Anda di halaman 1dari 15

Kebijakan Morantorium Pengiriman TKI Oleh Pemerintah Indonesia Ke Arab

Saudi Tahun 2012 - 2018

A. Alasan Pemilihan Judul

Setiap tahun Indonesia menjadi salah satu negara yang mengirim tenaga kerja

secara besar-besaran ke berbagai negara dan Arab Saudi menjadi negara penerima

tenaga kerja terbanyak di kawasan Timur Tengah. Kebanyakan dari mereka bekerja

dalam sektor informal atau unskilled labour yang tentu memiliki perlindungan kerja

yang kurang baik dan rawan terhadap kekerasan dalam lingkungan pekerjaan.

Pengiriman TKI ke berbagai negara menguntungkan Indonesia karena dapat

mengurangi penganguran di dalam negeri dan mendatangkan devisa negara. Devisa

tersebut dapat digunakan negara untuk membangun insfrastruktur dalam negeri.

Dengan perjuangan mereka sebagai ‘pahlawan devisa’ bagi negara namun, muncul

masalah-masalah baru karena belum adanya peraturan antara kedua negara tentang

permasalahan TKI ini. Sehingga negara mengalami kerugian, yaitu dengan kehilangan

nyawa ‘pahlawan devisa’nya diluar negeri.

Dua hal ini yang menurut penulis menarik karena mereka yang berjuang

sebagai pahlawan devisa negeri ini dan membantu pembagunan negara justru merasa

was-was karena tak ada sistem peraturan dan perlindungan yang kuat di mata hukum.

Seringkali sanksi bagi majikan yang melakukan kekerasan baik kekerasan verbal

maupun fisik (menyiksa) bahkan membunuh tidak mendapat sanksi yang membuat

jera. Sehingga adanya kebijakan morantorium ini diharapkan dapat menjadi

momentum bagi pemerintah untuk membenahi sistem dan peraturan yang ada dan

kelak Indonesia bukan di kenal lagi sebagai negara pengekspor asisten rumah tangga.

1
Tetapi pengirim tenaga kerja terdidik dan ekspatriat yang tentu memiliki jaminan

lingkungan pekerjaan yang lebih baik.

B. Latar Belakang

Ada berbagai alasan mengapa mudahnya tenaga kerja yang bermobilitas dari

satu negara ke negara lain. salah satunya, kebutuhan tenaga kerja yang makin

meningkat setiap tahunnya dari negara penerima dan kebutuhan lapangan kerja yang

besar dari negara pengirim. Hal ini disebabkan oleh banyaknya angkatan kerja yang

makin meningkat tiap tahun yang tidak diimbangi oleh ketersediaan lapangan

pekerjaan dari negara asal.

Permasalahan TKI di luar negeri sudah terjadi selama bertahun-tahun, tetapi

sampai saat ini tidak ada solusi nyata agar hak dari para TKI di luar

negeri dapat dijamin. Perlakuan yang melanggar hak asasi manusia ini pada

umumnya terjadi pada TKI yang bekerja di sektor informal, yang pada umumnya

bekerja sebagai Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT), supir, tukang kebun,

pramuniaga, dan sebagainya. Tidak dapat dipungkiri bahwa keterbatasan keahlian,

minimnya kemampuan bahasa lokal, serta tidak pahamnya terhadap aturan dan budaya

di Arab Saudi sering menjadi kendala yang sangat besar bagi para TKI. Tidak hanya itu

saja, pengiriman TKI secara tidak resmi ini menjadi salah satu pendorong perlakuan

yang tidak manusiawi terhadap TKI, dimana pada umumnya ketidak lengkapan

dokumen yang sering menjadi masalah di kemudian hari.

Banyaknya kasus TKI di Arab Saudi seharusnya menjadi alasan kuat bagi

pemerintah Indonesia untuk memahami apa yang terjadi pada TKI di Arab Saudi serta

perlindungan seperti apa yang diberikan oleh Arab Saudi terhadap TKI yang kemudian

2
menjadi tugas dan tanggungjawab Indonesia untuk melindungi warga negaranya

sehingga para TKI dapat bekerja dengan rasa aman dan nyaman, terutama yang sedang

bekerja mencari nafkah untuk mencapai kehidupan yang layak yang belum bisa

terpenuhi di dalam negeri.

Moratorium pengiriman TKI ke Timur Tengah berawal dari desakan publik

Indonesia yang marah karena adanya kasus eksekusi hukuman pancung terhadap

Ruyati TKI asal Bekasi atas dakwaan pembunuhan terhadap majikannya. 1 Kasus

Ruyati tidak saja menyadarkan para pejabat pemerintah Indonesia bahwa TKI di Arab

Saudi dalam keadaan terancam jika tidak diberikan perlindungan, juga telah menampar

pemerintah Indonesia karena eksekusi terhadap Ruyati tidak ada komunikasi terlebih

dahulu dengan pemerintah Indonesia.

Selain Ruyati, ada 26 tenaga kerja Indonesia yang saat ini tengah menunggu

eksekusi mati di Arab Saudi. Para TKI harus menghadapi pengadilan yang

membahayakan jiwa mereka atas perbuatan yang mayoritas atas dasar membela diri

dari kejahatan majikan. Hal ini menggambarkan juga posisi tawar Indonesia yang

berada di bawah, sedangkan Arab Saudi berada di atas sehingga keberadaan TKI di

Arab Saudi terkesan kurang mendapat perlindungan dari negara.2 Melihat banyaknya

kasus kekerasan pada TKI serta lemahnya jaminan perlindungan bagi TKI informal di

Arab Saudi, menggerakan pemerintah Indonesia untuk lebih tegas mengambil sikap

kepada Arab Saudi. Salah satunya adalah dengan mengeluarkan kebijakan soft

moratorium. Langkah dikeluarkannya soft moratorium meliputi dua hal yaitu, regulasi

dan sosialisasi. Langkah pemerintah Indonesia dengan mengeluarkan kebijakan

moratorium sebenarnya sudah mendapatkan tekanan dari beberapa pihak yang ada di

1 HM. Cholil Nafis Ph.D “morantorium pengiriman TKI ke arab saudi” majalah KJRI Jeddah: Suara indonesia hal 4
2
Ibid hal 5

3
Indonesia dan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Keputusan dalam mengeluarkan moratorium tersebut bisa dilihat dari faktor internal,

yaitu tekanan dari masyarakat, khususnya organisasi-organisasi masyarakat, khususnya

Migrant Care dan Komisi IX DPR RI. Sedangkan, faktor eksternal dipengaruhi belum

adanya keputusan yang terjadi antara Indonesia dengan Arab Saudi terkait dengan

perlindungan TKI di Arab Saudi, maka diperlukan MoU yang secara khusus

melindungi TKI yang bekerja di Arab Saudi. Tentu dengan adanya kebijakan

moratorium akan sangat berpengaruh dalam beberapa aspek terutama bagi tenaga kerja

Indonesia yang ingin berkerja di Timur Tengah.

Banyaknya kasus penyiksaan terhadap Tenaga Kerja Asing juga menjadi

salah satu faktor rendahnya tingkat keamanan manusia di Arab Saudi. Kasus

kekerasan yang dilakukan majikan terhadap tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi

terhadap yang kasusnya paling tinggi yaitu kasus penganiayaan yang dilakukan

majikannya terhadap pekerja rumah tangga yang mana dapat menyebabkan kematian,

korban kerja paksa dan korban perdagangan manusia.

Sebelum pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan moratorium, keadaan

TKI di Arab Saudi cenderung kurang diperhatikan. Mulai dari jam kerjanya, perlakuan

majikan, upah hingga hak asasinya sebagai manusia terabaikan. Jam kerja yang tercatat

dikontrak tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, banyak kasus yang tercatat bahwa

para PLRT bekerja lebih dari jam kerjanya yang tertulis di kontrak, ditambah lagi

dengan pekerjaan tambahan yang juga tidak sesuai dengan kontrak, misalnya di

kontrak tertulis dan disetujui bahwa pekerja tersebut sebagai baby sitter, namun setelah

masuk masa bekerja, dia harus melaksanakan seluruh pekerjaan rumah dengan upah

baby sitter, yang kemudian hal tersebut mau tidak mau memakan jam kerja yang

semakin banyak dan memungkinkan pekerja melakukan kesalahan dalam bekerja

4
karena tidak sesuai dengan jenis pekerjaan yang dia sanggupi dikontrak kerja

sebelumnya.

Banyaknya kasus yang menimpa tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi

menjadi salah satu pertimbangan bagi pemerintah Indonesia dalam mengeluarkan

kebijakan moratorium karena pemerintah Arab Saudi sendiri tidak terlalu serius dalam

melakukan perlindungan terhadap buruh migran asing yang bekerja di Arab Saudi.

Penempatan TKI ke luar negeri mempunyai efek negatif dengan adanya kasus

kekerasan fisik maupun psikis yang menimpa TKI baik sebelum bekerja, selama

bekerja, maupun pada saat pulang ke negara asal.

Mencuatnya berbagai permasalah tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar

negeri semakin menambah beban persoalan ketenagakerjaan Indonesia. Antara lain

mengenai ketidakadilan dalam perlakuan pengiriman tenaga kerja oleh perusahaan

pengerah jasa tenaga kerja Indonesia, penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai

dengan kontrak kerja yang disepakati, standar gaji yang rendah, kekerasan oleh

pengguna tenaga kerja, tidak diberi makan selama berhari-hari, pelecehan seksual

terhadap tenaga kerja, tenaga kerja yang ilegal (illegal worker) maupun overstay.

C. Rumusan Masalah

Dengan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan yaitu:

Mengapa pemerintah Indonesia melakukan kebijakan morantorium

pengiriman TKI ke Arab Saudi tahun 2012-2018?

D. Landasan Teori

5
Dalam penelitian ini, analisisis data menggunakan teori Pengambilan

Keputusan Luar Negeri dari Richard Snyder. Dalam teori ini pada dasarnya sebuah

negara dalam pengambilan keputusannya menekankan konsep kepentingan nasional

sebagai faktor determinan meskipun variable - variabel lain juga tidak bisa diabaikan

begitu saja. Richard C. Snyder bahkan menekankan faktor motivasi individu sebagai

analisa terpenting dan paling utama dari proses pengambilan keputusan. 3 untuk

menganalis foreign policy dilihat dari prosesnya bukan dari hasilnya karena dengan

melihat prosesnya kita akan mudah mengetahui hasilnya tapi jika kita melihat

hasilnya tanpa melihat prosesnya maka akan sangat sulit menganalis foreign policy itu,

kemungkinan besar jika melihat hasilnya kita hanya bisa melihat dari satu perspektif

saja. Dibalik suatu proses pembuatan suatu kebijakan politik luar negeri, pemerintah

di pengaruhi dua faktor, yaitu :

A. Perilaku sebuah negara (keadaan domestiknya)

Adalah kepada siapa para pejabat membuat keputusan. Selain memuat cara

masyarakatnya (society) diorganisir dan berfungsi, karakter dan perilaku

penduduk (people), dan habitat fisiknya, juga terdiri dari orientasi-orientasi nilai

umum yang pokok, pola-pola pokok kelembagaan, ciri-ciri pokok organisasi sosial,

pembedaan dan pengkhususan peranan, fungsi dan jenis kelompok.

B. Faktor eksternal (menyangkut lingkungan internasional)

3 Snyder et.al. dalam Rosenau, James N. 1969. International Politics and Foreign Policy: A Reader in Research and Theory.
New York: The Free Press, hal. 199-205

6
Secara umum merujuk pada berbagai kondisi dan faktor yang berbeda diluar

batas-batas suatu negara, sepertu aksi dan reaksi dari negara lain (pembuat keputusan

mereka).

Asumsi dasar teori ini yaitu bahwa tindakan internasional dapat didefinisikan

sebagai sekumpulan keputusan-keputusan yang dibuat oleh unit-unit politik domestik

yang diakui, dimana para pemimpin negara (baik individual maupun berkelompok)

bertindak sebagai aktor-aktor utama dalam proses pengambilan keputusan tersebut.4

Richard Snyder mengajukan suatu prosedur perumusan politik luar negeri yang

sifatnya lebih sederhana. Snyder mengemukakan bahwa berbagai setting internal dan

eksternal mempengaruhi perilaku politik luar negeri suatu negara. Peranan

kepemimpinan, persepsi dan sistem kepercayaan adat para pembuat keputusan, arus

informasi diantara mereka, dan dampak dari berbagai kebijakan luar negeri terhadap

pilihan-pilihan mereka, merupakan faktor-faktor penting untuk menjelaskan

pilihan-pilihan kebijakan luar negeri yang diambil oleh suatu negara. Penelitian

Snyder juga mempertimbangkan karakterisitik situasional ketika pengambilan

keputusan sedang berlangsung, misalnya apakah proses pengambilan keputusan itu

dibuat dalam situasi tertekan, krisis atau beresiko.5

Jadi, akan dalam penelitian ini akan diuraikan penyebab eksternal dan

internal (domestik) menurut teori pengambilan keputusan Richard C. Snyder oleh

pemerintah Indonesia yang mulai Mei 2015 menutuskan untuk membuat peraturan

morantorium (penghentian) pengiriman TKI ke Arab Saudi tahun 2015- 2018. dari

penjelasan teori diatas penyebab eksternal yang ada dalam kebijakan morantorium ini

yaitu tekanan dari banyak organisasi perburuhan seperti migrant care bagi pemerintah

4 Lloyd Jensen. 1982. Explaining Foreign Policy. New Jersey, Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs, hal.7.

5 Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, 2005, PT. Remaja
Rosdakarya Bandung, hal. 64

7
indonesia untuk membuat suatu kebijakan dalam negeri atau MOU dengan arab saudi

sebagai upaya dalam melindungi TKI yang bekerja disana. Karena selama ini belum

adanya suatu kebijakan yang mengatur secara jelas tentang perlindungan TKI di arab

saudi.

Sementara dari sisi internal arab saudi sendiri memohon kepada pemerintah

indonesia untuk mempertimbangkan kembali kebijakan moratorium mengingat

indonesia dan arab saudi telah melakukan kerjasama pengiriman TKI sejak dahulu

dan telah menjadi kebiasaan setiap tahunnya. Pemerintah indonesia sendiri akan

memberhantikan morantorium apabila telah ada nota kesepahaman tentang

perlindungan TKI dari kedua negara. Selama ini indonesia banyak mengalami

kekalahan dengan kehilangan warga negaranya akibat tidak ada peraturan yang jelas.

E. Hipotesa

Berdasarkan dari permasalahan dan penjelasan kerangka teoritis di atas, maka

penunlis mengajukan hipotesis, sebagai berikut :

Penerapan kebijakan moratorium tenaga kerja indonesia ke arab saudi akan

berdampak terhadap berkurangnya tindak pelanggaran-pelanggaran yang menimpa

tenaga kerja indonesia sektor informal dan akan mendorong ratifikasi kerjasama

kedua negara dibidang perlindungan tenaga kerja.

F. Metode penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

8
Teknik pengumpulan data merupakan proses pengumpulan berbagai data dan

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.6 Teknik pengumpulan yang digunakan

adalah teknik pengumpulan studi kepustakaan (library research) yaitu dengan

mengumpulkan data dan informasi sebanyak mungkin yang akan membantu peneliti

dalam memahami masalah yang diteliti, 7 dari berbagai literatur baik sebagai data

primer maupun data sekunder. Data juga didapatkan dari penelusuran internet berupa

situs-situs resmi pemerintahan seperti Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,

Sekretaris Kabinet Republik Indonesia, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

dan juga situs lembaga-lembaga terkait ketenagakerjaan baik lokal maupun

internasional seperti BNP2TKI, International Labour Organization (ILO), Migrant

Care, Human Rights Watch, situs-situs media massa nasional dan internasional, dan

juga situs-situs lain yang membahas tentang objek penelitian. Peneliti juga

menggunakan referensi dari penelitian sebelumnya yang membahas topik penelitian

yang sama, buku-buku, jurnal, artikel ilmiah, serta video dokumenter untuk memahami

dan memperoleh gambaran umum mengenai permasalahan TKI di Arab Saudi dan

kebijakan moratorium TKI.

Peneliti juga melakukan review untuk memahami konsep dan teori yang

relevan dalam membantu menjelaskan dan menjawab pertanyaan penelitian. Untuk

memahami konsep kebijakan luar negeri dan diplomasi peneliti mendapatkan bahan

bacaan dari penelitian-penelitian Sarjana Hubungan Internasional terdahulu. Konsep

pengambilan keputusan oleh Richard C. Snyder.

2. Teknik Analisis Data

6Afifuddin dan Beni Ahamd Saebani,Metodologi Penelitian Kualitatif, hal 47

7 Ibid hal 141

9
Analisa data secara umum bisa diartikan sebagai proses pengelompokan,

pengaturan urutan data, mengorganisasikan dan menginterpretasikan ke dalam satu

uraian yang rinci dan formal sehingga dapat ditemukan deskripsi dan makna fenomena

sosial melalui suatu konsep dan teori.8

Analisa data kualitatif menjelaskan atau menjabarkan suatu fenomena dalam

kalimat yang jelas, teratur, dan sistematis dengan menggunakan konsep, teori, dan

pandangan dari para ahli yang dijadikan sumbersehingga menghasilkan sebuah

pengetahuan yang tepat yang mudah dibaca, dipahami dan dapat menjadi jawaban dari

pertanyaan penelitian. Dengan melakukan analisa data penelitian kualitatif yang

bersifat induktif, peneliti dapat melakukan identifikasi dan pencarian pola-pola umum

hubungan dalam kelompok data yang menjadi dasar dalam penarikan kesimpulan.9

Dalam melakukan penelitian, peneliti akan memilih dan menyeleksi data-data

yang didapatkan terlebih dahulu sebelum melakukan analisa. Dari data-data yang

dikumpulkan, peneliti mendapatkan gambaran umum mengenai objek penelitian yang

akan diteliti. Peneliti dapat melakukan analisamengenai TKI di Arab Saudi mulai dari

sejarah penempatan TKI ke Arab Saudi bentuk-bentuk perlakuan dan kondisi kerja

yang diterima TKI Melalui konsep yang peneliti gunakan yaitu kebijakan luar negeri,

peneliti dapat menjelaskan secara rinci dan ilmiah mengenai kebijakan moratorium

TKI ke Arab Saudi sebagai suatu sumber kebijakan luar negeri yang berasal dari

sumber sistem, masyarakat, pemerintahan dan idiosinkratik, kemudian peneliti juga

menjelaskan landasan dan implementasi dari moratorium TKI serta tanggapan Arab

Saudi mengenai kebijakan tersebut yang peneliti jelaskan pada BAB III. Melalui

8 Ibid hal 145-59

9 Ibid., hal 97-98

10
konsep diplomasi peneliti dapat menjelaskan upaya-upaya penerapan moratorium TKI

guna mencapai MoU perlindungan TKI dengan melakukan proses diplomasi yang

dilakukan pemerintah Indonesia dan Arab Saudi melalui pertemuan pejabat negara,

pembentukan forum khusus, melakukan perundingan dan proses negosiasi yang pada

akhirnya mencapai kesepakatan berupa penandatangan nota kesepahaman

perlindungan TKI yang peneliti jelaskan pada BAB IV. Sehingga pada akhirnya

peneliti dapat melakukan analisis kebijakan moratorium TKI sebagai upaya diplomasi

Indonesia terhadap Arab Saudi dalam upaya mencapai suatu output kebijakan luar

negeri yaitu MoU perlindungan TKI dan dapat menjawab pertanyaan penelitian sesuai

dengan batasan masalah dalam penelitian ini.

G. manfaat dan tujuan penelitian

1. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam proses perumusan kebijakan

negara dengan harapan dapat meningkatkan mutu/kualitas kebijakan yang menyangkut

upaya mengatasi masalah TKI di luar negeri.

2. Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi para peneliti dan akademisi ilmu

Hubungan Internasional guna menambah informasi dan wawasan mengenai

pemerintah Indonesia dalam melindungi TKI di negara penempatan

2. Tujuan Penelitian

11
Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan kebijakan moratorium TKI sebagai suatu sumber

kebijakan luar negeri dalam perlindungan TKI.

2. Mendeskripsikan upaya diplomasi Indonesia terhadap Arab Saudi dalam

menangani permasalahan TKI selama kebijakan moratorium TKI Diberlakukan.

3. Mengetahui sejauh mana hasil yang dicapai dalam penerapan kebijakan

moratorium TKI terkait upaya perlindungan TKI di Arab Saudi

H. Batasaan / Jangkauan Penelitian

Agar penelitian ini tidak meluas dari apa yang telah dirumuskan, penelitian ini

memfokuskan pada kebijakan moratorium TKI dan upaya diplomasi Indonesia dalam

mengurangi masalah pelanggaran HAM TKI di Arab Saudi selama moratorium TKI,

dengan mempertimbangkan faktor faktor yang mempengaruhi kebijakan tersebut. Agar

tidak meluas penulis membatasi dari bulan mei 2015 sejal peraturan tersebut di

berlakukan sampai bukan april 2018. karena pemerintah berencara untuk mebuka

pengiriman TKI dengan sistem yang baru pada bulan April 2018.

I. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Pengantar yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan

penelitian,tujuan penelitian, manfaat penelitian, teori dan konsep yang akan dipakai

dalam penelitian, metodologi penelitian, batasan jangkauan penelitian Dan sistematika

12
penulisan.Menggambarkan secara keseluruhan tentang permasalahan yang akan

diteliti.

BAB II TKI dan Permasalahanya

Bab ini berisikan fenomena TKI di Arab Saudi dengan menjabarkan sejarah

pengiriman dan penempatan TKI ke Arab Saudi, kondisi dan perlakuan kerja sebagai

PRT di Arab Saudi, permasalahan TKI serta faktor-faktor penyebab terjadinya masalah

TKI. Upaya pemerintah mengatasi Permasalan TKI.

BAB III Kebijakan Moratorium TKI ke Arab Saudi

Pembahasan dalam BAB ini berfokus pada analisis moratorium TKI sebagai

upaya untuk memperbaiki perbaikan sistem pengiriman TKI dan alasan eksternal dan

internal dibuat peraturan itu. Serta apa output yang inggin di capai pemerintah dengan

pembuatan peraturan tersebut.

Bab IV Kesimpulan

Berisikan kesimpulan yang dapat di tarik dari data yang diperoleh.

13
Referensi

Buku
A.A, Perwita. dan Y. M., Yani. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arumsari, Ratu Rayanti. 2014. Kerjasama Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi Mengenai Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Pasca di Berlakukan Moratorium TKI Sektor Informal Tahun 2011.
Skripsi Hubungan Internasional tidak diterbitkan. Bandung: FISIP
Universitas Komputer Indonesia.
Azmy, Ana Sabhana. 2012. Negara dan Buruh Migran Perempuan: Menelaah
Kebijakan Perlindungan Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
2004-2010. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, 2012 Metodologi Penelitian Kualitatif,
Pustaka Setia, Bandung, 2012.
Bakry Umar Suryadi, 2016, Metode Penelitian Hubungan Internasional, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar.
Jensen., Lloyd 1982. Explaining Foreign Policy. New Jersey, Prentice Hall, Inc.,
Englewood Cliffs,

Majalah
Konsulat Jendral Republik Indonesia Di Jeddah “Kebijakan Morantorium
Pengiriman TKI Ke Arab Saudi” Majalah Suara Indonesia Edisi 2 Juli 2012 di
akses dari https://www.kemlu.go.id/jeddah/Majalah/SI-edisi-juli2012.pdf 7
maret 2018

ARTIKEL
BBC, 2011, “Majikan Sumiati Bebas Dengan Jaminan”, diakses melalui
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2011/03/110316_sumiatiemployerfreeo
nbail.shtml
BBC, 2011, “Pemancungan Ruyati, RI Protes Arab Saudi”, diakses melalui
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2011/06/110619_ruyati_saud
i.shtml
Detik.com, 2011, “RI Berlakukan Semi Moratorium TKI ke Arab Saudi Sejak Awal
2011”, diakses melalui http://news.detik.com/berita/1666388/ri-berlakukan
-semi-moratorium-TKI-ke-arab-saudisejak-awal-2011
Gatra, 2001, “RI dan Arab Saudi Masuki Sejarah Baru Perlindungan TKI”, diakses
melalui http://arsip.gatra.com/2001-09-15/artikel.php?id=10425
Haryadi, Edy ., 2011, “Pemerintah Stop Pemgiriman TKI ke Arab Saudi”, diakses
melalui http://fokus.news.viva.co.id/news/read/228572-habis-ruyati-
terbitlah-morotarum-TKI
Kompas.com, 2012, “Konvensi Acuan Kesepakatan Perlindungan”, diakses melalui
http://bola.kompas.com/read/2012/10/11/02581541/.Konvensi.Acuan.Kesepa
katan.Perlindungan
Kumparan.com 2016 “Klasifikasi Kemlu Atas Isu 300 TKI Disekap di Arab Saudi”, di
akses dari https://kumparan.com/indra-subagja/klarifikasi-kemlu-atas-
isu300-TKI-disekap-di-arab-saudi, 11 maret 2018
Migrant CARE 2014 “Moratorium TKI Bukan Solusi Perlindungan”, diakses dari
http://migrantcare.net/moratorium-TKIbukan-solusi-perlindungan/,10 maret
2018

Pikiran Rakyat, 2011, “Rombongan Kedua TKI Terlantar Tiba di Jakarta”, diakses
melalui http://www.pikiran-rakyat.com/serial-konten/pemulangan-TKI-
jembatan-khandara-jeddah
Quiano, Kathy ., 2011, “After beheading, Indonesia Stops Sending Morkers to Saudi
Arabia”, diakeses melalui http://edition.cnn.com/2011/WORLD/asiapcf
/06/22/indonesia.migrant.workers/
Susilo, wahyu 2016 “Peringkat Kelayakan Indonesia”
http://www.migrantcare.net/2016/06/peringkat-kelayakan-Indonesia/ jakarta
Migrant CARE Di akses 14 maret 1018
The Economist, 2011, “Beheading th Golden Goose”, diakses melalui
http://www.economist.com/blogs/banyan/2011/07/migrant-workers-saudi-ara
bia BBC, 2011, “Saudi Arabia Bars Indonesia and Philippines Workers”,
diakses melalui http://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-13970689
Yani, Irma., 2011, “BNP2TKI: Penghentian Visa Oleh Arab Saudi Sebagai Respon
Dari Moratorium”, diakses melalui http://nasional.kontan.co.id/news/
bnp2TKI-
penghentian-visa-oleh-arab-saudisebagai-respon-dari-moratorium-1

DOKUMEN
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No. 260 Tahun 2015 tentang Penghentian dan
Pelarangan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia pada Pengguna
Perseorangan di Negara-Negara Kawasan Timur Tengah.
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2013 tentang Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia di Luar Negeri.

Anda mungkin juga menyukai