Anda di halaman 1dari 3

Mengapa Tenaga Kerja Indonesia Sering Mendapat Perlakuan Tidak Baik

Di Luar Negeri
Pengiriman tanaga kerja ke luar negeri sudah lama dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Sejak
maraknya program transmigrasi di Indonesia, berbagai dampak turut dirasakan dalam berbagai bidang,
baik itu berupa dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak postif yang paling terasa adalah
persebaran penduduk yang mulai merata dan taraf ekonomi masyarakat yang meningkat. Sedangkan
dampak negatifnya salah satunya adalah munculnya kesenjangan sosial antara masyarakat pedesaan
dengan masyarakat perkotaan. Masyarakat yang memiliki kompetensi kerja yang baik kebanyakan
terdapat diperkotaan dan berpenghasilan tinggi. Sedangkan masyarakat pedesaan kebanyakan belum
memiliki kompetensi kerja yang baik dan penghasilannnya relatif rendah otomatis daya saing mereka
lebih rendah daripada masyarakat perkotaan.
Selain itu, sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada di Negara kita menyebakan banyak orang
yang sulit mendapatkan pekerajaan. Akibatnya, pengangguran semakin banyak dan kemiskinan kian
meningkat. Akhirnya, solusi terakhir yang diambil yaitu dengan mengekspor tenaga kerja yang tidak bisa
terserap tersebut ke luar negeri walaupun dengan kompetensi kerja yang rendah.
Menjadi seorang TKI (Tenaga Kerja Indonesia ) atau TKW (Tenaga Kerja Wanita), pada
dasarnya merupakan hal yang menguntungkan bagi Negara. Ini karena pedapatan mereka di luar sana
turut menyumbang sebagian penghasilan devisa Negara. Bahkan karena banyaknya TKI dan TKW yang
dikirimkan ke luar sana penyumbang pendapatan kedua devisa Negara adalah dari TKI setelah rokok. Ini
membuktikan bahwa Republik tercinta ini masih kekurangan lapangan pekerjaan dan wirausahawan yang
kreatif. Menurut saya, jika saja Negara menerapakan sebuah kebijakan seperti di Negara luar, yang
mengharuskan warga negaranya untuk memiliki sebuah kompetensi dan daya saing dalam berwirausaha.
Maka akan ada kemandirian dari masyarakat untuk berwirausaha seperti membuka industri kreatif yang
produktif dan mampu menyerap tenaga kerja yang ada contoh lah Negara seperti Jepang dan beberapa
Negara di ASEAN. Akan tetapi hal ini masih belum bisa terlaksana di Negara kita.
Sebetulnya menjadi seorang TKI / TKW bukanlah pilihan yang salah asalkan seseorang memiliki
kompetensi kerja yang baik untuk bekerja di luar sana. Selain itu, pemberangkatannya ke luar negeri pun
berpengaruh pada TKI tersebut. Apabila dilakukan dilakukan dengan cara yang legal dan sah, tentunya
tidak akan memunculkan masalah tetapi terkadang banyak oknum yang mengiming-imingi kerja menjadi
TKI dengan biaya yang murah tetapi tanpa dibekali dengan persyratan yang jelas seperti tidak adanya visa
kerja dan pengasahan kemampuan berbahasa yang baik. Hal ini tentunya akan merugikan TKI tersebut.
Karena, dampaknya tidak akan ada payung hukum yang kuat dari pemerintah yang melindungi TKI
tersebut diluar. Akibatnya, ketika mereka mendapat perlakuan yang tidak baik dari majikan mereka,
mereka tidak dapat melaporkannya pada pemerintah yang ada. Hal inilah salah satu faktor yang
menyebabkan sering terjadi kasus kekerasan pada TKI.
Selain itu, tenaga kerja yang dikirimkan oleh Negara kita kebanyakan merupakan tenaga kerja
yang kompetensi kerjanya rendah sehingga kebanyakan dari mereka, disana hanya menjadi pegawai
rumah tangga seperti supir, pembantu, pengasuh, dan yang lainnya. Ini tentunya menyebabkan sering kali
tenaga kerja yang dikirim oleh Negara kita diremehkan oleh Negara lain. Apalagi Negara yang dulunya
menganut tradisi perbudakan seperti di timur tengah, dan beberapa Negara teluk. Tentunya tradisi seperti
itu berdampak pada TKI kita. Sehingga banyak diantara mereka banyak yang mengalami pelecehan dalam
pekerjaan mereka datang saja sudah diremehkan apalagi sudah bekerja. Pantas banyak diantara mereka
banyak yang sering mengalami kekerasan disana. Menurut saya, hal ini seharusnya harus sudah dikaji
ulang oleh pemerintah apakah memang hal yang paling penting itu adalah penghasilan bagi Negara
ataukah harga diri bangsa. Bahkan menurut BNP2TKI dalam kurun waktu 11 bulan dari Januari 2014-
Nopember 2014 terdapat lebih dari 700 kasus kekerasan yang terjadi di berbagai Negara. Hal tersebut
merupakan data yang tercatat belum ditambahkan yang tidak tercatat. Menurut saya ‘calon’ TKI yang
kurang berkompetensi yang belum berngkat ke luar negeri harusnya berpikir seribu kali sebelum
berangkat apakah mereka siap dengan resiko tersebut atau tidak.
Perlu kita ketahui bekerja di luar negeri itu belum tentu mengenakan memang penghasilannya
tinggi tapi resikonya juga tinggi bahkan bagi orang yang memiliki keahlian sekalipun. Alangkah baiknya
bagi kita untuk berkarya di Negara sendiri memajukan perekonomian Negara sendiri daripada harus
bekerja keluar. Masih banyak potensi Negara ini yang belum terolah asalkan kita mau berusaha dan
menempuh prosenya maka kita akan berhasil. Hal yang paling mendasar adalah dengan merubah mind
set. Jangan hanya mengharap suatu hal yang instan tapi tempuhlah prosesnya karena mungkin itu akan
mengantarkan kita pada keberhasilan.
Biodata Penulis

Nama : Gilang Teguh Lesmana


Kelas : XII-A5
Tempat, tanggal lahir : Tasikmalaya, 02 Juni 1999
Alamat : Kp. Buniaga 03/08 Ds. Ciherang- Kec. Pacet
Cita-cita : Landscaper dan pengusaha properti pertamanan
Moto Hidup : Man Jadda Wa Jadda
Hobi : Olahraga, main game, main catur, baca novel,dan nonton film.

Anda mungkin juga menyukai