yang terbentuk oleh lereng

yang curam/terjal, yang dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka akan

membentuk aliran sungai berbentuk lurus yang mengikuti arah lereng.


Pola aliran paralel terkadang bisa mengindikasikan adanya suatu patahan besar

yang memotong ke suatu daerah yang batuan dasarnya berlipat dan kemiringan

yang curam.

Anda mungkin juga menyukai