Anda di halaman 1dari 31

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri telah terjadi sejak jaman Hindia Belanda sekitar Tahun 1887, dimana banyak Tenaga Kerja Indonesia yang dikirimkan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk bekerja sebagai kuli kontrak di Suriname, New Calidonia, Siam dan Serawak. Di samping itu, banyak pula Tenaga Kerja Indonesia yang secara tradisional berangkat ke luar negeri terutama ke Malaysia untuk bekerja, dan sampai sekarang banyak di antara mereka yang menetap di sana.1 Berada di dalam penampungan menunggu keberangkatan ke luar negeri sampai selama berada di luar negeri, ada kalanya sebagian dari Tenaga Kerja Indonesia menghadapi masalah yang merugikan Tenaga Kerja Indonesia tersebut.2 Pemerintah Republik Indonesia mencatat bahwa pada Tahun 2007 dan 308.000 TKI yang ditempatkan diberbagai negara, sekitar 12,60% TKI mengalami berbagai masalah. Masalah yang mereka hadapi umumnya merupakan masalah yang klasik yang selama ini biasa dihadapi oleh TKI pada tahun-tahun sebelumnya, seperti sakit bawaan, PHK sepihak, tindak kekerasan, gaji tidak dibayar dan lainnya yang merugikan TKI Dan keseluruhan kasus yang telah dihimpun, maka sekitar 96%
1

Agusmidah, Dinamika Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Medan: USU Press, 2010),

hal.81. Erman Suparno, Kebijakan dan Strategi Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, makalah, http://www.setneg.go.id, diakses tanggal 01 Februari 2010.
2

permasalahan dialami oleh TKI yang bekerja dalam sektor non formal, yakni TKI yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan pengasuh bayi. Secara garis besar, permasalahan yang sering dikeluhkan oleh Tenaga Kerja Indonesia asal Sumatera Utara di luar negeri dapat dikategorikan sebagai benkut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Gaji tidak dibayar Penganiayaan Pelecehan seksual Permasalahan domestik (asmara, perkawinan, dan lain-lain) Pekerjaan tidak sesuai perjanjian kerja (PK) Putus Komunikasi PHK Sepihak Kecelakaan Kerja Dokumen tidak lengkap Sakit akibat kerja Sakit biasa Meninggal Kriminal Perkelahian sesama teman Tidak disiplin/tidak mentaati aturan kerja.3

Silih berganti kejadian dan peristiwa telah diberitakan di media televisi dan majalah, mulai dari penganiayaan Tenaga Kerja Indonesia, pemulangan, pelecehan seksual, bahkan sampai pada hukuman penjara atas Tenaga Kerja Indonesia seperti yang terjadi di Arab Saudi, Malaysia, Singapura, Taiwan, Hongkong dan negara lainnya. Melihat kasus-kasus yang telah terjadi, maka dapat dianalisa secara perlahanlahan mengenai permasalahan Tenaga Kerja Indonesia ini. 1. Lapangan tenaga kerja dalam negeri yang kurang. Inilah yang menyebabkan begitu banyaknya tenaga kerja Indonesia yang berbondongbondong ke luar negeri, meskipun mungkin dengan taruhan nyawa. Meskipun dengan dokumentasi yang tidak lengkap. Hal ini terjadi karena
Tengku Keizerina Devi A, Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Asal Sumatera Utara Di Luar Negeri, makalah Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2008, hal. 8
3

sektor industri yang ada belum mampu menyerap seluruh tenaga kerja yang ada di Indonesia, sehingga banyak sekali terjadi pengangguran di sana sini. 2. Upah buruh yang terlalu kecil. Dari berbagai survei tentang masalah tenaga kerja yang bisa dilihat dari televisi dan dari majalah disebutkan bahwa upah buruh yang ada di Indonesia paling murah, dibandingkan negara-negara Asia lainnya. Upah yang sangat kecil ini jelas sekali sangat tidak mencukupi kebutuhan keluarga, di mana semua harga barang-barang yang ada selalu naik setiap tahunnya. Jadi upah ini jelas berbanding terbalik dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. 3. Oknum Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). Masih banyaknya Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang tidak mendapat izin dari Departemen Tenaga Kerja (Depnaker), sehingga menyebabkan aliran Tenaga Kerja Indonesia tidak terkontrol. Akibatnya bisa ditebak, banyak kasus-kasus pemulangan Tenaga Kerja Indonesia yang tidak lengkap surat-suratnya alias ilegal. 4. Kurangnya perhatian dari pemerintah. Pemerintah sebagai pelaku dan pelaksana pemerintahan dirasakan sangat kurang sekali perhatiaannya atas nasib para tenaga kerja ini.4 Dari keempat analisa penyebab terus adanya masalah dengan tenaga kerja di Indonesia, maka dapat dilihat bahwa sebenarnya permasalahan itu semua bersumber pada masalah dari dalam negeri Indonesia sendiri. Jelas di sini ada masalah ekonomi, pemerintahan dan sosial (politik) yang terjadi. Salah satu penyebab yang menjadi sorotan adalah oknum PJTKI yang bekerja di luar ketentuan undang-undang atau malah lemahnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan tenaga kerja Indonesia. Persoalan buruh migran sangat kompleks karena (menyangkut) peran pemerintah dalam membuat perlindungan. Seandainya mekanisme perlindungan yang dibuat negara kepada masyarakat, terutama buruh migran, lebih berorientasi pada
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Kajian Analisa dan Evaluasi Perlindungan HAM Bagi Tenaga Kerja Berdasarkan UU No. 13 2003 tentang Ketenagakerjaan, Artikel Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, E Portal, Kamis, 04 Februari 2010.
4

perlindungan, mungkin persoalan buruh migran akan teratasi. Persoalan timbul sejak pemberangkatan, saat pulangpun sarat dengan persoalan. Persoalan yang paling mendasar mengapa masyarakat di wilayah pedesaan atau daerah terpencil berimigrasi, tidak lepas dari ketidakmampuan negara menjalankan fungsinya untuk mewujudkan kesejahteraan.5 Berbagai problem TKI di luar negeri yang kerap terjadi dan menempatkan TKI sebagai objek penderita, harus juga mendapat penyikapan yang serius. Kalau diidentifikasi, problem perekrutan TKI masih seputar pemalsuan kartu tanda penduduk (KTP), pemalsuan tempat pembuatan KTP, pemalsuan hasil pemeriksaan kesehatan, dan pemalsuan paspor. Proses pelatihan, penampungan, dan

pemberangkatan, sampai pemulangan pun tidak luput dari masalah. Hasil suatu kajian di Arab dan Hongkong pada Tahun 2005, hampir 90 persen TKI tidak pernah mengikuti pelatihan (training). Bisa juga pelatihan dilakukan, tetapi uji kompetensi dan sertifikasinya tidak layak.6 Pemerintah pun harus berkomitmen melindungi Tenaga Kerja Indonesia selain membuat kebijakan untuk pemberangkatan tenaga kerja Indonesia. Selain itu, pemerintah pun harus menindaklanjuti dengan tindakan nyata, misalnya, peningkatan kualitas Tenaga Kerja Indonesia, peningkatan status menuju Tenaga Kerja Indonesia formal, pembelaan hukum, mempererat kerja sama (MoU) dengan negara tujuan,
Dina Nuryati, Negara Belum Melindungi Buruh Migran, http:/ /www. perspektifbaru.com/wawancara/44, diakses tanggal 20 Agustus 2010. 6 Mahi M. Hikmat, Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia, http://www.ahmad heryawan.com/opini-media/ekonomi-bisnis/4743-permasalahan-tki.html, diakses tanggal 15 Maret 2010.
5

meningkatkan kerja sama pusat dan daerah, dan tindakan lainnya yang mendukung makin minimnya problem Tenaga Kerja Indonesia. Instansi yang berwenang harus memberi prioritas khusus agar bisa bekerja dengan lancar baik dari proses di dalam negeri sampai ke negara tujuan. Dalam hal ini siapa yang berhak menempatkan TKI di luar negeri pun masih menjadi tarik ulur antara BNP2TKI dan Depnakertran melalui Ditjen Binapenta. Sejak pada bulan terbentuknya Oktober 2007 Ditjen Binapenta tak jauh fungsinya dengan BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia). Jadi, pada dasarnya permasalahan terhadap Tenaga Kerja Indonesia ini merupakan masalah bersama, baik itu dari masyarakat ataupun dari pemerintah harus bersama-sama kerja sama dan sama-sama kerja dalam menanggulangi masalah ini, supaya kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi lebih baik lagi. Dan juga diharapkan pemerintah bisa lebih serius mengamati berbagai macam masalah Tenaga Kerja Indonesia ini. Biar slogan Tenaga Kerja Indonesia sebagai pahlawan devisa tidak hanya sebagai wacana saja. Dalam upaya perlindungan Tenaga Kerja Indonesia telah dibentuk Badan Koordinasi Penempatan Tenaga Kerja Indonesia tanggal 16 April 1999 melalui Keppres No. 29 Tahun 1999. Keanggotaan Badan Kordinasi Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BKPTKI) terdiri dari sembilan instansi terkait lintas sektoral untuk meningkatkan program Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (PTKLN) sesuai dengan lingkup tugas masing-masing.

Sekalipun, Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, ini bukanlah jaminan bahwa persoalan perlindungan tenaga kerja secara serta merta telah terpenuhi. Masih ada beberapa kendala yang masih melilit pelaksanaan perlindungan TKI di luar negeri. Pengawasan terhadap penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan pada Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota. Sebagai tindak lanjut dari ketentuan ini, Instansi yang melaksanakan pengawasan tersebut wajib melaporkan hasil pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri yang ada di daerahnya sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenangnya kepada Menteri. Dalam ketentuan tersebut tidak ditegaskan apakah penyelenggaraan penempatan yang dimaksud diartikan mulai dari pra penempatan, penempatan, dan purna penempatan, atau diartikan secara khusus pada penempatan dalam arti ketika TKI sudah berada di negara tujuan pengiriman. Ketidakjelasan ini berisiko jika diartikan sebagai penempatan dalam arti yang disebutkan terakhir. Berdasarkan alasan-alasan di atas maka disusun penelitian dengan judul: Peranan Pemerintah Dalam Pengawasan Perusahaan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan gambaran latar belakang tersebut di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa masalah, yaitu: 1. Bagaimana pengawasan pemerintah terhadap perusahaan pelaksana penempatan Kerja Tenaga Indonesia swasta luar negeri? 2. Bagaimana kendala dalam pengawasan terhadap tenaga kerja Indonesia dan sanksi hukum pada pelanggaran tugas perusahaan pelaksana penempatan Kerja Tenaga Indonesia swasta luar negeri? 3. Bagaimana kebijakan yang harus diterapkan dalam penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri?

C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengawasan pemerintah terhadap perusahaan pelaksana penempatan Kerja Tenaga Indonesia swasta luar negeri? 2. Untuk mengetahui kendala dalam pengawasan terhadap tenaga kerja Indonesia dan sanksi hukum pada pelanggaran tugas perusahaan pelaksana penempatan Kerja Tenaga Indonesia swasta luar negeri? 3. Untuk mengetahui kebijakan yang harus diterapkan dalam penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat antara lain : 1. Secara teoritis a. Sebagai bahan informasi bagi akademisi maupun sebagai bahan

perbandingan bagi para peneliti yang hendak melaksanakan penelitian tentang peranan pemerintah terhadap lembaga penyalur tenaga kerja Indonesia di luar negeri. b. Sebagai bahan bagi pemerintah Republik Indonesia dalam penyempurnaan peraturan Perundangan-undangan tentang pengaturan ketenagakerjaan, khususnya yang berkaitan dengan peranan pemerintah terhadap lembaga penyalur tenaga kerja. c. Memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum, terutama hukum ketenagakerjaan Indonesia. 2. Secara praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihakpihak yang berhubungan langsung dengan permasalahan seputar lembaga penyedia tenaga kerja Indonesia.

E. Keaslian Penelitian Penelitian ini difokuskan untuk meneliti tentang peran pemerintah terhadap lembaga penyalur tanaga kerja Indonesia, terutama lembaga-lembaga yang telah menimbulkan kerugian terhadap kepentingan tenaga kerja Indonesia.

Berdasarkan penelusuran kepustakaan dari hasil-hasil penelitan yang pernah dilakukan, khususnya di Universitas Sumatera Utara, penelitian mengenai lembagalembaga penyalur tenaga kerja di Indonesia sudah dilakukan, antara lain: 1. Besty Habahaean, dengan judul : Peranan Perjanjian Antara Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kota Medan, dengan perumusan masalah: a. b. c. bagaimanakah bentuk perjanjian yang dibuat oleh Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kota Medan ? Bagaimanakah hak dan kerwajiban para pihak dengan adanya perjanjian tersebut ? Bagaimanakah peranan perjanjian terhadap Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Namun penelitian mengenai Peranan Pemerintah Dalam Pengawasan perusahaan pelaksana penempatan Kerja Tenaga Indonesia swasta luar negeri, belum pernah dilakukan, baik dari segi judul, permasalahan dan lokasi serta daerah penelitian yang belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, maka berdasarkan hal tersebut, maka dengan demikian, penelitian ini adalah asli, serta dapat dipertanggungjawabkan keasliannya secara ilmiah.

10

F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka teori Kontinuitas perkembangan ilmu hukum, selain bergantung pada metodologi, aktifitas penelitian dan imajinasi sosial, juga sangat ditentukan oleh teori.7 Teori menguraikan jalan pikiran menurut kerangka yang logis artinya mendudukkan masalah penelitian yang telah dirumuskan di dalam kerangka teoritis yang relevan, yang mampu menerangkan masalah tersebut.8 Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis si penulis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan (problem) yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis.9 Pemerintah sebagai personifikasi Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia (DUHAM) menyebutkan bahwa negara pihak memiliki tiga tingkatan kewajiban terhadap hak asasi manusia, yaitu untuk menghormati (to respect), untuk melindungi (to protect), dan untuk memenuhi (to fulfil) setiap hak. UNFPA mengurai tiga kewajiban tersebut sebagai berikut (Publikasi UNFPA): Pertama, kewajiban untuk menghormati, artinya bahwa negara menahan diri terhadap turut campur pada penikmatan hak seseorang. Kedua, kewajiban untuk melindungi, artinya bahwa negara membentuk hukum yang berisi mekanisme untuk mencegah pelanggaran hak asasi oleh organ negara itu sendiri atau aktor non-negara. Perlindungan ini merupakan jaminan untuk semua orang. Ketiga, kewajiban untuk memenuhi, artinya negara
Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1982), hal. 6 8 Made Wiratha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis, Edisi 1, (Yogjakarta: Andi, 2006), hal. 6 9 M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, (Bandung: Mandar Maju, 1994), hal. 80
7

11

mengambil langkah-langkah aktif yang teriontegrasi dalam institusi-institusi dan prosedur, termasuk mengalokasikan sumber daya supaya masyarakat dapat memungkinkan menikmati hak-haknya. Suatu pendekatan berbasis hak ini mengembangkan para pemangku tugas-tugas untuk mencapai kewajiban-

kewajibannya dan meningkatkan para pemangku hak untuk menuntut hak-haknya Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa setiap warganegara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Selama ini, Pemerintah Indonesia sudah mengatur masalah perlindungan terhadap tenaga kerjanya di luar negeri, baik yang skala nasional maupun internasional. Sementara itu, selain berhak memperoleh pekerjaan, Pasal 38 ayat (2) Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia lebih menegaskan lagi bahwa warga negara juga berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang disukainya. Dengan demikian akan tampak titik temu dengan prinsip-prinsip

pemerintahan yang baik, di antaranya partisipasi masyarakat, yang dapat diakomodasi dalam politik hukum. Dalam hubungannya dengan hak-hak asasi TKI, dapat dimengerti jika Mette Kjoer dan Klavs Kinnerup mengatakan bahwa secara konseptual akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan akan sejalan dengan hak asasi manusia.10

Alfreddson, dikutip oleh Amrullah A. Politik Hukum Pidana Dalam Perlindungan Korban Kejahatan Ekonomi Di Bidang Perbankan. (Malang: 2000), hal. 3.

10

12

Aspek perlindungan terhadap penempatan tenaga kerja di luar negeri sangat terkait pada sistem pengelolaan dan pengaturan yang dilakukan berbagai pihak yang terlibat pada pengiriman tenaga kerja Indonesia keluar negeri. Untuk langkah penempatan tenaga kerja di luar negeri, Indonesia telah menetapkan mekanisme melalui tiga fase tanggung jawab penempatan yakni fase pra penempatan, selama penempatan dan purna penempatan. Aspek hukum ketenagakerjaan,11 harus selaras dengan perkembangan ketenagakerjaan saat ini yang sudah sedemikian pesat, sehingga substansi kajian hukum ketenagakerjaan tidak hanya meliputi hubungan kerja kerja semata, akan tetapi telah bergeser menjadi hubungan hukum antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah yang substansi kajian tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja (during employment), tetapi setelah hubungan kerja (post employment). Konsepsi ketenagakerjaan inilah yang dijadikan acuan untuk mengkaji perangkat hukum yang ada sekarang, apakah sudah meliputi bidang- bidang tersebut atau belum. Penempatan dan perlindungan calon TKI/TKI berasaskan keterpaduan, persamaan hak, demokrasi, keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender, anti diskriminasi serta anti perdagangan manusia.12 Penempatan dan perlindungan calon TKI/TKI bertujuan untuk 1) memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja
Aris Ananta, Liberalisasi ekspor dan impor Tenaga Kerja suatu pemikiran awal, (Yogyakarta: Pusat Penelitia Kependudukan UGM, 1996), hal. 245. 12 Mohd. Syaufii Syamsuddin, Norma Perlindungan Dalam Hubungan Industrial, (Jakarta: Sarana Bhakti Persada, 2004), hal. 34.
11

13

secara optimal dan manusiawi; 2) menjamin dan melindungi calon TKI/TKI sejak di dalam negeri, di negara tujuan, sampai kembali ke tempat asal di Indonesia; dan 3) meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya.16 Guna melindungi calon TKI/TKI, orang perseorangan dilarang menempatkan warga negara Indonesia untuk bekerja di luar negeri. Dianggap sebagai perbuatan menempatkan, setiap perbuatan dengan sengaja memfasilitasi atau atau mengangkut atau memberangkatkan warga negara Indonesia untuk bekerja pada pengguna di luar negeri baik dengan memungut biaya maupun tidak, dari yang bersangkutan

2. Konsepsi Konsepsi yang akan diajukan sesuai dengan judul penelitian adalah: Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilksanakan.13 Pemerintah yang dimaksud dalam penelitian ini sesuai dengan isi Pasal 1 angka 16 Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 adalah Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indoensia yang terdiri dari Presiden, beserta para Menteri. Pengawasan adalah merupakan aktivitas membandingkan apa yang sedang dan sudah dilakukan dengan apa yang sudah direncanakan atau aturan-aturan yang ada. Pengawasan pemerintahan adalah pengawasan yang dilakukan terhadap

13

W. J. S. Perwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993),

hl. 891.

14

pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Pada dasarnya pengawasan adalah salah satu fungsi dasar manajemen yaitu kontrol. Sebagai fungsi ketiga dari manajemen, bukan berarti bahwa pengawasan baru dilakukan setelah fungsi perencanaan dan pelaksanaan tetapi pengawasan harus dilakukan sejak tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan.14 Pasal 1 angka 4 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Kep. 101/Men/VI/2004 tentang Tata Cara Perizinan Perusahaan Penyalur Pekerja/Buruh menyebutkan Perusahaan penyalur adalah perusahaan berbadan hukum yang dalam kegiatan usahanya menyediakan jasa pekerja/buruh untuk dipekerjakan di perusahaan pemberi pekerjaan Dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1 angka 2 disebutkan bahwa tenaga kerja ialah: Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Buruh/pekerja disebutkan dalam Pasal 1 angka 3 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 yaitu: Setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dari pengertian di atas makna tenaga kerja adalah sangat luas mencakup semua penduduk dalam usia kerja baik yang sudah bekerja maupun yang mencari pekerjaan.15 Jadi pekerja adalah bagian dari tenaga kerja, dalam hal ini bagi mereka yang sudah mendapat pekerjaan.
Hukum Tata Pemerintahan, http://pustaka.ut.ac.id/puslata/ bmpshort_detail2&ID=138, diakses tanggal 15 Maret 2010. 15 Ibid, hal. 85.
14

online.php?

menu=

15

Pelaksana penempatan TKI swasta (PPTKIS) menurut Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 adalah badan hukum yang telah memperoleh izin tertulis dari Pemerintah untuk menyelenggarakan pelayanan penempatan TKI di luar negeri.16 Perlindungan hukum adalah perlindungan menurut hukum dan undangundang yang berlaku.17

G. Metode Penelitian 1. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Deskriptif karena dalam penelitian ini akan dipaparkan terutama untuk mengkaji dan memaparkan fungsi pengawasan dalam pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Bersifat analistis, karena terhadap data yang diperoleh itu dilakukan analistis data secara kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ialah pendekatan yuridis sosiologis, yaitu pendekatan yang mengidentifikasi pola hubungan antara penegak hukum dan pemegang kekuasaan di satu pihak serta masyarakat umum di lain pihak, terhadap peranan pemerintah dalam mengawai kinerja lembaga penyedia tenaga kerja. Secara sosiologis akan dilihat apakah lembaga-lembaga penyedia tenaga kerja melaksanakan kewenangannya dengan baik sehubungan penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
Lihat, Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 39 2004. Apa Arti Perlindungan Hukum?, http://www.microsoft.com/isapi/ redir.dan lain-lain? prd= ie& pver=6&ar=Clinks, diakses tanggal 05 April 2010.
17 16

16

2. Sumber Data Sebagai penelitian hukum normatif, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui penelitian kepustakaan (library research) untuk mendapatkan konsepsi teori atau doktrin, pendapat atau pemikiran konseptual dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan objek telahaan penelitian ini yang dapat berupa peraturan perundang-undangan, buku, tulisan ilmiah dan karya-karya ilmiah lainnya. Penelitian kepustakaan (library research) dalam penelitian ini ditekankan pada pengambilan data sekunder yang dilakukan dengan menghimpun bahan-bahan berupa : a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum berupa peraturan perundangundangan, berupa Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri, Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dan peraturan perundangundangan lainnya yang berhubungan dengan obyek penelitian adalah merupakan bahan hukum primer. b. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, berupa hasil penelitian para ahli, hasil karya ilmiah, buku-buku ilmiah. c. Bahan hukum tertier, kamus hukum, kamus ekonomi, kamus bahasa Inggris, Indonesia, Belanda, dan artikel-artikel lainnya baik yang berasal dari dalam

17

maupun luar negeri, baik yang berdasarkan civil law maupun common law yang bertujuan untuk mendukung bahan hukum primer dan sekunder. 3. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: a. Studi Dokumen Seluruh data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan mempergunakan studi dokumen sebagai alat pengumpul data. Penelitian pustaka dimaksud merupakan penelitian bahan hukum primer yaitu peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan hukum ketenagakerjaan, khususnya tentang tenaga kerja Indonesia di luar negeri. b. Pedoman wawancara Wawancara dilakukan peneliti terhadap pelaksana Penempatan TKI swasta Medan dan Departemen Tenaga Kerja dan Pemerintah Kota Medan. 4. Analisis Data Semua data yang telah diperoleh dari bahan pustaka serta data yang diperoleh dilapangan dianalisa secara kualitatif. Metode analisa yang dipakai adalah metode deduktif. Melalui metode deduktif, data sekunder yang telah diuraikan dalam tinjauan pustaka secara komparatif akan dijadikan pedoman dan dilihat pelaksanaanya dalam melihat Peran Pemerintah terhadap perusahaan pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta di luar negeri. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisa

18

dengan cara kualitatif, selanjutnya dilakukan proses pengolahan data. Setelah selesai pengolahan data baru ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode deduktif.18

Sutandyo Wigjosoebroto, Apakah Sesungguhnya Penelitian Itu, Kertas Kerja, Universitas Erlangga, Surabaya, Halaman 2. Prosedur Deduktif yaitu Bertolak dari Suatu Proposisi Umum yang kebenarannya telah diketahui dan diyakini dan berakhir pada satu kesimpuan yang bersifat lebih khusus. Pada prosedur ini kebenaran pangkal merupakan kebenaran ideal yang bersifat aksiomatik (Self Efident) yang esensi kebenarannya sudah tidak perlu dipermasalahkan lagi.

18

103 19

DAFTAR PUSTAKA B. Buku-buku Agusmidah, Dinamika Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, USU Press, Medan, 2010. Badrulzaman, Mariam Darus, KUH Perdata Buku III Hukum Perikatan dan Penjelasannya, (Bandung: Alumni, 1993). Budiarto, Agus, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Ketenagakerjaan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002). Corporate Veil) Kapita Selekta Hukum Perusahaan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000). Djaidir, Undang-undang Ketenagakerjaan, Disajikan dalam Seminar Sehari Mengenai Undang-undang tentang Hak Tanggungan dan Undang-undang tentang Ketenagakerjaan Kantor Wilayah BRI Sumatera Utara, Medan, 21 Juni 1997 Djumialdji, Perjanjian Pemborongan, Rineka Cipta, Jakarta, 1995. Fuady, Munir, Hukum Perusahaan dalam Paradigma Hukum Bisnis, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999). Gautama, Sudargo, Komentar atas Undang-undang Ketenagakerjaan (Baru) Tahun 1995 No.1. Perbandingan dengan Peraturan Lama, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995). Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab tentang Ketenagakerjaan, (Jakarta: Forum Sahabat, 2008). Hadhikusuma, RT, Sutantya R, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan, Sumantora. Hartono, Sri Rejeki, Beberapa Aspek Permodalan pada Ketenagakerjaan, (Yogyakarta: Makalah Seminar Nasional UGM, 1995). Kie, Tan, Thong, Studi Notariat, Buku I, Penerbit Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta, 2000. Koko Kosidin, Perjanjian Kerja, Perjanjian Perburuhan dan Peraturan Perusahaan, Mandar Madju, Bandung, 1999. Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.

104 20

Lubis M. Solly, Filsafat Ilmu dan Peneltian. (Bandung : CV Mandar Maju, 1994) Mertokusumo, Sudikno, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: Liberty, 1986). Nasution Bismar, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum, disampaikan pada dialog Interaktif Tentang Penelitian Hukum dan Hasil Penulisan Hukum pada majalah Akreditasi, Fakultas Hukum USU, Tanggal 18 Februari 2003. Prodjodikoro, R. Wirjono, Azas-azas Hukum Perjanjian, (Bandung: Sumur, 1981). Sehat Damanik, Outsourcing & Perjanjian Kerja Menurut UU No. 13 Tahun 2003, DSS Publishing, Jakarta, 2006. Sjahdeini Sutan Remy, Kebebasan Berkontrak Dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia (Jakarta : Institut Bankir Indonesia, 1993). Subekti R., Hukum Perjanjian, (Jakarta, Penerbit Bina Insani, 2005). Subekti, Aneka Perjanjian, Cetakan Kesepuluh, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995. Sutandyo Wigjosoebroto, Apakah Sesungguhnya Penelitian Itu, Kertas Kerja, Universitas Erlangga, Surabaya Sutanto, Retnowulan dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Mandar Maju, 1997). W.J.S. Perwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1993. Wigjosoebroto Sutandyo, Apakah Sesungguhnya Penelitian Itu, Kertas Kerja, Universitas Erlangga, Surabaya. Wuisman J. J. J M. Penelitan Ilmu - Ilmu Sosial, Asas - asas. (Penyunting : M. Hisyam). (Jakarta : FE UI, 1996) Yani, Ahmad dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Ketenagakerjaan, (Jakarta: Rajawali Press, 1999). Yunus Sulaiman, Mendirikan Badan Hukum Ketenagakerjaan, (Bandung, Penerbit: Fajar Utama, 2008).

105 21

C. KARYA ILMIAH Agusmidah, Fungsi Pengawasan Pemerintah terhadap Perlindungan Penempatanpada Perusahaan Industri di Kabupaten Deli Serdang, (Tesis , Medan: Universitas Sumatera Utara) Bismar Nasution, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum, disampaikan pada dialog Interaktif Tentang Penelitian Hukum dan Hasil Penulisan Hukum pada majalah Akreditasi, Fakultas Hukum USU, Tanggal 18 Februari 2003, Hal. 2. Data primer Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Data Kasus Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta, April 2008. Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Kajian Analisa dan Evaluasi Perlindungan HAM Bagi Tenaga Kerja Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, artikel Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, E Portal, Kamis, 04 Februari 2010. Erman Suparno, Kebijakan dan Strategi Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, makalah, http://www.setneg.go.id, diakses tanggal 01 Februari 2010. F. Kartasapoetra, dkk., Hukum Perburuhan di Indonesia Berlandaskan Pancasila, Sinar Grafika, Jakarta, 1994

H. Machsoen Ali, Pengaturan Mengenai Pengawasan dan Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar negeri, Makalah Seminar Tentang Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri, diselenggarakan BPHN Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya dan Kantor Wilayah Departeman Hukum dan HAM RI Provinsi Jawa Timur, Sutrabaya, 31 Agusus, 2005, hlm. 3 Johan Budi, Paparan hasil Kajian Penempatan TKI, http://www.indonesia.go.id/id Republik Indonesia, diakses tanggal 20 Maret 2010. Kajian Analisa dan Evaluasi Perlindungan HAM bagi Tenaga Kerja Berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, http://www. balitbangham. go.id/ detail4.php?ses=&id=39, diakses tanggal 01 Februari 2010.

22106

Muhaimin, Perlindungan Buruh Migran harus Dijamin, http://bataviase .co.id/content/perlindungan-buruh-migran-harus-dijamin. diakses tanggal 30 Maret 2010. Pasar Tenaga Kerja, http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_tenaga_kerja Tri Nuke Pudjiastuti, Peran Pemerintah dalam Pelaksanaan Kebijakan Citizen Protection dalam Penanganan Masalah TKI di Timur Tengah, makalah Pertemuan Kelompok Ahli Optimalisasi Citizen Protection dalam penanganan Isu TKI di Timur Tengah yang diselenggarakan oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK)- Departemen Luar Negeri RI di Medan tanggal 16-17 Juli 2007,

C. Peraturan Perundang-undangan Kitab Undang-undang Hukum Dagang Kitab Undang-undang Hukum Perdata Undang-undang Nomor 13 Tahun 2002 tentang Ketenagakerjaan

23

NAMA : LENI WIRANA HARAHAP NIM : 087005083 PROGRAM STUDI : Magister Ilmu Hukum/Hukum Administrasi Negara JUDUL : PERANAN PEMERINTAH DALAM PENGAWASAN LEMBAGA-LEMBAGA PENYALUR TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

24

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku Abdurrahman Muslan, 2006, Ketidakpatuhan TKI Sebuah Efek Diskriminasi Hukum Ananta Aris, 1996, Liberalisasi ekspor dan impor Tenaga Kerja suatu pemikiran awal, Pusat Penelitia Kependudukan UGM. Agusmidah, Dinamika Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, USU Press, Medan, 2010. Alkostar Artidjo, 2000, Negara Tanpa Hukum (Catatan Pengacara Jalanan), Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Data Kasus Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta, April 2008. Effendi, Tajdudin Noer, Pembangunan, Krisis dan Arah Reformasi. Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2000. Ford Foundation, Buruh Migran Indonesia, Penyiksaan Sistematis Di dalam Luar Negeri, Laporan Indonesia kepada Pelalor Khusus PBB, Gaffar Firoz, 2000., Reformasi Hukum di Indonesia. (Jakarta: CYBERconsult, 2000), Cetakan keempat. Husni Lalu, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Edisi Revisi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007. I. Junaenah, Pengawasan DPRD terhadap pelaksanaan Kerjasama Internasional dalam Rangka Otonomi Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Bandung: Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, 2002 I. Perwira, Tanggung Jawab Negara Dalam Pemenuhan Hak Atas Kesehatan Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. Bandung: Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran, 2009. Kusumah, 1986, Perspektif, Teori, dan Kebijaksanaan Hukum, Jakarta. Rajawali Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya Bandung, Tahun 1993. Lubis M. Solly, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, Tahun 1994

25

Mansoer Hamdan, Pengantar Manajemen. Jakarta : Depdikbud. 1989 Moloeng M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2004 Mohd. Syaufii Syamsuddin, Norma Perlindungan Dalam Hubungan Industrial, Sarana Bhakti Persada: Jakrata, 2004. Nasution Bismar, 2003. Hukum Perusahaan, Program Magister Ilmu Hukum, Program Pasca Sarjana, USU, Medan. Pandriono, 1999, Liku-liku Perjalanan TKI / TKW Tak Berdokumen ke Malaysia (Suatu Hasil Penelitian dan Observasi Parisispasi), Malang, Gema Press. Purwadarminta W. J. S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1993. Rahardjo Satjipto, 1996, Ilmu Hukum, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti. Ranupandojo, Heidjrachman. Tanya Jawab Manajemen. Yogyakarta : AMP YKPN, 1990 Rasjidi H. Lili dan Ira Thania Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, Tahun 2004. Rover, C. D, To Serve and To Protect, Acuan Universal Penegakan HAM, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000. Saydam Gouzali, Soal Jawab Manajemen dan Kepemimpinan. Jakarta : Djambatan, 1993 Soekanto Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta Tahun 1982 Soetiyoso, 1998, Rancangan Undang-undang Perlindungan Buruh Migran Indonesia dan Anggota Keluarganya (Upaya Meletakkan Paradigma dalam Penanganan Buruh Migran Indonesia), Yogyakarta, Kopbumi. Syafrudin, A. Pola Hubungan Pusat dan Daerah. Focused Group Discussion, Bandung, Jawa Barat, 2009. Wigjosoebroto Sutandyo, Apakah Sesungguhnya Penelitian Itu, Kertas Kerja, Universitas Erlangga, Surabaya.

26

-------, Hukum, Paradigma, Metode dan Dinamika Masalahnya, Elsam dan Huma, Jakarta, Tahun 2000. Wiratha Made, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis, Edisi 1, Andi, Yogjakarta, Tahun 2006

B. Karya Ilmiah A. Tengku Keizerina Devi, Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Asal Sumatera Utara Di Luar Negeri, makalah Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Agusmidah, Fungsi Pengawasan Pemerintah terhadap Perlindungan Penempatanpada Perusahaan Industri di Kabupaten Deli Serdang, (Tesis , Medan: Universitas Sumatera Utara) Ali H. Machsoen, Pengaturan Mengenai Pengawasan dan Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar negeri, Makalah Seminar Tentang Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri, diselenggarakan BPHN Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya dan Kantor Wilayah Departeman Hukum dan HAM RI Provinsi Jawa Timur, Surabaya, 31 Agusus, 2005 Ali Machsoen, Telaah Yuridis Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 Dalam Konteks Hukum Ketenagakerjaan, makalah Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, 2005, hal. 3. Apa Arti Perlindungan Hukum?, http://www.microsoft.com/isapi/ redir.dan lainlain?prd= ie& pver=6&ar=Clinks, diakses tanggal 05 April 2010. Apjati (Surabaya), 2005, Peran dan Tanggungjawab PJTKI dalam Proses Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri, seminar tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri, BPHN Surabayam 2005, Budi Johan, Paparan hasil Kajian Penempatan TKI, http://www.indonesia.go.id/id Republik Indonesia, diakses tanggal 20 Maret 2010. Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Kajian Analisa dan Evaluasi Perlindungan HAM Bagi Tenaga Kerja Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, artikel Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, E Portal, Kamis, 04 Februari 2010.

27

Hikmat Mahi M., Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia, http://www.ahmad heryawan.com/opini-media/ekonomi-bisnis/4743-permasalahan-tki.html, diakses tanggal 15 Maret 2010. Hukum Tata Pemerintahan, http://pustaka.ut.ac.id/puslata/ online.php? menu= bmpshort_detail2&ID=138, diakses tanggal 15 Maret 2010. Kajian Analisa dan Evaluasi Perlindungan HAM bagi Tenaga Kerja Berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, http://www. balitbangham. go.id/ detail4.php?ses=&id=39, diakses tanggal 01 Februari 2010. Kajian Analisa dan Evaluasi Perlindungan HAM bagi Tenaga Kerja Berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, http://www. balitbangham. go.id/ detail4.php?ses=&id=39, diakses tanggal 01 Februari 2010. Linrung, Tamsil. 2005.Menimbang Solusi Permasalahan TKI. http: www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=188168&kat_id=16, diakses tanggal 21 Juni 2010. Menkentrans, Indonesia Tambah Atase Ketenagakerjaan di Empat Negara, http://www.antaranews.com/berita/1278590458/indonesia-tambah-ataseketenagakerjaan-di-empat-negara, diakses tanggal 10 Agustus 2010. Muhaimin, Perlindungan Buruh Migran harus Dijamin, http://bataviase .co.id/content/perlindungan-buruh-migran-harus-dijamin. diakses tanggal 30 Maret 2010. Nasution Bismar, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum, disampaikan pada dialog Interaktif Tentang Penelitian Hukum dan Hasil Penulisan Hukum pada majalah Akreditasi, Fakultas Hukum USU, Tanggal 18 Februari 2003. Nopri, Hipyan. Penghentian Kebijakan Pengiriman TKI Non-ProfesionalMungkinkah? http://pengamat-internasional.blogspot.com/, diakses tanggal 20 Juni 2010. Portal Republik Indonesia, http://www.indonesia.go.id/ id/index.php? option=com_ content&task=view&id=12099&Itemid=1&news_id=18 Pudjiastuti Tri Nuke, Peran Pemerintah dalam Pelaksanaan Kebijakan Citizen Protection dalam Penanganan Masalah TKI di Timur Tengah, makalah Pertemuan Kelompok Ahli Optimalisasi Citizen Protection dalam

28

penanganan Isu TKI di Timur Tengah yang diselenggarakan oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK)- Departemen Luar Negeri RI di Medan tanggal 16-17 Juli 2007. Raflus Rax, Outsourcing Cara Ampuh Menekan Biaya, Infobank, No. 233, Januari, 1999, hlm. 22.

Rahman,Hasanuddin Penempatan Tenaga Kerja Harusnya Dibatasi Untuk Jenis Pekerjaan Tertentu, melalui http://hukumonline. com/detail. asp? id=14852&cl=Beritav, diakses tanggal 12 April 2007. Rencana Tenaga Kerja Nasional 2004-2009, http://www.tempointeraktif.com/ hg/narasi/ 2004/06/13/nrs,20040613-01,id.html, Minggu, 13 Juni 2004 00:18 WIB RI-Malaysia Perlu Bentuk Lembaga Pengawas, http://digilib.umm. ac.id/gdl .php? mod=browse&op=read&id=jiptummpp-gdl-s1-2005-nailiariya4680&PHPSESSID= 42d6ee65b 827a38f44956092d28ba985, Rochmad Fitriana, Sistem Subkontrak, Antara Benci & Kebutuhan, melalui http://www. bisnis. com/servlet/page?_ pageid=477&_ dad=portal30 &_schema=PO, diakses tanggal 14 April 2007. Sekretariat Negara Republik Indonesia http://www.setneg.go.id Sekretariat Negara Republik Indonesia 6 June, 2008, Soetiyoso, 1998, Rancangan Undang-undang Perlindungan Buruh Migran Indonesia dan Anggota Keluarganya (Upaya Meletakkan Paradigma dalam Penanganan Buruh Migran Indonesia), Yogyakarta, Kopbumi, hlm. 45. Sunarno, Penyelesaian Perselisihan Melalui Pengadilan Hubungan Industrial, melalui http://www. pemantauperadilan. com, diakses tanggal 14 April 2007. Suparno Erman, Kebijakan dan Strategi Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, makalah, http://www.setneg.go.id, diakses tanggal 01 Februari 2010. Tanggung jawab Siapa Penempatan dan Perlindungan TKI, http://us.suarapembaca. Detik .com/read/2010/03/25/180700/1325562/471/tanggung-jawab-siapapenempatan-dan-perlindungan-tki, diakses tanggal 20 Juni 2010. Yamani, Nadya Tinjauan Yuridis Permenakertrans No. 22/200, http://www.progresifjaya. com/NewsPage.php?judul=Tinjauan%20Yuridis %20Permenakertrans%20No.%2022/200%20%28Bagian%20II %29&kategori_tulisan=Opini, diakses tanggal 19 Juni 2010.

29

C. Peraturan Perundang-undangan Kitab Undang-undang Hukum Perdata Undang-undang Nomor 13 Tahun 2002 tentang Ketenagakerjaan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002, Komisi Pemberantasan Korupsi Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Kep. 101/Men/VI/2004 tentang Tata Cara Perizinan Perusahaan Penyalur Pekerja/Buruh

30

DAFTAR WAWANCARA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Bagaimana persyaratan yang harus dipenuhi bagi tenaga kerja yang akan bekerja di luar negeri? Bagaimana hubungan lembaga penyalur tenaga kerja dengan pemerintah Indonesia? Apa saja yang menjadi dasar hukum terhadap penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri? Bagaimana peran Dinas Tenaga Kerja dalam menyiapkan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri? Bagaimana tanggapan Bapak/ibu terhadap kondisi ketenagakerjaan di Indonesia? Menurut Bapak/Ibu persoalan dalam bidang apa yang paling sering terjadi pada tenaga kerja Indonesia di luar negeri? Bagaimana bentuk perlindungan hukum yang dapat diberikan terhadap penggunaan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri? Bagaimana peranan pemerintah dalam pengawasan lembaga-lembaga penyalur tenaga kerja Indonesia di luar negeri ? Bagaimana kendala dalam pengawasan terhadap tenaga kerja Indonesia yang dilakukan oleh Pemerintah? 10. Bagaimana sanksi hukum pada pelanggaran tugas lembaga penyalur Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri? 11. Bagaimana saran Bapak/Ibu terhadap peningkatan kinerja pengawasan terhadap lembaga penyalur tenaga kerja Indonesia ke luar negeri

Terima Kasih

31

Anda mungkin juga menyukai