Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEWARGA NEGARAAN INDONESIA


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Kewarganegaraan
Dosen pengampuh: Elisabeth Rambu L.Days.S,Gz

Di Susun Oleh
KELOMPOK 3
MARLON UMBU GUSI KASEDU JENIFER ANGGRENI W HAPPU
FEBRIWANTO ADI RULI JOHAN WAHYU DIMU DEDE
FRITSENSIA LAMUNDE KORNELIA KULLA BULU
GOLGEMA BULU MAHI MINCE BULU
HERCE MONE MARIANA DUNGA

Poltekkes kemenkes kupang D-III keperawatan waikabubak


Tahun ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat TUHAN yang MAHA ESA yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul”KEWARGA NEGARAAN INDONESIA” ini tepat pada
waktunya.Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Dosen pada Mata kuliah KEWARGANEGARAAN. Selain itu,makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang KEWARGANEGARAAN
INDONESIA bagi para pembaca dan juga bagi penulis.Kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu ELISABETH RAMBU L. DAY, S.Gz, selaku dosen mata kuliah
kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu,kritik dan sarn yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Waikabubak,22 september 2021

Penulis

DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR………………………….………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………...…………4
B. RUMUSAN MASALAH……………………………… ..6
C. TUJUAN PEMBAHASAN………………………………8
BAB II PEMBAHASAN
A. WargaNegaraIndonesia………………………………10
B. Asaskewarganegaraan………………………...……12
C. Masalahstatuskewarganegaraan……………………14
D. Syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan ……16
E. Kehilangan kewarganegaraan …………………….18
F. Syarat memperoleh kembali kewarganegaraan ….20
G. Ketentuan dan pidana dalam kewarganegaraan RI
……….22
H. UU NO 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan………..24
I. UU NO 9 tahun 1992 tentang keiming
rahasiaan………..26
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………..28
B. SARAN…………………………………………………..30
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………32

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui,setiap suatu bangsa mempunyai sejarah
perjuangan dari pada orang-orang yang terdahulu yang dimana terdapat banyak
nilai-nilai nasionalisme,patriolis dan lain sebagainya yang pada saat itu mengikat
erat pada setiap jiwa warga negaranya. Seiring perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi yang makin pesat, nilai-nilai tersebut makin lama makin
hilang dari diri seseorang di dalam suatu bangsa, oleh karena itu perlu adanya
pembelajaran untuk mempertahankan nilai-nilai tersebut agar terus menyatu
dalam setiap warga Negara agar setiap warga Negara tahu hak dan kewajiban
dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Latar belakang diadakannya kewarganegaraan adalah bahwa semangat
perjuangan bangs yanga merupakan kekuatan mental spiritual telah melahirkan
kekuatan yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik, sedangkan dalam
menghadapi globalisasi untuk mengisi kemerdekaan kita memerlukan perjuangan
non fisik sesuai dengan bidang profesi masing-masing. Perjuangan ini di landasi
oleh nilai-nilai perjuangan bangsa sehingga kita atetap memiliki wawasan dan
kesadaran bernegara, sikap dan perilaku yang cinta tanah air dan mengutamakan
persatuan serta kesatuan bangsa dalam rangka bela Negara demi tetap utuh dan
tegaknya NKRI.
Kompetensi/kemampuan yang di harapkan dari pendidikan
kewarganegaraan adalah bahwa dengan pendidikan kewarganegaraan di
maksudkan agar kita memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela Negara
dan memiliki pola pikir,pola sikap dan prilaku sebagai pola tindak yang cinta
tanah air berdasarkan pancasila, semua itu diperlukan demi tetap utuh dan
tegaknya NKRI.

B.RUMUSAN MASALAH
A. Warga Negara Indonesia
B. Asas kewarganegaraan
C. Masalah status kewarganegaraan
D. Syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan
E. Kehilangan kewarganegaraan
F. Syarat memperoleh kembali kewarganegaraan
G. Ketentuan dan pidana dalam kewarganegaraan RI
H. UU NO 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan
I. UU NO 9 tahun 1992 tentang keiming rasiaan

C.TUJUAN
Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa
mengenai kewarganegaraan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.WARGA NEGARA INDONESIA


Seorang warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh
undang-undang(UU) sebagai warga Negara republic Indonesia. Kepada orang ini
akan diberikan kartu tanda penduduk , berdasarkan kabupaten atau (khusus DKI
Jakarta) provinsi,tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini
akan diberikan nomor identitas yang unik(nomor induk kependudukan,NIK)
apabila ia telah telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri dikantor
pemerintahan. Paspor diberikan sebagai bukti identitas yang bersangkutan dalam
tata hukum internasional.
Menurut para ahli, warga Indonesia adalah:
1. Menurut A.S.Hikam (2004)
Warga Negara adalah anggota dari suatu komonitas atau kelompok yang
membentuk suatu Negara
2. Menurut Koerniatmanto S
Warga Negara ialah anggota suatu Negara yang mempunyai kedudukan
khusus terhadap negaranya, memiliki hubungan hak dan kewajiban yang
sifatnya timbal-balik terhadap negaranya.
3. Menurut Ko Swaw Sik (1957)
Warga Negara ialah semua orang yang memiliki ikatan hukum dengan
suatru Negara.
4. Menurut Purwadarminta
Warga Negara ialah orang yang secara hukum merupakan anggota dari
suatu Negara.
5. Menurut Stanley E.Ptnord dan Etner F. Peliger
Warga Negara didefinisikan sebagai kajian yang berkaitan dengan tugas-
tugas pemerintahan,hak,dan kewajiban warga Negara.
6. Menurut Mr.Wiyanto Dwijo Hardjono
Warga Negara adalah keanggotaan seseorang dalam satuan politik spesifik
yang dengannya menopang hak dan untuk bisa performa dalam aktivitas-
aktivitas politik

B. ASAS KEWARGANEGARAAN
Secara umum, terdapat dua asas kewarganegaraan yang diharapkan oleh
suatu Negara.Dalam buku hukum kewarganegaraan republic Indonesia (2015), asa
kewarganegaraan tersebut meliputi:
a) Ius Sanguinis
Asas ius sanguinis atau “asas keturunan”, menetapkan
kewarganegaraan seseorang menurut keturunan atau pertalian
darah. Artinya,kewarganegaraan anak bergantung pada orang
tuanya meskipun anak tersebut lahir di Negara lain(bukan
kewarganegaraan orang tuanya). Misalkan,seorang anak dilahirkan
dinegara B yang menganut asas ius sanguinis,sedangkan orang
tuanya warga Negara A, maka anak tersebut tetap menjadi warga
Negara A. Contoh Negara dengan system asas kewarganegaraan
ius sanguinis antara lain:Belanda, Belgia, Bulgaria,Korea selatan,
Kroasia, Inggris, Irlandia, Islandia, India, Italia, Jepang, Jerman,
polandia, Portugal, Republik ceko, Rusia, Spanyol, dan Serbia.

b) Ius soli
Asas ius soli atau”asas tempat lahir”,menetapkan
kewarganegaraan seseorang menurut tempat kelahirannya. Artinya
kewarganegaraan anak diberikan jika anak tersebut lahir dinegara
yang menganut asas ius soli. Misalnya, seorang anak harus menjadi
warga Negara B, meskipun orang tuanya warga Negara A. Contoh
Negara dengan system asas kewarganegaraan iua soli:Argentina,
Amerika serikat, Brasil, Bangladesh, Kanada, Kamboja, Kolombia,
Kosta rika, Panama, Peru, Pakistan, Paruguai, Grenada, Guatemala,
dan Guyana.

MASALAH ASAS KEWARGANEGARAAN


Sebenarnya, keberadaan kedua asas kewarganegaraan tersebut kerap kali
menimbulkan masalah. Hal ini karena ada Negara yang menganut asas ius
sanguinis dan ada pula Negara yang menganut asas ius soli. Sehingga kerap
muncul masalah bipatride, multipatride, bahkan apatride.
 Bipatride Adalah seseorang yang memiliki dua asas
kewarganegaraan(kewarganegaraan ganda).
 Multipatride Adalah seseorang yang memiliki dua atau lebih
kewarganegaraan.
 Apatride Adalah seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan.

C. MASALAH STATUS KEWARGANEGARAAN


Status kewarganegaraan itu berkaitan dengan 2 asas yaitu asas ius soli dan
asas ius sanguinis. Asas ius soli (x) adalah asas kewarganegaraan berdasarkan
tempat lahir . Asas ius sanguinis adalah (y) adalah asas kewarganegaraan tempat
kelahiran orang tua. Ada dua masalah yakni tidak memiliki kewarganegaraan
rangkap (apatride) dan memiliki kewarganegaraan rangkap (bipatride). Tidak
memiliki kewarganegaraan apabila seseorang lahir di Negara Y yang menganut
asas ius sanguinis dan orang tuanya berasal dari Negara X yang menganut asas ius
soli. Memiliki kewarganegaraan rangkap apabila seseorang lahir di Negara X ysng
menganut asas ius soli dan orang tuanya berasal dari Negara Y yang menganut
asas ius sanguinis.

D. SYARAT DAN TATA CARA MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN


1. Syarat memperoleh kewarganegaraan
Berdasarkan ketentuan pasal 9 UU kewarganegaraan, syarat-syarat yang
harus dipenuhi untuk memperoleh kewarganegaraan Indonesia adalah sebagai
berikut:
a) Telah berusia 18 tahunatau sudah kawin
b) Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal diwilayah
Negara republic Indonesia paling singkat 5(lima) tahun berturut-
turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
c) Sehat jasmani dan rohani.
d) Dapat berbahasa Indonesia sera mengakui dasar Negara pancasila dan
undan-undang dasar Negara republic Indonesia tahun 1945.
e) Tidak pernah di jatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 1(satu) tahun atau lebih.
f) Jika dengan memperoleh kewarganegaraan republic Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda.
g) Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
Membayar uang pewarganegaraan ke kas Negara.

b.Tata cara memperoleh kewarganegaraan


a) Permohonan pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara
tertulis dalam bahasa Indonesia diatas kertas bermeterai cukup kepada
presiden melalui menteri.
b) Menteri meneruskan permohonan kepada priseden dalam waktu paling
lambat 3(tiga) bulan sejak tanggal permohonan diterima.
c) Presiden mengabulkan atau menolak permohonan pewarganegaraan.
d) Keputusan presiden ditetapkan paling lambat 3(tiga) bulan sejak
permohonan diterima oleh menteri dan diberitahukan 14 hari sejak
keputusan presiden ditetapkan.
e) Paling lambat 3(tiga) bulan terhitung sejak keputusan presiden dikirim
kepada pemohon, pejabat memanggil pemohon untuk mengucapkan
sumpah atau menyatakan janji setia.
f) Pemohon kemudian dipanggil sesuai waktu yang ditentukan untuk
mengucapkan sumpah dan janji setia dihadapan pejabat dan dihadiri 2
orang saksi.
g) Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia, pemohon wajib
mengembalikan dokumen atau surat-surat dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari sejak tanggal pengucapan sumpah.
h) Setelah berita acara pengucapan sumpah dan janji setia diterima, menteri
mengumumkan nama orang yang telah memperoleh kewarganegaraan
republic Indonesia dalam berita Negara republic Indonesia.

E. KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN
Seorang warga Indonesia bisa saja kehilangan status
kewarganegaraannya. Ada berbagai hal yang membuat status kewarganegaraan
tersebut tidak diakui lagi menurut UU Nomor 12 Tahun 2006, yaitu:
a) Mendapatkan kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri , tidak
menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain.
b) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh presiden atas kemauannya
sendiri, dengan ketentuan : telah berusia 18 tahun dan bertempat tinggal
diluar negeri.
c) Masuk kedalam dinas tentara asing tanpa disertai izin dari presiden.
d) Masuk dalam dinas Negara asing atas kemauan sendiri, dan jabatan
tersebut di indonesia hanya bisa dijabat oleh warga Negara Indonesia.
e) Bersumpah atau menyatakan janji setia kepada Negara asing atau bagian
dari Negara asing tersebut atas dasar kemauan sendiri.
f) Ikut dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu
Negara asing, meskipun tidak diwajibkan keikutsertaannya.
g) Memilik paspor atau surat yang bersifat paspor dari Negara asing atau
surat dari yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih
berlaku dari Negara lain atas namanya.
h) Menetap diluar wilayah Negara republic Indonesia selama 5 tahun terus
menerus bukan dalam rangka dinas Negara, tanpa alasan yang sah, dan
dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga
Negara Indonesia sebelum jangka waktu lima tahun tersebut berakhir, dan
setiap lima tahun berikutnya yang bersangkutan tetap tidak mengajukan
pernyataan ingin menjadi warga Negara Indonesia kepada perwakilan
Indonesia, meskipun telah diberi pemberitahuan secara tertulis.

F. SYARAT MEMPEROLEH KEMBALI KEWARGANEGARAAN


a) Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin.
b) Pada saat mengajukan permohonan,telah tinggal di Indonesia selama 5
tahun berturut turut atrau 10 tahun tidak berturut turut.
c) Sehat jasmani dan rohani
d) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara pancasila dan
UUD 1945.
e) Tidak pernah dijatuhi hukum pidana / atau penjara.
f) Status kewarganegaraan dari Negara lain harus dilepas.
g) Mempunyai pekerjaan atau memiliki penghasilan tetap.
h) Membayar uang /atau biaya kewarganegaraan ke kas Negara.

G. KETENTUAN DAN PIDANA DALAM KEWARGANEGARAAN RI


Katentuan pidana memuat rumusan yang menyatakan penjatuhan pidana
atas pelanggaran terhadap ketentuan yang berisi norma larangan atau perintah.
Dalam menentukan lamanya pidana atau banyaknya denda perlu dipertimbangkan
mengenai dampak yang ditimbulkan oleh tindak pidana dalam masyarakat serta
unsur kesalahan pelaku.
Yang menjadi ketentuan pidana adalah:
1. Pejabat yang karena kelainannya melaksanakan tugan dan kewajibannya
sebagaimana ditemukan dalam undanmg-undang ini sehingga
mengakibatkan seseorang kehilangan hak untuk memperoleh atau
memperoleh kembali dan kehilangan kewarganegaraan republic Indonesia
di pidana dengan pidana penjara paling lama 1 tahun.
2. Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat I dilakukan
karena kesengajaan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun.
3. Setiap orang dengan sengaja memberikan keterangan palsu, termasuk
keterangan diatas sumpah, membuat surat atau dokumen palsu,
memalsukan surat atau dokumen dengan maksud untuk memakai atau
menyuruh memakai keterangan surat atau dokumen yang dipalsukan untuk
memperoleh kembali kewarganegaraan republic Indonesia di pidana
dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun paling lama 4 tahun dan
denda paling sedikit 250.000.000,00 dan paling banyak 1,000.000.000,00.
4. Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan keterangan palsu,
termasuk keterangan diatas sumpah, membuat surat atau dokumen palsu,
memalsukan surat atau dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 4
tahun.
5. Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 dilakukan
korporasi, pengenaan pidana dijatuhkan kepada korporasi dan pengurus
yang bertindak untuk dan nama korporasi.
6. Korporasi sebagaimana di maksud pada ayat 1 dipidana dengan pidana
denda paling sedikit Rp.1.000.000.000,00 dan paling banyak
Rp.5.000.000.000,00 dan dicabut usahanya.
7. Pengurus korporasi sebaimana dimaksud pada ayat 1 di pidana dengan
pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun dan denda
paling sedikit Rp.1.000.000.000,00 dan paling banyak
Rp.5.000.000.000,00.

H. UU NO 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN


UU NO 12 Tahun 2006 dalam UU ini yang dimaksud warga Negara
Negara Indonesia adalah:
1. Setiap orang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau
berdasarkan perjanjian pemerintah republic Indonesia dengan Negara lain
sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi warga Negara
Indonesia.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
warga Negara Indonesia.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga Negara
asing dan ibu warga Negara Indonesia.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga Negara
Indonesia dan ibu warga Negara asing.
5. Anak yang lahir dari perkawinan sah dari seorang ibu warga Negara
Indonesia, tetapi ayahnya tidak ,mempunyai kewarganegaraan atau hukum
Negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut.
6. Anak yang lahir tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga Negara
Indonesia.
7. Anak yang lahir diluarkan perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
Negara Indonesia.
8. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
Negara asing yang diakui oleh seorang ayah warga negaarta Indonesia
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut usia
18 (delapan belas) tahun atau belum kawin.
9. Anak yang lahir diwilayah Negara republic Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
10. Anak yang baru lahir yang ditemukan diwilayah Negara republic
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak ketahui.
11. Anak yang lahir diwilayah Negara republic Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya.
12. Anak yang dilahirkan diluar wilayah Negara republic indonesiadari
seorang ayah dan ibu warga Negara Negara Indonesia yang karena
ketentuan dari Negara tempat anak tersebut anak tersebut dilahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
13. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudianb ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

I. UU NO 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAAN


Menetapkan UNDANG-UNDANG KEIMIGRASIAN. Dalam Undang-
Undang ini yang dimaksud dengan keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintaS orang
yang masuk atau keluar wilayah Negara republic Indonesia dan pengawasan orang
asing diwilayah Negara republic Indonesia.

UNDANG-UNDANG TENTANG KEIMIGRASIAN


1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang keimigrasian sudah tidak
memadai lagi untuk memenuhi berbagai perkembangan kebutuhan
pengaturan, pelayanan, dan pengawasan di bidang keimigrasian sehingga
perlu di cabut dan di ganti dengan undang-undang baru yang lebih
komprehensif serta mampu menjawab tantangan yang ada.
2. Dasar Hukum Undang-Undang ini adalah : Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 5 ayat (1), PasaL 20, Pasal 26 ayat
(2), dan Pasal 28 ayat (1).
3. Dalam Undang-Undang ini di atur tentang : pelaksanaan fungsi
keimigrasian ; masuk dan keluar wilayah Indonesia ; dokumen perjalanan
republic Indonesia ; visa, tanda masuk, dan izin tinggal ; pengawasan
keimigrasian ; tindakan administrative keimigrasian ; rumah detensi
imigrasi dan ruang detensi imigrasi pencegahan dan penangkalan ;
penyedikan ; ketentuan pidana ; dan biaya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Warga Negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi
merupakan anggota dari suatu Negara tertentu. Mereka memberikan kesetiaannya
pada Negara itu, menerima perlindungan darinya, serta menikmati hak untuk ikut
serta dalam proses politik. Mereka mempunyai hubungan secara hukum yang
tidak terputus dengan negaranya meskipun yang bersangkutan telah didomisili
diluar negeri, asalkan ia tidak memutuskan kewarganegaraannya.
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki
pertalian hukum serta tunduk pada hukum Negara yang bersangkutan.
Kewarganegaraan menghasilkan akibat hukum yaitu adanya hak dan kewajiban
warga Negara maupun Negara. Di samping itu akibat hukum yang lain adalah
bahwa orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan
atau kewenangan Negara lain. Negara lain juga tidak berhak memperlakukan
kaidah-kaidah hukum pada orang yang bukan warga negaranya
Asas ius adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
menurut daerah atau Negara tempat dimana orang tersebut dilahirkan. Asas ius
soli disebut juga asas daerah kelahiran. Sedang asas ius sanguinis ialah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang menurut pertalian daerah atau keturunan
dari orang yang bersangkutan.
Asas ius soli dan asas ius sanguinis dianggap sebagai asas yang utama
dalam menentukan status hukum kewarganegaraan. Pada sekarang ini umumnya
Negara menganut kedua asas tersebut secara simultan .
Negara – Negara imigran yaitu Negara yang sebagian besar warganya
merupakan kaum pendatang atau cenderung di datangi orang asing, maka
kecenderungannya menggunakan asas ius soli sebagai asas kewarganegaraannya.
Sebaliknya Negara-negara emigrant yaitu Negara yang warganya
cenderung keluar dari Negara, maka kecenderungannya lebih menggunakan asas
ius sanguinis. Penetuan asas kewarganegaraan yang berbeda-beda pada setiap
warga Negara dapat ,menimbulkan masalah kewarganegaraan bagi seorang warga.
Masalah kewarganegaraan tersebut adalah timbulnya apatride dan bipatride.

B. SARAN
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apa bila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan,silahkan
sampaikan kepada kami.Apa bila terdapat kesalahan mohon dapat
dimaafkan,Sekian dan Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

 Bambang S. Sulasmono. 2006. Pendidikan kewarganegaraan . FKIP UKSW


Salatiga
 Dwi Winarno. 2006. Paradigma Baru pendidikan kewarganegaraan. Jakarta. Bumi
Aksara
 Winarno. 2009. Kewarganegaraan Indonesia Dari Sosiologi Menuju Yuridis.
Bandung Alfa Beta
 Gultom (Ed). 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan
 Kewarganegaraan dan Demokrasi jurusan Studi PPKN-FKIP-UKSW Salatiga
 Hestu Cipto Handoyo. 2003. Hukum Tata Negara , Kewarganegaraan dan Hak
Asasi Manusia
 Universitas Atma Jaya Yogyakarta`

Anda mungkin juga menyukai