Anda di halaman 1dari 73

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

&KESADARAN PAJAK
Materi Ke-15
MK. Pendidikan Kewarganegaraan
Prepared By
DR.DRS.TAHAN S.L.TORUAN,MM.,DIPL.SS.,CIQaR

Program S-1 Universitas Pertamina


Semester Ganjil TA. 2022/2023
12 Januari 2023
TOPIK PEMBAHASAN
1. Pendahuluan
2. Penguatan Nilai-2 Antikorupsi Sebagai Identitas Nasional
Indonesia.
3. Semangat Antikorupsi dari Para Tokoh Masyarakat/Bangsa.
4. Implementasi Nilai–2 Antikorupsi Dalam Bidang Politik,
Pemerintahan Dan Kehidupan Sehari-hari.
5. Penegakan Hukum Dalam Pemberantasan Korupsi
6. Faktor-faktor Penyebab Korupsi Sebagai Tantangan
Pembentukan Wawasan Nusantara
7. Kesadaran Pajak
PENDAHULUAN
• Berdasarkan etimologis, kata “korupsi” dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) mempunyai arti penyelewengan atau penyalahgunaan
uang negara (perusahaan dsbnya) utk keuntungan pribadi atau orang lain,
dan penggunaan waktu dinas (bekerja) untuk urusan pribadi.
• Pengertian
tsb dpt dimaknai sebagai pola kejahatan yg direncanakan dan
berdampak luas, tidak hanya orang pribadi tetapi juga bisa bersifat
kelompok.
• Korupsiharus dipandang sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary
crime) yang memerlukan upaya luar biasa (extra ordinary effort) pula
untuk memberantasnya.
• Oleh karena kejahatan korupsi ini mempunyai dampak yang sangat luas
dan dapat merugikan berbagai aspek, maka diperlukan upaya pencegahan
sejak dini.
• Dalam
pemberantasan korupsi di Indonesia, berdasarkan
Undang-Undang RI No. 30 Tahun 2002 ttg Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
• Kemudian diubah dengan Undang-2 RI No. 19 Tahun 2019 ttg
Perubahan Kedua atas Undang-2 RI No. 30 Tahun 2002
dibentuklah lembaga yg memiliki kewenangan khusus dalam
pemberantasan korupsi, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) .
• Menurutperaturan tersebut, salah satu tugas KPK adalah
melakukan tindakan-2 pencegahan tindak pidana korupsi, di
antaranya melalui implementasi Pendidikan Antikorupsi
(PAK).
• PAK merupakan upaya dlm rangka mencegah perbuatan-2 korupsi
melalui pemahaman tentang kejahatan korupsi dan dampaknya bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara.
• Pencegahan ini sudah selayaknya dimulai dari para generasi muda yg
nantinya akan memimpin negeri ini.
• Mahasiswa merupakan bagian dari generasi yg diperhitungkan
keberadaannya karena dianggap sebagai kaum terpelajar dan
berintelektual.
• Mahasiswa diharapkan dpt berperan aktif dlm proses pencegahan
tindak pidana korupsi melalui kampanye antikorupsi, baik bagi
dirinya, keluarga, kampus, dan lingkungan sekitar.
• Utk dpt berperan aktif dalam upaya pencegahan ini, maka para
mahasiswa perlu dibina dan diberi tentang antikorupsi melalui PAK.
• Pemberian pengetahuan kpd mahasiswa melalui PAK di PT ada yg
secara khusus pada satu mata kuliah PAK, ada juga yg
diinsersikan/disisipkan ke dlm mata kuliah tertentu melalui kajian nilai-
nilainya atau dari segi konten yg berdekatan, misalnya insersi melalui
MK.PKN dan MK.Pancasila
• Insersi/sisipanini dimaksudkan agar pengetahuan tentang kejahatan
korupsi dapat dipahami dengan jelas oleh para mahasiswa.
• Insersi berasal dari bahasa Inggris yakni insertion yang berarti
“penyisipan”.
• Penyisipanmaksudnya adalah menyisipkan mata kuliah PAK ke dalam
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
• Penyisipan ini pada prinsipnya tidak mengubah esensi substansi materi
Pendidikan Kewarganegaraan, tetapi justru menguatkan Pendidikan
Kewarganegaraan dalam hal materi dan metode pembelajarannya.
• InsersiPendidikan Antikorupsi dalam pembelajaran di Perguruan
Tinggi memiliki landasan yuridis dalam Surat Edaran Kemendikbud
No. 1016/E/T/2012.
• Surat edaran ini merupakan tindak implementasi dari Instrukti
Presiden (Inpres) No. 55 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
• Yang terbaru adalah sebagaimana tertuang dalam Serta Peraturan
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 33 Tahun 2019
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Antikorupsi di Perguruan
Tinggi.
PENGUATAN NILAI-NILAI
ANTIKORUPSI SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL
INDONESIA
Studi Kasus
• Kliping berita:
1. Kisah Tukang Sampah Kembalikan Rp 20 Juta yang Ditemukannya di
Jalan https://regional.kompas.com/read/2018/05/27/15180801/
kisah-tukang-sampah-kembalikan- rp-20-juta-yang-ditemukannya-di-
jalan?page=all.
2. Kesederhanaan Buya Syafii Ma’arif
https://arrahmahnews.com/2018/03/05/eric-tauvani-dan-kisah-
kesederhanaanbuya-syafii-maarif/
• Video:
1. Korupsi? No Way! https://www.youtube.com watch?v=fGUw-efQs6w
2. Generasi Antikorupsi, https://www.youtube.com/watch?
v=tLBGZGWMqXE
Nilai-Nilai Antikorupsi Sebagai Identitas Bangsa
• Nilai-nilaiantikorupsi yang dirumuskan oleh KPK meliputi
sembilan nilai antikorupsi, yaitu nilai jujur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan
adil.
• Kesembilan nilai-2 antikorupsi tsb dpt dibagi menjadi tiga
kelompok atau tiga aspek dalam nilai-2 antikorupsi, yaitu:
1. Aspek inti meliputi nilai jujur, disiplin, tanggung jawab.
2. Aspek etos kerja meliputi nilai kerja keras, sederhana,
mandiri.
3. Aspek sikap meliputi adil, berani, peduli.
1. Jujur  adalah sikap dan perilaku yg mencerminkan kesatuan antara
pengetahuan, perkataan dan perbuatan. Jujur berarti mengetahui apa
yang benar, mengatakan dan melakukan yang benar. Orang yang jujur
adalah orang yang dapat dipercaya, lurus hati dan tidak berbohong.
2. Disiplin  adalah kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap
segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku. Disiplin berarti
patuh pada aturan.
3. Tanggung Jawab adalah sikap dan perilaku seseorang dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri
sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara maupun agama.
4. Kerja Keras adalah sungguh-sungguh berusaha ketika
menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan dan lain-lain
dengan sebaik-baiknya. Kerja keras berarti pantang menyerah, terus
berjuang dan berusaha.
5. Sederhana adalah bersahaja. Sederhana berarti menggunakan
sesuatu secukupnya, tidak berlebih-lebihan.
6. Mandiri adalah dapat berdiri sendiri. Mandiri berarti tidak
bergantung pada orang lain. Mandiri juga berarti kemampuan
menyelesaikan, mencari dan menemukan solusi dari masalah yang
dihadapi.
7. Peduli adalah sikap dan tindakan memerhatikan dan menghiraukan
orang lain, masyarakat yang membutuhkan, dan lingkungan sekitar.
8. Adil berarti tidak berat sebelah, tidak memihak pada salah satu. Adil
juga berarti perlakuan yang sama untuk semua tanpa membeda-bedakan
berdasarkan golongan atau kelas tertentu.
9. Berani adalah hati yang mantap, rasa percaya diri yang besar dalam
menghadapi ancaman atau hal yang dianggap sebagai bahaya dan
kesulitan. Berani berarti tidak takut atau gentar.
Semangat Antikorupsi
dari Para Tokoh Masyarakat/Bangsa

• Indonesia memiliki tokoh-tokoh yang patut diteladani.


• Mereka adalah sosok yang secara tegas menolak praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
• Mulaidari menolak amplop berisi uang sampai tidak
menerima bingkisan di hari raya.
• Kisahtokoh Indonesia yang memiliki prinsip kejujuran dan
memegang teguh amanat rakyat sebagai seorang pejabat
publik adalah sebagai berikut.
Mohammad Hatta
• Mohammad Hatta adlh salah satu Pahlawan Proklamasi yg juga seorang
sosok yang sangat antikorupsi. Salah satu kisahnya pada 1970, ketika
Bung Hatta dan rombongan mengunjungi Tanah Merah, Irian Jaya,
tempat ia sempat dibuang oleh kolonial Belanda.
• Di Irian Jaya, Bung Hatta disodori amplop berisi uang yg sebenarnya
bagian dari biaya perjalanan Bung Hatta yang ditanggung pemerintah.
Namun, Bung Hatta menolaknya.
• “Uang apa ini? Bukankah semua ongkos perjalanan saya sudah
ditanggung pemerintah? Dapat mengunjungi daerah Irian ini saja saya
sudah bersyukur. Saya benar-benar tidak mengerti uang apa ini?” kata
Bung Hatta.
• Bung Hatta juga mengatakan bahwa uang pemerintah pun sebenarnya
adalah uang rakyat. “Tidak, itu uang rakyat, saya tidak mau terima.
Kembalikan,” tegas Bung Hatta seperti dikutip dari buku berjudul
Mengenang Bung Hatta (2002).
• Ketegasan Bung Hatta perihal korupsi juga tecermin pada
hal yang sederhana.
• Pada suatu ketika, Hatta menegur sekretarisnya karena
menggunakan tiga lembar kertas kantor Sekretariat Wakil
Presiden untuk mengirim surat pribadi.
• MenurutHatta, kertas itu adalah aset negara yang
merupakan uang rakyat.
• Hatta pun mengganti kertas tersebut dengan uang
pribadinya.
IMPLEMENTASI NILAI–NILAI ANTIKORUPSI
DALAM PROSES DEMOKRASI DI BIDANG
POLITIK, PEMERINTAHAN DAN KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
• Dalam proses demokrasi di bidang politik dan pemerintahan, nilai-nilai
antikorupsi seyogyanya dijadikan sebagai landasan dalam setiap
proses pengambilan keputusan.
• Landasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi
adalah pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia itu
mempunyai kedudukan yang sama dalam hubungannya satu dengan
yang lain.
• Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik dua asas pokok yaitu:
a. Pengakuan partisipasi dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-
wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara bebas dan
rahasia.
b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya tindakan
pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan
bersama.
Studi Kasus
• Video Sengketa Pilkada, tersangka kasus korupsi KPK
yang ikuti Pilkada Serentak 2018
https://youtu.be/kGUkSRTzMbE.
• Daricontoh kasus tersebut mahasiswa diharapkan
dapat memiliki pendapat dan argumen, tentang
diperbolehkannya seorang tersangka kasus korupsi
atau mantan narapidana kasus korupsi berkompetisi
dalam kontestasi Pilkada serentak, dampaknya bagi
pendidikan politik masyarakat, dan bagaimana
mengantisipasi hal tersebut.
Implementasi Nilai-2 Antikorupsi
dalam Kehidupan Sehari-hari
• Dalam implementasi nilai-2 antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari,
terkadang kita tidak menyadari jika perilaku yang ditampilkan
misalnya oleh pejabat negara adalah perilaku koruptif.
• Salah satu contoh perilaku koruptif yang dilakukan dalam pejabat
pemerintahan adalah adanya pungutan liar (Pungli) yang dilakukan
misalnya oleh aparat dinas perhubungan di jalan raya.
• Contoh lain yang acapkali kita temui adalah maraknya oknum
pejabat pemerintahan daerah yang meminta sejumlah uang kepada
pemilik toko di perkotaan dengan dalih untuk retribusi usaha.
• Padahal jelas dalam konstitusi kita setiap warga negara memiliki hak
yang sama untuk usaha di tempat umum.
• Ironisnyahal tersebut telah berlangsung sejak lama dan tidak ada
tindakan tegas dari pemerintah untuk menindak oknum aparat
tersebut, juga tidak ada aturan secara formal yang mengatur
mengenai perbuatan tersebut,padahal perbuatan tersebut masuk
dalam kategori penyalahgunaan wewenang.
• Untuk itu sangat penting kiranya mahasiswa diberikan materi dan
pemahaman dalam hal mengidentifikasi perilaku koruptif dalam
pelaksanaan demokrasi, khususnya dalam penyelenggaraan
pemerintahan misal penggunaan media sosial untuk kampanye
negatif.
• Untukdapat mengidentifikasi perilaku koruptif, maka mahasiswa
harus memahami nilai-nilai antikorupsi, yaitu jujur, peduli, mandiri,
tanggungjawab, sederhana, benar dan adil.
• Mahasiswajuga perlu memahami tentang bahaya dari
perilaku koruptif yang dilakukan dalam praktek
penyelenggaraan pemerintahan, selain tentu hal
tersebut melanggar aturan, perilaku tersebut tentu
akan mengakibatkan kerugian pada masyarakat, yang
dapat berdampak pada kesejahteraan rakyat.
• Demokrasimemberikan alternatif yang lebih banyak
dan lebih sehat bagi warga negara, karena demokrasi
sangat menjamin KEBEBASAN berkelompok dan
berpendapat dalam masyarakat.
DI ANTARA KEBEBASAN TERSEBUT MELIPUTI:
1. Kebebasan partisipasi, misalnya pemberian suara pada saat pemilihan umum,
kontak dengan pejabat pemerintah, melakukan protes terhadap lembaga
masyarakat atau pemerintah, dan mencalonkan diri dalam pemilihan jabatan
publik melalui pemilihan sesuai dengan sistem pemilihan yang berlaku.
2. Kesetaraan antarwarga, merupakan salah satu nilai fundamental yang
diperlukan bagi pengembangan demokrasi Indonesia.
3. Kesetaraan gender, adalah sebuah keniscayaan demokrasi dimana kedudukan
laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum.
4. Kedaulatan rakyat, dalam sebuah negara demokrasi, rakyatlah pemegang
kedaulatan tertinggi, oleh karena itu pemerintahan berasal dari rakyat dan
harus bertanggung jawab pula pada rakyat.
5. Rasa percaya antar kelompok masyarakat merupakan nilai dasar yang
diperlukan agar demokrasi dapat terbentuk. Sebab pemerintahan yang
demokratis akan sulit terbentuk dan berkembang bila rasa saling percaya satu
sama lain tidak tumbuh.
• Dalam implementasi nilai-nilai antikorupsi dalam proses
demokrasi, dilema akan berpotensi muncul saat
keputusan yang akan diambil berkaitan dengan bidang
politik dan pemerintahan, mengingat konflik kepentingan
dalam bidang politik sangat tinggi, yang kemudian
berpengaruh dalam bidang pemerintahan.
• Setelah
masuk dalam bidang pemerintahan, selanjutnya
akan diwujudkan dalam kebijakan atau peraturan yang
berlaku dalam masyarakat dan hal tersebut akan
mengimplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Studi Kasus
Video anggota DPR RI tertidur saat sidang
https: //youtu.be/PkS-LCzV-Lo
PENEGAKAN HUKUM
DALAM PEMBERANTASAN
KORUPSI
Studi Kasus
• Video berita tentang tidak jelasnya proses penyelesaian
sebuah kasus hukum yang terjadi.
• Misalnya maraknya kepala daerah dan anggota DPR dan DPRD
yang terlibat dalam kasus korupsi, sebagai contoh berita
tentang KPK; 95 Kepala Daerah Terjerat Kasus Korupsi
https://youtu.be/mKxqda7NXT0.
• Contoh lain adalah video proses penyelesaikan kasus korupsi
simulator SIM yang melibatkan mantan pejabat Polri Joko
Susilo https://youtu.be/k0LZdD5xZul.
• Contoh adalah kasus Korupsi e-KTP
https:youtu.be/YCn1130Ntac.
Penegakan Hukum Dalam Pemberantasan Korupsi

• Negara Indonesia adalah negara hukum, sebagaimana telah


ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945.
• Negara hukum memiliki beberapa ciri, yaitu:
a. Adanya pengakuan dan perlindungan HAM
b. Pemerintahan berdasarkan Undang-Undang
c. Adanya pembagian Kekuasaan eksekutif, legislatif dan
yudikatif
d. Adanya peradilan administrasi
• Indonesiamerupakan negara hukum dengan tujuan utama adalah
kesejahteraan rakyat.
• DalamAlinea IV Pembukaan UUD 1945 tercantum salah satu tujuan
negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum.
• Jadi
seluruh aspek kehidupan bernegara di Indonesia, termasuk
aspek penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan
harus berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
• Kesejahteraanrakyat tidak akan dapat terwujud apabila terdapat
korupsi dalam sistem pemerintahan.
• Olehkarena itu perangkat hokum dalam pemberantasan korupsi
harus kuat dan tidak boleh dilemahkan.
• Dari
perspektif hukum ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses
penegakan hukum, di antaranya adalah faktor materi hukum, factor
aparat penegak hukum, faktor budaya hukum, dan faktor masyarakat.
• Dalam persoalan penegakan hukum dalam pemberantasan korupsi
faktor di atas dapat menjadi lebih banyak lagi, karena korupsi seringkali
melibatkan kekuasaan dan penguasa di dalamnya.
• Fakta
tersebut tentu menimbulkan dilema tersendiri bagi implementasi
penegakan hukum. Dilema inilah yang kemudian menjadi sebuah
polemik pemberantasan korupsi.
• Apakah sebuah aturan dapat diterapkan bagi seluruh pelaku tindak
pidana korupsi tanpa kecuali?
• Ataukah aturan tersebut masih terbatas diterapkan kepada pihak-pihak
tertentu dan tidak bias diterapkan bagi beberapa pihak yang lain.
Pengaturan Tindak Pidana Korupsi dalam
Peraturan Perundang-Undangan
• Menurut UU No 21 Tahun 2001, ada 30 jenis tindakan yang bias
dikategorikan sebagai tindak korupsi. Akan tetapi secara
ringkas tindakan-2 tersebut dapat dikelompokkan menjadi:
1) Kerugian Keuntungan Negara;
2) Suap Menyuap;
3) Penggelapan Dalam Jabatan;
4) Pemerasan;
5) Perbuatan Curang;
6) Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan;
7) Gratifikasi (Pemberian Hadiah).
a. Kerugian Keuangan Negara
• Korupsi dirumuskan dalam Pasal 2 UU No 31 tahun 1999 jo UU No 21 tahun
2001 jika memenuhi unsur:
1. setiap orang;
2. memperkaya diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi;
3. dengan cara melawan hukum
4. dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
• Contoh:
Seorang ibu pegawai Dinas PU dalam proyek pembangunan sebuah
jembatan yang dibiayai negara, diam-diam mengurangi jumlah semen
yang digunakan. Di atas kertas tertulis 1000 sak,ternyata yang dipakai
hanya 500 sak, terus uang sisa pembelian semen dikantongi sendiri.
Hukumannya: penjara maksimal 20 tahun atau denda maksimal 1 miliar.
b. Suap
Pasal 5 UU No 31 tahun 1999 jo UU No 21 tanun 2001,
suap/sogokan/pelicin adalah:
1. pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang
ditugaskan untuk menjalankan suatu jabatan umum secara
terus menerus untuk sementara waktu;
2. dengan sengaja;
3. menggelapkan atau membiarkan orang lain mengambil atau
membiarkan orang lain menggelapkan atau membantu dalam
melakukan perbuatan itu;
4. uang atau surat berharga;
5. yang disimpan karena jabatannya.
b. Suap
Contoh:
• Seorang pedagang mobil impor karena ada persyaratan yang
tidak bisa terpenuhi, ribuan mobil yang baru saja dikirim oleh
supplier dari luar negeri terpaksa ditahan di pelabuhan.
• Kemudian pedagang tersebut menemui petugas bea cukai dan
berjanji akan memberikan satu mobil asal dokumen dirinya
dianggap lengkap dan tidak membuat susah dirinya.
• Hukumannya: penjara maksimal 5 tahun atau denda maksimal
250 juta.
c. Penyalahgunaan Jabatan
• Pasal8 UU No.31 tahun 1999 jo UU No 21 tahun 2001, unsur-unsur
korupsi jenis ini adalah:
1. pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan
untuk menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus untuk
sementara waktu;
2. dengan sengaja;
3. menggelapkan atau membiarkan orang lain mengambil atau
membiarkan orang lain menggelapkan atau membantu dalam
melakukan perbuatan itu;
4. uang atau surat berharga;
5. yang disimpan karena jabatannya.
c. Penyalahgunaan Jabatan
• Contoh:
• Seorang staf di sebuah instansi pemerintah setiap bulan
diberi 2 juta untuk biaya perawatan mobil dinas.
• Sebenarnya uang tersebut lebih dari cukup, dan aturan
mengatakan sisa uang tersebut harus dikembalikan ke
kantor.
• Jika sampai sisa uang tersebut tidak dikembalikan, maka
staf tersebut sudah melakukan korupsi.
• Hukumannya: penjara maksimal 15 tahun denda maksimal
750 juta.
d. Pemerasan
• Pasal 12 UU No 31 tahun 1999 jo UU No 21 tahun 2001 menyebutkan
unsur-unsur pemerasan adalah:
1. pegawai negeri atau penyelenggara negara;
2. dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain;
3. secara melawan hukum;
4. memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau
menerima pembayaran dengan potongan atau mengerjakan
sesuatu bagi dirinya;
5. menyalahgunakan kekuasaan.
• Hukumannya: Penjara maksimal 20 tahun atau denda maksimal 1
miliar.
e. Perbuatan Curang
• Dalam Pasal 7 UU No 31 Tahun 1999 jo UU No 20 tahun 2001
disebutkan unsur perbuatan curang meliputi:
1. pemborong, ahli bangunan, atau penjual bahan bangunan;
2. melakukan perbuatan curang;
3. pada waktu membuat bangunan atau menyerahkan bahan
bangunan;
4. yang dapat membahayakan keamanan orang atau keamanan barang
atau keselamatan negara dalam keadaan perang.
• Contoh:
• Pemborong yang memanipulasi harga sehingga kualitas buruk.
• Hukumannya: Penjara maksimal 7 tahun atau denda maksimal 350
• juta.
f. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
• Dalam Pasal 12 huruf i UU No 31 tahun 1999 jo UU No 20 tahun 2001,
unsur-unsurnya:
1. pegawai negeri atau penyelenggara negara;
2. dengan sengaja;
3. langsung atau tidak langsung turut serta dalam pemborongan
pengadaan atau persewaan;
4. pada saat dilakukan perbuatan untuk seluruh atau sebagian
ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.
• Contoh:
• Kecurangan dalam pengadaan mobil dinas.
• Hukumannya: 20 tahun atau denda maksimal 1 miliar.
g. Gratifikasi
• Unsur-unsur gratifikasi:
1. pegawai negeri atau penyelenggara negara;
2. menerima gratifikasi;
3. yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya;
4. penerimaan gratifikasi tersebut tidak dilaporkan
kepada KPK dalam waktu 30 hari sejak diterimanya
gratifikasi.
• Hukumannya: penjara maskimal 20 tahun atau denda
maksimal 1 miliar.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KORUPSI
SEBAGAI TANTANGAN PEMBENTUKAN WAWASAN
NUSANTARA

“Korupsi 24 jam“
https://www.youtube.com watch?v=zMGdj3Lt3Ug
Faktor Internal Penyebab Korupsi
a. Aspek Perilaku Individu (sifat tamak/rakus manusia, moral yang kurang kuat,
gaya hidup konsumtif).
• Perilaku adalah sikap yg ditampilkan oleh individu. Korupsi merupakan perilaku dari
beberapa sifat dalam rakus manusia.
• Moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yg mendasarkan pada kesadaran, bahwa ia
terikat oleh keharusan untuk mencapai hal yg baik, sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku dalam lingkungannya.
• Lemahnya moral turut andil menyebabkan perilaku individu untuk korupsi.
• Gaya hidup berhubungan dengan cara kita melakukan, memiliki, menggunakan dan
menampilkan perilaku (Røpke, 2009), terkait erat dgn konsumsi dan mendorong tingkat dan
pola konsumsi (Backhaus, Breukers, Paukovic, Mourik, & Mont,2011).
• Pada tataran normal, gaya hidup berubah perlahan, namun globalisasi memengaruhi
perubahan itu secara cepat terutama pada kelas menengah akibat dari media dan informasi
yang terbuka (Zhang, Deng, Majumdar, & Zheng, 2009).
• Dgn demikian, gaya hidup konsumtif menjadi faktor yg turut mendorong terjadinya korupsi.
b. Aspek Sosial (lingkungan keluargalah yg secara kuat memberikan dorongan bagi
orang untuk korupsi).
• Perilaku itu tdk muncul dengan tiba-2 dan terbentuk dalam proses yg panjang.
• Para koruptor juga melewati proses yg panjang dan pengasuhan yg kacau
tidak berlandaskan agama sehingga tidak memiliki rasa bersalah ketika
mengambil hak orang lain.
• Anak belajar ketika dia menangis dan orang tua memberikan apa yang
diinginkannya di situlah perilaku yang akan dipertahankan oleh si anak untuk
meminta apa yang diinginkannya pada orang tua.
• Contoh lain seperti, kebiasaan memanjakan anak. Ketika apapun yang dia
mau tidak ada, alhasil ia akan menghalalkan segala cara dalam memperoleh
apa yang diinginkannya tersebut.
• Peran keluarga yg signifikan dlm membentuk perilaku anaknya akan
berdampak luas terhadap kehidupan berbangsa.
• Manakala sebuah keluarga membiarkan rumah tangganya tanpa arah,
begitulah kemungkinan miniatur yg dimiliki oleh bangsanya.
Faktor Eksternal Penyebab Korupsi
1. Aspek Sikap Masyarakat (masyarakat lebih menghormati
seseorang secara material/ kekayaan tanpa memandang kekayaan
tersebut diperoleh darimana)
• Sikap masyarakat yg lebih menghormati orang dengan status
ekonomi yg lebih tinggi membuat orang berlomba-lomba meraih
kekuasaan. Seringkali masyarakat tidak peduli terhadap asal usul
perolehan kekayaan.
2. Faktor Ekonomi (pendapatan tidak mencukupi kebutuhan)
• Faktor ekonomi seringkali menjadi penyebab orang korupsi.
Alasan gaji yang kecil selalu menjadi penyebabnya. Namun
demikian, factor rendahnya gaji hanya dapat menjelaskan korupsi
pada tingkat ‘street level bureaucrats’, tidak untuk korupsi yang
“canggih” atau kolusi tingkat tinggi.
3. Aspek Politik (kepentingan politis, meraih dan mempertahankan
kekuasaan)
• Politik dan kekuasaan bertalian menjadi penyebab korupsi. Ongkos
politik yang besar dengan sistem pemilihan langsung menyebabkan
adanya celah untuk korupsi.
4. Aspek Organisasi (keteladanan pemimpin yang kurang, tidak adanya
kultur organisasi yang benar, kurang memadainya system
akuntabilitas, kelemahan sistem pengendalian manajemen, dan
lemahnya pengawasan).
• Semakin efektif sistem pengawasan, akan semakin kecil
kemungkinan peluang terjadinya korupsi dan kolusi. Sebaliknya bila
korupsi dan kolusi dipraktikkan secara luas berarti ada yang salah
dalam sistem pengawasan.
DAMPAK MASIF KORUPSI
TERHADAP PERTAHANAN
DAN KEAMANAN
Dampak Masif Korupsi Terhadap Pertahanan dan
Keamanan Dampak Masif Korupsi Terhadap Pertahanan
Dan Keamanan Meliputi:
• Kerawanan Hankamnas karena Lemahnya Alutsista dan SDM.
• Pada saat ini banyak sekali media yang mengungkapkan bahwa negara
lain begitu mudah menerobos batas wilayah Indonesia, baik dari darat,
laut, maupun udara. Hal ini memberikan gambaran bahwa Indonesia
masih lemah dalam alutsista dan SDM.
• Penguatan alutsista dan SDM pastinya membutuhkan anggaran negara
yang sangat banyak.
• Dewasa ini, anggaran-anggaran yang seharusnya digunakan untuk
penguatan alutsista dan SDM ternyata dikorupsi oleh beberapa koruptor.
Hal ini menyebabkan lemahnya alutsista dan SDM Indonesia yang
berdampak pada timbulnya kerawanan terhadap pertahanan dan
keamanan Indonesia.
• Lemahnya Garis Batas Negara.
• Negara Indonesia merupakan negara yang dalam berbagai wilayah
baik daratan maupun perairan posisinya berbatasan dengan banyak
negara, seperti; Malaysia, Singapura, Cina, Philipina, Papua
Nugini,Timor Leste dan Australia.
• Kawasan perbatasan negara merupakan manifestasi utama
kedaulatan wilayah suatu negara yang mempunyaiperanan penting
dalam penentuan batas wilayah kedaulatan, pemanfaatan sumber
daya alam, serta keamanan dan keutuhan wilayah (Bangun, 2017).
• Masalah perbatasan memiliki dimensi yang kompleks meliputi
faktor krusial yang terkait di dalamnya seperti yurisdiksi dan
kedaulatan negara, politik, sosial ekonomi, dan pertahanan
keamanan (Bangun, 2017).
• Lemahnya Garis Batas Negara.

• Berbagaimacam kasus muncul berkaitan dengan wilayah-wilayah perbatasan,


salah satunya warga Indonesia yang cenderung lebih dekat dengan negara
tetangga seperti Malaysia karena mereka berpikiran Malaysia lebih
memberikan kemudahan untuk mereka dalam menjalankan aktivitas
kehidupan berbangsa dan bernegara.
• Selainitu wilayah tapal batas ini sangat rawan terhadap berbagai
penyelundupan barang-barang ilegal dari dalam dan luar negeri, seperti;
bahan bakar,bahan makanan, elektronik, sampai penyelundupan barang-
barang terlarang seperti; narkotika dan senjata dan amunisi gelap.
• Selainitu juga sangat rawan terjadinya human trafficking, masuk dan
keluarnya orang-orang yang tidak mempunyai izin masuk ke wilayah
Indonesia atau sebaliknya dengan berbagai alasan.
• Apabila
kekayaan Indonesia tidak dikorupsi oleh koruptor maka dapat kiranya
kita membangun daerah perbatasan sehingga menjadi negara makmur.
• Menguatnya Sisi Kekerasan dalam Masyarakat.
• Kemiskinan yang merajalela pada kehidupan masyarakat
mengakibatkan menguatnya rasa sensitif di masyarakat.
• Korupsi yang mengakibatkan kemiskinan menjadi
semakin kuat di Indonesia karena berbagai macam dana
negara yang seharusnya dinikmati oleh masyarakat
digunakan oleh para koruptor untuk kepentingan
pribadinya.
• Akibatnya munculah berbagai macam tindakan kekerasan
di masyarakat.
KESADARAN PAJAK
PENDAHULUAN
• Apakah MHS mengenal pajak?

• Selaku mahasiswa tentu saja telah mengenalnya dengan baik bukan?

• Namun,boleh jadi sebagian masyarakat umum tdk mengenal pajak


dan bagaimana proses pembayarannya.
• Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari pajak
sudah menjadi tuntutan yg hrs dibayar, misalnya pd saat melakukan
transaksi jual beli barang kepada pihak ketiga yg menjadi Wajib
Pajak.
• Suatu ketika Anda makan di restoran siap saji dan tanpa disadari pd
saat melakukan pembayaran Anda pun membayar pajak sesuai dgn
tarif yang sudah ditentukan, dan pajak itu disebut pajak restoran.
PENGERTIAN
• Leroy Beaulieu(1899) “Pajak adalah bantuan, baik
secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh
kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk
menutup belanja pemerintah”.
• P. J. A. Adriani (1949) Pajak adalah iuran masyarakat kpd
negara (yg dpt dipaksakan) yg terutang olh yg wajib
membayarnya menurut peraturan2 umum (undang-2) dgn
tdk mendapat prestasi kembali yg langsung dpt ditunjuk
dan yg gunanya adalah utk membiayai pengeluaran-2
umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan.
• Ray M. Sommerfeld, Herschel M. Anderson, dan Horace R. Brock
(1972) Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke
sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib
dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yg ditetapkan lebih dahulu, tanpa
mendapat imbalan yg langsung dan proporsional, agar pemerintah dpt
melaksanakan tugas-tugasnya utk menjalankan pemerintahan.
• Prof.Dr. H. Rochmat Soemitro SH (1988) Pajak adalah iuran rakyat
kepada Kas Negara berdasarkan undang-2 (yg dpt dipaksakan) dgn
tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yg langsung dpt
ditunjukkan dan yg digunakan utk membayar pengeluaran umum.
• ATAU DKL, Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kpd Kas
Negara utk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan
untuk public saving yg merupakan sumber utama utk membiayai public
investment.
PERSPEKTIF PAJAK
• Perspektif Ekonomi,
• Pajak dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari
sektor privat kepada sektor publik.
• Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa adanya
pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah.
Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam
menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan
barang dan jasa.
Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara
dalam penyediaan barang dan jasa publik yang
merupakan kebutuhan masyarakat.
PERSPEKTIF PAJAK
• Perspektif Hukum,
• Pajak merupakan suatu perikatan yg timbul krn adanya
undang-2 yg menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara
utk menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu kepada
negara, negara mempunyai kekuatan utk memaksa dan uang
pajak tsb hrs dipergunakan utk penyelenggaraan
pemerintahan.
• Dari pendekatan hukum, hal tsb memperlihatkan bhw pajak yg
dipungut harus berdasarkan undang-2 sehingga menjamin
adanya kepastian hukum, baik bagi fiskus sebagai pengumpul
pajak maupun Wajib Pajak sebagai pembayar pajak (Soemitro,
1988).
UNSUR-2 PAJAK
• Pajak dipungut berdasarkan undang-2.

• Tdkmendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi) yg dpt ditunjukkan secara


langsung.
• Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum
pemerintah dlm rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun
pembangunan.
• Pemungutan pajak dpt dipaksakan. Pajak dpt dipaksakan apabila Wajib Pajak
tdk memenuhi kewajiban perpajakan dan dpt dikenakan sanksi sesuai
peraturan perundang-undangan
• Selain
fungsi budgeter (anggaran), yaitu fungsi mengisi Kas Negara/Anggaran
Negara yg diperlukan utk menutup pembiayaan penyelenggaraan
pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat utk mengatur atau
melaksanakan kebijakan negara dalam sektor ekonomi dan sosial (fungsi
mengatur/regulatif).
JENIS-2 PUNGUTAN RESMI

1. Retribusi Retribusi adalah iuran rakyat yg disetorkan melalui


kas negara atas dasar pembangunan tertentu dari jasa atau barang
milik negara yang digunakan oleh orang-2 tertentu.
Dalam pemungutan retribusi tdk terdapat unsur paksaan dan
ikatan pembayaran tergantung pada kemauan si pembayar, serta
tidak selalu menggunakan sarana undang-undang.
Dgn demikian, retribusi pada umumnya berhubungan dgn imbalan
jasa secara langsung.
Misalnya, pembayaran listrik, pembayaran abonemen air minum,
dan sebagainya.
2. Cukai Cukai adalah iuran rakyat atas pemakaian barang-2
tertentu, seperti minyak tanah, bensin, minuman keras, rokok,
atau tembakau.
JENIS-2 PUNGUTAN RESMI

2. Bea Masuk Bea masuk adalah bea yg dikenakan terhadap barang-2


yg dimasukkan ke dalam daerah pabean Indonesia dengan maksud
untuk dikonsumsi di dalam negeri. Sementara itu, Bea Keluar
adalah bea yg dikenakan atas barang-2 yg akan dikeluarkan dari
wilayah pabean Indonesia dgn maksud barang tsb akan diekspor ke
luar negeri.
3. Sumbangan Sumbangan adalah iuran orang-2 atau golongan orang
tertentu yg harus diberikan kepada negara utk menutupi
pengeluaran-2 negara yg sifatnya tdk memberikan prestasi kpd
umum, dan pengeluarannya tdk dapat diambil dari kas negara.
Sumbangan bersifat insidentil dan sukarela, serta jumlah sumbangan
juga tdk mengikat dan tidak harus berupa uang, tetapi dapat berupa
barang.
PENGGOLONGAN PAJAK MENURUT PEMUNGUTNYA
• PajakPusat yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah
Pusat, terdiri atas:
1. Pajak Penghasilan (PPh);
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM);
3. Bea Meterai;
4. Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan,
Pertambangan, dan Perhutanan (PBB Sektor P3)
5. Pajak Ekspor;
6. Bea Masuk;
7. Cukai.
•Pajak Daerah
Pajak Provinsi, terdiri atas:
1) Pajak Kendaraan Bermotor;
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
4) Pajak Air Permukaan; dan
5) Pajak Rokok
•Pajak Daerah
Pajak Kabupaten/Kota, terdiri atas:
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
g. Pajak Parkir;
h. Pajak Air Tanah;
i. Pajak Sarang Burung Walet;
j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan
k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
FUNGSI PAJAK DALAM PEMBANGUNAN
• Sebagai fungsi budgeter pajak merupakan sumber utama
penerimaan negara yg akan digunakan untuk membiayai
pengeluaran negara dan membiayai investasi pemerintah.
Penerimaan negara tsb berasal dari rakyat, dialokasikan
berdasarkan persetujuan wakil rakyat, dan digunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Oleh karena itu, di dalam
fungsi anggaran terdapat perwujudan dari sistem demokrasi.
• Sebagai fungsi regulerend pajak juga merupakan suatu sarana
untuk mencapai tujuan-2 tertentu demi kesejahteraan rakyat,
antara lain melalui pemerataan alokasi dan distribusi
pendapatan, serta tercapainya stabilitas ekonomi.
Argumen Tentang Dinamika Dan Tantangan
Kewajiban Perpajakan Warga Negara
• Masih terdapat perilaku warga negara khususnya oknum aparatur dan
anggota masyarakat yg belum baik dan terpuji, terbukti masih ada
praktik ketidakjujuran dalam pengelolaan dan kepatuhan dalam
pembayaran pajak, praktik suap, dan perilaku lain yang tidak terpuji;
• Masih terdapat tingkat pemahaman yang rendah bagi sebagian warga
negara dalam kewajiban perpajakan sehingga diperlukan proses
sosialisasi dan pendidikan secara terus menerus dari pihak
pemerintah bagi warga negara;
• Pendapatannegara dari sektor pajak masih menjadi andalan utama
bagi pemerintah Indonesia untuk membiayai pembangunan nasional
sehingga diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dalam
memanfaatkan potensi bangsa dalam perpajakan.
ADA PERTANYAAN???

Anda mungkin juga menyukai