1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
sebagaimana di ketahui bahwa negara indonesia merupakan suatu negara yang sedang
membangun (developing country) dimana pada saat ini sedang giat melaksanakan
pembangunan disegala bidang baik pembangunan fisik maupun non-fisik. Dengan beberapa
pertimbangan pemerintah mengatur penyediaan tenaga kerja dengan kualitas dan kuantitas
untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada para pencari kerja termasuk
penempatan tenaga kerja yang tepat guna, pada kondisi pembangunan saat ini, banyak sekali
instansi maupun perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja yang handal dan
menguasai pendidikan serta keterampilan yang memadai, para calon tenaga kerja berlomba-
lomba untuk siap mungkin menghadapi tantangan yang di gulirkan oleh lowongan pekerjaan,
semestinya ini sebuah kompetisi dan yang paling mampulah yang dipilih untuk mengisi
lowongan pekerjaan tersebut. Salah satu hal yang paling terpenting adalah perlindungan
terhadap tenaga kerja yang mempunyai tujuan untuk memberikan dan menjamin hak-hak
dasar pekerja atau buruh dan menjamin kesamaan kesempatan kerja serta perlakuan tanpa
adanya diskriminasi dengan tetap memperhatikan perkembangan dan dunia usaha.
Dari beberapa gambaran kondisi tenaga kerja Indonesia diluar negeri saat ini, tidak
semuanya sesuai dengan apa yang di harapkan. Adapun problematika buruh migran terjadi
mulai dari proses keberangkatan, ketika bekerja, dan setelah dikembalikan ke tempat asal di
kampung halaman, kasus-kasus seperti status kerja yang ilegal, tuduhan dan hukuman berat
atas pencurian, serta pembunuhan, perlakuan kekerasan fisik, mental, Dan beberapa berita
dan kenyataan yang ada, ternyata banyak sekali kasus-kasus yang berkaitan dengan
penderitaan tenaga kerja Indonesia diluar negeri,khusunya tenaga kerja wanita atau TKW.
Permasalahan yang di alami oleh masyaakat Desa Dukuh Dempok dari mantan Buruh
Migran, setelah selesai masa kontrak kerja di luar negeri kemudian di pulangkan ke
kampung halaman, kendala serta keluhan yang ada yakni susah untuk mencari pekerjaan baru
adapun yang jadi permasalahannya adalah pada dokumen hak/individu yang tidak falit, serta
perlakuan dari devisi yang sersangkutan. Sering kali dalam prakteknya kesalahan para calon
pekerja TKI/Buruh migran yakni pada dokumen serta Paspor kerja, inilah yang menjadi
penyebab sering terjadinya permasalahan dengan pihak imigrasi luar negri.
Sehingga dengan dorongan itulah pemerintah Desa dan masyrakat membuat prangkat
dalam bentuk Peraturan Desa PERDES guna untuk memperkuat payung hukum dari tingkat
Desa, hal ini dituangkan dalam bentuk kebijkan desa Dukuhdempok nomor 01 tahun 2017,
2
Tentang perlindungan tenaga kerja indonesia. PERDES ini nantinya diharapkan dapat
melindungi dan mendampingi para buruh migran yang sedang tersangkut masalah di luar
negeri. Serta dengan adanya program tersebut dimana mantan buruh migrant yang di
pulangkan juga dapat di bina dan di beri arahan maupun di beri pekerjaan yang baru seperti
halnya membuat usaha kecil menengah. Dari latar belakang di atas sehingga dalam
penelitian ini peneliti mengambil judul “Kebijakan Desa Dukuh Dempok Dalam Melindungi
Buruh Migran” (Studi Pada Peraturan Desa Dukuhdempok Nomor 01 Tahun 2017).
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang muncul yakni Bagaimana
Kebijakan Desa Dukuhdempok dalam melindungi buruh migran dan pemberdayaan mantan
Buruh Migran ?
Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui bagaimana kebijakan Desa Dukudempok
tentang perlindungan buruh migran dan Pemberdayaan mantan Buruh migran yang ada di
Desa tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
3
merupakan modal utama serta pelaksanaan dari pembanguan masyarakat. Tenagakerja/atau
buruh migran sebagai pelaksana pembangunan harus dijamin haknya, diatur kewajibannya
dan dikembangkan daya gunanya.
METODE PENELITIAN
Penentuan Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi tempat penelitian adalah Desa Dukuhdempok
Kecamatan Wuluan Kabupaten Jember dengan pertimbangan Desa Dukuhdempok adalah
salah satu Desa yang masih banyak masyarakatnya bekerja sebagai buruh migran, serta
Kabupaten Jember adalah juga merupakan salah satu kota dimana banyaknya masyrakatnya
yang menjadi tenaga kerja Indonesia TKI atau buruh migran semenjak tahun 2004 sampai
saat sekarang ini, dan semakin meningkat. Sehingga Desa Dukuhdempok berinisiatif
membuat program/lembaga yang melindungi buruh migram dan pembinaan buruh migran,
semenjak dari Desa. Sedang waktu penelitian dilakukan pada 22 Juli 2019 sampai akhir
penelitian selesai.
Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian deskriftip-kualitatif yaitu penelitian yang
bertujuan ingin menggambarkan fenomena sosial tertentu (Kahar Haerah,2016. Metode
penelitian sosial. Fisipol Universitas Muhamdiyah Jember), Sedangkan menurut Moleong
(2007:8) penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di
alami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain.
Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah terkait dengan formulasi kebijakan Desa Mengenai
perlindungan Buruh Migran yang tertuang dalam Peraturan Desa (PERDES) Nomor 01
Tahun 2017, di Desa Dukuhdempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember karena pada
pencapaian tersebut merupakan agenda nasional yang saling bersinergi dengan tingkat Pusat,
4
Provinsi, Maupun Kabupaten/Kota. Pada penelitian ini saya lebih terarah kepada formulasi
kebijakan Desa dan program Desa tersebut. Pada salah satu pembahasan kebijakan peneliti
lebih fokus pada Peraturan Desa (PERDES) dan DESBUMI (Desa Peduli Buruh Migran).
Penentuan Informan
Teknik Snow Ball sampling ini dilakukan dengan cara tanpa menentukan berapa jumlah
sumber data yang akan diambil. Disini peneliti akan berhenti mencari data atau informan dari
subyek yang akan di teliti jika data tersebut dianggap cukup. Dengan menggunakan teknik
ini, peneliti menentukan informan kunci yang dipilih pada awal penelitian yaitu, Kepala
Pemerintahan Desa, ketua dari Desbumi, Migrant Care, dan Mantan Buruh Migran.
Apabila kita ketahui informan adalah orang yang diharapkan dapat memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Pada penelitian kualitatif ini penentuan
sampel dilakukan dengan metode snow ball sampling (sampling menggelinding). Dengan
bantuan informasi dari para informan tersebut peneliti menetapkan informan berikutnya yang
memenuhi kualifikasi seperti halnya; memegang jabatan atau yang membidangi, serta yang
memahami mengenai kebijakan desa dan program desa mengenai perlindungan buruh
migran.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui perantara atau secara tidak
langsung. Data sekunder biasanya berupa dokumentasi atau data-data yang berkaitan
dengan penelitian, data sekunder tersebut diantaranya;
5
a. RPJMDES Desa Dukudempok c. PROFILDES Dukuhdempok
b. PERDES 01 Tahun 2017.
6
yang merefleksikan nilai atau kegunaan potensial dalam transformasinya kedalam output.
Sedang secara teknologis, sumberdaya bertalian dengan kemampuan transformasi dan
organisasi. Sumber daya Inisiatif dan gagasan yang muncul dan dijadikan sebagai Kebijakan
Desa dalam bentuk Peraturan Desa agar di Desa Dukuhdempok tersebut mempunyai Payung
Hukum mengenai perlindungan Buruh migran dan Pemeberdayaan ekonomi pada mantan
Buruh Migran, salah satu kegiatan yang dilakukan dari segi pengamanan untuk para calon
buruh migran beserta keluarganya terutama untuk perempuan sejak dari desa dan membantu
dari pada mantan buruh migran yang telah selesai masa kontrak kerjanya dari segi
prekonomian.
Melalui program-program yang dibuat oleh (Desbumi) baik berupa pemberdayaan
ekonomi, pemberdayaan dari segi Sumber Daya Masyarakat SDM, Pelatihan Keterampilan,
Motivasi dan kegiatan lain, kegiatan ini dilaksanakan Oleh Lembaga Swadaya Masyarakat
yakni Migran Care sebagai pemeberi motivasi, pelatihan, pemberdayaan ekonomi namun
tetap atas naungan Desa, dengan kata lain Desbumi ini merupakan wadah untuk para Buruh
migran, sehingga nantinya sedikit demi sedikit dapat mengurangi angka pengangguran,
Dengan adanya regulasi ini pula dapat dijadikan contoh yang membantu pemerintah Daerah
maupun pusat, sejak dari Desa dikarenakan kebanyakan calon buruh migran berangkatkan
dari Desa. Oleh karena itu Peraturan Desa ini menjadi patokan atau contoh untuk Desa-Desa
lain Memudahkan masyarakat desa dalam hal infomasi alur Bermigrasi Aman.
7
Migran Care, di mana Migran Care adalah lembaga yang bekerja untuk melakukan advokasi
kebijakan, kampanye serta bantuan hukum untuk pemenuhan hak-hak buruh migran di
indonesia, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah menyediakan pendampingan dan
bantuan hukum bagi buruh migran yang mengalami dan/atau perlakuan ketidakadilan,
tindakan diskriminasi untuk mendapatkan perlindungan hukum dan menuntut haknya. Migran
care juga ikut andil dalam memberi gagasan-gagasan hukum dalam proses pembuatan
PERDES yang ada di desa Dukuhdempok. Peraturan Desa di jelaskan pada BAB I ketentuan
umum, Pasal 1 ayat 15 yang berbunyi “Desa peduli Buruh Migran atau selanjutnya disebut
DESBUMI, Merupakan inisiatif lokal yang dibangun untuk mendorong terwujudnya
perlindungan terhadap buruh migran terutama perempuan sejak dari Desa”.
D. Struktur Birokrasi Pelaksana
Struktur Birokrasi Pelaksanan merupakan salah satu yang paling penting bahkan
secara keseluruham menjadi pelaksana kegiatan. Keberadaan birokrasi tidak hanya dalam
struktur pemerintah, tetapi juga ada dalam organisasi swasta, instutisi pendidikan dan
lainnya. bahkan dalam kasus-kasus tertentu diciptkan hanya untuk menjalankan suatu
kebijakan tertentu. Di samping itu secara tidak langsung faktor-faktor tersebut mempengaruhi
implementasi melalui dampak dari masing-masing faktor tersebut. Dengan kata lain,masing-
masing faktor tersebut saling mempengaruhi, kemudian secara bersama-sama mempengaruhi
implementasi kebijakan tersebut. Kebijakan Desa Dukuhdempok dalam melindungi Buruh
migran dan Pemberdayaan mantan Buruh migran dalam program kegiatan ini terdapat satu
Program yang Beri nama Desa Peduli Buruh Migran (DESBUMI) yang mana didalam
organisasi tersebut terdapat dua bagian kepengurusan yang pertama adalah pengurus Pusat
Pelayanan Terpadu khsus menangani calon buruh migran, serta menangani permasalahan
apabila pada pekerja buruh migran tersangkut masalah di luar negeri. Kemudian yang kedua
yakni pengurus kelompok perempuan Buruh migran, kelompok ini adalah kelompok yang
mengadakan kegiatan pemberdayaan ekonomi, pelatihan kreativitas dan kegiatan lain, kedua
kepengurusan ini saling berkoordinasi satu dengan yang lain, apabila ada salah satu anggota
pengurus tidak dapat mengahadiri suatu kegiatan makan kedua pengurus ini saling
berkoordinasi, tugas dari masing-masing kepengurusan ini jelas dan menganut sistem
kekluargaan. Peran dari Pemerintah Desa Dukuhdempok disini membantu memfaslitasi
kegiatan yang di adakan oleh Desbumi.
8
Urgensi Peraturan Desa Nomor 01 Tahun 2017 Terhadap Perlindungan Buruh Migran
Urgensi Peraturan Desa ini dibuat karena Desa merupakan wilayah pertama dimana
fase migrasi tenaga kerja bermula, bayangkan saja dari setiap Desa ada 10 orang yang
berangkat menjadi buruh migran belum lagi jumlah Desa yang ada di Kabupaten berjumlah
kurang/lebih 200 Desa, Belum lagi Peraturan dari kabupaten/Peraturan Daerah khusus
tentang perlindungan buruh migran belum ada, adapun masih dalam bentuk Raperda dan
belum disahkan oleh Bupati, sehingg Databasse buruh migran baik dari calon serta mantan
buruh migran tidak terdata dengan baik, kendala inilah yang mempersulit untuk
meneyelesaikan perkara, apabila terjadi permasalahan yang dialami oleh buruh migran.
sehingga inisiatif yang berasal dari tingkat bawah yakni pemerintah Desa sangat berperan
penting sebagai contoh kebijakan yang membahas tentang perlindungan buruh migran.
Melihat dari potensi permasalahan itulah sehingga Desa membuatkan payung hukum dalam
bentuk Peraturan Desa untuk melindungi masyakatnya, yang bekerja sebagai buruh migran
dan anggota keluarganya serta pemberdayaan untuk mantan buruh migran. Berawal dari
adanya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES), inisiatif masyarakatpun
muncul dan tersampaikan kemudian timbulah pembahasan mengenai Buruh migran serta
mendirikan suatu program yang bernama Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) dan payung
Hukumnya dalam bentuk Peraturan Desa (PERDES).
Tugas serta peran pemerintah desa yang tertuang dalam peraturan Desa Dukuhdempok
nomor 01 Tahun 2017, Pada BAB III Kewajiban Pemerintah Desa pasal 5, ayat 1-13 dimana
pemerintah desa;
9
7. Mendata TKI yang sedang bekerja maupun keluarganya asal Desa Dukuhdempok
yang bekerja diluar negeri;
8. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap calon TKI yang akan bekerja keluar
negeri tentang pengetahuan hak-hak TKI, dan pemecahan masalah jika mengalami
masalah diluar negeri;
9. Menyediakan informasi lowongan kerja yang ada di indonesia maupun di luar negeri;
10. Meningkatkan kapasitas SDM dan pemberdayaan ekonomi bagi mantan TKI dan
keluarganya dalam mewujudkan kesejahtraan;
11. Melakukan sinergi dengan Disnakertran kabupaten jember;
12. Menjamin pembentukan dan keberlanjutan kelompok buruh migran;
13. Dalam menjalankan kewajiabn tersebut pemerintah desa dukuhdempok membentuk
PPT Desbumi sejahtera serta bekerjasama dengan pihak lain dalam upaya
penyelesaian masalah TKI maupun dalam upaya meningkatkan kemampuan dan
keterampilan calon TKI.
10
Melalui Desbumi diharapkan (desa sebagai otoritas negara paling depan berhadapan
dengan masyarakat) mampu berperan lebih aktif dalam melayani dan melindungi warganya
yang bekerja di luar negeri. Inisiatif ini merupakan kerja sama antara organisasi masyarakat
sipil, komunitas, keluarga buruh migran dan pemerintah desa.
11
selajutnya disebut PPT Desbumi adalah unit layanan/kelompok kerja yang dibentuk oleh
pemerintah Desa Dukuhdempok untuk membantu peran dan tanggung jawab pemerintah
Desa dalam melindungi TKI dan anggota keluarganya.”
Dalam mekanisme kerja dalam PPT juga mengurusi calon buruh migran yang akan
bekerja diluargeri, yakni menyiapkan persyaratan kerja, Berupa dokumen,KTP, KTP yang
mengijinkan (Suami) atau perwakilan dari keluarga, Kartu Keluarga, dan meminta surat dari
PT berupa Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Untuk memastikan apakah benar, apakah
resmi atau tidak dan apakah sudah sesuai, dalam kenyataannya masih banyak calon yang
tidak membawa surat ini karena mungkin masih awam, dan apabila didapat dari sponsor
maka pihak dari Desbumi meminta untuk bertemu dengan pihak dari sponsor PT tersebut aga
dapat di pastikan kebenaranya.
1. Memeriksa kebenaran data, tandatangan serta memastikan terhadap semua pihak yang
bertentangan dalam kelengkapan dokumen;
2. Meminta informasi resmi dari Disnaker tentang kelengkapan dokumen yang diperlukan
dalam proses pemberangkatan calon TKI;
3. Mensosialisasikan pada masyarakat tentang bagaimana berimigrasi yang aman dan
benar;
4. Memberikan informasi rincian biaya yang diperlukan oleh calon TKI;
5. Memberikan dan membantu pemenuhan kelengkapan dokumen yang diperlukan oleh
calon TKI dan keluarganya;
6. Melakukan penggandaan, pengarsipan serta meminta kelengkapan dokumen resmi
tentang sponsor;
7. Meminta informasi proses rekrutmen dan keberangkatan dari sponsor;
8. Mendapat job order, recruitmen,agreement, visa wakalah,demand latter dari sponsor
dan disnaketrans;
9. Mendapat dokumen surat ijin pengerahan dan informasi pengantar rekruitmen dari
sponsor;
10. Meminta informasi tentang perusahaan tenaga kerja indonesia swasta (PTKIS) ke
Disnakertans;
11. Melakukan pendampingan kasus buruh migran dan keluarganya;
12. Melakukan pemberdayaan ekonomi bagi keluarganya;
12
13. Meningkatkan kapasitas dan anggota keluarganya;
14. Bersama-sama pemerintah desa melakukan pendataan;
15. Melaksanakan kerjasama para pihak yang peduli terhadap isu perlindungan dan
pemberdayaan masyarakat;
16. Melakukan akses informasi dengan BNP2TKI.
1. Pelayanan informasi kepada masyarakat dan calon TKI di Desa sebagamana dimasksud
dalam pasal 3 huruf c, (mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia), wajib dilakukan oleh pemerintah Desa dan PPTDesbumi;
a. Pelayanan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1, meliputi:
b. Dokumen ketenaga kerjaan
c. Serapan atau bursa pekerjaan;
d. Besaran upah pekerjaan
e. Transportasi dari Desa ke tempat tujuan dan sebaliknya.
2. Pelayanan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2, dilaksanakan dalam
membentuk sistem dan jaringan informasi yang terpadu mengenai pasar kerja dalam
negeri dan luar negeri yang dapat di akses secara luas oleh masyarakat Desa.
13
lain yang akan di tuju, semuanya sudah lebih jelas tertuang dalam Peraturan Desa (PERDES)
yang dibuat. Dengan adanya regulasi yang dibuat oleh Desa Dukuh Dempok yang tertuang
dalam Peraturan Desa PERDES makin memperkuat Membantu landasan Hukum, dalam
Peraturan Desa Dukuhdempok nomor 01 tahun 2017 mengenai perlindungan tenaga kerja
indonesia warga desa dukuh dempok dan anggota keluarganya.
Tujuan dari Peraturan Desa Dukuhdempok ini yakni, memudahkan masyarakat desa
dalam mencari informasi, membantu para calon buruh migran dan anggota keluarganya,
membantu para mantan buruh migran dengan adanya kelompok Desbumi, menjamin
keselamatan Kerja untuk calon Buruh migran dan memperkuat landasan hukum atau dengan
kata lain Payung Hukum dari tingkat Desa.
Peraturan desa sebagai upaya perlindungan buruh migran semenjak dari desa
Pentingnya peraturan desa ini juga bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahtraan
masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran masyarakat, serta
peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem negara. Namun
hendaknya peraturan desa yang dibuat harus mempertimbangkan keutuhan dan kemampuan
masyarakat dalam melaksanakanya sehingga dalam proses penyusunannya sudah tentu harus
memperhatikan aspirasi masyarakat setempat.
Manfaat dari program Desbumi maupun PPTDesbumi tersebut sangat membantu
dalam hal keberangkatan calon buruh migran, pemeberdayaan ekonomi, perlindungan kasus,
dan membantu dalam memanajemen keuangan bagi para buruh migran beserta anggota
keluarganya. Namun memang dalam kondisi saat ini belum ada Peraturan Daerah, namun
inisiatif Desa mendorong pemerintah daerah dan sehingga nantinya dapat bersinergi dengan
pemerintah pusat, sehingga apabila terdapat kasus dapat di atasi dengan cepat semnejak dari
Desa.
Berikut ini adalah Hak dan kewajiban TKI dan anggota keluarganya yang tertuang
dalam Peraturan Desa nomor 01 tahun 2017, pada BAB IV pasal 6-7 yakni sebagai berikut:
Pasal 6
1) Setiap Tenaga Kerja indonesia dan anggota keluargany asal Desa Dukuhdempok
mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh:
2) Pelayanan informasi berkait dengan lowongan pekerjaan, hak-hak tenaga kerja
indonesia, negara tujuan, hukum yang berlaku,secara cepat dan benar di Desa;
3) Pelayanan pembuatan Dokumen secara cepat dan benar;
14
4) Perlindungan dalam setiap tahapan penempatan dari pemerintah Desa;
5) Mendapatkan fasilitas penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan atau
kewenangan Desa;
6) Mendapatkan pelatihan dalam rangka meningkatkan kapasitas buruh migran dan
keluarganya;
7) Mendapatkan pelatihan kewirausahaan dan pemberdayaan ekonomi dalam rangka
meningkatkan kesejahtraan TKI dan keluarganya;
8) TKI dan keluarganya mempunyai hak untuk berkumpul/berkelompok
Pasal 7
15
calon buruh migran akan melengkapi segala dokumen serta administrasi lainnya syarat untuk
keberangkatan calon buruh migran harus membawa atau adanya keterwakilan dari keluarga
calon buruh migran seperti suami, orang tua maupun keluarga dari para calon yang akan
diberangkatkan. Para calon buruh migran nantinya akan diminta untuk menyerahkan SUIP
dari PT yang memberi tawaran pekerjaan nantinya PT tersebut akan di cek apakah resmi atau
tidak dan apabila mendapat tawaran pekerjaan dari sponsor, pihak sponsor akan disuruh
menghadap dan diminta untuk membawa poto copy KTP dan surat keteran kerja/mandat dari
PT, sebab sering kali banyaknya kasus bermasalah yakni banyak surat keterangan tersebut
banyak di palsukan, sehingga untuk mengantisipasi tugas dari PPT tersebut adalah
memastikan agar tidak terjadinya perdagangan manusia.
Seperti yang tertera dalam Peraturan Desa pasal 13- 14 tentang pendataan yakni sebagai
berikut:
Pasal 13
1. Pemerintah Desa wajib melakukan pendataan calon TKI dan TKI asal Desa
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a;
2. Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan secara terus menerus,
baik pada saat keberangkatan maupun pada saat kepulangan ke Desa.
Pasal 14
1. Pendataan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 dicatat dalam buku Register TKI.
2. Buku Register TKI sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berisi:
a. Data diri calon TKI Dan TKW;
b. Negara tujuan calon TKI Dan TKW;
c. Dokumen yang dimiliki;
d. Tanggal keberangkatan ke negara tujuan; dan
e. Tanggal kembali dari negara tujuan ke desa.
3. Kepala Desa menugaskan salah satu perangkat Desa untuk menjadi pengurus
PPTDesbumi sebagai mencatat dan pengendalian dalam buku register TKI di Desa.
16
a. Surat keterangan;
b. Kartu keluarga;
c. Akta kelahiran; dan
d. Surat perjanjian mengenai jaminan TKI terhadap keluarga yang ditinggalkan;
dan
e. Dokumen lainnya yang dibutuhkan oleh calon TKI.
Dalam hal ini pemerintah Desa melalui Desbumi serta bekerja sama dengan migran
care senantiasa memantau para pekerja buruh migran yang sedang bekerja di luar negeri,
gunanya adalah untuk memastikan agar tidak terjadi permasalahan, dan apabila terjadi
permasalahan dapat di adukan langsung. Sebagaimana di jelaskan pula dalam peraturan
Desa pada BAB IX tentang pengaduan dalam pasal 17-18 yakni sebagai berikut:
Pasal 17
1. Calon TKI, TKI dan/atau keluarga yang mengalami masalah atau hambatan dalam
pengurusan dokumen dan jaminan hidup kepada keluarga yang ditinggalkan dapat
melakukan pengaduan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf d kepada
pemerintah Desa;
2. Pemerintah Desa wajib menindaklanjuti pengaduan sebagaimana dimasksud pada ayat
1 untuk mendapatkan penyelesaiannya;
3. Pemerintah Desa dalam upaya penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat
berkoordinasi dengan Dinas.
Pasal 18
1. Untuk menyelesaikan masalah yang diadukan oleh calon TKI, TKI dan/atau keluarga
sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat 1, kepala Desa dapat membentuk
pralegal;
2. Pralegal sebagaimana dimaksud pada ayat 1, mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Mendata masalah-masalah yang diadukan TKI dan keluarganya;
b. Mendata masalah-masalah yang diadukan masyarakat Desa;
c. Membahas masalah sebagaimana dalam huruf (a) dan huruf (b) bersama dengan
pemerintah Desa;
d. Membuat keputusan terhadap masalah yang diadukan, dan;
e. Melaporkan hasil pembahasan dan keputusan kepada kepala Desa.
17
Pemerintah Desa Membantu Saat Kepulangan Buruh Migran
Pasca kepulangan dari pihak buruh migran juga nanti akan menghubungi atau
melaporkan ke PPTDesbumi, lalu kemudian akan melakukan pengecekan kondisi kesehatan
dari mantan buruh migran gunanya adalah untuk memastikan kondisi kesehatan apakah
dalam keadaan baik selama masa bekerja dan selesai bekerja di luar negeri, hal tesebut juga
di masukan dalam Peraturan Desa sebagaimana dalam BAB XV tentang pemeriksaan
kesehatan dalam pasal 24 yakni sebagai berikut:
1. Pasca kepulangan TKI di Desa, Purna TKI wajib melakukan pemeriksaan kesehatan di
fasilitasi kesehatan milik pemerintah Daerah;
2. TKI yang melakukan pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
didampingi oleh pemerintah Desa dan PPTDesbumi.
18
Bentuk dari pemberdayaan pemerintah Desa yakni membuat kelompok yang bernama
Kelompok Desbumi, kelompok ini adalah kelompok mantan buruh migran yang sudah pulang
ke daerah asal, dengan adanya Desbumi dapat meringankan beban prekonomian dari mantan
buruh migran di karenakan kendala yang di alami oleh mantan buruh migran adalah salah
satunya sulitnya mencari pekerjaan baru yang mana untuk menyokong prekonomian, dari
kelompok Desbumi bekerja sama dengan Migran care memberikan pelatihan, membimbing
atau mendampingi serta motivasi. Yang mana kegiatan pemberdayaan ekonomi membuat
outlet Desbumi tersebut menggunakan anggaran dari desa, yang juga bekerja sama dengan
beberapa mitra kerja yang memasarkan beberapa prodak yang dibuat oleh mantan buruh
migran (outlet buruh migran), yang dapat mendongrak pendapatan prekonomian untuk para
buruh migran.
Adapun kegiatan dari Desbumi untuk mantan buruh migran yakni mengadakan rapat
rutin, mengadakan platian membuat Batik, membuat outlet Desbumi, serta mendakan arisan
khsusus untuk mantan buruh migran, kemudian adapun produk yang sudah ada PERT nya,
dibuat yakni berupa;
a. kripik tempe c. Opak gulung e. dll
b. Sirup jahe d. Batik
Pendanaan atau dengan kata lain pembiayaan untuk kegitan Desbumi tersebut di dapat
dari Desa “Anggaran Desa” baik itu dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang bisa di
gabung untuk memudahkan suatu kegiatan tersebut, selama ini pendanaan yang ada di
Desbumi bersifat mandiri dikarenakan tidak ada bantuan pendanaan dari Daerah atau
kabupaten/kota dikarenakan, belum adanya Regulasi atau kebijakan yang serius berupa
Peraturan Daerah (PERDA). Peraturan Desa BAB XVI tentang bembiayaan, pasal 25 yakni
sebagai berikut:
1. Pemerintah Desa dapat mengalokasikan anggaran untuk membiayai urusan
pelayanan dan perlindungan TKI dalam RPJM Desa dan RKPDesa;
2. Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1, bersumber dari APBDesa dan sumber
pendapatan lain yang sah.
19
berikut. Agar aman bermigrasi persiapan yang harus di lakukan ialah mencari informasi
mengenai tata cara migrasi aman dan bermanfaat, lowongan kerja diluar negeri, serta
meminta hak-hak buruh migran dari pemerintah Desa. Setelah itu harus memenuhi
administratif, kompetensi dan persyaratan yang lainnya hal ini sangat penting terutama
kompetensi atau manajemen. Setelah semua lengkap kemudian mendaftar diri, setelah itu
akan diverifikasi persyaratan dan kompetensi yang di ajukan, lalu kemudian akan dilakukan
pendataan dari pemerintah desa dan PPT Desbumi teradap calon tenaga kerja indonesia
CTKI, setelahnya mengikuti sistem perlindungan BPJS ketenaga kerjaan, pemeriksaan
kesehatan dan pemekalan akhir untuk para calon tenaga kerja yang akan di berangkatkan.
Setelah persyaratan terpenuhi maka persiapan harus dilakukam untuk keberangkatan, setelah
itu sebelum diberangkatkan melapor kepada pemerintah Desa dan PPT Desbumi, kedutaan
besar Republik Indonesia dan PJTKI, setelahnya siap untuk bekerja.
Untuk kepulangan setelah kontrak kerja berakhir, harus menghubungi dan melapor ke
pemerintah Desa dan PPT Desbumi, kedutaan Besar Republik Indonesia PJTKI, untuk lebih
lanjut harus memeriksa kesehatan sebelum kembali ke daerah asal yang akan dituju hal
dilakukan karena untuk memastikan kesehatan semasa bekerja agar tidak terjadi
kesalahpahaman, setelah melakukan pemeriksaan kesahatan kemudian akan di data
diterminal dan di Berkasi apa bila belum harus melaporkan diperwakilan hal ini di lakukan
untuk memastikan dokumen-dokumen para pekerja migran sudah lengkap, setelah semua
selesai tiba saatnya untuk dipulangkan kedaerah asal yang akan dituju.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas sesuai dengan data yang dikumpulkan dengan
berdasarkan teori implementasi kebijakan/program model (Edward III Syafri (2008:34-35)
dapat di ambil beberapa kesimpulan mengenai kebijakan Desa dalam melindung buruh
migran dan keluarganya di kecamatan wuluhan kabupaten jember, yaitu:
Berdasrkan rumusan masalah, telah diketahui implementasi kebijakan desa Dukuhdempok
Peraturan desa nomor 01 tahun 2017 diantranya;
1. Adanya transmisi atau kata lain penyaluran komunikasi yang baik dari pemerintah desa
dan masyarakat desa Dukuhdempok, sehingga muncullah suatu inisiatif desa untuk
membuat program Desa yang bernama DESBUMI yang mana PERDES juga di
sertakan untuk memperkuat payung hukum.
20
2. Kejelasan komunikasi yang di bertujuan untuk menyampaikan kebijakan desa dari
pihak pengurus desa tersampaikan dan dapat di pahami oleh masyarakat desa
Dukuhdempok.
3. Dalam pembuatan kebijakan tersebut pemerintah desa sangat konsisten dalam
melaksanakan kegitan dari program desa tersebut, sehingga kebijakan desa tersebut
dapat terlealisasi dengan baik.
4. Tujuan di dirikannya DESBUMI dapat meningkatkan sumber daya dsn kapasitas
masyarakat desa. pemerintah desa, dengan Migran care serta dari struktural Desbumi
ikut mengayomi masyarakatnya meberikan penyluhan, pendampingan, pelatihan yang
mena bertujan untuk menambah wawasan baik dari calon buruh migran, mantan buruh
migran maupun masyarakat setempat, akan penting perlindungan buruh migran.
5. Di dalam struktur birokrasi pelaksana Desbumi memiliki dua struktur kepengurusan
yangmana :
a. Struktur pengurus Pusat Pelayanan Terpadu PPTDesbumi
b. Struktur pengurus kelompok perempuan buruh migran
Di buat 2 dikarenakan mekananisme kerja serta tugasnya berbeda sehingga dengan
dibuatkan dua struktur ini agar dapat memudahkan menjalankan tupoksi serta tugasnya
masing-masing dari berbagai devisi-devisi yang ada didalam satu naungan Desbumi
tersebut.
6. Untuk penunjang prekonomian untuk mantan buruh migranDdesbumi membuat oulet
desbumi yang sudah mempunyai mitra kerja.
7. Untuk pengaduan permasalahan maupun keluhan dapat melalui PPTdesbumi beserta
Migran care.
8. Desa membantu sebagai memfaslitasi kegiatan yang di adakan oleh Desbumi.
Saran
Berdasrkan kesimpulan di atas dalam pembuatan kebijakan serta kebijakan yang
sudah berjalan cukup dinamis dan baik, walaupun masih ada permasalahan atau hamabatan
yang ada yakni belum adanya Peraturan Daerah yang membahas mengenai perlindungan
buruh migran, yang ada masih berupa Rancangan Peratruran Daerah, Peraturan desa dapat
berjalan dikarenakan karena keinginan dan inisiatif dari masyarakat desa tanpa harus
menunggu dikeluarkan PERDA dari kabupaten disinilah hal yang sangat menarik dari desa
Dukuhdempok.
21
Masyarakat Desa terutama kelompok dari Desbumi berharap kepada pemerintah
daerah agar membuat Peraturan Derah PERDA dan diselesaikan dengan cepat dikarenakan
banyak masyrakat khususnya di kabupaten jember yang bekerja sebagai buruh migran sangat
di sayangkan sekali apabila pemerintah daerah belum ada membuat suatu kebijakan yang
membahas perlindungan buruh migran, karana kelemahan nya yang di alami oleh Desbumi
yakni anggaran untuk kegiatan yang di adakan masih bersifat mandiri, serta dengan di
percepatnya pembuatan Perda dapat memperkuat payung hukum yang ada di kabupaten
jember terlebihnya Desa. Karena kebanyakan calon buruh migran banyak yang berangkat dari
Desa.
DAFTAR PUSTAKA
Miftahul munir. 2017. RPJMDES Desa Dukuhdempok. (peraturan Desa nomor 01 tahun
2017)
Migran care. 2016. Buruh migran dan pendidikan. http:/migrancare.net/wp-
conten/uploads/2016/09/artikel_JP_migran_dan pendidikan.pdf. 2019.
IOM.2010. Migrasi Tenaga kerja dari indonesia gambaran umum migrasi tenaga kerja
indonesia di beberpa negara tujuan di asia dan timur tengah. [internet] diunduh
27 agustus 2019.
Htp://www.ion,int/jahia/webda/shared/shared/mainsite/published_docs/FinaI-
LM-Report-Bahasa-indonesia.pdf.
Maleong,lexi,2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdkarya: Bandung.
Mandalika, Baik Ihtiar Nalara.2018. Strategi Pemberdayaan Mantan Buruh Migran Wanita.
Mataram
Arifiartiningsih. 2015. Pemebrdayaan Mantan Buruh Migran Perempuan (BMP) Di Desa
Lipursari, Kecamatan Leksono, kabupaten Wonosobo. Yokyakarta .
Buruhmigran2010. Migrasi aman. [internet] di unduh 17 november 2019.
https://buruhmigran.or.id/2010/08/23/cara-bermigrasi-yang-aman/
RirisArdhanariswari,KadarPamuji,OktafianiCaturP.2017. Peran Desa Sebagai Basis Migrasi
Aman Dalam Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. [internet] di unduh 17
november 2019.
https://www.researchgate.net/publication/326806043_Peran_Desa_Sebagai_Basis
_Migrasi_Aman_dalam_Perlindungan_Tenaga_Kerja_Indonesia.
Jumiatun.2019. Implementasi Kebijakan Desa Dukuhdempok Kecamatan Wuluhan
Kabupaten Jember. (Fahrudin, Interviewer).
Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 Tahun 2017. tentang perlindungan Pekerja
Migran Indonesia.[internet]diunduh 24 november 2019.
https://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/175351/UU%20Nomor%2018%20Tahun
%202017.pdf
22
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2012. Tentang pengesahan
International Convention on the Protection of the Rights of all Migrant Workers
and Members of Their Families (Konvensi internasional mengenai perlindungan
Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran Dan Anggota Keluarganya) [internet] di
unduh 24 november 2019. https://jdih.surabaya.go.id/pdfdoc/uu_48.pdf.
Pengertian Peraturan Desa. [internet] di unduh 25 november 2019.
https://desacilayung.blogspot.com/2012/05/pengertian-manfaat-dan-jenis-
peraturan.html
23