DISUSUN OLEH
DOSEN PEMBIMBING:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Masalah dan
status kewarganegaraan di Indonesia” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ” Masalah dan status
kewarganegaraan di Indonesia” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Januar Eko Aryansah, S.IP.,
SH., M.Si selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami ketahui. Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang
membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu
menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam tugas kelompok ini kami memiliki tiga rumusan masalah, yaitu :
b) Sosial Makalah yang kami buat ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk
memberi pengetahuan tentang pentingnya sebuah kewarganegaraan dalam kehidupan
bernegara.
Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk memberi
pengetahuan dan wawasan agar kita dapat memahami dan mengetahui apa pengertian dari
kewarganegaraan, serta memberi pengetahuan tentang Masalah dan status kewarganegaraan
di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kewarganegaraan
3). Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang undangan dan atau berdasarkan
perjanjian pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi warga
negara Indonesia.
Definisi umum WNI ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Yang dimaksud dengan bangsa
Indonesia asli dalam hal ini ialah orang Indonesia yang menjadi WNI sejak lahir dan tidak
pernah menjadi WNA atas kemauan sendiri.
a. Setiap orang yang sudah menjadi WNI berdasarkan peraturan atau perjanjian Pemerintah
RI dengan negara lain sebelum berlakunya UU 12/2006.
b. Anak yang lahir dari perkawinan sah antar pasangan WNI.
c. Anak yang lahir dari perkawinan sah antar ayah WNI dan ibu WNA.
d. Anak yang lahir dari perkawinan sah antar ibu WNI dan ayah WNA.
e. Anak yang lahir dari perkawinan sah dari ibu WNI, tetapi ayahnya tanpa kewarganegaraan,
atau hukum di negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut.
f. Anak yang lahir dari perkawinan sah di mana ayahnya WNI tapi telah meninggal dunia,
dan lahirnya anak itu dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal. Tenggang
waktu tersebut diperlukan sebagai salah satu cara untuk membuktikan bahwa ia adalah anak
biologis dari sang almarhum ayah yang WNI.
g. Anak yang lahir di luar perkawinan sah dari ibu WNI.
h. Anak yang lahir di luar perkawinan sah dari ibu WNA namun diakui oleh ayah WNI
sebagai anaknya, sebelum anak itu berusia 18 tahun atau belum kawin. Pengakuannya harus
dibuktikan secara sah dengan penetapan pengadilan.
i. Anak yang lahir di wilayah RI, tapi pada waktu kelahirannya status kewarganegaraan kedua
orangtuanya tidak jelas.
j. Anak yang baru lahir dan ditemukan di wilayah RI, tapi tidak diketahui siapa kedua
orangtuanya (diterlantarkan).
k. Anak yang lahir di wilayah RI, tapi kedua orangtuanya tanpa kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya.
l. Anak yang lahir di luar wilayah negara RI dan kedua orangtuanya WNI, tapi kepadanya
diberikan kewarganegaraan setempat menurut ketentuan di negara tempat anak itu lahir.
m. Anak dari ayah / ibu WNA yang telah dikabulkan permohonannya menjadi WNI,
kemudian ayah / ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah / menyatakan janji
setia kepada NKRI.
Berbeda dengan aturan yang berlaku sebelumnya di Indonesia, UU 12/2006 telah mengakui
status kewarganegaraan ganda terbatas. Maksudnya ialah diperbolehkannya seorang anak
memiliki status WNI dan WNA sekaligus, namun setelah usia 18 tahun, atau
sudah kawin secara sah sebelum usia tersebut, maka ia harus memilih apakah akan menjadi
WNI atau WNA. Dalam uraian Pasal 4 di atas, yang boleh memiliki kewarganegaraan ganda
terbatas hanya butir c, g, h, l dan m.
Di samping itu, dengan tetap memperhatikan batasan usia dan status perkawinan pada pasal 4
di atas, Pasal 5 UU 12/2006 juga memberikan status kewarganegaraan ganda terbatas kepada:
a. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan sah namun belum berusia 18 tahun dan belum
kawin, tapi telah diakui secara sah oleh ayahnya yang WNA.
b. Anak WNI yang belum berusia 5 tahun yang diangkat secara sah (diadopsi) oleh WNA
berdasarkan penetapan pengadilan.
Secara umum, asas kewarganegaraan dapat dibedakan menjadi dua, yakni berdasarkan
kelahiran dan perkawinan. Berdasarkan kelahiran asas kewarganegaraan terdiri dari ius
sanguinis dan ius soli. Sedangkan berdasarkan perkawinan, asas kewarganegaraan terdiri dari
asas persamaan hukum dan persamaan derajat.
Setiap warga negara adalah sama kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan, tidak pilih
kasih. Gagasan tentang persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan sebenarnya
sudah ada sejak berabad yang lalu. Sikap WNI, WNA dan Pemerintah dalam Menjalankan
Tugas, Kewajiban dan Kewenangan.Khususnya di Indonesia bertitik tolak dari pendapat
bahwa Tiap negara hukum, sumber kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat. Sementara
hukum merupakan perwujudan rasa kesadaran hukum dari rakyat yang didasarkan kepada
persamaan derajat dan kedudukan antara warga negara dengan pemerintah atau
penguasa.Adapun tugas dan kewenangan warga negera dan pemerintah adalah sebagai
berikut :
1.Apatride
Apatride adalah adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan.
Contohnya : Anda warga negara A (ius soli) lahir di negara B (ius sanguinus) maka Anda
tidaklah menjadi warga negara A dan juga Anda tidak dapat menjadi warga negara B.
Dengan demikian Anda tidak mempunyai warga negara sama sekali.
2.Bipatride
Bipatride adalah seorang penduduk yang mempunyai dua kewarganegaraan sekaligus
(kewarganegaraan rangkap).
Contohnya : Anda keturunan bangsa B (ius sanguinus) lahir di bangsa B maka Anda
dianggap sebagai warga negara B akan tetapi negara A juga menganggap warga negaranya
karena berdasarkan tempat lahir Anda.
Untuk memahami masalah kewarganegaraan baik apatride maupun bipatride, maka perlu
juga dikaji tentang dua asas kewarganegaraan yaitu asas ius soli dan ius sanguinus. Mengapa
demikian? Karena negara yang menerapkan ius soli maupun ius sanguinus akan
menimbulkan apatride dan bipatride
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah kita mempelajari makalah ini dapat kita simpulkan bahwa kewarganegaraan
merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap warga negara.Ini dikarenakan bahwa
dengan pemahaman kewarganegaraan yang baik maka kehidupan berbangsa dan bernegara
akan menjadi tentram dan jelas.Dan kita sebagai warga negara yang bertanggung jawab
terhadap masyarakat, bangsa dan negara hendaknya kita berusaha untuk meningkatkan
pengamalan prinsip serta nilainilai luhur bangsa terutama memahami manusia yang pada
dasarnya memiliki harkat dan martabat yang sama sebagai mahluk ciptaan Tuhan,agar
tercipta suatu keadilan dalam kehidupan bernegara.