Anda di halaman 1dari 12

Pendidikan dan Budaya

AntiKorupsi (PBAK)
Disusun oleh : Kelompok 5

Densi Ernawati S
Faramita Fauzi
Femy Mai Linda
Fitriana Asnita
Kasuma Puri Zuryani
Rita
Refnita Muslim
Sri Aryani
Yulia Malik
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
sebagai lembaga tinggi negara telah
menyatakan korupsi patut dinyatakan
sebagai kejahatan luar biasa sehingga
memerlukan penanganan khusus dalam hal
pencegahan serta penindakannya. Sebagai
sebuah gerakan yang terus didengungkan
pada masa kini bahwa pemberantasan
korupsi adalah harga mati karena
dampaknya yang sangat besar dalam
menyengsarakan bangsa dan negara.
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, muncullah pemikiran
perlunya pendidikan budaya antikorupsi dimasukkan ke dalam
kurikulum pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi
di Indonesia. Di perguruan tinggi, mahasiswa menjadi sasaran
utama pendidikan ini, apalagi jika memandang ciri korupsi kini
yang disampaikan Ketua KPK bahwa ada kecenderungan
dilakukan mereka yang berpendidikan tinggi. Artinya, mahasiswa
sebagai calon penerus kepemimpinan bangsa perlu dibekali
pengetahuan implementasi budaya antikorupsi agar mereka pun
kelak berperan sebagai subjek yang mencegah, sekaligus
memberantas korupsi.
Pelibatan
Mahasiswa dalam
Gerakan
Antikorupsi
Di Masyarakat Sekitar
Mahasiswa dapat melakukan gerakan antikorupsi dan menanamkan nilainilai antikorupsi
di masyarakat sekitar. Mahasiswa dapat berperan sebagai pengamat di lingkungannya,
mahasiswa juga bisa berkontribusi dalam strategi perbaikan sistem yaitu memantau,
melakukan kajian dan penelitian terhadap layanan publik, seperti berikut:

1. Bagaiman proses pelayanan pembuatan KTP, SIM, KK, laporan kehilangan? Pastikan
Anda mencatat lama waktu pelayanan, biaya pelayanan, dan kemudahan pelayanan.
2. Bagaimana dengan kondisi fasilitas umum seperti angkutan kota? Apakah semua fungsi
kendaraan berjalan dengan baik?Apakah sopir mematuhi aturan lalu lintas?
3. Bagaimana dengan pelayanan publik untuk masyarakat miskin, contohnya kesehatan?
Apakah masyarakat miskin mendapatkan pelayanan yang layak dan ramah.Apakah
mereka dikenakan biaya atau digratiskan?
4. Bagaimana dengan transparansi dan akses publik untuk mengetahui penggunaan dana di
pemerintahan, contohnya di pemerintahan kabupaten atau pemerintahan kota?
Di Tingkat Lokal dan Nasional

Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan


antikorupsi bertujuan mencegah terjadinya perilaku
korup dan berkembangnya budaya korupsi di
tengah masyarakat.Dalam gerakan antikorupsi ini
mahasiswa dapat menjadi pemimpin (leader), baik
di tingkat lokal maupun nasional serta memiliki
kesempatan untuk memberikan rekomendasi
kepada pemerintah.
Hal yang penting adalah dimilikinya integritas oleh
mahasiswa. Integritas adalah salah satu pilar penting
sebagai pembentuk karakter antikorupsi.
Secara harafiah, integritas bisa diartikan sebagai
bersatunya antara ucapan dan perbuatan. Jika ucapan
mengatakan antikorupsi, maka perbuatan pun demikian.
Dalam bahasa sehari-hari di masyarakat, integritas bisa
pula diartikan sebagai kejujuran.
cara agar integritas dapat ditanamkan

a. Mempelajari dan menerapkan nilai-nilai agama dan etika


Menerapkan nilai-nilai agama dan etika menjadi filter bagi setiap individu.
Manusia menyadari ada kehidupan setelah kematian, dan setiap orang akan
mempertanggungjawabkan setiap perbuatan yang dilakukan. Perbuatan korupsi adalah
dosa, harta hasil korupsi adalah barang haram, yang akan membawa akibat yang tidak
baik bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Akibat tersebut bisa langsung terasa di
dunia, atau mungkin nanti berupa siksa di neraka. Kesadaran akan hal ini, membuat
setiap orang lebih berhatihati, dan tidak terjebak ke dalam perilaku korupsi.

b. Belajar dari tokoh bangsa yang memiliki integritas tinggi


Banyak tokoh bangsa yang memiliki integritas, seperti Muhammad Natsir,
Mohammad Hatta, Jenderal Sudirman, dan Hoegoeng.Mahasiswa perlu membaca kisah
atau biografi tokoh tersebut untuk menjadi pelajaran dan contoh keteladanan.
c. Berlatih dari hal-hal yang kecil
Jangan berbicara tentang korupsi jika masih suka melanggar aturan lalu lintas,
membuang sampah sembarangan, menyontek, melanggar hal-hal lain yang dianggap
“sepele”.Bagaimana mungkin bisa memberantas korupsi yang demikian massif jika kita
tidak bisa mengatasi keinginan untuk melakukan pelanggaran “kecil”?Integritas harus
ditanamkan secara bertahap, mulai dari yang kecil dan terdekat dengan tangan kita

d. Mengajak yang lain untuk melakukan hal yang sama


Gerakan berintegritas harus menjadi gerakan massal dan menyebar. Integritas
parsial tidak akan membantu banyak perubahan. Masyarakat harus memiliki budaya
malu jika mereka mengabaikan integritas.Karena itu, mahasiswa dapat mengajak
lingkungan terkecilnya yaitu keluarga untuk menjunjung tinggi integritas.
e. Melakukannya mulai dari sekarang, jangan
ditunda
Lakukan mulai dari sekarang juga, dan tidak
ditunda.Mulai dari yang kita bisa.Korupsi sudah
menggurita, tidak ada waktu lagi untuk menunda. Selagi
masih ada kesempatan, lakukan mulai dari sekarang.
Berani
Jujur
Hebat !!!
!!
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai