Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Tugas praktikum kristal mineral


Monoklin,Triklin,Trigonal

NAMA : STEVEN OERSTED BEAIJ


NIM

: 410016080

KELAS : 02
PRODI : GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA


2016

SISTEM KRISTAL MONOKLIN

Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang
dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi
sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang
yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.
System Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c dan memiliki sudut
kristalografi = = 90 . Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut dan saling tegak lurus
(90), sedangkan tidak tegak lurus (miring).

Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b
c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu
sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 . Hal ini berarti, pada ancer
ini, sudut dan saling tegak lurus (90), sedangkan tidak tegak lurus (miring).

a b c
sudut antara b dan c = 90
sudut antara a dan b = 90
sudut antara a dan c 90
sudut antara a dan b = 45

a : b : c = sembarang

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Monoklin


memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan
menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya
a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap sumbu
b.

Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:


1.

Sfenoid

Kelas : ke-4

Simetri : 2

Elemen Simetri : 1 sumbu putar

2.

Doma

Kelas : ke-3

Simetri : m

Elemen Simetri : 1 bidang simetri

3.

Prisma

Kelas : ke-5

Simetri : 2/m

Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan

tegak lurus
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite, malachite,
colemanite, gypsum, dan epidot dsb...

Contoh mineral monoklin

Asurite

Malachite

Colemanite
Gypsum

Epedot

SISTEM KRISTAL TRIKLIN


Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak
lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a
b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu
sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = 90. Hal ini berarti, pada system
ini, sudut , dan tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, Triklin memiliki


perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi
ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b =
45 ; b^c+= 80. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap
sumbu b dan b membentuk sudut 80 terhadap c+.
Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:
Pedial
Kelas : ke-1
Simetri : 1
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat
Pinakoidal
Kelas : ke-2
Simetri : 1bar
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat

Tipe kristal ini memiliki 3 (tiga) sumbu yang tidak sama yang saling berpotongan pada sisi
miringnya. Felspar-Albit (sebuah silikat natrium dan aluminium) merupakan contoh dari
mineral dengan sistem kristal triklin.
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak
lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. System kristal Triklin
memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya
tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut
kristalografi = 90. Hal ini berarti, pada system ini, sudut , dan tidak saling
tegak lurus satu dengan yang lainnya.
Beberapa contoh mineral kristal Triklin ini
adalah chalcanthite,kyanite,axsinite,rhodonite,albite dsb...

Contoh mineral Triklin

Chalcanthite

Kyanite

Axinite

Rhodonite

Albite

SISTEM KRISTAL TRIGONAL


Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu
Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal
Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem
Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk
segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d c ,
yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak
sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini
berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut 120 terhadap
sumbu .

Gambar 4 Sistem Trigonal


Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Trigonal
memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan
nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6
(nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 20 ; d^b+=
40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20 terhadap sumbu b dan
sumbu d membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+.
Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:
Trigonal piramid
Trigonal Trapezohedral
Ditrigonal Piramid
Ditrigonal Skalenohedral
Rombohedral

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah calcite,corundum,cuartz
dsb..

Contoh mineral Trigonal

Calcite

corundum

Quartz

Anda mungkin juga menyukai