Anda di halaman 1dari 6

SISTEM KRISTAL

1. Sistem Tetragonal
Sistem kristal tetragonal mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling
tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan,
dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.
Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b c dan juga memiliki
sudut kristalografi = = = 90. Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi
orthogonal, sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6.
Berikut merupakan pembagian kelas dari sistem kristal tetragonal.
Pusat Simbol Hermann
Simetri
Cermin
Nama Kelas
Maugin
2 3 4 6
Disphenoidal
1 - - 4
Pyramidal
- - 1 4
Dipyramidal
- - 1 1
Ada
4/m
Scalenohedral
3 - - 2
4 2m
Ditetragonal pyramidal
- - - 4
4mm
Trapezohedral
4 - 1 422
Ditetragonal-Dipyramidal 4 - 1 5
Ada
4/m 2/m 2/m

Disphenoidal

Pyramidal

Ditetragonal pyramidal

Trapezohedral

Dipyramidal

Ditetragonal-Dipyramidal

Berikut merupakan contoh mineral dari sistem kristal tetragonal.

2. Sistem Kristal Hexagonal

Scalenohedral

Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga
sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120 terhadap satu sama
lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih
panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
Hexagonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d c dan juga memiliki
sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi
orthogonal, sistem Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6.
Berikut merupakan pembagian kelas dari sistem kristal hexagonal.
Simbol Hermann
Simetri
Cermin Pusat
Nama Kelas
Maugin
2 3 4 6
Trigonal Dipyramidal
- 1 - 1
6
Pyramidal
- - - 1
6
Dipyramidal
- - - 1
1
Ada
6/m
Ditrigonal Dipyramidal
3 1 - 4
6m2
Dihexagonal Pyramidal
- - - 1
6
6mm
Trapezohedral
6 - - 1
622
Dihexagonal Dipyramidal
6 - - 1
7
Ada
6/m 2/m 2/m

Dihexagonal Dipyramidal

Pyramidal

Dihexagonal Pyramidal

Trapezohedral

Dipyramidal

Trigonal Dipyramidal

Berikut merupakan contoh mineral dari sistem kristal hexagonal:

3. Sistem Kristal Orthorombik

Ditrigonal Dipyramidal

Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang
saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang
berbeda.
Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c dan juga memiliki
sudut kristalografi = = = 90. Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi
orthogonal, sistem Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang.
Berikut merupakan pembagian kelas dari sistem kristal orthorombik.
Cermi
Simbol Hermann
Simetri
Nama Kelas
Pusat
n
Maugin
2 3 4 6
Pyramidal
1 - - 2
mm2
Disphenoidal
3 - - 222
Dipyramidal
3 - - 3
Ada
2/m 2/m 2/m

Dipyramidal

Disphenoidal

Pyramidal

Berikut merupakan contoh mineral dari sistem kristal orthorombik.

4. Sistem Kristal Trigonal


Sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli
memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara
penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk
bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan
dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d c dan juga memiliki
sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi
orthogonal, sistem kristal Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6.
Berikut merupakan pembagian kelas dari sistem kristal trigonal.
Simbol Hermann
Cermin Pusat
Nama Kelas
Simetri
Maugin
2 3 4 6

Pyramidal
Rhombohedral
Ditrigonal Pyramidal
Trapezohedral
Hexagonal Scalenohedral

Ditrigonal Pyramidal

3
3

1
1
1
1
1

Hexagonal Scalenohedral

3
3

Ada
Ada

Pyramidal

3
3
3m
32
3 2/m

Rhombohedral

Trapezohedral

Berikut merupakan contoh mineral dari sistem kristal trigonal.

5. Sistem Kristal Triklin


Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling
tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c dan juga memiliki sudut
kristalografi = 90. Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,
Triklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang.
Berikut merupakan pembagian kelas dari sistem kristal triklin.
Cermin Pusat Simbol Hermann
Nama Kelas
Simetri
Maugin
2 3 4 6
Pedial
- - - 1
Pinacoidal
- - - Ada
1

Pedial

Pinacoidal

Berikut merupakan contoh mineral dari sistem kristal triklin.

6. Sistem Kristal Monoklin


Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang
dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi
sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang
yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.
Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c dan juga memiliki
sudut kristalografi = = 90 . Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi
orthogonal, sistem kristal Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang.
Berikut merupakan pembagian kelas dari sistem kristal monoklin.
Cermin Pusat Simbol Hermann
Nama Kelas
Simetri
Maugin
2 3 4 6
Domatic
- - - 1
m
Sphenoidal
1 - - 2
Prismatic
1 - - 1
Ada
2/m

Domatic

Prismatic

Sphenoidal

Berikut merupakan contoh mineral dari sistem kristal monoklin.

Sumber:
http://medlinkup.wordpress.com/2011/02/26/sistem-kristal/ (diakses pada tanggal 6 Oktober
2014 pada pukul 23.00 WIB)
http://webmineral.com/crystall.shtml#.VDQSLkBxvFw (diakses pada tanggal 6 Oktober
2014 pada pukukl 23.30 WIB)

Anda mungkin juga menyukai