NPM : 200710611
Kelas : TF A
UTS Pendidikan Agama
Mahasiswa merupakan warna negara yang memegang pengaruh paling besar dalam
negara dalam hal pergerakan. Pergerakan-pergerakan dalam negara bisa dinilai cukup
maksimal jika mahasiswa mau langsung turun tangan. Salah satu pergerakan yang lumayan
penting yang harus diperhatikan oleh mahasiswa adalah pergerakan yang menyangkut dengan
agama. Dimana kita semua tahu bahwa agama adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia karena dengan hidup sebagai makhluk yang beragama, kita dapat mewujudkan
kehidupan yang saling menghargai, rukun dan damai. Untuk itu peranan mahasiswa yang
notabene adalah agent of tolerance dalam mewujudkan agama yang inklusif dan humanis sangat
di butuhkan.
Inklusif berarti orang meyakini ajaran agamanya. Meyakini bahwa kebenaran Tuhan itu
ada di dalam kelompoknya, tetapi ada ruang-ruang hidup bersama dengan yang berbeda
keyakinan dengannya, dan keyakinan tersebut karena Tuhan menciptakan semua manusia.
Sementara itu Humanis adalah sebutan bagi orang yang menganut humanisme. Humanis
juga berarti penganut paham yang menganggap manusia sebagai objek terpenting. Menurut
KBBI, humanis adalah orang yang mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan
hidup yang lebih baik, berdasarkan asas perikemanusiaan; pengabdi kepentingan sesama umat
manusia. Seorang humanis juga merupakan seseorang yang percaya bahwa cara terbaik untuk
memahami realitas di sekitar kita adalah melalui pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman
dan akal.
Jadi dengan kata lain kedua hal ini dapat disimpulkan sebagai sikap saling menghargai
antar umat beragama.
Sebagai mahasiswa peranan yang mahasiswa dalam mewujudkan agama yang inklusif
dan humanis dapat dimulai dengan membangun kebiasaan-kebiasaan kecil dilingkungan
kampus atau organisasi-organisasi yang diikuti seperti :
Mengakui adanya aspek-aspek universal yang mungkin bernilai positif pada orang lain/
kelompok lain yang berbeda pandangan (aliran) agama untuk menunjang tercapainya
cita-cita/ misi pembangunan masyarakat.
Menumbuhkan jiwa sportif dalam bersosialisasi dan hidup bersama dengan orang lain
atau kelompok lain, sehingga terdorong untuk mengelola perbedaan secara etis atau
mengembangkan kompetisi yang sehat meskipun memiliki pandangan dan cara hidup
yang berbeda yang pastinya sangat menjunjung tinggi sikap kemanusiaan.
Menyadari bahwa setiap orang atau kelompok di masyarakat memiliki potensi mencapai
kebenaran, sehingga tidak menghindari primordialisme yang berlebihan terhadap
keunggulan dirinya dan kelompoknya, setiap orang atau kelompok juga memiliki sisi
kelemahan yang membutuhkan kerjasama dengan orang atau kelompok lain.
Membiasakan berkomunikasi dengan sehat tidak semata-mata didasari persepsi yang
sempit dan kacamata kuda, melainkan berdasarkan pengamatan dan pengertian
terhadap perbedaan yang ada.
Dengan mempraktekan nilai-nilai ini dalam komunitas mahasiswa, maka akan sangat
membantu negara dalam menciptakan kondisi bernegara dengan agama yang inklusif dan
humanis.