Abstrak
Negara akan saling berhubungan dan bekerjasama satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan
negarannya masing-masing. Indonesia melakukan kerjasama dalam hubungan Bilateral
melalui Perjanjian Penempatan dan Perlindungan Pekerja dalam Negeri Antara Republik
Indonesia dan Arab Saudi dengan melakukan moratorium pengiriman migran Indonesia ke
Arab Saudi karena upaya perlindungan yang sulit dilakukan serta untuk menjalin hubungan
kerjasama dan perlindungan tenaga kerja migran Indonesia. Permasalahan yang dibahas
dalam penelitian ini adalah hubungan Indonesia dengan Arab Saudi tentangperlindungan para
pekerja migran Indonesia di Saudi Arabia pasca penandatanganan Perjanjian Penempatan dan
Perlindungan Pekerja dalam Negeri Antara Republik Indonesia dan Arab Saudi. Penelitian ini
menggunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah yuridis normatif. Teknik pe
ngumpulan data dari buku, jurnal, dan internet sebagai referensi tentang hubungan Indonesia
dan Arab Saudi. Hasil penelitian menunjukan bahwasanya pemerintah Indonesia dan Arab
Saudi sepakat membentuk Memorandum of Understanding mengenai penempatan dan
perlindungan tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi. Pada tanggal 19 Februari 2014,
Pemerintah Indonesia melakukan penandatangan Memorandum of Understanding dengan
Arab Saudi yang berisikan persetujuan mengenai Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia Sektor Domestik. Dampak atas penandatangan Memorandum of
Understanding tersebut untuk menjaga perlindungan hak dan kesejahteraan Tenaga Kerja
Indonesia yang berada disana.
Kata Kunci : Perjanjian, Memorandum of Understanding, Perlindungan, Tenaga Kerja
Indonesia
Abstract
Countries will interact and cooperate with each other to meet the needs of their respective
countries. Indonesia cooperates in bilateral relations through the Agreement for the
Placement and Protection of Domestic Workers between the Republic of Indonesia and Saudi
Arabia by implementing a moratorium on sending Indonesian migrant workers to Saudi
Arabia because of difficult protection measures and for establishing cooperative relations
and protection of Indonesian migrant workers. The problem discussed in this research is the
relationship between Indonesia and Saudi Arabia regarding how to protect Indonesian
migrant workers in Saudi Arabia after the signing of the Agreement on Placement and
Protection of Domestic Workers between the Republic of Indonesia and Saudi Arabia. This
study uses the method used in this research is normative juridical. Data collection techniques
from books, journals, and the internet as a reference on the relationship between Indonesia
and Saudi Arabia. The results showed that the governments of Indonesia and Saudi Arabia
agreed to form a Memorandum of Understanding regarding the placement and protection of
Indonesian workers in Saudi Arabia. On February 19, 2014, the Government of Indonesia
signed a Memorandum of Understanding with Saudi Arabia which contained an agreement
regarding the Placement and Protection of Indonesian Domestic Workers. The impact of the
signing of the Memorandum of Understanding is to protect the rights and welfare of
Indonesian Workers who are there.
Indonesia merupakan negara yang memiliki populasi penduduk yang banyak, dari
sektor perekonomian Indonesia sendiri masih memiliki tingkat pendapatan yang rendah
dengan dibuktikannya bahwa masih banyak masyarakat Indonesia masih dibawah garis
dengan alasan bahwa lapangan kerja yang ada di Indonesia masih sangat sedikit, maka
dari itu menjadi perhatian khusus pemerintah dalam peningkatan lapangan kerja serta
Tetapi dalam masa sekarang masih banyak masyarakat yang ingin mendapatkan
gaji yang tinggi dengan keahlian maupun pendidikan seadanya, ditambah lagi diluar
negeri masih banyak membutuhkan orang untuk menjadi asisten rumah tangga atau
pengasuh anak. Maka dengan adanya kebutuhan tersebut masyarakat Indonesia banyak
yang memilih bekerja di luar negeri dengan menjadi Tenaga Kerja Indonesia. Salah
satu alasan masyarakat Indonesia rela meninggalkan kampung halaman demi sebuah
pekerjaan diluar negeri adalah pendapatan yang dihasilkan dengan bekerja sebagai
tenaga kerja diluar negeri sangatlah besar dan dianggap sangat cukup jika pendapatan
Salah satu negara penerima Tenaga Kerja Indonesia adalah Arab Saudi, Indonesia
dengan Arab Saudi pun sudah memiliki hubungan bilateral yang cukup lama yaitu dari
tahun 1950, Indonesia pun pada saat itu mendapat dukungan dari Arab Saudi untuk
tahun 1955, lalu menyusul Indonesia membuka Kedutaan Besar di Jeddah pada tahun
1964, tetapi kantor Konsulat Jendral Republik Indonesia baru dibangun pada tahun
2013 di Dubai. Seiring berjalan nya hubungan baik antara Indonesia dengan Arab Saudi
maka dibuatlah perjanjian pada 24 November 1970 yang dinamai perjanjian Treaty of
Indonesia and The Kingdom of Saudi Arabia yang ditanda tangani di Jeddah oleh
negara Indonesia dan Arab Saudi, perjanjian tersebut diratifikasi melalui Undang-
2972.1
Tetapi tidak semudah itu bekerja di negara orang, karena berbagai faktor salah
satunya kendala bahasa yang digunakan dalam bercakap sehari-hari, kebiasaan, dan
tradisi yang dimiliki orang tersebut. Hal ini makin diperburuk jika seorang tenaga kerja
Indonesia tidak memahami pasti aturan dan kebiasaan apa yang ada di negara Arab
Saudi. Ditambah lagi akhir akhir ini hubungan Indonesia dengan Arab Saudi dalam
bidang tenaga kerja kurang baik, masih terdapat perbedaan pendapat yang menjadi
masalah tersebut secara cepat dan tepat. Terdapat juga permasalahan tentang
penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, hal itu diatur secara jelas
hukuman mati Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi per tahun 2001 sampai 2003,
serta ada 41 Tenaga Kerja Indonesia yang lolos dari hukuman mati dan masih ada 38
1
Arumsari, R.R, 2019, Peran Pemerintah Republik Indonesia Dalam Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) Sektor Informal Di Arab Saudi, Bandung, Global Political Studies Jurnal, hlm. 54
Tenaga Kerja Indonesia yang belum terbebas dari hukuman mati dan masih terancam
hukuman yang diberikan dari pihak Arab Saudi. Maka dari harus ada tindak lanjut yang
tegas dari pemerintah Indonesia agar tidak bertambah banyak warga Indonesia yang
III. Tujuan
Metodologi memiliki dua arti kata dari metode dan logi. Metode memiliki arti
yaitu cara dalam melakukan suatu hal secara sistematis atau teratur, sedangkan arti dari
logi yaitu ilmu yang berdasar logika berpikir. Metodologi merupakan ilmu mengenai
cara untuk melakukan sesuatu secara sistematis. Penelitian ialah hal yang penting untuk
dengan meneliti bahan pustaka baik dari data sekunder terhadap asas-asas hukum serta
2
Arumsari, R.R, 2019, Peran Pemerintah Republik Indonesia Dalam Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) Sektor Informal Di Arab Saudi, Bandung, Global Political Studies Jurnal, hlm. 53-54
3
Rony Hanitijo, 1987, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Ghalia Indonesia, hlm. 15
studi kasus yang dengan kata lain sering disebut sebagai penelitian hukum kepustakaan.
4
V. Pembahasan
seseorang dapat bekerja karena dengan bekerja kita bisa memperoleh gaji yang dapat
dipakai untuk mencukupi kebutuhan hidup. Tenaga kerja merupakan orang yang
13 Tahun 2003 menjelaskan tenaga kerja ialah setiap orang yang sanggup mengerjakan
pekerjaan untuk menghasilkan barang serta jasa dengan tujuan untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya. Tenaga kerja bisa diartikan sebagai penduduk yang sudah
memasuki usia kerja, Usia produktif untuk bekerja antara usia 15 sampai 65 tahun. 5
Pertumbuhan masyarakat Indonesia saat ini sangat pesat hal ini menyulitkan
masyarakat mendapatkan pekerjaan karena rivalitas yang semakin berat. Bisa di lihat
ditambah dengan besarnya laju penduduk menjadi beban bagi pembangunan ekonomi
yang dimana seharusnya menjadi pengerak dalam kegiatan ekonimi. Besarnya laju
penduduk ini tidak diikuti dengan perkembangan peluang kerja hal ini merupakan
Pekerjaan yang memadai yakni pekerjaan yang layak sesuai bidang dari setiap
pekerja tanpa perbedaan status sosial apapun, karena seluruh rakyat memiliki hak yang
sama dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Seluruh rakyat diharapkan menyadari
betapa pentingnya pendidikan dengan tujuan mendapatkan pekerjaan yang layak karena
4
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2004, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta, Raja
Grafindo Persada, hlm. 13
5
Disnaker.bulelengkab.go.id.https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/artikel-masalah-sosial-tentang-
pengangguran
masalah semacam ini memerlukan korelasi yang baik antara pemerintah dan kesadaran
masyarakat.
memperoleh pekerjaan yang memadai agar mampu mencukupi kebutuhan hidup dan
penganguran dan kesulitan mencari pekerjaan, serta pertumbuhan ekonomi yang masih
mempengaruhi rendahnya nilai hasil produksi dimana tingginya biaya produksi ini
menjadi alasan produk negara kita sulit untuk menyaingi negara lain. Kualitas tenaga
kerja juga berpengaruh pada besar kecilnya upah tenaga kerja. Upah buruh di Indonesia
pelatihan untuk masyarakat, tetapi pemerintah masih belum mampu membuka kegiatan
usaha untuk masyarakat atau tenaga kerja yang saat ini masih membutuhkan pekerjaan
munculnya imigrasi tenaga kerja, yaitu tenaga kerja Indonesia yang berpindah ke
tempat lain untuk bekerja diluar negeri.”Dengan adanya pengiriman Tenaga Kerja
tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Karena dengan adanya sumber daya
peningkatan kualitas tenaga kerja. Pemerintah ikut campur dalam pengiriman tenaga
kerja Indonesia sala satunya ikut serta dalam pengaturan penyediaan tenaga kerja yang
berkualitas kuantitas yang memadai sehingg bisa menghasilkan suatu pekerjaan yang
pekerjaan yang tersedia di dalam negeri, dampak dari hal itu sebagian penduduk
memilih untuk mencari pekerjaan di luar negeri dengan harapan mereka akan
memperoleh gaji yang lebih tinggi. Menurut Badan Perlindungan Pekerja Migran
Indoensia pada tahun 2012, terdapat 3.998.592 juta jiwa penduduk Indonesia yang
bekerja di luar negeri, dengan penampatan tenaga kerja Indonesia terbanyak yaitu pada
Banyaknya penduduk Indonesia yang bekerja di luar negeri tersebut rentan akan
terjerat kasus hukum dalam negara yang ditempatinya, seperti pada negara arab saudi.
Sejak tahun 2013, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI) telah menangani kasus TKI sebanyak 12.270, dengan kasus
terbanyak yaitu pada negara Arab Saudi dengan 6.516 kasus dan telah terselesaikan
3.720 kasus.9 Bebagai upaya telah dilakukan Negara Indoensia Untuk mengatasi
masalah tersebut, salah satunya yaitu menjalin kerjasama bilateral dengan negara Arab
Saudi.
7
simulasikredit.com
8
BP2MI, 2012. bp2mi.go.id/statistik-detail/penempatan-per-tahun-per-negara-(2006-2012).
9
DETIK.com, 2013. https://news.detik.com/berita/d-2286661/-bnp2tki-terima-12270-kasus-tki-sejak-2011-
terbanyak-arab-saudi.
Pemerintah Indonesia pada tahun 2011 melakukan moratorium pengiriman tenaga
kerja migran Indonesia ke Arab Saudi karena upaya perlindungan yang sulit dilakukan
serta untuk menjalin hubungan kerjasama dan perlindungan tenaga kerja migran
Indonesia yang lebih baik, pemerintah Indonesia dan pemerintah Arab Saudi. Namun
dengan setelah dikirimnya moratorium tersebut, beberapa tenaga kerja yang terjerat
kasus hukum tetap dieksekusi oleh negara Arab Saudi dikarenakan lemahnya posisi
negara Indonesia untuk melakukan negosiasi serta karena adanya beberapa faktor yaitu
sebagai berikut:
1) Surat menyurat yang dilakukan aktor tertinggi Indonesia yaitu Presiden tidak
ditanggapi dengan serius, hanya beberapa kali saja dibalas oleh Raja Arab Saudi;
2) Indonesia masih memiliki sistem hukuman mati, maka Arab Saudi juga menganggap
Indonesia masih melanggar Hak Asasi Manusia, serta Indonesia sebagai negara
bergantungan pada Arab Saudi dalam hal pengiriman tenaga kerja Indonesia,
pengiriman jamaah haji dan umrah, mengimpor minyak dan gas dari Arab Saudi,
4) Banyak Tenaga Keja Indonesia di Arab Saudi yang terjerat hukum khususnya di
sektor domestik, sehingga kepercayaan masyarakat Arab Saudi terhadap tenaga kerja
dengan Arab Saudi pada tanggal 19 Februari 2014 yang berisikan persetujuan mengenai
10
Prativi, Dhiajeng Chinthya. 2019. Upaya Diplomasi Indonesia dalam Kasus Pembebasan Pekerja Migran
Indonesia Terpidana Hukum Pancung di Arab Saudi: Periode 2014-2018. Journal of International Relations.
Vol5, No 4. hal 592-598.
penempatan serta erlindungan Tenaga Kerja Indonesia dalam sektor domestik.
Muhaimin Iskandar dan delegasi Arab Saudi yaitu Adel M. Fakieh dengan dasar
hubungan baik serta kerjasama yang terjalin diantara kedua negara tersebut pada
berbagai bidang lainnya dan atas dasar keinginan kedua negara tersebut untuk
memberikan perlindungan kepada hak pekerja migran Indonesia11 dan pemberi kerja
sesuai dengan yang berlaku setiap negara tersebut, serta menjaga kedaulatan kedua
negara. MoU ini mulai berlaku sejak 19 Februati 2014 dan hanya berlaku selama 3
tahun serta dapat diperabaharui untuk periode yang sama secara otomatis, namun dapat
diakhiri apabila salah satu pihak telah memberitahukan keinginan untuk mengakhiri
persetujuan tersebut 2 bulan sebelum masa perjanjian berakhir. Mulai berlakunya suatu
perjanjian, baik bilateral maupun multilateral, pada umumya ditentukan oleh klausula
negara sebagai kewajiban negara. Hak-hak dasar manusia harus terpenuhi dengan cara
dasarnya.13 Banyaknya tenaga kerja Indonesia yang berada di luar negeri seringkali
tidak mendapatkan hak-haknya hingga terjerat kasus hukum. Untuk mengatasi hal
11
Gunawan, Yordan, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, Yogyakarta, LP3M Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, hlm. 10
12
Tarigan, Jefri Porkonata. 2019. Pengesahan Perjanjian Internasional: Pendekatan Teoritis, Komparatif, dan
Praktik Pengujian Undang-undang. Depok. Rajawali Pers. Hal 145.
13
Muin, Fatkhul. 2015. Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia (Tinjauan Terhadap UU Nomor
39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia). Jurnal Cita Hukum, FSH UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Vol.3 No.1
tersebut Pemerintah Indonesia menjalin hubungan bilateral sebagai upaya perlindungan
bagi tenaga kerja Indoensia, salah satunya yaitu dengan Negara Arab saudi. Melalui
hubungan kerja sama tersebut pemerintah Indonesia dan Arab Saudi sepakat
tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi. Dalam MoU tersebut dijelaskan mengenai
ketentuan-ketentuan yang berisikan hak serta kewajiban yang mengikat bagi kedua
negara tersebut.
Adanya perjanjian melahirkan hubungan hukum yang berupa hak dan kewajiban
bagi para pihak yang terikat, sejak perundingan perumsan naskah perjanjian,
Indonesia dengan negara Arab Saudi menimbulkan beberapa kewajiban yang harus
Dalam pasal 2 huruf (a), dijelaskan mengenai kewajiban kedua pihak untuk
memberikan jaminan perilindungan yang efektif terhadap Tenaga Kerja Indonesia aerta
hak mendapatkan bantuan hukum sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku
yang mengatur hak-hak dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yaitu Undang-
undang Nomor 39 Tahun 2004. Mengenai hak Tenaga Kerja Indonesia untuk
mendapatkan perlindungan hukum yang diatur dalam pasal 85 ayat (1) dan (2) yaitu:
(1) Dalam hal terjadi sengketa antara TKI dengan pelaksana penempatan TKI swasta
14
Phartiana, I Wayan .2002. Hukum Perjanjian Internasional Bagian 1. Bandung. Mandar Maju. Halaman 17-18
(2) Dalam hal penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai, maka salah satu atau
kedua belah pihak dapat meminta bantuan instansi yang bertanggung jawab
Selain itu terdapat ketentuan bagi pihak pertamah yaitu Arab Saudi dalam
memberikan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia dalam MoU tersebut pada pasal 3
yang terdapat pada perjanjian kerja antara majikan dengan tenaga kerja;
b) Memeriksa bahwa tenaga kerja Indoensia memegang arsip perjalanan, arsip data
diri, maupun arsip lain, terkecuali terdapat penyitaan dari pengadilan arab saudi,
c) Melakukan penerbitan yang sah terhadap kartu identitas setelah tenaga kerja
24 jam;
bentuk informasi tenaga kerja Indonesia yang melanggar hukum baik ditangkap,
15
Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di
Luar Negeri.
h) Memberikan fasilitas repatriasi tenaga kerja Indonesia dalam menyelesaikan
kontrak dan keadaan darurat maupun sesuai apa yang dibutuhkan seperti
dalam memberikan perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia yaitu terdapat pada
(a) Memberikan persyaratan kepada Tenaga Kerja Indonesia mengenai batas umur
(b) Menetapkan calon Tenaga Kerja Indonesia yang bebas dari catatan kriminal;
(c) Memberikan pelatihan kepada Tenaga Kerja Indoensia sesuai dengan kebutuhan
keahlian dalam kontrak pekerja, serta memberikan ilmu terkait budaya, adat, dan
(d) Memeriksa kembali persyaratan kesehatan Tenaga Kerja Indonesia sesuai dengan
(e) Memberikan fasilitas transportasi kepada Tenaga Kerja Indoensia yang akan
berangkat ke negara Arab saudi, tidak lebih dari satu bulan sejak tanggal
pelaksanaannya terdapat kendala karena perbedaan sistem hukum antara dua negara,
Negara Arab Saudi menggunakan sistem hukum islam yang mana hal ini berbeda
dengan sistem hukum Indonesia yang menggunakan sistem hukum barat. Negara
Indonesia berbagai melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah hukum tenaga kerja
Indonesia di Arab Saudi yaitu dengan pembayaran diyat, pengiriman surat kepada Raja
Arab Saudi, melayangkan nota diplomatik, meminta grasi untuk membebaskan tenaga
Namun dengan berbagai upaya yang telah dilakukan masih ada Tenaga Kerja
Indoensia yang tetap dieksekusi, seperti yang dilansir pada kompas.com terdapat 4
tenaga kerja Indonesia yang di eksekusi hukuman mati 16 hal ini menandakan bahwa
Kendala lainnya yaitu terletak pada penanganan yang mana dalam proses tersebut
Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Arab Saudi kurang mendapatkan perlindungan
secara hukum yang berlaku, hal ini diebabkan karena kesewenang-wenangan majikan
atau perusahaan tempatnya bekerja. Adanya sistem Kafala dan sistem Iqamah yaitu
sistem yang memperbolehkan majikan maupun perusahaan menahan paspor dan visa
milik pekerja Indonesia, yang pada akhirnya kekuasaan penuh pekerja dimiliki oleh
majikan atau perusahaan, tentunya hal ini juga tidak sesuai dengan kewajiban pihak
pertama yaitu Arab Saudi dalam MoU yang telah disepakati terlebih pada pasal 3 huruf
b. Karena adanya hal tersebut menyebabkan sulitnya Tenaga Kerja Indonesia untuk
penjatuhan hukuman itu diputuskan oleh pihak Arab Saudi. Seperti pada kasus Siti
Zaenab dan Karni, pihak pemerintah Indonesia sudah mengirimkan surat kepada Raja
Arab Saudi yang berisi agar kedua warga negara Indonesia tersebut tidak dijatuhi
hukuman mati, namun bukan pemerintah Arab Saudi yang memutuskan permohonan
tersebut diterima atau tidak tetapi dari pihak keluarga warga negara Arab Saudi yang
16
Kompas.com 2015, https://nasional.kompas.com/read/2018/10/31/12152651/sejak-2015-4-wni-dieksekusi-
mati-di-arab-saudi?page=all
menolak pengampunan tersebut.17 Jadi sebenarnya perlindungan terhadap tenaga kerja
bukan hanya upaya dari pemerintah saja, harus ada upaya dari diri sendiri tentang
bagaimana cara agar tidak terjadi permasalahan hukum, harus ada etika yang harus
dijaga. Karena kita tidak tahu secara pasti apa yang terjadi sebenarnya pada Tenaga
Kerja Indonesia tesebut pada saat bekerja di rumah majikan Arab Saudi. Pihak
pemerintah Indonesia dan Arab Saudi pada dasarnya hanya memfasilitasi seseorang
dari negara Indonesia yang ingin bekerja di negara Arab Saudi, selebih nya tergantung
Indonesia dengan Arab Saudi sudah sejak lama menjalin kerja sama bilateral, dan
Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang Tenaga Kerja terbesar ke Arab
Saudi. Tetapi sebelum moratorium ada keadaan Tenaga Kerja Indonesia yang berada di
Arab Saudi tidak diperhatikan, seperti contoh nya jam kerja yang tidak sesuai aturan,
upah yang tidak sesuai perjanjian, dan perlakuan yang kurang pantas dari majikan. Hal
walaupun adanya perjanjian dalam ruang lingkup internasional tetapi tetap didalam
perjanjian tersebut ada kepentingan yang dibutuhkan negara tersebut. Indonesia dengan
Arab Saudi memang memiliki hubungan bilateral maupun multilateral yang cukup baik,
tetapi beberapa waktu ini ada beberapa masalah yang ada terkait penempatan Tenaga
Kerja Indonesia di Arab Saudi, hal ini sedikit menganggu hubungan Indonesia dengan
Arab Saudi maka dari itu hal ini menjadi perhatian khusus pemerintah Indonesia agar
tidak menganggu jalan nya penyaluran Tenaga Kerja Indonesia ke Arab Saudi dan yang
17
Merdeka.com, 2015, https://www.merdeka.com/dunia/empat-upaya-pemerintah-indonesia-lindungi-wni-di-
arab.html?page=2
Di sisi negara Arab Saudi pun harus menindak tegas siapa saja yang
Arab Saudi, agar hal tersebut tidak terjadi lagi dan tidak menganggu segala aktifitas
ekonomi yang ada. Arab Saudi maupun Indonesia harus sama-sama membenahi aturan
yang ada dan menindak tegas siapa saja yang mencoba menganggu jalan nya aktifitas
yang dapat mengakibatkan hubungan bilateral maupun multilateral menjadi tidak baik.
yang didapati oleh Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Arab Saudi. Kekerasan
tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu faktor dari kepribadian seseorang
yang akan menjadi majikan di Arab Saudi (karena di berbagai negara, setiap warga
negara memiliki sifat atau kepribadian yang berbeda-beda) serta dapat dari faktor sifat
Tetapi tidak hanya itu saja, faktor yang dapat menimbulkan kekerasan terhadap
Tenaga Kerja Indonesia bisa saja berasal dari faktor internal, yaitu dari permasalahan
yang ada di Indonesia seperti contoh nya yaitu kurang nya pengawasan pemerintah
terhadap agen yang akan mengirimkan Tenaga Kerja Indonesia ke Arab Saudi karena
beberapa ada agen pemberangkatan yang tidak memiliki izin atau bisa dikatakan illegal,
maka dari itu pemerintahan Indonesia harus memiliki upaya untuk melindungi warga
Terlepas dari pengawasan yang dilakukan oleh pihak pemerintah Indonesia dan
pemerintah Arab Saudi, terdapat ILO yang mengawasi tenaga kerja secara
ketika melakukan pekerjaan mereka, seperti ketentuan jam kerja, upah yang
patuhan khusus nya yang tidak memiliki dasar hukum yang jelas.18
Setelah itu pada tahun 2011 telah diadakan pembahasan tentang moratorium agar
terhindar nya masalah yang didapatkan oleh pada Tenaga Kerja Indonesia dan sebagai
pengingat yang ditujukan kepada Arab Saudi agar lebih memperhatikan kelangsungan
hidup dan kesejahteraan Tenaga Kerja Indonesia yang berada disana. Berikut isi dari
domestic.
2. Perlunya komunikasi yang baik guna mengawasi Tenaga Kerja Indonesia dan
18
Arumsari, R.R, 2019, Peran Pemerintah Republik Indonesia Dalam Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) Sektor Informal Di Arab Saudi, Bandung, Global Political Studies Jurnal, hlm. 62
3. Memberikan pelayanan sepenuhnya terhadap Tenaga Kerja Indonesia serta
Dengan adanya aturan tersebut, seharusnya Indonesia dan Arab Saudi harus lebih
bijaksana lagi dalam mengatasi permasalahan ini. Harusnya mereka saling bekerja sama
karena antara Indonesia dengan Arab Saudi sama sama memberikan manfaat, contoh nya
Indonesia mengirimkan tenaga kerja yang dibutuhkan Arab Saudi dan Indonesia menerima
keuntungan berupa devisa, begitu sebaliknya banyak jamaah di Indonesia yang naik haji
dan itu menambahkan keuntungan bagi Arab Saudi dan masyarakat Indonesia mendapat
kemudahan pada saat ingin naik haji. Tetapi tetap dibalik itu harus ada aturan tegas yang
mengatur segala bentuk perjanjian internasional serta harus diawasi pelaksanaan nya.
VI. Penutup
A. Kesimpulan
Banyaknya penduduk Indonesia yang bekerja di luar negeri tersebut rentan akan
terjerat kasus hukum dalam negara yang ditempatinya, seperti pada negara arab saudi.
Pemerintah Indonesia pada tahun 2011 melakukan moratorium pengiriman tenaga kerja
migran Indonesia ke Arab Saudi karena upaya perlindungan yang sulit dilakukan serta
untuk menjalin hubungan kerjasama dan perlindungan tenaga kerja migran Indonesia
yang lebih baik, pemerintah Indonesia dan pemerintah Arab Saudi. Banyak Tenaga
Keja Indonesia di Arab Saudi yang terjerat hukum khususnya di sektor domestik,
sehingga kepercayaan masyarakat Arab Saudi terhadap tenaga kerja Indonesia menjadi
rendah.
B. Saran
negeri. Dengan hal ini diperlukan adanya hubungan kerjasama antara negara Indonesia
dengan negara yang bersangkutan untuk melindungi pekerja tersebut, seperti kerja sama
negara Indonesia dengan Arab Saudi. Meskipun telah diadakan kerjasama dan adanya
sampai saat ini masih terdapat beberapa tenaga kerja yang terjerat kasus hukum serta
tidak dapat menggunakan haknya. Maka dari itu alangkah baiknya untuk lebih
negeri, pengawasan tersebut dapat dilakukan bukan hanya oleh pemerintah saja namun
dapat dilakukan oleh badan khusus yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengawasi
Soekanto, Soerjono dan Mamudji, Sri, 2004, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, Jakarta, Raja Grafindo Persada.
Suryono, Edy. 1984. Praktek Ratifikasi Perjanjian Internasional Di Indonesia. Bandung.
Remadja Karya.
Tarigan, Jefri Porkonata. 2019. Pengesahan Perjanjian Internasional: Pendekatan Teoritis,
Komparatif, dan Praktik Pengujian Undang-undang. Depok. Rajawali Pers.
Jurnal
Arumsari, R. R. (2019). Peran Pemerintah Republik Indonesia Dalam Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) Sektor Informal Di Arab Saudi. Global Political Studies
Journal. Vol 3, No 1. Hal 52-72.
Khaitam, Widad Muhammad. 2014. Agreement the Placement and Protection of Indonesian
Domestic Workers Antara Republik Indonesia Dengan Arab Saudi Dalam
Perlindungan Hukum Terhadap TKI Di Arab Saudi. Kumpulan Jurnal Mahasiswa
Fakultas Hukum.
Kristina, Anita. 2012. Standarisasi Kompetensi sebagai upaya perlindungan TKI. Jurnal
Trunojoyo. Vol 6, No 2. Hal 102-115.
Muin, Fatkhul. 2015. Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia (Tinjauan
Terhadap UU Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia). Jurnal Cita Hukum, FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Vol.3
No.1.
Prativi, Dhiajeng Chinthya. 2019. Upaya Diplomasi Indonesia dalam Kasus Pembebasan
Pekerja Migran Indonesia Terpidana Hukum Pancung di Arab Saudi: Periode 2014-
2018. Journal of International Relations. Vol5, No 4. hal 592-598.
Shaleh, Ali Ismail, dan Raihana Nasution. 2020. Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Migran
Indonesia Di Arab Saudi Sebagai Negara Non Internasional Convention On The
Protection Of The Rights Of All Migrant Wokers And Members Of Their Families.
Jurnal Yustisiabel. Vol 4, No 1. Hal 27-39.
Artikel
BP2MI, 2012. bp2mi.go.id/statistik-detail/penempatan-per-tahun-per-negara-(2006-2012).
DETIK.com.2013. https://news.detik.com/berita/d-2286661/-bnp2tki-terima-12270-kasus-tki-
sejak-2011-terbanyak-arab-saudi.
Disnaker.bulelengkab.go.id.https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/artikel-masalah-sosial-
tentang-pengangguran
simulasikredit.com
Kompas.com,2015,https://nasional.kompas.com/read/2018/10/31/12152651/sejak-2015-4-
wni-dieksekusi-mati-di-arab-saudi?page=all
Merdeka.com,2015,https://www.merdeka.com/dunia/empat-upaya-pemerintah-indonesia-
lindungi-wni-di-arab.html?page=2