127
r2
feks
Luas dA
128
W=
feks
(r2 r1 )
A
atau
W=
feks
(r2 r1 ) x A
A
feks
(r2 r1 ) x V
A
V2
= V Peks dv
1
V2
= Peks V dv
1
= - Peks v
P1
P1
P2
P2
W = -P1.v
W = -P2.v
V
V1
V2
V1
(a)
V
V2
(b)
= perubahan energi
131
132
Contoh:
133
135
J
J
x g o
o
C
g C
J
x g x o C J
o
g C
137
1o C
x(0,155o C ) 1,41x10 4 J
1 mol H 2 2 mol H 2 O
x
0,0496 mol H 2 O
2,016 H 2
2 mol H 2
Untuk memperoleh satuan kilojoule per mol air, kita hanya mencari
perbandingan banyak kilojoule dengan banyaknya mol.
14,1 kJ
284 kJ / mol H 2 O
0,0496 mol H 2 O
138
139
140
100oC dan tekanan 1 atm. Proses ini menyerap 41 kJ, jadi H = +41 kJ.
Perubahan keseluruhan dapat dinyatakan oleh persamaan:
H2O (l) H2O (g)
H = +41 kJ
H = +283 kJ
H = -242 kJ
141
pada
tingkat
molekul,
orang
tidak
dapat
dan
masih
Entalpi
0
H = +283
energi diserap
H = - 242
energi
dibebaskan
H2O (g) (-242 kJ)
H = +41 kJ
142
H = +283 kJ
H = +566 kJ
karena itu jika kita balik arah suatu persamaan termokimia, kita tinggal
mengubah tanda H.
Pembalikan persamaan
H2O (l) H2 (g) + O2 (g)
H = +283 kJ
Menghasilkan persamaan
H2O (l) + O2 (g) H2 (g)
H = -283 kJ
H1 = 2602 kJ
H2 = 3123 kJ
H3 = 286 kJ
Semua data ini pada suhu dan tekanan yang sama 25oC dan 1 atm.
Gunakan persamaan termokimia ini untuk menghitung H untuk reaksi.
(4)
H4 = ?
144
3123 kJ
= +1561 kJ
2
= H5 + H6 + H7
-H4
Hf. Misalnya
persamaan
termokimia untuk pembentukan air dan uap air pada 100oC dan 1 atm,
berturut-turut adalah:
H2 (g) + O2 (g) H2O (l)
Hf = -283 kJ
Hf = -242 kJ
persamaan ini, kita juga harus ingat untuk mengubah tanda Hf, yang
negatif, proses kebalikannya haruslah endoterm).
(Eksoterm) H2 (g) + O2 (g) H2O (l)
H = Hf = -283 kJ
H = Hf = +283 kJ
Hreaksi =
produk
jumlah H f
pereaksi
Keadaan Standar
Besarnya Hf bergantung pada kondisi suhu, tekanan, dan keadaan
fisika (gas, cair, padat kristalin) dari pereaksi dan produk. Misalnya, pada
100oC dan 1 atm, kalor pembentukan air adalah 283 kJ/mol, sedangkan
pada 25oC dan 1 atm, Hf untuk H2O (l) adalah 286 kJ/mol. Untuk
menghindari keharusan selalu menyatakan kondisi dimana Hf direkam
dan memungkinkan perbandingan antara Hf berbagai senyawa pilihan
suatu kondisi baku, biasanya pada 25oC dan tekanan 1 atm. Pada kondisi
ini zat dikatakan berada dalam keadaan standar. Kalor pembentukan zat
dalam keadaan standar air Hf H2O(l) = -286 kJ/mol dan adalah kalor yang
dibebaskan bila H2 dan O2 masing-masing dalam bentuk mereka pada
25oC dan 1 atm, bereaksi menghasilkan H2O (l) pada 25oC dan 1 atm.
147
- 1131 Kj
1 mol Na 2 HCO3(s)
1 mol NaHCO3(s) x
- 1331 kJ
- 242 Kj
1 mol H 2 O (g)
1 mol H 2 O (g) x
- 242 kJ
- 394 Kj
1 mol CO 2 (g)
1 mol CO 2 (g) x
- 394 kJ
- 947,7 kJ
1895 kJ
1 mol NaHCO3(s)
2 mol NaHCO3(s)
426,8 kJ
00,00
Ho = 4 mol x
1 mol NaOH
504,6 kJ
2 mol x
1 mol Na 2 OH 2
Ho
286 kJ
2 mol x
1 mol H 2 O(l)
126 kJ
2 mol Na 2 O 2
-20,2 kJ
Hof (kJ/mol)
0
-704
-1676
-3441
0
+66,4
-1314
-925
0
-1219
-860,2
-998,22
-1465
0
+30,9
-36
0
Zat
HCHO2(g)
(asam format)
HC2H3O2(l)
(asam asetat)
HCHO(g)
(formaldehida)
CH3CHO(g)
(asetaldehida)
(HC3)2CO2H(l) (aseton)
C6H5CO2H(s)
(asam benzoat)
CO(NH2)2(s)
(urea)
Cl2 (g)
HCl(g)
HCl(aq)
Cr2O3(s)
Hof (kJ/mol)
-4U8,8
0
-641,8
-1280
-924,7
-813,4
-1064
.0
-46,0
-314,4
+90,4
+34
+81,5
-174,1
0
+143
0
150
CaCO3(s)
-1207
CaCl2(s)
-795,8
CaO(s)
-635,5
Ca(OH)2(s)
-986,6
Ca3(PO4)2(s)
-4119
CaSO3(s)
-1156
CaSO4(s)
-1433
CaSO4.1/2H2O(s)
-1573
CaSO4.2H2O(s)
-2020
C(s) grafit
0
C(s) intan
+1,88
CCl4(l)
-134
CO(g)
-110
CO2(g)
-394
CO2(aq)
-413,8
H2CO3(aq)
-699,65
CS2(l)
+89,5
CS2 (g)
+117
CH4(g)
-74,9
C2H2(g)
+227
C2H4(g)
+51,9
C2H6(g)
-84,5
C3H8(g)
-104
C4H10(g)
-126
C6H6(l)
+49.0
CH3OH(1)
-238
C2H5OH(1)
-278
(NH4)2Cr2O7(s)
K2Cr2O7(s)
Cu(s)
CuCl2(s)
CuO(s)
Cu2S(s)
CuS(s)
CuSO4(s)
CuSO4.5H2O(s)
F2(g)
HF(g)
H2(g)
H2O(l)
H2O(g)
H2O2(l)
I2(s)
I2(g)
HI(g)
Fe(s)
Fe2O3(s)
Fe3O4(s)
Pb(s)
PbO(s)
PbO2(s)
Pb(OH)2(s)
PbSO4(s)
Lis(s)
-1807
-2033.01
0
-172
-155
-79,5
-53,1
-771,4
-2279,7
0
-271
0
-286
-242
-187,8
0
+62,4
+26
0
-822,2
-1118,4
0
-217,3
-277
-515,9
-920,1
0
P4O10(s)
H3PO4(s)
K(s)
KCl(s)
SiH4(g)
SiO2(s, alfa)
Na(s)
NaF(s)
NaCl(s)
NoBr(s)
NaI(s)
NaHCO3(s)
Na2CO3(s)
Na2O2(s)
NoOH(s)
Na2SO4(s)
S(s,rombik)
SO2(g)
SO3(g)
H2SO4(l)
SnCl4(l)
SnO2(s)
Zn(s)
ZnO(s)
ZnSO4(s)
-2984
-1279
0
-436,8
+33
-910,0
0
-571
-413
-360
-288
-947,7
-1131
-504,6
-426,8
-1384,49
0
-297
-396
-813,8
-511,3
-580,7
0
-348
-982,8
HH-H = 436 kJ
151
H
C=C
Jika diketahui
Energi ikatan C H = 415 kJ mol-1
Hf C(g) = 715 kJ. Mol-1
Hf H(g) = 218 kJ. Mol-1
Hf C2H4(g) = 51,9 kJ. Mol-1
Penyelesaian
2 C(g)
H1
4H(g)
H2
2 C(s)
+
2H2(g)
Hf = H1 + H2 + H3
-
H3
Hf
C2H4(g)
H3 = Hf - - H1 - H2
152
153
Ini merupakan proses pada volume tetap. Suatu contoh penting adalah
pembakaran yang dikerjakan dalam bom kalorimeter. Pada proses yang
terjadi pada volume tetap, kerja-volume sama dengan nol.
Suatu proses-proses itu dapat berlangsung secara reversibel atau secara
tak-reversibel.
Suatu proses reversibel adalah suatu proses yang melibatkan perubahan
yang sangat tak terhingga kecilnya sehingga fungsi keadaan sistem hampir
tidak berbeda dengan lingkungannya. Proses reversibel biasanya
berlangsung sangat lambat.
Pada proses ekspansi reversibel
Pint+ = Peks dP
Untuk proses kompresi reversibel
Pint+ = Peks dP
Di mana
Pint+ = tekanan dalam
Peks = tekanan luar
Suatu proses yang melibatkan perubahan sehingga fungsi keadaan
sistem berbeda dengan jumlah tertentu terhadap lingkungannya disebut
proses irraversibel atau proses spontan , suatu proses spontan berlangsung
dalam waktu singkat atau sekonyong-konyong.
Suatu proses reversibel dapat balik atau dari proses kompresi
reversibel dapat diubah menjadi ekspansi reversibel, sedangkan proses
irreversibel tidak dapat dibalik. Perbedaan lain antara proses reversibel
dengan irreversibel adalah bahwa kerja yang dilakukan terhadap sistem
pada proses reversibel lebih kecil proses irreversibel antara 2 keadaan
yang sama.
Pada proses kompresi reversibel peks dan Pint hanya berbeda
sangat tak terhingga kecilnya sehingga:
Wrev
V2
= Peks dV V
Wrev
= nRT .V
dV
V
= nRT . ln
V2
V1
V2
1
Wrev
nRT
dV
V
nRT
menjadi Peks = P2 =
V1
nRT
tanpa perubahan yang cukup besar dalam volume sistem. Kompresi
V2
terjadi dari V1 ke V2 pada tekanan tetap = Peks = P2 =
nRT
, sehingga kerja
V2
V2
V2
Wirrev = V Peks dv = V P2 dv = P2 V dv
Wirrev = P2 (V2 V1)
Pada ekspansi reversibel karena Peks = Pint, maka kerja yang dilakukan oleh
sistem terhadap lingkungan:
Wrev
V2
= V Pint dv
1
155
Wrev
V2
= V Peks dv
1
Wirrev
= -Peks. V
= -2 dm3 x (10-1) atm
= -18 dm3 atm
Wirrev
= -1824 J
= Peks dv
=
Wrev
nRT
dv
V
= nRT . ln
V2
V1
10
1
= -11486,2 J
dqrev
T
T
T
dq
, bila proses berlangsung
T
dq
inilah tergantung pada jalan yang ditempuh, bukan
T
S.
Menurut hukum kedua termodinamika: entropi (S) adalah fungsi
keadaan. Pada proses reversibel entropi alam semesta tetap, pada proses
irreversibel entropi alam semesta bertambah.
1. Perhitungan perubahan entropi
Jika suatu gas ideal mengalami ekspansi reversibel isoternal dengan
menyerap kalor sebesar q maka:
S =
1
T
S =
dq rev
T
dq
rev
dq rev
T
Pada temperatur tetap, energi translasi dan energi dalam gas ideal tetap,
sehingga untuk proses ekspansi isotermal:
E = q + W = 0
jika ekspansi berlangsung reversibel isoternal:
157
S nR ln
V2
V1
q rev
T
q rev
q
rev = 0
T
T
Hal ini sesuai dengan hukum kedua termodinamika bahwa pada proses
reversibel S alam semesta = 0 dan Sling = 0.
Stot = Ssistem + Slingk
S tot nR ln
V2
0
V1
S tot nR ln
V2
V1
dq rev
T
Jika proses berlangsung pada tekanan tetap qrev = n.Cp.dT dan pada volume
tetap qrev = n.Cv.dT, sehingga dapat dinyatakan:
2
S = n 1
CP
dT
T
2
dan S = n 1
CV
dT
T
(P tetap)
(V tetap)
158
dan
S nC P ln
T2
T1
(P tetap)
S nCV ln
T2
T1
(V tetap)
159
H sis
T
Stot = Ssis +
Stot =
H sis
T
T S sis H sis
T
160
Pada setiap proses spontan S harus lebih besar nol, sehingga TS total
juga harus lebih besar nol.
Berarti (Hsis - TSsis) > 0
atau
Hsis - TSsis) < 0
Sehingga dapat dinyatakan bahwa pada setiap proses spontan
Hsis - TSsis) > 0
Untuk itu diperlukan suatu fungsi keadaan baru yang diberi lambang G
disebut energi bebas Gibs, dimana: G = H TS
Untuk proses yang berlangsung pada suhu dan tekanan tetap:
G = H TS
proses akan berlangsung spontan jika G < 0 sehingga setiap proses
spontan pada suhu dan tekanan tetap selalu disertai dengan penurunan
energi bebas sistem.
Selanjutnya pengauh H, S dan suhu terhadap kespontanan reaksi dapat
diringkas sebagai berikut:
H
Kospontanan proses
Wmaks = U qrev
Pada suhu dan tekanan tetap
U = H - PV
= H Wtbmaks
Karena
qrev = TS
maka: Wmaks
= H TS + Wtbmak
= G + Wtbmak
atau
G = Wmaks Wtbmaks
G = Wbmaks
162
163