Anda di halaman 1dari 23

KEBIJAKAN DESA DUKUHDEMPOK DALAM MELINDUNGI BURUH MIGRAN

(STUDI PADA PERATURAN DESA DUKUHDEMPOK NOMOR 01 TAHUN 2017)


ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebijakan Desa sebuah


inisiatif yang di buat oleh Pemerintah Desa Dukuhdempok tentang perlindungan
Buruh migran beserta anggota keluarganya, tertuang dalam Peraturan Desa
Nomor 01 Tahun 2017. Titik fokus dalam penelitian ini adalah pada Kebijakan
Desa Dukuhdempok dan Pemberdayaan mantan Buruh Migran serta pada
program yang dibuat Oleh Pemerintahan Desa yakni Desa Peduli Buruh Migran
yang disingkat DESBUMI. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif,
teknik penentuan sampel menggunakan dan (snowball sampling) dilakukan
dengan cara tanpa menentukan berapa jumlah sumber data yang akan diambil.
Disini peneliti akan berhenti mencari data atau informan dari subyek yang akan di
teliti jika data tersebut dianggap cukup. Dengan tekni penelitian ini, peneliti
menentukan informan kunci yang dipilih awal penelitian yakni, Kepala
Pemerintahan Desa, Ketua Desbumi, Migran Care, dan Mantan Buruh Migran.
Teknik pengumpulan data yakni melalui wawancara, observasi, dan Dokumentasi.
Data yang digunakan yakni data skunder dan data primer. Fokus penelitian yakni
terkait dengan kebijakan Desa Mengenai perlindungan Buruh Migran dan
Pemberdayaan mantan Buruh Migran yang tertuang dalam Peraturan Desa
(Nomor 01 Tahun 2017), di Desa Dukuhdempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten
Jember.
Penelitian ini mengacu pada teori berdasarkan pendapat yang di
kemukakan dengan model Edward III. Edward III dalam Syafri (2008:34-35).
Bahwa keberhasilan kebijakan ditentukan oleh factor penting, yakni seperti
Komunikasi, Sumberdaya, sikap Implementor (disposision) dan Struktur Birokrasi
Pelaksana. Dari hasil penelitian ini berdasarkan temuan data baik data primer dan
data skunder, dapat dinyatakan bahwasanya Kebijakan Desa sudah berjalan
dengan baik, karena Desa Dukuhdempok dengan Program Dan Peraturan Desa
yang dibuat merupakan salah satu contoh penggerak atau mendorong agar
Pemerintah Desa yang lain dapat meniru bilamana di Desa tersebut banyak
masyarakatnya bekerja sebagai pekerja buruh migran, begitu pula dengan tingkat
Daerah dapat membuat Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati tentang
perlindungan buruh migran beserta keluarganya, yang nanti dapat disinergikan
dengan Peraturan Desa tersebut.
Kata Kunci: Implentasi, kebijakan, Buruh migran, Desbumi, Peraturan Desa.

1
PENDAHULUAN

Latar Belakang

sebagaimana di ketahui bahwa negara indonesia merupakan suatu negara yang sedang
membangun (developing country) dimana pada saat ini sedang giat melaksanakan
pembangunan disegala bidang baik pembangunan fisik maupun non-fisik. Dengan beberapa
pertimbangan pemerintah mengatur penyediaan tenaga kerja dengan kualitas dan kuantitas
untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada para pencari kerja termasuk
penempatan tenaga kerja yang tepat guna, pada kondisi pembangunan saat ini, banyak sekali
instansi maupun perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja yang handal dan
menguasai pendidikan serta keterampilan yang memadai, para calon tenaga kerja berlomba-
lomba untuk siap mungkin menghadapi tantangan yang di gulirkan oleh lowongan pekerjaan,
semestinya ini sebuah kompetisi dan yang paling mampulah yang dipilih untuk mengisi
lowongan pekerjaan tersebut. Salah satu hal yang paling terpenting adalah perlindungan
terhadap tenaga kerja yang mempunyai tujuan untuk memberikan dan menjamin hak-hak
dasar pekerja atau buruh dan menjamin kesamaan kesempatan kerja serta perlakuan tanpa
adanya diskriminasi dengan tetap memperhatikan perkembangan dan dunia usaha.
Dari beberapa gambaran kondisi tenaga kerja Indonesia diluar negeri saat ini, tidak
semuanya sesuai dengan apa yang di harapkan. Adapun problematika buruh migran terjadi
mulai dari proses keberangkatan, ketika bekerja, dan setelah dikembalikan ke tempat asal di
kampung halaman, kasus-kasus seperti status kerja yang ilegal, tuduhan dan hukuman berat
atas pencurian, serta pembunuhan, perlakuan kekerasan fisik, mental, Dan beberapa berita
dan kenyataan yang ada, ternyata banyak sekali kasus-kasus yang berkaitan dengan
penderitaan tenaga kerja Indonesia diluar negeri,khusunya tenaga kerja wanita atau TKW.
Permasalahan yang di alami oleh masyaakat Desa Dukuh Dempok dari mantan Buruh
Migran, setelah selesai masa kontrak kerja di luar negeri kemudian di pulangkan ke
kampung halaman, kendala serta keluhan yang ada yakni susah untuk mencari pekerjaan baru
adapun yang jadi permasalahannya adalah pada dokumen hak/individu yang tidak falit, serta
perlakuan dari devisi yang sersangkutan. Sering kali dalam prakteknya kesalahan para calon
pekerja TKI/Buruh migran yakni pada dokumen serta Paspor kerja, inilah yang menjadi
penyebab sering terjadinya permasalahan dengan pihak imigrasi luar negri.
Sehingga dengan dorongan itulah pemerintah Desa dan masyrakat membuat prangkat
dalam bentuk Peraturan Desa PERDES guna untuk memperkuat payung hukum dari tingkat
Desa, hal ini dituangkan dalam bentuk kebijkan desa Dukuhdempok nomor 01 tahun 2017,

2
Tentang perlindungan tenaga kerja indonesia. PERDES ini nantinya diharapkan dapat
melindungi dan mendampingi para buruh migran yang sedang tersangkut masalah di luar
negeri. Serta dengan adanya program tersebut dimana mantan buruh migrant yang di
pulangkan juga dapat di bina dan di beri arahan maupun di beri pekerjaan yang baru seperti
halnya membuat usaha kecil menengah. Dari latar belakang di atas sehingga dalam
penelitian ini peneliti mengambil judul “Kebijakan Desa Dukuh Dempok Dalam Melindungi
Buruh Migran” (Studi Pada Peraturan Desa Dukuhdempok Nomor 01 Tahun 2017).
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang muncul yakni Bagaimana
Kebijakan Desa Dukuhdempok dalam melindungi buruh migran dan pemberdayaan mantan
Buruh Migran ?
Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui bagaimana kebijakan Desa Dukudempok
tentang perlindungan buruh migran dan Pemberdayaan mantan Buruh migran yang ada di
Desa tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep kebijaan publik


Kebijakan Publik adalah suatu keputusan yang dimaksudkan untuk tujuan mengatasi
permasalahan yang muncul dalam suatu kegiatan tertentu yang dilakukan oleh instansi
pemerintah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. Menurut pakar Prancis, Lemiex
(1995:7) merumuskan kebijakan publik merupakan “Produk aktivitas-aktivitas yang
dimaksudkan untuk memecahkan masalah-masalah publik yang terjadi dilingkunganya
terstuktur, keseluruhan proses aktivitas itu berlangsung sepanjang waktu”. Dari tersebut
bahwasanya semua pembuatan kebijakan publik itu selalu melibatkan pemerintah, dengan
cara tertentu. Pertanyaanya, apakah dengan demikian tidak ada kebijakan publik yang di
pengaruhi oleh sektor privat atau tidak ada ruang bagi sektor privat, diluar lembaga-
lembaga/organisasi pemerintah yang dapat memberikan “warna tertentu” pada proses
pembuatannya. Namun dalam realita politik ator-aktor non pemerintah, berpotensi juga
mempengaruhi pada saat-saat krisis (critical moment) selama berlangsungnya proses
pemikiran, perkembangan, atau perumusan suatu kebijakan publik.

Pengertian Buruh Migran


Buruh Migran/Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
baik didalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarkat. Menurut para ahli definisi tenaga kerja

3
merupakan modal utama serta pelaksanaan dari pembanguan masyarakat. Tenagakerja/atau
buruh migran sebagai pelaksana pembangunan harus dijamin haknya, diatur kewajibannya
dan dikembangkan daya gunanya.

Bentuk perlindungan Hukum Buruh migran atau Tenaga Kerja Indonesia


Mengingat Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004, penempatan dan
perlindungan calon TKI/TKW harus berasaskan keterpaduan, persamaan hak, demokrasi,
keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender, anti diskriminasi, serta anti perdagangan
manusia. Orang perseorangan dilarang menempatkan warga negara Indonesia untuk bekerja
di luar negeri. Pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan upaya perlindungan TKI
di luar negeri. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang hak-hak buruh migran..

METODE PENELITIAN
Penentuan Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi tempat penelitian adalah Desa Dukuhdempok
Kecamatan Wuluan Kabupaten Jember dengan pertimbangan Desa Dukuhdempok adalah
salah satu Desa yang masih banyak masyarakatnya bekerja sebagai buruh migran, serta
Kabupaten Jember adalah juga merupakan salah satu kota dimana banyaknya masyrakatnya
yang menjadi tenaga kerja Indonesia TKI atau buruh migran semenjak tahun 2004 sampai
saat sekarang ini, dan semakin meningkat. Sehingga Desa Dukuhdempok berinisiatif
membuat program/lembaga yang melindungi buruh migram dan pembinaan buruh migran,
semenjak dari Desa. Sedang waktu penelitian dilakukan pada 22 Juli 2019 sampai akhir
penelitian selesai.

Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian deskriftip-kualitatif yaitu penelitian yang
bertujuan ingin menggambarkan fenomena sosial tertentu (Kahar Haerah,2016. Metode
penelitian sosial. Fisipol Universitas Muhamdiyah Jember), Sedangkan menurut Moleong
(2007:8) penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di
alami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain.

Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah terkait dengan formulasi kebijakan Desa Mengenai
perlindungan Buruh Migran yang tertuang dalam Peraturan Desa (PERDES) Nomor 01
Tahun 2017, di Desa Dukuhdempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember karena pada
pencapaian tersebut merupakan agenda nasional yang saling bersinergi dengan tingkat Pusat,

4
Provinsi, Maupun Kabupaten/Kota. Pada penelitian ini saya lebih terarah kepada formulasi
kebijakan Desa dan program Desa tersebut. Pada salah satu pembahasan kebijakan peneliti
lebih fokus pada Peraturan Desa (PERDES) dan DESBUMI (Desa Peduli Buruh Migran).

Penentuan Informan
Teknik Snow Ball sampling ini dilakukan dengan cara tanpa menentukan berapa jumlah
sumber data yang akan diambil. Disini peneliti akan berhenti mencari data atau informan dari
subyek yang akan di teliti jika data tersebut dianggap cukup. Dengan menggunakan teknik
ini, peneliti menentukan informan kunci yang dipilih pada awal penelitian yaitu, Kepala
Pemerintahan Desa, ketua dari Desbumi, Migrant Care, dan Mantan Buruh Migran.

Apabila kita ketahui informan adalah orang yang diharapkan dapat memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Pada penelitian kualitatif ini penentuan
sampel dilakukan dengan metode snow ball sampling (sampling menggelinding). Dengan
bantuan informasi dari para informan tersebut peneliti menetapkan informan berikutnya yang
memenuhi kualifikasi seperti halnya; memegang jabatan atau yang membidangi, serta yang
memahami mengenai kebijakan desa dan program desa mengenai perlindungan buruh
migran.

Sumber data (Informan)


Data adalah suatu informasi terkait dengan prihal mengenai penelitian. Pemecahan
alternatif masalah dalam penelitian itu sangat terkait dengan keakuratan data yang diperoleh.
Jenis data dalam penelitian ini diantaranya,
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari penelitian dengan
menggunakan pengambilan data secara langsung berupa observasi dan wawancara
mendalam untuk memperoleh informasi mengenai perumusan Kebijakan Desa dengan
keselarasan RPJMDES, serta keterlibatan masyarakat Desa Dukuhdempok.

a. Kepala Desa Dukuhdempok c. Anggota dari DESBUMI


b. Ketua kelompok DESBUMI d. Mantan Buruh migran

2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui perantara atau secara tidak
langsung. Data sekunder biasanya berupa dokumentasi atau data-data yang berkaitan
dengan penelitian, data sekunder tersebut diantaranya;

5
a. RPJMDES Desa Dukudempok c. PROFILDES Dukuhdempok
b. PERDES 01 Tahun 2017.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Implementasi Kebijakan Berdasarkan Teori George C. Edward III
Kebijakan Desa Dukuhdempok tentang Perlindungan Buruh Migran dan
Pemberdayaan Mantan Buruh Migran Berdasarkan Teori implementasi yang di kemukakan
oleh George C. Edward III. Edward III dalam Syafri (2008:34-35) menyatakan bahwa
keberhasilan implementasi kebijakan sangat ditentukan oleh bebrapa factor penting yaitu :
A. Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu hal yang penting dalam kaitanya dengan
memepengaruhi implementasi kebijakan public,komunikasi sangat menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan publik “Peraturan Desa” implementasi yang
efektif akan terlaksana, jika para pembuat keputusan mengetahui menegenai apa yang akan
mereka kerjakan. Informasi yang diketahui para pengambil keputusan hanya biasa didapat
melalui komunikasi yang baik. Di sini hubungan Peraturan Desa dengan komunikasi yakni
sebagai penyalur aspirasi yang di tuangkan dalam peraturan/Regulasi yang mengunakan
sistem Battom-up, penyaluran aspirasi dari bawah ke atas.
Komunkasi ini timbul karena Inisiatif masyarakat Desa Dukuhdempok dikarenakan
adanya laporan keresahan yang di alami masyarakat sehingga pemerintah Desa mengadakan
musyawarah aparatur pemerintah Desa dengan masyarakat membahas tentang akan
pentingnya perlindungan untuk para pekerja Buruh migran yang ada di Desa Dukuhdempok
dan untuk para mantan Buruh migran tentunya, dengan kondisi itulah sehingga inisiatif dan
partisipasi masyarakat sangat penting karena apabila kebijakan yang dibuat tidak ada
apresiasi dari masyarakat kebijakan itu bisa dilaksanakan namun sedikit kemungkinan akan
berhasil malah dapat dikatakan gagal dalam pengimplentasiannya, sehingga sebelum
membuat suatu kebijakan tersebut terutama hal yang dilakukan yakni mengkomunikasikan
keberbagai lapisan elemen masyarakat Desa Dukuhdempok serta ke lembaga terkait sehingga
dapat menyelaraskan dengan apa yang diinginkan oleh masyarkat setempat dari beberapa
pendapat yang akan dijadikan suatu kebijakan.

B. Sumberdaya atau sumber-sumber


Sumber daya diposisikan sebagai input dalam organisasi sebagai suatu sistem yang
mempunyai implikasi yang bersipat ekonomis dan teknologis. Secara ekonomis, sumber
daya bertalian dengan biaya atau pengorbanan langsung yang dikeluarkan oleh organisasi

6
yang merefleksikan nilai atau kegunaan potensial dalam transformasinya kedalam output.
Sedang secara teknologis, sumberdaya bertalian dengan kemampuan transformasi dan
organisasi. Sumber daya Inisiatif dan gagasan yang muncul dan dijadikan sebagai Kebijakan
Desa dalam bentuk Peraturan Desa agar di Desa Dukuhdempok tersebut mempunyai Payung
Hukum mengenai perlindungan Buruh migran dan Pemeberdayaan ekonomi pada mantan
Buruh Migran, salah satu kegiatan yang dilakukan dari segi pengamanan untuk para calon
buruh migran beserta keluarganya terutama untuk perempuan sejak dari desa dan membantu
dari pada mantan buruh migran yang telah selesai masa kontrak kerjanya dari segi
prekonomian.
Melalui program-program yang dibuat oleh (Desbumi) baik berupa pemberdayaan
ekonomi, pemberdayaan dari segi Sumber Daya Masyarakat SDM, Pelatihan Keterampilan,
Motivasi dan kegiatan lain, kegiatan ini dilaksanakan Oleh Lembaga Swadaya Masyarakat
yakni Migran Care sebagai pemeberi motivasi, pelatihan, pemberdayaan ekonomi namun
tetap atas naungan Desa, dengan kata lain Desbumi ini merupakan wadah untuk para Buruh
migran, sehingga nantinya sedikit demi sedikit dapat mengurangi angka pengangguran,
Dengan adanya regulasi ini pula dapat dijadikan contoh yang membantu pemerintah Daerah
maupun pusat, sejak dari Desa dikarenakan kebanyakan calon buruh migran berangkatkan
dari Desa. Oleh karena itu Peraturan Desa ini menjadi patokan atau contoh untuk Desa-Desa
lain Memudahkan masyarakat desa dalam hal infomasi alur Bermigrasi Aman.

C. Sikap implementor (disposision) atau kecenderungan-kecenderungan


Sikap implementor disini yakni untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari
PERDES yang dibuat dan bagaimana posisi regulasi yang dibuat sehingga dapat mengetahui
pula bagaimana implementasi dari PERDES tersebut. Mengemukakan kecenderungan-
kecenderungan atau disposisi merupakan salah satu factor yang mempunyai konsekuensi
penting bagi implementasi kebijakan yang efektif. Jika para pelaksana mempunyai
kecenderungan atau sikap positif atau adanya dukungan terhadap implementasi kebijakan
maka terdapat kemungkinan yang besar implentasi kebijakan akan terlaksana sesuai dengan
keputusan awal. Demikian sebaliknya, jika para pelaksana bersikap negative atau menolak
terhadap implementasi kebijakan karena konflik kepentingan maka implementasi
kebijakanakan menghadapi kendala yang serius.
Proses pembuatan Peraturan Desa (PERDES) tersebut juga melibatkan secara
partisipatoris masyarakat sipil, seperti kader desa, mantan buruh migran, Babinsa, dan
pemangku kepentingan Desa Serta Lembaga swasta yang berdiri secara Indefenden yakni

7
Migran Care, di mana Migran Care adalah lembaga yang bekerja untuk melakukan advokasi
kebijakan, kampanye serta bantuan hukum untuk pemenuhan hak-hak buruh migran di
indonesia, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah menyediakan pendampingan dan
bantuan hukum bagi buruh migran yang mengalami dan/atau perlakuan ketidakadilan,
tindakan diskriminasi untuk mendapatkan perlindungan hukum dan menuntut haknya. Migran
care juga ikut andil dalam memberi gagasan-gagasan hukum dalam proses pembuatan
PERDES yang ada di desa Dukuhdempok. Peraturan Desa di jelaskan pada BAB I ketentuan
umum, Pasal 1 ayat 15 yang berbunyi “Desa peduli Buruh Migran atau selanjutnya disebut
DESBUMI, Merupakan inisiatif lokal yang dibangun untuk mendorong terwujudnya
perlindungan terhadap buruh migran terutama perempuan sejak dari Desa”.
D. Struktur Birokrasi Pelaksana
Struktur Birokrasi Pelaksanan merupakan salah satu yang paling penting bahkan
secara keseluruham menjadi pelaksana kegiatan. Keberadaan birokrasi tidak hanya dalam
struktur pemerintah, tetapi juga ada dalam organisasi swasta, instutisi pendidikan dan
lainnya. bahkan dalam kasus-kasus tertentu diciptkan hanya untuk menjalankan suatu
kebijakan tertentu. Di samping itu secara tidak langsung faktor-faktor tersebut mempengaruhi
implementasi melalui dampak dari masing-masing faktor tersebut. Dengan kata lain,masing-
masing faktor tersebut saling mempengaruhi, kemudian secara bersama-sama mempengaruhi
implementasi kebijakan tersebut. Kebijakan Desa Dukuhdempok dalam melindungi Buruh
migran dan Pemberdayaan mantan Buruh migran dalam program kegiatan ini terdapat satu
Program yang Beri nama Desa Peduli Buruh Migran (DESBUMI) yang mana didalam
organisasi tersebut terdapat dua bagian kepengurusan yang pertama adalah pengurus Pusat
Pelayanan Terpadu khsus menangani calon buruh migran, serta menangani permasalahan
apabila pada pekerja buruh migran tersangkut masalah di luar negeri. Kemudian yang kedua
yakni pengurus kelompok perempuan Buruh migran, kelompok ini adalah kelompok yang
mengadakan kegiatan pemberdayaan ekonomi, pelatihan kreativitas dan kegiatan lain, kedua
kepengurusan ini saling berkoordinasi satu dengan yang lain, apabila ada salah satu anggota
pengurus tidak dapat mengahadiri suatu kegiatan makan kedua pengurus ini saling
berkoordinasi, tugas dari masing-masing kepengurusan ini jelas dan menganut sistem
kekluargaan. Peran dari Pemerintah Desa Dukuhdempok disini membantu memfaslitasi
kegiatan yang di adakan oleh Desbumi.

8
Urgensi Peraturan Desa Nomor 01 Tahun 2017 Terhadap Perlindungan Buruh Migran
Urgensi Peraturan Desa ini dibuat karena Desa merupakan wilayah pertama dimana
fase migrasi tenaga kerja bermula, bayangkan saja dari setiap Desa ada 10 orang yang
berangkat menjadi buruh migran belum lagi jumlah Desa yang ada di Kabupaten berjumlah
kurang/lebih 200 Desa, Belum lagi Peraturan dari kabupaten/Peraturan Daerah khusus
tentang perlindungan buruh migran belum ada, adapun masih dalam bentuk Raperda dan
belum disahkan oleh Bupati, sehingg Databasse buruh migran baik dari calon serta mantan
buruh migran tidak terdata dengan baik, kendala inilah yang mempersulit untuk
meneyelesaikan perkara, apabila terjadi permasalahan yang dialami oleh buruh migran.
sehingga inisiatif yang berasal dari tingkat bawah yakni pemerintah Desa sangat berperan
penting sebagai contoh kebijakan yang membahas tentang perlindungan buruh migran.
Melihat dari potensi permasalahan itulah sehingga Desa membuatkan payung hukum dalam
bentuk Peraturan Desa untuk melindungi masyakatnya, yang bekerja sebagai buruh migran
dan anggota keluarganya serta pemberdayaan untuk mantan buruh migran. Berawal dari
adanya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES), inisiatif masyarakatpun
muncul dan tersampaikan kemudian timbulah pembahasan mengenai Buruh migran serta
mendirikan suatu program yang bernama Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) dan payung
Hukumnya dalam bentuk Peraturan Desa (PERDES).
Tugas serta peran pemerintah desa yang tertuang dalam peraturan Desa Dukuhdempok
nomor 01 Tahun 2017, Pada BAB III Kewajiban Pemerintah Desa pasal 5, ayat 1-13 dimana
pemerintah desa;

1. Memberikan pelayanan pembuatan rekomendasi dalm proses pembuatan kartu Tanda


Penduduk, Kartu Keluarga, Akte Kelahiran, dan Pelayanan pembuatan surat
keterangan lahir serta dokumen lainnya yang diperlukan oleh TKI secara benar;
2. Melakukan pengawasan terhadap perusahaan sawasta dan/atau petugas lapangan di
Desa Dukuhdempok yang merekrut calon tenaga kerja;
3. Menyediakan formulir pendataan/registrasi khusus TKI baik di kantor desa maupun
pada masing-masing kepala Dusun, RT dan RW;
4. Menerima dan Menindaklanjuti pengaduan masalah yang terjadi pada TKI dan
keluarganya;
5. Membantu pendampingan dan pembelaan terhadap TKI yang bermasalah;
6. Memberikan informasi kepada calon TKI tentang prosesdur menjadi TKI yang benar;

9
7. Mendata TKI yang sedang bekerja maupun keluarganya asal Desa Dukuhdempok
yang bekerja diluar negeri;
8. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap calon TKI yang akan bekerja keluar
negeri tentang pengetahuan hak-hak TKI, dan pemecahan masalah jika mengalami
masalah diluar negeri;
9. Menyediakan informasi lowongan kerja yang ada di indonesia maupun di luar negeri;
10. Meningkatkan kapasitas SDM dan pemberdayaan ekonomi bagi mantan TKI dan
keluarganya dalam mewujudkan kesejahtraan;
11. Melakukan sinergi dengan Disnakertran kabupaten jember;
12. Menjamin pembentukan dan keberlanjutan kelompok buruh migran;
13. Dalam menjalankan kewajiabn tersebut pemerintah desa dukuhdempok membentuk
PPT Desbumi sejahtera serta bekerjasama dengan pihak lain dalam upaya
penyelesaian masalah TKI maupun dalam upaya meningkatkan kemampuan dan
keterampilan calon TKI.

Desa Peduli Buruh Migran DESBUMI


Desa Dukuhdempok merupakan salah satu desa pekerja migran dengan jumlah total
pekerja migran sebanyak 393, yang terbagi kedalam 140 orang yang masih aktif bekerja dan
253 orang alumni pekerja migran, dari data tersebut dapat diketahui bahwasanya desa
Dukuhdempok menjadi desa yang kebanyakan masyarakatnya berangkat menjadi pekerja
buruh migran diluar negeri.

Sumber data: Pemerintah Desa Dukuhdempok

10
Melalui Desbumi diharapkan (desa sebagai otoritas negara paling depan berhadapan
dengan masyarakat) mampu berperan lebih aktif dalam melayani dan melindungi warganya
yang bekerja di luar negeri. Inisiatif ini merupakan kerja sama antara organisasi masyarakat
sipil, komunitas, keluarga buruh migran dan pemerintah desa.

pelayanan yang tersedia dari program Desbumi yakni sebagai berikut :


1. Layanan Informasi. DESBUMI membentuk PPT (Pusat Pelayanan Terpadu), yang
pengurusnya terdiri dari alumni pekerja migran. Adapun salah satu bapak kepala dusun
yang menjadi pengurus didalam keorganisasian PPT. Didalam PPT ini memuat data-
data buruh migran warganya, informasi terkait migrasi aman dan kegiatan DESBUMI.
Informasi tersebut tersedia di dalam website desa Layanan Pengurusan Dokumen.
DESBUMI menyediakan layanan dokumen bagi calon buruh migran yang meliputi
KTP, KK dan surat keterangan lainya. Dokumen ini akan menjadi basis pembuatan
paspor yang berbasis dokumen yang benar.
2. Layanan Pengaduan Kasus. DESBUMI melayani warganya yang menjadi buruh migran
yang bermasalah. Setiap buruh migran yang bermasalah bisa mengadukan masalahnya
ke DESBUMI.
3. Layanan Pemberdayaan Ekonomi bagi buruh migran purna. DESBUMI mendukung
kelompok-kelompok mantan buruh migran yang mengembangkan usaha bersama.
4. Sosialisasi. DESBUMI melakaukan sosilaisasi kepada warganya tentang bagaimana
bermigrasi secara aman.
5. Pendataan. DESBUMI melakukan pendataan secara reguler terhadap warganya yang
menjadi buruh migran ke luar negeri, termasuk mereka yang sudah pulang kembali ke
desanya.
6. Peraturan Desa. Secara hukum peran-peran DESBUMI dalam melindungi warganya di
atur dalam Peraturan Desa atau PERDES tentang perlindungan buruh migran yang
mengacu pada Konvensi Internasional tentang Perlindungan Buruh Migran dan anggota
Keluarganya yang sudah diratifikasi kedalam Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2012.

Pusat Pelayanan Terpadu PPT

Pusat pelayanan Terpadu Merupakan suatu unit kerja fungsional yang


menyelenggarakan pelayanan terpadu untuk saksi dan/atau korban tindak kekerasan. Dalam
Peraturan Desa (PERDES) Nomor 01 Tahun 2017 BAB 1 ketentuan Umum, Pasal 1 ayat
17 ; “Pusat Pelayanan Terpadu Desa peduli Buruh Migran/Tenaga kerja indonesia yang

11
selajutnya disebut PPT Desbumi adalah unit layanan/kelompok kerja yang dibentuk oleh
pemerintah Desa Dukuhdempok untuk membantu peran dan tanggung jawab pemerintah
Desa dalam melindungi TKI dan anggota keluarganya.”

Dalam mekanisme kerja dalam PPT juga mengurusi calon buruh migran yang akan
bekerja diluargeri, yakni menyiapkan persyaratan kerja, Berupa dokumen,KTP, KTP yang
mengijinkan (Suami) atau perwakilan dari keluarga, Kartu Keluarga, dan meminta surat dari
PT berupa Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Untuk memastikan apakah benar, apakah
resmi atau tidak dan apakah sudah sesuai, dalam kenyataannya masih banyak calon yang
tidak membawa surat ini karena mungkin masih awam, dan apabila didapat dari sponsor
maka pihak dari Desbumi meminta untuk bertemu dengan pihak dari sponsor PT tersebut aga
dapat di pastikan kebenaranya.

Tugas dan peran PPT pasal 9

1. Memeriksa kebenaran data, tandatangan serta memastikan terhadap semua pihak yang
bertentangan dalam kelengkapan dokumen;
2. Meminta informasi resmi dari Disnaker tentang kelengkapan dokumen yang diperlukan
dalam proses pemberangkatan calon TKI;
3. Mensosialisasikan pada masyarakat tentang bagaimana berimigrasi yang aman dan
benar;
4. Memberikan informasi rincian biaya yang diperlukan oleh calon TKI;
5. Memberikan dan membantu pemenuhan kelengkapan dokumen yang diperlukan oleh
calon TKI dan keluarganya;
6. Melakukan penggandaan, pengarsipan serta meminta kelengkapan dokumen resmi
tentang sponsor;
7. Meminta informasi proses rekrutmen dan keberangkatan dari sponsor;
8. Mendapat job order, recruitmen,agreement, visa wakalah,demand latter dari sponsor
dan disnaketrans;
9. Mendapat dokumen surat ijin pengerahan dan informasi pengantar rekruitmen dari
sponsor;
10. Meminta informasi tentang perusahaan tenaga kerja indonesia swasta (PTKIS) ke
Disnakertans;
11. Melakukan pendampingan kasus buruh migran dan keluarganya;
12. Melakukan pemberdayaan ekonomi bagi keluarganya;

12
13. Meningkatkan kapasitas dan anggota keluarganya;
14. Bersama-sama pemerintah desa melakukan pendataan;
15. Melaksanakan kerjasama para pihak yang peduli terhadap isu perlindungan dan
pemberdayaan masyarakat;
16. Melakukan akses informasi dengan BNP2TKI.

Pelayanan Informasi pasal 10

1. Pelayanan informasi kepada masyarakat dan calon TKI di Desa sebagamana dimasksud
dalam pasal 3 huruf c, (mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia), wajib dilakukan oleh pemerintah Desa dan PPTDesbumi;
a. Pelayanan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1, meliputi:
b. Dokumen ketenaga kerjaan
c. Serapan atau bursa pekerjaan;
d. Besaran upah pekerjaan
e. Transportasi dari Desa ke tempat tujuan dan sebaliknya.
2. Pelayanan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2, dilaksanakan dalam
membentuk sistem dan jaringan informasi yang terpadu mengenai pasar kerja dalam
negeri dan luar negeri yang dapat di akses secara luas oleh masyarakat Desa.

Fungsi peraturan Desa Dukuhdempok


Pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan upaya perlindungan TKI di luar
negeri, Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya harus menjamin terpenuhinya
hak-hak calon TKI/TKW, Baik yang berangkat melalui pelaksana penempatan TKI, maupun
yang berangkat secara mandiri, mengawasi pelaksanaan penempatan calon TKI , membentuk
dan mengembangkan sistem informasi penempatan calon TKI di luar negeri, melakukan
upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan hak dan perlindungan TKI secara optimal di
negara tujuan; dan memberikan perlindungan kepada TKI selama masa sebelum
pemberangkatan, masa penempatan, dan masa purna penempatan, Diperlukan Landasan
Hukum di Tingkat Daerah Maupun di tingkat Desa Untuk Melindungi, mengawasi
mengevaluasi dan mengarahkan dalam artian lebih menspesipikasikan perlindungan secara
ketat dimana asal calon buruh migrant ini di berangkatkan dan dimana calon buruh migrant
ini akan di tempatkan, semua persyaratan, keberangkatan dan tempat kerja yang akan dituju
jadi akan lebih jelas, sehingga tidak lagi ragu atau kecemasan baik dari pihak keluarga calon
buruh migrant maupun dari pihak pemerintah untuk melepas calon buruh migrant ke negara

13
lain yang akan di tuju, semuanya sudah lebih jelas tertuang dalam Peraturan Desa (PERDES)
yang dibuat. Dengan adanya regulasi yang dibuat oleh Desa Dukuh Dempok yang tertuang
dalam Peraturan Desa PERDES makin memperkuat Membantu landasan Hukum, dalam
Peraturan Desa Dukuhdempok nomor 01 tahun 2017 mengenai perlindungan tenaga kerja
indonesia warga desa dukuh dempok dan anggota keluarganya.
Tujuan dari Peraturan Desa Dukuhdempok ini yakni, memudahkan masyarakat desa
dalam mencari informasi, membantu para calon buruh migran dan anggota keluarganya,
membantu para mantan buruh migran dengan adanya kelompok Desbumi, menjamin
keselamatan Kerja untuk calon Buruh migran dan memperkuat landasan hukum atau dengan
kata lain Payung Hukum dari tingkat Desa.

Peraturan desa sebagai upaya perlindungan buruh migran semenjak dari desa
Pentingnya peraturan desa ini juga bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahtraan
masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran masyarakat, serta
peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem negara. Namun
hendaknya peraturan desa yang dibuat harus mempertimbangkan keutuhan dan kemampuan
masyarakat dalam melaksanakanya sehingga dalam proses penyusunannya sudah tentu harus
memperhatikan aspirasi masyarakat setempat.
Manfaat dari program Desbumi maupun PPTDesbumi tersebut sangat membantu
dalam hal keberangkatan calon buruh migran, pemeberdayaan ekonomi, perlindungan kasus,
dan membantu dalam memanajemen keuangan bagi para buruh migran beserta anggota
keluarganya. Namun memang dalam kondisi saat ini belum ada Peraturan Daerah, namun
inisiatif Desa mendorong pemerintah daerah dan sehingga nantinya dapat bersinergi dengan
pemerintah pusat, sehingga apabila terdapat kasus dapat di atasi dengan cepat semnejak dari
Desa.
Berikut ini adalah Hak dan kewajiban TKI dan anggota keluarganya yang tertuang
dalam Peraturan Desa nomor 01 tahun 2017, pada BAB IV pasal 6-7 yakni sebagai berikut:
Pasal 6
1) Setiap Tenaga Kerja indonesia dan anggota keluargany asal Desa Dukuhdempok
mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh:
2) Pelayanan informasi berkait dengan lowongan pekerjaan, hak-hak tenaga kerja
indonesia, negara tujuan, hukum yang berlaku,secara cepat dan benar di Desa;
3) Pelayanan pembuatan Dokumen secara cepat dan benar;

14
4) Perlindungan dalam setiap tahapan penempatan dari pemerintah Desa;
5) Mendapatkan fasilitas penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan atau
kewenangan Desa;
6) Mendapatkan pelatihan dalam rangka meningkatkan kapasitas buruh migran dan
keluarganya;
7) Mendapatkan pelatihan kewirausahaan dan pemberdayaan ekonomi dalam rangka
meningkatkan kesejahtraan TKI dan keluarganya;
8) TKI dan keluarganya mempunyai hak untuk berkumpul/berkelompok

Pasal 7

1. Setiap tenaga kerja indonesia asal Desa Dukuhdempok berkewajiban:


2. Melaporkan keberangkatan dan kepulanganya ke pemerintah Desa;
3. Mengajukan sendri dokumen-dokumen yang diperlukan atau diwakilkan oleh
keluarga dengan menyertakan surat kuasa untuk diproses ditingkat pemerintahan
Desa Dukuhdempok;
4. Datang bersama-sama suami/istri, orang tua dalam pengajuan surat ijin bekerja
keluar negeri ke pemerintah Desa Dukuhdempok;
5. Melaporkan diri kepada pemerintah Desa ketika mendapatkan masalah pada masa
perekrutan, masa penempatan dan saat kepulangan.

Dalam pengimplementasian dari peraturan Desa tentang perlindungan buruh migran


warga Desa Dukuhdempok dan Anggota Keluarganya penulis sempat mewawancarai ketua
dari Pusat Pelayanan Terpadu PPTDesbumi yakni ibu Jumiatun, Dari hasil wawancara
tersebut manfaat dari program Desbumi maupun PPTDesbumi tersebut sangat membantu
dalam hal keberangkatan calon buruh migran, pemeberdayaan ekonomi, perlindungan kasus,
dan membantu dalam memanajemen keuangan bagi para buruh migran beserta anggota
keluarganya. Namun memang dalam kondisi saat ini belum ada Peraturan Daerah, namun
inisiatif Desa mendorong pemerintah daerah dan sehingga nantinya dapat bersinergi dengan
pemerintah pusat, sehingga apabila terdapat kasus dapat di atasi dengan cepat semenjak dari
Desa.

Perlindungan Terhadap Buruh Migran Saat Keberangkatan


Mekanisme keberangkatan untuk calon buruh migran nantinya akan masuk pada Pusat
Pelayanan Terpadu PPT yang PPT ini yang akan melayani calon buruh migran baik berupa
keberangkatan dan pengaduan apabila terjadi masalah dari pihak buruh migran, nantinya para

15
calon buruh migran akan melengkapi segala dokumen serta administrasi lainnya syarat untuk
keberangkatan calon buruh migran harus membawa atau adanya keterwakilan dari keluarga
calon buruh migran seperti suami, orang tua maupun keluarga dari para calon yang akan
diberangkatkan. Para calon buruh migran nantinya akan diminta untuk menyerahkan SUIP
dari PT yang memberi tawaran pekerjaan nantinya PT tersebut akan di cek apakah resmi atau
tidak dan apabila mendapat tawaran pekerjaan dari sponsor, pihak sponsor akan disuruh
menghadap dan diminta untuk membawa poto copy KTP dan surat keteran kerja/mandat dari
PT, sebab sering kali banyaknya kasus bermasalah yakni banyak surat keterangan tersebut
banyak di palsukan, sehingga untuk mengantisipasi tugas dari PPT tersebut adalah
memastikan agar tidak terjadinya perdagangan manusia.
Seperti yang tertera dalam Peraturan Desa pasal 13- 14 tentang pendataan yakni sebagai
berikut:
Pasal 13
1. Pemerintah Desa wajib melakukan pendataan calon TKI dan TKI asal Desa
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a;
2. Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan secara terus menerus,
baik pada saat keberangkatan maupun pada saat kepulangan ke Desa.
Pasal 14
1. Pendataan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 dicatat dalam buku Register TKI.
2. Buku Register TKI sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berisi:
a. Data diri calon TKI Dan TKW;
b. Negara tujuan calon TKI Dan TKW;
c. Dokumen yang dimiliki;
d. Tanggal keberangkatan ke negara tujuan; dan
e. Tanggal kembali dari negara tujuan ke desa.
3. Kepala Desa menugaskan salah satu perangkat Desa untuk menjadi pengurus
PPTDesbumi sebagai mencatat dan pengendalian dalam buku register TKI di Desa.

Dalam hal pendataan pemerintah desa juga akan memeberi pelayanan


Dokumen sebagaimana di jelaskan pada peraturan desa BAB VIII Pasal 16 sebagai
berikut:
1. Pemerintah desa wajib memberikan kemudahan dalam pelayanan dokumen yang
di butuhkan oleh calon TKI sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf b;
2. Pelayanan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat 1, meluputi:

16
a. Surat keterangan;
b. Kartu keluarga;
c. Akta kelahiran; dan
d. Surat perjanjian mengenai jaminan TKI terhadap keluarga yang ditinggalkan;
dan
e. Dokumen lainnya yang dibutuhkan oleh calon TKI.

Pemerintah Desa Memantau Para Pekerja Buruh Migran

Dalam hal ini pemerintah Desa melalui Desbumi serta bekerja sama dengan migran
care senantiasa memantau para pekerja buruh migran yang sedang bekerja di luar negeri,
gunanya adalah untuk memastikan agar tidak terjadi permasalahan, dan apabila terjadi
permasalahan dapat di adukan langsung. Sebagaimana di jelaskan pula dalam peraturan
Desa pada BAB IX tentang pengaduan dalam pasal 17-18 yakni sebagai berikut:
Pasal 17
1. Calon TKI, TKI dan/atau keluarga yang mengalami masalah atau hambatan dalam
pengurusan dokumen dan jaminan hidup kepada keluarga yang ditinggalkan dapat
melakukan pengaduan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf d kepada
pemerintah Desa;
2. Pemerintah Desa wajib menindaklanjuti pengaduan sebagaimana dimasksud pada ayat
1 untuk mendapatkan penyelesaiannya;
3. Pemerintah Desa dalam upaya penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat
berkoordinasi dengan Dinas.
Pasal 18

1. Untuk menyelesaikan masalah yang diadukan oleh calon TKI, TKI dan/atau keluarga
sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat 1, kepala Desa dapat membentuk
pralegal;
2. Pralegal sebagaimana dimaksud pada ayat 1, mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Mendata masalah-masalah yang diadukan TKI dan keluarganya;
b. Mendata masalah-masalah yang diadukan masyarakat Desa;
c. Membahas masalah sebagaimana dalam huruf (a) dan huruf (b) bersama dengan
pemerintah Desa;
d. Membuat keputusan terhadap masalah yang diadukan, dan;
e. Melaporkan hasil pembahasan dan keputusan kepada kepala Desa.

17
Pemerintah Desa Membantu Saat Kepulangan Buruh Migran
Pasca kepulangan dari pihak buruh migran juga nanti akan menghubungi atau
melaporkan ke PPTDesbumi, lalu kemudian akan melakukan pengecekan kondisi kesehatan
dari mantan buruh migran gunanya adalah untuk memastikan kondisi kesehatan apakah
dalam keadaan baik selama masa bekerja dan selesai bekerja di luar negeri, hal tesebut juga
di masukan dalam Peraturan Desa sebagaimana dalam BAB XV tentang pemeriksaan
kesehatan dalam pasal 24 yakni sebagai berikut:

1. Pasca kepulangan TKI di Desa, Purna TKI wajib melakukan pemeriksaan kesehatan di
fasilitasi kesehatan milik pemerintah Daerah;
2. TKI yang melakukan pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
didampingi oleh pemerintah Desa dan PPTDesbumi.

Desa Melakukan Pemberdayaan Terhadap Mantan Buruh Migran


Desa melakukan pemberdayaan sebagaimana yang di amanatkan dalam peraturan
Desa pada BAB XVII tentang pemberdayaan Ekonomi dan Peningkatan kapasitas, dalam
pasal 26 yakni sebagai berikut:
1. Pemerintah Desa wajib melakukan pelatihan-pelatihan kewirausahaan bagi TKI Purna,
calon TKI dan keluarganya TKI dalam rangka meningkatkan kesejahtraan keluarga dan
pemberdayaan ekonomi;
2. Pemerintah Desa wajib melakukan dan memfasilitasi serta mendorong bagi TKI purna
yang sudah memiliki usaha kecil untuk mengembangkan dan meningkatkan usahanya
demi kesejahtraan keluarganya;
3. Pemerintah Desa dan PPT Desbumi wajib memberikan sosialisasi dan/atau penyuluhan
dalam rangka meningkatkan kapasitas bagi TKI purna, calon TKI dan keluarga TKI
baik penyuluhan dari segi kesehatan, pendidikan, hukum, dan ekonomi.
Selain melakukan pemberdayaan Pemerintah Desa juga memberiakan pelatihan
mengenai pendidikan manajemen pengelolaan pendapatan (Remitansi) sebagaimana tertuang
dalam peraturan Desa dalam BAB XII Pasal 21 yakni sebagai berikut:
1. Pemerintah desa wajib memberikan pendidikan dan pelatihan tentang pengaturan
manajemen pengelolaan pendapatan (Remitansi) yang berbasis usaha produktif bagi
keluarga TKI dan TKI yang telah kembali ke Desa;
2. Pemberian pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertujuan
agar pendapatan yang diperoleh TKI dapat bermanfaat bagi kesejahtraan TKI dan
keluarganya.

18
Bentuk dari pemberdayaan pemerintah Desa yakni membuat kelompok yang bernama
Kelompok Desbumi, kelompok ini adalah kelompok mantan buruh migran yang sudah pulang
ke daerah asal, dengan adanya Desbumi dapat meringankan beban prekonomian dari mantan
buruh migran di karenakan kendala yang di alami oleh mantan buruh migran adalah salah
satunya sulitnya mencari pekerjaan baru yang mana untuk menyokong prekonomian, dari
kelompok Desbumi bekerja sama dengan Migran care memberikan pelatihan, membimbing
atau mendampingi serta motivasi. Yang mana kegiatan pemberdayaan ekonomi membuat
outlet Desbumi tersebut menggunakan anggaran dari desa, yang juga bekerja sama dengan
beberapa mitra kerja yang memasarkan beberapa prodak yang dibuat oleh mantan buruh
migran (outlet buruh migran), yang dapat mendongrak pendapatan prekonomian untuk para
buruh migran.
Adapun kegiatan dari Desbumi untuk mantan buruh migran yakni mengadakan rapat
rutin, mengadakan platian membuat Batik, membuat outlet Desbumi, serta mendakan arisan
khsusus untuk mantan buruh migran, kemudian adapun produk yang sudah ada PERT nya,
dibuat yakni berupa;
a. kripik tempe c. Opak gulung e. dll
b. Sirup jahe d. Batik

Pendanaan atau dengan kata lain pembiayaan untuk kegitan Desbumi tersebut di dapat
dari Desa “Anggaran Desa” baik itu dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang bisa di
gabung untuk memudahkan suatu kegiatan tersebut, selama ini pendanaan yang ada di
Desbumi bersifat mandiri dikarenakan tidak ada bantuan pendanaan dari Daerah atau
kabupaten/kota dikarenakan, belum adanya Regulasi atau kebijakan yang serius berupa
Peraturan Daerah (PERDA). Peraturan Desa BAB XVI tentang bembiayaan, pasal 25 yakni
sebagai berikut:
1. Pemerintah Desa dapat mengalokasikan anggaran untuk membiayai urusan
pelayanan dan perlindungan TKI dalam RPJM Desa dan RKPDesa;
2. Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1, bersumber dari APBDesa dan sumber
pendapatan lain yang sah.

Alur bermigrasi aman


Sering kali mayoritas masyarakat belum mengetahui tata cara maupun alur bermigrasi
aman baik itu mulai dari persiapan migrasi, kemudian masa bekerja, serta alur pada saat
kepulangan saat sudah selesai kontrak kerja. Adapun alur bermigrasi aman yakni sebagai

19
berikut. Agar aman bermigrasi persiapan yang harus di lakukan ialah mencari informasi
mengenai tata cara migrasi aman dan bermanfaat, lowongan kerja diluar negeri, serta
meminta hak-hak buruh migran dari pemerintah Desa. Setelah itu harus memenuhi
administratif, kompetensi dan persyaratan yang lainnya hal ini sangat penting terutama
kompetensi atau manajemen. Setelah semua lengkap kemudian mendaftar diri, setelah itu
akan diverifikasi persyaratan dan kompetensi yang di ajukan, lalu kemudian akan dilakukan
pendataan dari pemerintah desa dan PPT Desbumi teradap calon tenaga kerja indonesia
CTKI, setelahnya mengikuti sistem perlindungan BPJS ketenaga kerjaan, pemeriksaan
kesehatan dan pemekalan akhir untuk para calon tenaga kerja yang akan di berangkatkan.
Setelah persyaratan terpenuhi maka persiapan harus dilakukam untuk keberangkatan, setelah
itu sebelum diberangkatkan melapor kepada pemerintah Desa dan PPT Desbumi, kedutaan
besar Republik Indonesia dan PJTKI, setelahnya siap untuk bekerja.
Untuk kepulangan setelah kontrak kerja berakhir, harus menghubungi dan melapor ke
pemerintah Desa dan PPT Desbumi, kedutaan Besar Republik Indonesia PJTKI, untuk lebih
lanjut harus memeriksa kesehatan sebelum kembali ke daerah asal yang akan dituju hal
dilakukan karena untuk memastikan kesehatan semasa bekerja agar tidak terjadi
kesalahpahaman, setelah melakukan pemeriksaan kesahatan kemudian akan di data
diterminal dan di Berkasi apa bila belum harus melaporkan diperwakilan hal ini di lakukan
untuk memastikan dokumen-dokumen para pekerja migran sudah lengkap, setelah semua
selesai tiba saatnya untuk dipulangkan kedaerah asal yang akan dituju.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas sesuai dengan data yang dikumpulkan dengan
berdasarkan teori implementasi kebijakan/program model (Edward III Syafri (2008:34-35)
dapat di ambil beberapa kesimpulan mengenai kebijakan Desa dalam melindung buruh
migran dan keluarganya di kecamatan wuluhan kabupaten jember, yaitu:
Berdasrkan rumusan masalah, telah diketahui implementasi kebijakan desa Dukuhdempok
Peraturan desa nomor 01 tahun 2017 diantranya;
1. Adanya transmisi atau kata lain penyaluran komunikasi yang baik dari pemerintah desa
dan masyarakat desa Dukuhdempok, sehingga muncullah suatu inisiatif desa untuk
membuat program Desa yang bernama DESBUMI yang mana PERDES juga di
sertakan untuk memperkuat payung hukum.

20
2. Kejelasan komunikasi yang di bertujuan untuk menyampaikan kebijakan desa dari
pihak pengurus desa tersampaikan dan dapat di pahami oleh masyarakat desa
Dukuhdempok.
3. Dalam pembuatan kebijakan tersebut pemerintah desa sangat konsisten dalam
melaksanakan kegitan dari program desa tersebut, sehingga kebijakan desa tersebut
dapat terlealisasi dengan baik.
4. Tujuan di dirikannya DESBUMI dapat meningkatkan sumber daya dsn kapasitas
masyarakat desa. pemerintah desa, dengan Migran care serta dari struktural Desbumi
ikut mengayomi masyarakatnya meberikan penyluhan, pendampingan, pelatihan yang
mena bertujan untuk menambah wawasan baik dari calon buruh migran, mantan buruh
migran maupun masyarakat setempat, akan penting perlindungan buruh migran.
5. Di dalam struktur birokrasi pelaksana Desbumi memiliki dua struktur kepengurusan
yangmana :
a. Struktur pengurus Pusat Pelayanan Terpadu PPTDesbumi
b. Struktur pengurus kelompok perempuan buruh migran
Di buat 2 dikarenakan mekananisme kerja serta tugasnya berbeda sehingga dengan
dibuatkan dua struktur ini agar dapat memudahkan menjalankan tupoksi serta tugasnya
masing-masing dari berbagai devisi-devisi yang ada didalam satu naungan Desbumi
tersebut.
6. Untuk penunjang prekonomian untuk mantan buruh migranDdesbumi membuat oulet
desbumi yang sudah mempunyai mitra kerja.
7. Untuk pengaduan permasalahan maupun keluhan dapat melalui PPTdesbumi beserta
Migran care.
8. Desa membantu sebagai memfaslitasi kegiatan yang di adakan oleh Desbumi.

Saran
Berdasrkan kesimpulan di atas dalam pembuatan kebijakan serta kebijakan yang
sudah berjalan cukup dinamis dan baik, walaupun masih ada permasalahan atau hamabatan
yang ada yakni belum adanya Peraturan Daerah yang membahas mengenai perlindungan
buruh migran, yang ada masih berupa Rancangan Peratruran Daerah, Peraturan desa dapat
berjalan dikarenakan karena keinginan dan inisiatif dari masyarakat desa tanpa harus
menunggu dikeluarkan PERDA dari kabupaten disinilah hal yang sangat menarik dari desa
Dukuhdempok.

21
Masyarakat Desa terutama kelompok dari Desbumi berharap kepada pemerintah
daerah agar membuat Peraturan Derah PERDA dan diselesaikan dengan cepat dikarenakan
banyak masyrakat khususnya di kabupaten jember yang bekerja sebagai buruh migran sangat
di sayangkan sekali apabila pemerintah daerah belum ada membuat suatu kebijakan yang
membahas perlindungan buruh migran, karana kelemahan nya yang di alami oleh Desbumi
yakni anggaran untuk kegiatan yang di adakan masih bersifat mandiri, serta dengan di
percepatnya pembuatan Perda dapat memperkuat payung hukum yang ada di kabupaten
jember terlebihnya Desa. Karena kebanyakan calon buruh migran banyak yang berangkat dari
Desa.

DAFTAR PUSTAKA

Miftahul munir. 2017. RPJMDES Desa Dukuhdempok. (peraturan Desa nomor 01 tahun
2017)
Migran care. 2016. Buruh migran dan pendidikan. http:/migrancare.net/wp-
conten/uploads/2016/09/artikel_JP_migran_dan pendidikan.pdf. 2019.
IOM.2010. Migrasi Tenaga kerja dari indonesia gambaran umum migrasi tenaga kerja
indonesia di beberpa negara tujuan di asia dan timur tengah. [internet] diunduh
27 agustus 2019.
Htp://www.ion,int/jahia/webda/shared/shared/mainsite/published_docs/FinaI-
LM-Report-Bahasa-indonesia.pdf.
Maleong,lexi,2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdkarya: Bandung.
Mandalika, Baik Ihtiar Nalara.2018. Strategi Pemberdayaan Mantan Buruh Migran Wanita.
Mataram
Arifiartiningsih. 2015. Pemebrdayaan Mantan Buruh Migran Perempuan (BMP) Di Desa
Lipursari, Kecamatan Leksono, kabupaten Wonosobo. Yokyakarta .
Buruhmigran2010. Migrasi aman. [internet] di unduh 17 november 2019.
https://buruhmigran.or.id/2010/08/23/cara-bermigrasi-yang-aman/
RirisArdhanariswari,KadarPamuji,OktafianiCaturP.2017. Peran Desa Sebagai Basis Migrasi
Aman Dalam Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. [internet] di unduh 17
november 2019.
https://www.researchgate.net/publication/326806043_Peran_Desa_Sebagai_Basis
_Migrasi_Aman_dalam_Perlindungan_Tenaga_Kerja_Indonesia.
Jumiatun.2019. Implementasi Kebijakan Desa Dukuhdempok Kecamatan Wuluhan
Kabupaten Jember. (Fahrudin, Interviewer).
Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 Tahun 2017. tentang perlindungan Pekerja
Migran Indonesia.[internet]diunduh 24 november 2019.
https://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/175351/UU%20Nomor%2018%20Tahun
%202017.pdf

22
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2012. Tentang pengesahan
International Convention on the Protection of the Rights of all Migrant Workers
and Members of Their Families (Konvensi internasional mengenai perlindungan
Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran Dan Anggota Keluarganya) [internet] di
unduh 24 november 2019. https://jdih.surabaya.go.id/pdfdoc/uu_48.pdf.
Pengertian Peraturan Desa. [internet] di unduh 25 november 2019.
https://desacilayung.blogspot.com/2012/05/pengertian-manfaat-dan-jenis-
peraturan.html

23

Anda mungkin juga menyukai