Disusun oleh :
-Asyifa nanda farihah
-Balqis umairah
-Ci Risda Febriya
-Cut Athiyaah Nadia Calysta
-Cut Munawarah alga
Pendidikan kewarganegaraan
Kelompok 1
Kata pengantar
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja & puji syukur atas rahmat & ridho
Allah SWT ,karena tanpa Rahmat & Ridhonya. Kita dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan selesai tepat dengan waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Fitri Novita Samosir
selaku guru Otomatisasi Pendidikan Kewarganegaraan yang membimbing kami
dalam pengerjaan tugas makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan
tentang HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA .
Penuyusun
1. bangsa
adalah orang-orang yang memiliki kesamaan keturunan, asal, sejarah, dan
bahasa. Sementara itu, negara adalah kelompok sosial yang menduduki
wilayah atau daerah tertentu yang membentuk suatu organisasi di bawah
lembaga politik dan pemerintahan.
3. Asas Kewarganegaraan
Secara umum, asas kewarganegaraan dapat dibedakan menjadi dua, yakni
berdasarkan kelahiran dan perkawinan. Berdasarkan kelahiran asas
kewarganegaraan terdiri dari ius sanguinis dan ius soli. Sedangkan
berdasarkan perkawinan, asas kewarganegaraan terdiri dari asas
persamaan hukum dan persamaan derajat.
Status bipatride dapat terjadi apabila seorang anak lahir di negara Amerika
Serikat yang menganut asas ius soli, sementara orangtuanya adalah warga
negara RRC yang menganut asas ius sanguinis. Maka anak tersebut akan
menjadi warga negara Amerika Serikat dan juga RRC.
Sedangkan, status apatride bisa saja terjadi apabila seorang anak lahir di
negara RRC yang menganut asas ius sanguinis, sementara orangtuanya
berkewarganegaraan Amerika Serikat yang menganut asas ius soli.
Kondisi ini merupakan kebalikan dari bipatride.
1. masalah apatride ( tidak berkewarganegaraan ). dengan demikian
apatride ini mengakibatkan seseorang tidak akan mendapat perlindungan
dari negara manapun juga
– Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara
berhak atas
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
– Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi :
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
– Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya
pembelaan negara”.
– Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan :
– Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal
30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
Kewajiban Warga Negara Indonesia :
– Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi :
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
– Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya
pembelaan negara”.
– Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan :
– Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal
30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
• Pasal 27 ayat (3): Setiap warga negara berkewajiban untuk ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.
• Pasal 28J ayat (1): Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia
orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
• Pasal 28J ayat (2): Dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap
orang wajib tunduk pada kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.
• Pasal 30 ayat (1): Setiap warga negara berkewajiban untuk ikut serta
dalam usaha pertahanan serta keamanan negara.
Hak asasi manusia mencakup hak sipil dan politik, seperti hak untuk
hidup, kebebasan dan kebebasan berekspresi. Selain itu, ada juga hak
sosial, budaya dan hak atas pendidikan, termasuk hak untuk berpartisipasi
dalam budaya, hak atas pangan, hak untuk bekerja dan hak atas
pendidikan.
Hak asasi manusia dilindungi dan didukung oleh hukum dan perjanjian
internasional dan nasional.
deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) adalah dasar dari sistem
internasional untuk perlindungan hak asasi manusia. Deklarasi tersebut
diadopsi oleh Sidang Umum PBB pada 10 Desember 1948, untuk
melarang kengerian Perang Dunia II agar tidak berlanjut. 30 pasal UDHR
menetapkan hak sipil, politik, sosial, ekonomi dan budaya semua orang.
Ini adalah visi martabat manusia yang melampaui batas dan otoritas politik
dan membuat pemerintah berkomitmen untuk menghormati hak-hak dasar
setiap orang. UDHR adalah pedoman di seluruh pekerjaan Amnesty
International.
Hak asasi manusia tidak dapat dicabut: Anda tidak dapat kehilangan hak-
hak ini, sama seperti Anda berhenti menjadi manusia.
Hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan: tidak ada yang dapat diambil
karena hak tersebut “kurang penting” atau “tidak esensial”.
Hak asasi manusia saling mendukung: bersama-sama hak asasi manusia
membentuk struktur yang saling melengkapi . Misalnya, kesempatan Anda
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan lokal secara langsung
mengandalkan hak Anda atas kebebasan bereks, untuk berserikat, atas
pendidikan, dan bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Hak Asasi Manusia adalah cerminan dari kebutuhan dasar hidup. Tanpa
hak asasi manusia seseorang tidak dapat menjalani kehidupan yang
bermartabat. Melanggar hak seseorang untuk memperlakukan orang
tersebut seolah-olah dia bukan manusia. Mempromosikan hak asasi
manusia berarti menuntut agar martabat manusia semua orang.
Dalam menuntut hak-hak ini, setiap orang juga bertanggung jawab:
menghormati hak orang lain dan mendukung serta melindungi yang
haknya dilanggar atau ditolak. Dengan mengambil tanggung jawab ini
Anda menunjukkan solidaritas dengan semua orang lain.
Kerangka Hak Asasi Manusia
Sepanjang sejarah, masyarakat telah mengembangkan sistem keadilan,
seperti Magna Carta (1215) atau Deklarasi Hak Asasi Manusia Prancis.
Namun tidak dari instrumen prekursor hak asasi manusia ini yang
mencerminkan konsep fundamental bahwa setiap orang berhak atas hak
tertentu hanya demi kemanusiaan mereka. Pada abad kesembilan belas,
Konvensi Jenewa meletakkan dasar bagi hukum humaniter internasional
dan Organisasi Perburuhan Internasional membuat konvensi untuk
melindungi pekerja.
Hak untuk semua anggota keluarga manusia pertama kali ditetapkan dalam
deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR), salah satu inisiatif
pertama dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang baru dibentuk. Ketiga
puluh pasal ini bersama-sama membentuk pernyataan yang komprehensif,
dengan hak ekonomi, sosial, budaya, politik, dan sipil. deklarasi ini
bersifat universal (berlaku untuk orang-orang di seluruh dunia) dan tidak
terpisahkan (semua hak sama pentingnya untuk realisasi kemanusiaan
seseorang).
Sejak diadopsi pada tahun 1948, Deklarasi Universal telah menjadi dasar
bagi dua puluh perjanjian utama hak asasi manusia. Bersama-sama ini
membentuk kerangka HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh
Eleanor Roosevelt dan secara resmi disebut “Universal Decralation of
Human Rights”.
Universal Decralation of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang
mempunyai:
Hak untuk hidup
Kemerdekaan dan keamanan badan
Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum
Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana
Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara
Hak untuk mendapat hak milik atas benda
Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
Hak untuk bebas memeluk agama
Hak untuk mendapat pekerjaan
Hak untuk berdagang
Hak untuk mendapatkan pendidikan
Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat
Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.