Anda di halaman 1dari 15

Kd.3.

11 hak dan kewajiban

Disusun oleh :
-Asyifa nanda farihah
-Balqis umairah
-Ci Risda Febriya
-Cut Athiyaah Nadia Calysta
-Cut Munawarah alga

Pendidikan kewarganegaraan
Kelompok 1
Kata pengantar

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja & puji syukur atas rahmat & ridho
Allah SWT ,karena tanpa Rahmat & Ridhonya. Kita dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan selesai tepat dengan waktunya.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Fitri Novita Samosir
selaku guru Otomatisasi Pendidikan Kewarganegaraan yang membimbing kami
dalam pengerjaan tugas makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan
tentang HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA .

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum


kami ketahui . Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman
maupun guru pembimbing mata pelajaran PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN Demi tercapainya makalah yang sempurna .

Banda Aceh , 24 SEPTEMBER 2022

Penuyusun
1. bangsa
adalah orang-orang yang memiliki kesamaan keturunan, asal, sejarah, dan
bahasa. Sementara itu, negara adalah kelompok sosial yang menduduki
wilayah atau daerah tertentu yang membentuk suatu organisasi di bawah
lembaga politik dan pemerintahan.

2. penduduk dan warga negara


memiliki arti yang berbeda, merujuk Undang-undang No. 12 tahun 2006
tentang Kewarganegaraan. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai
perbedaan keduanya, mari memahami pengertian antara penduduk dan
warga negara. Pengertian Penduduk Penduduk secara istilah merujuk pada
setiap orang yang bertempat tinggal pada sebuah negara. Pasal 26 UUD
1945 menyebut penduduk sebagai warga negara Indonesia dan Warga
Negara Asing (WNA) yang bertempat tinggal di Indonesia. Sedangkan
Buku Paket Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA kelas X
(2017) mengelompokkan penduduk menjadi dua, yakni penduduk dan
bukan penduduk. Penduduk merupakan masyarakat yang bertempat
tinggal dan menetap di wilayah negara Indonesia. Sedangkan bukan
penduduk adalah warga negara asing yang bertempat tinggal di wilayah
Indonesia namun tidak berencana menetap. Ringkasnya, seseorang yang
bertempat tinggal di wilayah Indonesia otomatis merupakan penduduk
Indonesia, terlepas dari jenis kewarganegaraannya. Pengertian Warga
Negara Pasal 26 UUD 1945 menyebut warga negara sebagai orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan undang-
undang sebagai warga negara. Jadi, kunci warga negara adalah disahkan
dan ditetapkan melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan menurut Pasal 4 UU No 12 tahun 2006, terdapat beberapa
kondisi di mana seseorang disebut sebagai Warga Negara Indonesia
(WNI). Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi
WNI. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.
Anak yang lehir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu
warga negara asing (WNA), dan sebaliknya. Anak yang lahir dari
perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak memiliki
kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan
kewarganegaraan epada anak tersebut. Anak yang lahir dalam tenggang
waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang
sah, dan ayahnya itu seorang WNI. Anak yang lahir di luar perkawinan
yang sah dari ibu WNI. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari
ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan
pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau
belum kawin. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang
pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui. Anak yang lahir di
wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya. Anak
yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu
WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan. Anak dari
seorang ayah dan ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

3. Asas Kewarganegaraan
Secara umum, asas kewarganegaraan dapat dibedakan menjadi dua, yakni
berdasarkan kelahiran dan perkawinan. Berdasarkan kelahiran asas
kewarganegaraan terdiri dari ius sanguinis dan ius soli. Sedangkan
berdasarkan perkawinan, asas kewarganegaraan terdiri dari asas
persamaan hukum dan persamaan derajat.

A. Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Kelahiran


1. Asas Ius Sanguinis
Asas ius sanguinis bisa disebut juga dengan asas hubungan darah atau
keturunan. Asas ini menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
kewarganegaraan orangtuanya.

Contohnya seorang anak lahir di negara X yang menganut asas ius


sanguinis, sedangkan orang tuanya merupakan warga negara Y yang
menganut asas lain, maka anak tersebut menjadi warga negara Y. Contoh
negara yang menganut asas ius sanguinis adalah RRC.

2. Asas Ius Soli


Asas ius soli atau disebut juga asas tempat atau daerah kelahiran adalah
asas yang menetapkan kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat
atau daerah orang tersebut dilahirkan.

Contohnya apabila seorang anak lahir di negara X, maka secara otomatis


menjadi warga negara X walaupun orang tuanya merupakan warga negara
Y. Beberapa negara yang menganut asas ius soli antara lain Amerika
Serikat, Kanada, Kamboja, Pakistan, dan Brazil.

B. Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Perkawinan


1. Asas Persamaan Hukum
Asas persamaan hukum adalah asas yang memandang bahwa suami istri
merupakan keluarga yang saling terikat satu sama lain, sehingga
diusahakan status kewarganegaraan keduanya sama.

2. Asas Persamaan Derajat


Asas persamaan derajat adalah asas yang memandang bahwa perkawinan
tidak menjadikan ketundukan salah satu pihak terhadap hukum yang lain.
Artinya, baik suami maupun istri diberikan kebebasan untuk menentukan
status kewarganegaraan mereka masing-masing.

Di Indonesia, asas kewarganegaraan telah diatur dalam Undang-undang.


Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2006, asas kewarganegaraan Indonesia
terdiri dari ius sanguinis, ius soli, tunggal, dan ganda terbatas. Berikut
penjelasannya:

1. Asas Ius Sanguinis


Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan
negara tempat kelahiran.

2. Asas Ius Soli


Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang
diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang ini.

3. Asas Kewarganegaraan Tunggal


Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.

4. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas


Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang ini.

Perbedaan asas yang digunakan dalam menentukan kewarganegaraan


memungkin seseorang memiliki kewarganegaraan ganda (bipatride) atau
bahkan tidak memiliki kewarganegaraan (apatride).

Status bipatride dapat terjadi apabila seorang anak lahir di negara Amerika
Serikat yang menganut asas ius soli, sementara orangtuanya adalah warga
negara RRC yang menganut asas ius sanguinis. Maka anak tersebut akan
menjadi warga negara Amerika Serikat dan juga RRC.

Sedangkan, status apatride bisa saja terjadi apabila seorang anak lahir di
negara RRC yang menganut asas ius sanguinis, sementara orangtuanya
berkewarganegaraan Amerika Serikat yang menganut asas ius soli.
Kondisi ini merupakan kebalikan dari bipatride.
1. masalah apatride ( tidak berkewarganegaraan ). dengan demikian
apatride ini mengakibatkan seseorang tidak akan mendapat perlindungan
dari negara manapun juga

2. masalah bipatride ( berkewarganegaraan ganda ) dengan demikian


ketidakpastian status orang yang bersangkutan dan kerumitan administrasi
tentang kewarganegaraan tersebut

3. masalah multipatride ( lebih dari dua berkewarganegaraan )

Hak Warga Negara Indonesia :

– Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara
berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat


2).

– Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak


untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.”(pasal 28A).

– Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui


perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).

– Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan


hidup, tumbuh, dan Berkembang”

– Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan


dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi

meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal


28C ayat 1)

– Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara


kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C
ayat 2).

– Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang


adil serta

perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).


– Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk
tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak
untuk tidak diperbudak,

hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).

Kewajiban Warga Negara Indonesia :

– Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi :

segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan


pemerintahan

dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.

– Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945

menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya

pembelaan negara”.

– Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan :

Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain

– Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-


undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.”

– Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal
30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
Kewajiban Warga Negara Indonesia :

– Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi :

segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan


pemerintahan

dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.

– Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945

menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya

pembelaan negara”.

– Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan :

Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain

– Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-


undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.”

– Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal
30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”

Kewajiban Warga Negara Berdasarkan Pancasila


• Berdasarkan Sila Kesatu, "Ketuhanan yang Maha Esa."

a. Setiap warga negara wajib memberikan orang lain kebebasan dalam


memilih agama dan kepercayaannya.
b. Setiap warga negara wajib memberikan kebebasan orang lain untuk
beribadah.
c. Kita wajib menghormati kepercayaan agama lain.
• Berdasarkan Sila Kedua Pancasila, "Kemanusiaan yang adil dan
beradab."

Setiap warga negara wajib menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan


tenggang rasa.

• Berdasarkan Sila Ketiga Pancasila,"Persatuan Indonesia."

Sebagai warga negara wajib ikut serta dalam bela negara.

• Sila Keempat Pancasila, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

a. Setiap warga negara wajib mengikuti kegiatan gotong royong di


masyarakat.
b. Wajib mengikuti kegiatan negara dalam rangka mewujudkan keadilan
sosial.

• Berdasarkan Sila Kelima Pancasila, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat


Indonesia.”

a. Setiap warga negara wajib mengikuti kegiatan gotong royong di


masyarakat.
b. Wajib mengikuti kegiatan negara dalam rangka mewujudkan keadilan
sosial.

Kewajiban Warga Negara Berdasarkan UUD 1945


• Pasal 27 ayat (1): Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum
pemerintahan setiap warga negara berkewajiban menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

• Pasal 27 ayat (3): Setiap warga negara berkewajiban untuk ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.

• Pasal 28J ayat (1): Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia
orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

• Pasal 28J ayat (2): Dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap
orang wajib tunduk pada kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.

• Pasal 30 ayat (1): Setiap warga negara berkewajiban untuk ikut serta
dalam usaha pertahanan serta keamanan negara.

Selain hak, pemerintah daerah juga mempunyai kewajiban yang diatur


dalam Pasal 2, ada beberapa kewajiban yang dimilki oleh daerah yaitu:

Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan , dan kerukunan


nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Meningkatkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Mengembangkan kehidupan demokrasi.
Mewujudkan keadilan dan pemerataan.
Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan.
Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan.
Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak.

Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)


Hak asasi manusia adalah hak dan kebebasan fundamental bagi semua
orang, tanpa memandang kebangsaan, jenis kelamin, asal kebangsaan atau
etnis, ras, agama, bahasa atau status lainnya.

Hak asasi manusia mencakup hak sipil dan politik, seperti hak untuk
hidup, kebebasan dan kebebasan berekspresi. Selain itu, ada juga hak
sosial, budaya dan hak atas pendidikan, termasuk hak untuk berpartisipasi
dalam budaya, hak atas pangan, hak untuk bekerja dan hak atas
pendidikan.

Hak asasi manusia dilindungi dan didukung oleh hukum dan perjanjian
internasional dan nasional.

deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) adalah dasar dari sistem
internasional untuk perlindungan hak asasi manusia. Deklarasi tersebut
diadopsi oleh Sidang Umum PBB pada 10 Desember 1948, untuk
melarang kengerian Perang Dunia II agar tidak berlanjut. 30 pasal UDHR
menetapkan hak sipil, politik, sosial, ekonomi dan budaya semua orang.
Ini adalah visi martabat manusia yang melampaui batas dan otoritas politik
dan membuat pemerintah berkomitmen untuk menghormati hak-hak dasar
setiap orang. UDHR adalah pedoman di seluruh pekerjaan Amnesty
International.

Makna Hak Asasi Manusia


Dua nilai kunci menjadi dasar konsep hak asasi manusia. Yang pertama
adalah “martabat manusia” dan yang kedua adalah “persamaan”. Hak asasi
manusia sebenarnya adalah definisi (percobaan) dari standar dasar yang
diperlukan untuk kehidupan yang bermartabat. Universalitas mereka
berasal dari keyakinan bahwa orang harus diperlakukan sama. Kedua nilai
kunci ini hampir tidak kolaboratif. Itulah sebabnya hak asasi manusia
didukung oleh hampir semua budaya dan agama di dunia. Orang-orang
pada umumnya setuju bahwa kekuasaan negara atau sekelompok individu
tertentu tidak boleh terbatas atau sewenang-wenang. tujuannya harus
menjadi yang menjunjung tinggi kemanusiaan semua individu dalam suatu
negara.

hak asasi manusia memiliki beberapa karakteristik khusus:

Hak asasi manusia berlaku sama untuk semua orang.


Hak asasi manusia bersifat universal: hak itu selalu sama untuk semua
orang di seluruh dunia.
Anda tidak memiliki hak asasi manusia karena Anda adalah warga negara
tertentu, tetapi karena Anda adalah anggota keluarga manusia. Ini juga
berarti bahwa anak-anak dan orang dewasa memiliki hak asasi manusia.

Hak asasi manusia tidak dapat dicabut: Anda tidak dapat kehilangan hak-
hak ini, sama seperti Anda berhenti menjadi manusia.
Hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan: tidak ada yang dapat diambil
karena hak tersebut “kurang penting” atau “tidak esensial”.
Hak asasi manusia saling mendukung: bersama-sama hak asasi manusia
membentuk struktur yang saling melengkapi . Misalnya, kesempatan Anda
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan lokal secara langsung
mengandalkan hak Anda atas kebebasan bereks, untuk berserikat, atas
pendidikan, dan bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Hak Asasi Manusia adalah cerminan dari kebutuhan dasar hidup. Tanpa
hak asasi manusia seseorang tidak dapat menjalani kehidupan yang
bermartabat. Melanggar hak seseorang untuk memperlakukan orang
tersebut seolah-olah dia bukan manusia. Mempromosikan hak asasi
manusia berarti menuntut agar martabat manusia semua orang.
Dalam menuntut hak-hak ini, setiap orang juga bertanggung jawab:
menghormati hak orang lain dan mendukung serta melindungi yang
haknya dilanggar atau ditolak. Dengan mengambil tanggung jawab ini
Anda menunjukkan solidaritas dengan semua orang lain.
Kerangka Hak Asasi Manusia
Sepanjang sejarah, masyarakat telah mengembangkan sistem keadilan,
seperti Magna Carta (1215) atau Deklarasi Hak Asasi Manusia Prancis.
Namun tidak dari instrumen prekursor hak asasi manusia ini yang
mencerminkan konsep fundamental bahwa setiap orang berhak atas hak
tertentu hanya demi kemanusiaan mereka. Pada abad kesembilan belas,
Konvensi Jenewa meletakkan dasar bagi hukum humaniter internasional
dan Organisasi Perburuhan Internasional membuat konvensi untuk
melindungi pekerja.

Setelah masa penjajahan dan seluruh Dunia II, muncul suara-suara di


dunia tentang standar hak asasi manusia untuk memperkuat perdamaian
internasional dan melindungi warga sipil dari pemerintah. Suara-suara ini
memainkan peran penting dalam pendirian Perserikatan Bangsa-Bangsa
pada tahun 1945.

Hak untuk semua anggota keluarga manusia pertama kali ditetapkan dalam
deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR), salah satu inisiatif
pertama dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang baru dibentuk. Ketiga
puluh pasal ini bersama-sama membentuk pernyataan yang komprehensif,
dengan hak ekonomi, sosial, budaya, politik, dan sipil. deklarasi ini
bersifat universal (berlaku untuk orang-orang di seluruh dunia) dan tidak
terpisahkan (semua hak sama pentingnya untuk realisasi kemanusiaan
seseorang).

UDHR adalah sebuah pernyataan. Memang sekarang ini berstatus hukum


kebiasaan internasional. Tetapi hanya karena itu adalah pernyataan, itu
menetapkan prinsip-prinsip yang menjadi komitmen negara-negara
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam upaya untuk menyediakan
kehidupan yang bermartabat bagi semua orang. Agar hak-hak yang
ditentukan dalam deklarasi dapat ditegakkan sepenuhnya secara hukum,
mereka ditulis dalam dokumen yang disebut perjanjian. Untuk alasan
politis dan prosedural, hak dibagi menjadi dua perjanjian terpisah, masing-
masing menangani kategori hak yang berbeda.

Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR) menetapkan


hak-hak khusus kebebasan yang tidak boleh diambil oleh negara, seperti
kebebasan berekspresi dan kebebasan bergerak.

Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya


(ICESCR) mengatur pasal-pasal dari UDHR yang mendefinisikan hak
individu untuk menentukan nasib sendiri dan hak atas kebutuhan dasar,
seperti makanan, tempat tinggal dan perawatan kesehatan, yang harus
disediakan oleh negara sejauh mungkin. Majelis Umum PBB
mengesahkan kedua konvensi tersebut pada tahun 1966.

Sejak diadopsi pada tahun 1948, Deklarasi Universal telah menjadi dasar
bagi dua puluh perjanjian utama hak asasi manusia. Bersama-sama ini
membentuk kerangka HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Perjanjian hak asasi manusia utama Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah:


Konvensi tentang Pencegahan dan Hukuman Genosida, 1948
Konvensi Internasional tentang Status Pengungsi, 1951
Konvensi Perbudakan, 1926, dilengkapi dengan Protokol, 1953
Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Rasial, 1965
Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, 1966
Konvensi tentang Ketidakterlakuan Batasan Hukum terhadap Serangan
dan Serangan Terhadap Kemanusiaan, 1968
Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan,
1979
Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman yang
Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat, 1984
Konvensi Hak Anak, 1989
Konvensi Internasional untuk Perlindungan Hak Semua Pekerja Migran
dan Keluarganya, 1990
Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas, 2006
Selain PBB, organisasi global, ada juga organisasi regional yang juga
mengembangkan instrumen HAM. Perjanjian hak asasi manusia regional
ini dirancang untuk memperkuat perjanjian PBB, yang tetap menjadi
kerangka kerja dan standar minimum di semua bagian dunia. contohnya
adalah:

Konvensi Eropa untuk Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan


Fundamental (ECHR, juga dikenal sebagai Konvensi Eropa tentang Hak
Asasi Manusia) diadopsi pada tahun 1950 oleh Dewan Eropa dan sekarang
diratifikasi oleh 47 negara anggota;
Konvensi Eropa untuk Pencegahan Penyiksaan dan Tidak Manusiawi atau
Merendahkan Martabat. Treatment atau Punishment, diadopsi pada tahun
1987 oleh Council of Europe;
Piagam Sosial Eropa, diadopsi oleh Dewan Eropa pada tahun 1961 dan
direvisi pada tahun 1996;

HAM pada Tataran Global

Sebelum konsep HAM diratifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama


mengenai HAM, yaitu:

HAM menurut konsep negara-negara Barat


Ingin meninggalkan konsep negara yang mutlak.
Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas, negara sebagai koordinator
dan pengawas.
Filosofi dasarnya adalah hak asasi tertanam pada diri individu manusia.
Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.

HAM menurut konsep sosialis


Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat.
Hak asasi tidak ada sebelum negara ada.
Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki.

HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika


Tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama atau sesuai dengan
kodratnya.
Masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama untuk
kepala keluarga
Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan
kewajiban sebagai anggota masyarakat.
C.HAM menurut konsep PBB

Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh
Eleanor Roosevelt dan secara resmi disebut “Universal Decralation of
Human Rights”.
Universal Decralation of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang
mempunyai:
Hak untuk hidup
Kemerdekaan dan keamanan badan
Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum
Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana
Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara
Hak untuk mendapat hak milik atas benda
Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
Hak untuk bebas memeluk agama
Hak untuk mendapat pekerjaan
Hak untuk berdagang
Hak untuk mendapatkan pendidikan
Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat
Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.

Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia

Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa


pemajuan dan perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa
hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan
merupakan satu kesatuanyang tidak dapat di pisahkan, baik dalam
penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan
pasal 1 (3), pasal 55, dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan
perlindungan HAM harus dilakukan melalui sutu konsep kerja sama
internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati,
kesederajatan, dan hubungan antar negaraserta hukum internasional yang
berlaku.
Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi,
antitrorisme, serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat
berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus dilakukan
secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.

Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal


berikut:

1. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia


(RANHAM) dari 2004-2009 sebagai gerakan nasional

2. Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum


ataupun lembaga yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia

3. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga


Negara di depan hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta
pimpinan lainnya untuk memetuhi/ menaati hukum dan hak asasi manusia
secara konsisten serta konsekuen

4. Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan


hak asasi manusia dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar
dinamika masyarakat dapat berjalan sewajarnya.

5. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan


Rencana, Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi.

6. Peningkatan penegakan hukum terhadao pemberantasan tindak


pidana terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.

7. Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau


arsip/lembaga Negara serta badan pemerintahan untuk mendukung
penegakan hukum dan HAM.

8. Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas


penegakan hukum dan HAM.

9. Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang


transparan.

10. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka


mewujudkan proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta
dengan biaya yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai