Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH f

“KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan

KELOMPOK 2
Dosen Pengampu : DR. Jamil, S.Pd., M.Si

Anggota Kelompok :

1) Aji Rizky Anandhito (P07220221002)


2) Chintia Nur Hezlina (P07220221013)
3) Kamila Azizah Rayhani (P07220221025)
4) Radina Syaidina Aliyah (P07220221035)
5) Trindesy (P07220221045)

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Kewarganegaraan Republik Indonesia” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang kewarganegaraan republik indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak DR. Jamil, S.Pd., M.Si selaku dosen
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini kepada kami
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni saat ini.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpatisipasi
dalam membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang akan diberikan kami nantikan demi kesempurnaan makalah yang telah
kami buat ini.

Samarinda, 25 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan kewarganegaraan sangatlah penting untuk dipelajari oleh semua kalangan.
Oleh sebab itu, pendidikan Nasional Indonesia menjadikan pendidikan kewarganegaraan
sebagai pelajaran pokok dalam lima status. Pertama, sebagai mata pelajaran di sekolah.
Kedua, sebagai mata kuliah di perguruan tinggi. Ketiga, sebagai salah satu cabang
pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru.
Keempat, sebagai program pendidikan politik yang dikemas dalam bentuk Penataran
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Penataran P4) atau sejenisnya yang
pernah dikelola oleh Pemerintah sebagai sutuan crash program. Kelima, sebagai kerangka
konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait Serta
kewarganegaraan merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu negara. Tanpa status
kewarganegaraan seorang warga negara tidak akan diakui oleh sebuah negara.

Kenyataan yang berlaku umum bahwa untuk berdirinya negara yang merdeka harus
dipenuhi beberapa unsur pembentuk. Unsur - unsur pembentuk tersebut ada yang bersifat
mutlak atau konstitutif, dan ada pula yang bersifat tambahan atau deklaratif. Unsur
pertama merupakan syarat mutlak, sehingga apabila unsur satu saja tidak ada, negara pun
tidak ada. Adapun unsur-unsur negara yang termasuk kategori ini, dalam rumusan
Konvensi Montevidio tahun 1933, terdiri atas tiga unsur penting, yakni rakyat, wilayah,
dan pemerintah yang berdaulat. Sementara unsur tambahan adalah pengakuan dari
negara-negara lain. Tanpa adanya wilayah yang pasti, tidak mungkin suatu negara dapat
berdiri, dan begitu pula adalah mustahil untuk menyatakan adanya negara tanpa rakyat
yang tetap. Di samping itu, meskipun kedua syarat wilayah (territory) dan rakyat telah
dipenuhi, apabila pemerintahannya bukan pemerintahan yang berdaulat yang bersifat
nasional, belumlah dapat dinamakan negara tersebut suatu negara yang merdeka. Rakyat
sebagai sekumpulan manusia yang hidup di suatu tempat yang dilawankan dengan
makhluk-makhluk lain yang hidup di dunia.
B. RUMUSAN MAKALAH
1. Apa pengertian kewarganegaraan republik indonesia?
2. Apa saja asas – asas dan unsur kewarganegaraan indonesia?
3. Apa hak dan kewajiban warga negara indonesia?
4. Bagaimana prinsip kewarganegaraan?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Agar para pembaca dan penulis mengerti tentang pendidikan kewarganegaraan.

D. MANFAAT
1. Bagi penulis :
a) Meningkatkan kemampuan dan pengalaman dalam membuat makalah ilmiah.
b) Memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Bagi Dosen :
a) Sebagai referensi pertimbangan penilaian mahasiswa.
b) Sebagai referensi bahan ajar kepada mahasiswa saat perkuliahan.
3. Bagi Mahasiswa :
a) Sebagai referensi pembelajaran dalam mata kuliah
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA


Sebagai negara yang bersumber hukum, Indonesia memiliki aturan hukum tersendiri
terkait masalah warga negara dan kewarganegaraan. Aturan tersebut tertuang dalam UU
Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia. Dalam UU
tersebut, dijelaskan bahwa yang dimaksud warga negara adalah warga suatu negara yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Yang menjadi warga negara
Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Sedangkan yang dimaksud dengan kewarganegaraan adalah segala ihwal yang
berhubungan dengan warga negara. Kewarganegaraan Republik Indonesia hanya dapat
diperoleh berdasarkan persyaratan yang ditentukan dalam UU Nomor 12 Tahun 2006.
Yang termasuk dalam warga negara dengan kewarganegaraan Republik Indonesia di
antaranya adalah:
1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain
sebelum UU No. 12 Tahun 2006 berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
Indonesian dan ibu warga negara asing.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing
dan ibu Warga Negara Indonesia.
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara
asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara
Indonesia.
8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing
yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan
pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun
atau belum kawin.
9. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir
tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
11. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya
tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
12. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang
ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat
anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan
13. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh


kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan, atau yang sering disebut
dengan proses naturalisasi. Adapun syarat-syarat pewarganegaraan Republik
Indonesia adalah:

1) Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.


2) Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau
paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut.
3) Sehat jasmani dan rohani.
4) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5) Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih.
6) Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda.
7) Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
8) Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

B. ASAS – ASAS DAN UNSUR KEWARGANEGARAAN INDONESIA


a) Asas kewarganegaraan
Ada dua macam sisi asas kewarganegaraan yaitu :
1. Dari sisi kelahiran : ius soli dan ius sanguinis
- Ius soli : pedoman kewarganegaraan yang berdasarkan tempat atau daerah
kelahiran
- Ius sanguinis : berdasarkan darah atau keturunan.
2. Dari sisi perkawinan : asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat serta
paradigma keluarga sebagai inti masyarakat yang tidak terpecah dan paradigma
kesamaan kedudukan suami-istri

b) Unsur kewarganegaraan
Unsur yang menentukan kewarganegaraan :
1. Unsur darah keturunan (Ius Sanguinis).
2. Unsur daerah tempat kelahiran (Ius Soli).

C. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA


Hak dan kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai pasal 34
UUD 1945. Beberapa hak warga negara Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
2. Hak membela negara
3. Hak berpendapat
4. Hak kebebasan memeluk agama
5. Hak mendapat pengajaran
6. Hak untuk mengembangkan dan memajukan budaya nasional Indonesia
7. Hak ekonomi untuk mendapatkan kesejahteraan sosial
8. Hak mendapat jaminan keadilan nasional

Sedangkan kewajiban warga negara Indonesia terhadap negara Indonesia adalah:

1. Kewajiban belajar (mendapat pengajaran)


2. Kewajiban membela negara
3. Kewajiban mempertahankan negara

D. PRINSIP KEWARGANEGARAAN
Mengenai kewarganegaraan ini biasanya ditentukan berdasarkan salah satu dari dua
prinsip, yaitu prinsip ‘ius soli’ atau prinsip ‘ius sanguinis’. Yang dimaksud dengan ‘ius
soli’ adalah prinsip yang mendasarkan diri pada pengertian hukum mengenai tanah
kelahiran, sedangkan ‘ius sanguinis’ mendasarkan diri pada prinsip hubungan darah.
Indonesia sendiri menganut prinsip ‘ius sanguinis’.
Berdasarkan prinsip ‘ius soli’ , seseorang yang dilahirkan di dalam wilayah hukum
suatu negara, secara hukum dianggap memiliki status kewarganegaraan dari negara
tempat kelahirannya itu. Negara Amerika Serikat dan kebanyakan negara di Eropa
termasuk menganut prinsip kewarganegaraan berdasarkan kelahiran ini, sehingga siapa
saja yang dilahirkan di negara-negara tersebut, secara otomatis diakui sebagai warga
negara. Oleh karena itu, sering terjadi warganegara Indonesia yang sedang bermukim di
negara-negara di luar negeri, misalnya karena sedang mengikuti pendidikan dan
sebagainya, melahirkan anak, maka status anaknya diakui oleh Pemerintah Amerika
Serikat sebagai warga negara Amerika Serikat. Padahal kedua orangtuanya
berkewarganegaraan Indonesia.
Dalam zaman keterbukaan seperti sekarang ini, kita menyaksikan banyak sekali
penduduk suatu negara yang berpergian keluar negeri, baik karena direncanakan dengan
sengaja ataupun tidak, dapat saja melahirkan anak-anak di luar negeri. Bahkan dapat pula
terjadi, karena alasan pelayanan medis yang lebih baik, orang sengaja melahirkan anak di
rumah sakit di luar negeri yang dapat lebih menjamin kesehatan dalam proses persalinan.
Dalam hal, negara tempat asal sesorang dengan negara tempat ia melahirkan atau
dilahirkan menganut sistem kewarganegaraan yang sama, tentu tidak akan menimbulkan
persoalan. Akan tetapi, apabila kedua negara yang bersangkutan memiliki sistem yang
berbeda, maka dapat terjadi keadaan yang menyebabkan seseorang menyandang status
dwi-kewarganegaraan (double citizenship) atau sebaliknya malah menjadi tidak
berkewarganegaraan sama sekali (stateless)
Berbeda dengan prinsip kelahiran itu, di beberapa negara, dianut prinsip ‘ius
sanguinis’ yang mendasarkan diri pada faktor pertalian seseorang dengan status orangtua
yang berhubungan darah dengannya. Apabila orangtuanya berkewarganegaraan suatu
negara, maka otomatis kewarganegaraan anak-anaknya dianggap sama dengan
kewarganegaraan orangtuanya itu. Akan tetapi, sekali lagi, dalam dinamika pergaulan
antar bangsa yang makin terbuka dewasa ini, kita tidak dapat lagi membatasi pergaulan
antar penduduk yang berbeda status kewarganegaraannya. Sering terjadi perkawinan
campuran yang melibatkan status kewarganegaraan yang berbeda-beda antara pasangan
suami dan istri. Terlepas dari perbedaan sistem kewarganegaraan yang dianut oleh
masing-masing negara asal pasangan suami-istri itu, hubungan hukum antara suami-istri
yang melangsungkan perkawinan campuran seperti itu selalu menimbulkan persoalan
berkenaan dengan status kewarganegaraan dari putra-putri mereka. Oleh karena itulah
diadakan pengaturan bahwa status kewarganegaraan itu ditentukan atas dasar kelahiran
atau melalui proses naturalisasi atau pewarganegaraan.
Dengan cara pertama, status kewarganegaraan seseorang ditentukan karena
kelahirannya. Siapa saja yang lahir dalam wilayah hukum suatu negara, terutama yang
menganut prinsip ‘ius soli’ sebagaimana dikemukakan di atas, maka yang bersangkutan
secara langsung mendapatkan status kewarganegaraan, kecuali apabila yang
bersangkutan ternyata menolak atau mengajukan permohonan sebaliknya.
Cara kedua untuk memperoleh status kewarganegaraan itu ditentukan melalui proses
pewarganegaraan (naturalisasi). Melalui proses pewarganegaraan itu, seseorang dapat
mengajukan permohonan kepada instansi yang berwenang, dan kemudian pejabat yang
bersangkutan dapat mengabulkan permohonan tersebut dan selanjutnya menetapkan
status yang bersangkutan menjadi warga negara yang sah.
BAB III

A. KESMPULAN

Kewarganegaraan adalah segala ihwal yang berhubungan dengan warga negara.


Kewarganegaraan Republik Indonesia hanya dapat diperoleh berdasarkan persyaratan yang
ditentukan dalam UU Nomor 12 Tahun 2006. Asas kewarganegaraan yaitu dari sisi kelahiran :
ius soli dan ius sanguinis sedangkan yang kedua dari sisi perkawinan. Unsur yang mengatur
kewarganegaraan yaitu ius sanguinis dan ius soli. Yang dimaksud dengan ‘ius soli’ adalah
prinsip yang mendasarkan diri pada pengertian hukum mengenai tanah kelahiran, sedangkan ‘ius
sanguinis’ mendasarkan diri pada prinsip hubungan darah. Indonesia sendiri menganut prinsip
‘ius sanguinis’.

B. SARAN

Kami berharap ilmu yang didapatkan dari makalah ini akan berguna bagi pembaca dan penulis
serta dapat menambah wawasan mengenai Kewarganegaraan RI dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/
1744390003/10MAKALAH_KEWARGANEGARAAN_NUR%20HAJIAH_1744390003.pdf
(diakses hari selasa, 25 januari 2022 pada pukul 13.50)

https://www.academia.edu/32044799/
WARGA_NEGARA_DAN_KEWARGANEGARAAN_REPUBLIK_INDONESIA ( diakses
hari selasa, 25 januari 2022 pada pukul 13.57)

Anda mungkin juga menyukai