Hematologi
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg mempelajari darah, organ pembentuk darah, dan
penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani haima artinya darah.
Hematologi secara umum dibagi atas 3 bagian kecil menurut jenis dan grup sel darah yg
dipelajari.
A. Sistem Transport
Peredaran Darah Sistemik (panjang/besar)
Adalah peredaran darah yg mengalirkan darah yg kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri
jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh darah yg kaya CO2 dibawa
melalui vena menuju atrium kanan jantung.
1
PEREDARAN DARAH KECIL:
Ventrikel Kanan Arteri Pulmonalis Paru2 Vena Pulmonalis Atrium Kiri
2
4. Menyaring dan menghancurkan mikro-organisme untuk menghindarkan penyebaran
5. Menghasilkan zat antibodi
B. Darah
Darah merupakan bagian dari tubuh yg jumlahnya 6-8% dari berat badan total.
Darah berbentuk cairan yg berwarna merah dan agak kental.
Darah merupakan bagian penting dari sistem transport karena darah mengalir keseluruh
tubuh kita dan berhubungan langsung dengan sel2 tubuh kita.
Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar O2 dan CO2
didalamnya.
Adanya O2 dalam darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada
peristiwa pembakaran atau metabolisme di-dalam tubuh.
Karakteristik fisik darah meliputi :
Viskositas atau kekentalan darah 4,5 – 5,5
Temperature 380C
PH 7,37- 7,45
Salinitas 0,9%
Berat 8 % dari berat badan
Volume 5 – 6 liter (pria) 4 – 5 liter (wanita)
Darah selamanya beredar didalam tubuh oleh karena adanya (atau pompa) jantung.
Selama darah berada dalam pembuluh maka akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari
pembuluhnya maka ia akan menjadi beku.
Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan kedalam darah tersebut sedikit
obat anti pembekuan (Heparin) atau Citras Natricus
Fungsi darah :
1. Mengangkut O2 dari paru2 ke jaringan (terutama otak) dan CO2 dari jaringan ke paru2.
2. Mengangkut sari makanan yg diserap dari usus halus keseluruh tubuh.
3. Mengangkut sisa metabolisme menuju alat ekskresi.
4. Berhubungan dengan kekebalan tubuh karena didalamnya terkandung leukosit,antibodi,
dan subtansi protektif lainnya.
5. Mengangkut ekskresi hormon dari organ satu ke organ lainnya.
6. Mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
7. Mengatur suhu tubuh.
8. Mengatur keseimbangan tekanan osmotic
9. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh.
10. Mengatur keseimbangan ion2 dalam tubuh
3
Tempat Pembentukan Sel Darah :
1. Pembentukan sel darah (hemopoiesis) terjadi pada awal masa embrional, sebagian besar pada
hati dan sebagian kecil pada limpa.
2. Dari kehidupan fetus hingga bayi dilahirkan, pembentukan sel darah berlangsung dalam 3
tahap, yaitu:
a. Pembentukan di saccus vitellinus
b. Pembentukan di hati, kelenjar limfe, dan limpa
c. Pembentukan di sumsum tulang
3. Pembentukan sel darah mulai terjadi pada sumsum tulang setelah minggu ke-20 masa
embrionik.
4. Dengan bertambahnya usia janin, produksi sel darah semakin banyak terjadi pada sumsum
tulang peranan hati dan limpa semakin berkurang.
5. Sesudah lahir, semua sel darah dibuat pada sumsum tulang, kecuali limfosit yg juga dibentuk
di kelenjar limfe, thymus, dan lien.
6. Selanjutnya pada orang dewasa pembentukan sel darah diluar sumsum tulang (extramedullary
hemopoiesis) masih dapat terjadi bila sumsum tulang mengalami kerusakan atau mengalami
fibrosis
7. Sampai dengan usia 5 tahun, pada dasarnya semua tulang dapat menjadi tempat
pembentukan sel darah, tetapi sumsum tulang dari tulang panjang, kecuali bagian proksimal
humerus dan tibia, tidak lagi membentuk sel darah setelah usia mencapai 20 tahun
8. Setelah usia 20 tahun, sel darah diproduksi terutama pada tulang belakang, sternum, tulang
iga dan ileum (tulang2 pipih)
9. 75% sel pada sumsum tulang menghasilkan sel darah putih (leukosit) dan hanya 25%
menghasilkan eritrosit
10. Jumlah eritrosit dalam sirkulasi 500 kali lebih banyak dari leukosit.
Hal ini disebabkan oleh karena usia leukosit dalam sirkulasi lebih pendek (hanya beberapa
hari) sedangkan erotrosit 120 hari.
4
Janin : Minggu ke: 1–12 kehamilan Yolk sac
Minggu ke: 2–36 kehamilan Limpa (± 8–14 minggu); Hati ; Kel. Lymph.
Minggu ke: 4–36 dst Limpa ; Hati ; Kel. Lymph dan Sumsum tulang
Bayi ; Sumsum tulang (semua tulang2, terutama tulang2 pipih manusia)
Dewasa : Sumsum tulang2 pipih: Cranium; Vertebra, Costae; Sternum; Sacrum dan Pelvis
KOMPOSISI DARAH
5
Di-dalam sel darah merah tidak terdapat nucleus.
Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.
Sel darah merah atau yg juga disebut sebagai eritrosit berasal dari bahasa Yunani, yaitu
erythros berarti merah dan kytos yg berarti selubung/sel.
Jumlah Normal :
Dewasa laki-laki : 4.5 – 6.5 (x106/μL)
Dewasa perempuan : 3.8 – 4.8 (x106/μL)
Bayi baru lahir : 4.3 – 6.3 (x106/μL)
Anak usia 1-3 tahun : 3.6 – 5.2 (x106/μL)
Anak usia 4-5 tahun : 3.7 – 5.7 (x106/μL)
Anak usia 6-10 tahun : 3.8 – 5.8 (x106/μL)
Struktur Eritrosit :
Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 µm – 8 µm dan
tidak berinti.
Warna eritrosit ke-kuning2-an dan dapat berwarna merah karena dalam cytoplasma-nya
terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin (Hb)
Pembentukan Eritrosit :
Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, misalnya di tulang dada, tulang selangka,
dan di dalam ruas2 tulang belakang.
Pembentukannya terjadi selama tujuh hari.
Pada awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin terbentuk.
Setelah hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya dan masuk ke
dalam sirkulasi darah.
Eritrosit dalam tubuh dapat berkurang karena luka sehingga mengeluarkan banyak darah atau
karena penyakit, seperti malaria dan demam berdarah.
Keadaan seperti ini dapat mengganggu pembentukan eritrosit.
6
Masa Hidup Eritrosit:
Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau ± 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati
dan limpa. Umur eritrosit ini yg menjadi dasar untuk kegiatan “donor darah”.
Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yg memberi
warna empedu.
Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk
membentuk eritrosit baru.
Kira2 setiap hari ada ± 200.000 eritrosit yg dibentuk dan dirombak jumlah ini kurang dari 1%
dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.
Kelainan2 Dalam Eritrosit:
I. Kelainan UKURAN Eritrosit:
a. Microcyt:
Diameter: 7
Warna pucat (hipochrome)
Dijumpai pada: ~Anemia sideroblastik
~Idiopahthy Hemosiderosis Pulmoner
~Anemia akibat penyakit khronik
b. Macrocyte:
Diameter: 8
MCV Normal ; MCH tidak berubah
Dijumpai pada: ~Anemia megaloblastik
~Anemia aplastic/hipoplastik
~Hypothyroidism
~Malnutrisi
~Anemia pernisiosa
~Leukemia
~Kehamilan
c. An-isositosis
Dalam sediaan apus darah, ukuran eritrosit sangat bervariasi.
7
Dijumpai pada: ~Anemia Defisiensi Fe
~Anemia sideroblastik
~Penyakit Khronis (e.g: Chronic Renal Failure)
~Thallasemia
~Haemoglobinopathy (C dan E)
b. Hyperchrome:
Warna eritrosit tampak lebih gelap (merah) dari warna normal
Tidak berarti penting karena ini (hyperchrome) dapat disebabkan oleh penebalan
membrane cell, bukan karena naiknya saturasi Hb (Hyper-saturation). Kejenuhan Hb yg
berlebihan tidak dapat terjadi pada eritrosit normal true hyper-chrome tidak pernah
terbentuk.
c. Poly-chromasi
Terdapat beberapa warna dalam sebuah pemeriksaan sediaan apus darah basophilic
dan acidoophylic kuantum-nya ber-beda2 akibat adanya reticulosit dan defek maturasi
eritrosit.
Dijumpai pada: ~eritropoesis aktif anemia post perdarahan, anemia hemolitik
~gangguan eritropoesis myelosclerosis ; hemoposeis extra-meduler
8
~Anemia megaloblastik dan anemia hypochrome (≤ 10%)
~(sangat menyolok) Myelosclerosis
d. Sel Target (Mexican Het Cell, Bull’s eyes cell)
Bentuk eritrosit tipis, atau ketebalannya normal dgn bentuk targetd ditengah (target
like appearance)
Ratio permukaan / volume sel akan meningkat
Djumpai pada: ~Thallasemia
~Chronic Liver Disease
~Hemoglobinopathy
~Post spleenectomy
e. Stomatosit
Acromia central eritrosit tidak berbentuk lingkaran tapi memanjang seperti celah bibir
mulut.
(Umum-nya) berjumlah sedikit ; jika banyak disebut stomatositosis.
Dijumpai pada: ~Stomatositosis herediter
~Keracunan Timah
~Alcoholism
~Chronic Liver Disease
~Thallasemia
~Anemia hemolitik
f. Sel Sabit (Sickle Cell, Drepanocyte, Crescent Cell, Menyscosyte)
Eritrosit berbentuk bulan sabit atau arit
(kadang2) berbentuk lancet huruf “L”, “V” atau “S” ke-2 ujungnya lancip
Terjadi akibat gangguan oxigenisasi sel
Dijumpai pada: ~Hemoglobinopathy seperti HbS dll
g. Cystosyte (Fragmented Cell, Keratocytes)
Pecahan sel eritrosit dengan berbagai bentuk
Ukuran eritrosit normal
Bentuk fragmen dapat ber-macam2 seperti helmet cell, triangular cell dan sputnik cel
Dijumpai pada: ~Anemia hemolitik
~Kelainan katup jantung
~Thallasemia Major
~Malignancies
~Maligna Hypertension
~Uremia
9
h. Spickle Cell (sel bertaji) ada 2 jenis:
1. Acanthocyte (Spur Cell)
Eritrosit, dimana pada dindingnya tdp tonjolan2 cytolplasma yg bebentuk duri
(runcing) tidak merata dgn jumlah 5 – 10, panjang, dgn tonjolan yg bervariasi.
Ditemukan pada: ~Abetalipoproteinemia herediter
~Pengaruh Pengobatan Heparin
~Defisiensi Pyruvatkinase
~Penyakit hati dgn Anemia hemolitik
~Post Spleenectomy
2. Echynocyte (Bur Cell, Crenated Cell, Sea Urchin Cell)
Eritrosit dgn tonjolan duri (runcing) yg lebih banyak (10 – 30 buah), ukuran sama
Tersebar merata pada permukaan sel
Dijumpai pada: ~Penyakit Ginjal menahun (uremia)
~Artefak saat preparasi
~Hepatitis
~Bleeding Peptic Ulcer
~Defisiensi Pyruvatkinase
~Cirrhosis Hepatis
~Anemia hemolitik
i. Tear Drop Cell
Eritrosit memperlihatkan tonjolan plasma yg mirip ekor menyerupai tetes air mata
atau buah pir.
Dijumpai pada: ~Anemia megaloblastik
~Myelofibrosis
~Hemopoesis extra medullar
~(kadang2) Thallasemia
j. Sel Krenasi
Eritrosit memperlihatkan tonjolan tumpul pada seluruh permukaan sel
Letaknya tidak beraturan
Dijumpai pada: ~Hemolitik intra vascular
k. Kristal Hemoglobin C
Bentuk kristal: tetragonal
Dijumpai pada: HbC post spleenectomy
10
IV. Kelainan INTRA SELULAR Eritrosit
1. Stipling Basophyllic
Pada eritrosit terdapat bintik2 granula kasar dan halus, bewarna biru, multiple dan
diffuse
Dijumpai pada: ~ Keracunan Timah
~ Anemia megaloblastik
~ Myelo Displastic Syndrome (MDS)
~Thallasemia Minor
~Unstble Hb Disease
2. Benda Papanheimer
Eritrosit dgn granula kasar
Diameter 2 mengandung Fe (ferritin)
Bewarna biru karena memberikan reaksi (+) dgn Pussian Blue
Mengandung siderosit eritrosit mengandung benda inklusif
Jika ditemukan dalam jumlah 10% gangguan sintesa Hb
Dijumpai pada: ~Anemia Sideroblastik
~Post spleenectomy
~Beberapa jenis Anemia Hemolitik
3. Benda Howell Jolly
Merupakan pecahan inti eritrosit
Diameter pecahan rata2 1
Bewarna ungu ke-hitaman
Umumnya tunggal
Dijumpai pada: ~ Post spleenectomy
~ Anemia hemolitik
~ Anemia megaloblastik
~ Kelainan metabolism Hb
~ Steatorrhoe
~ Osteo-myelo Displasia
~ Thallasemia
4. Cabot Ring (cincin Cabot)
Merupakan sisa dari membrane inti
Warna biru ke-unguan
Bentuknya menyerupai angka 8
Terdapat dalam cytoplasma
Dijumpai pada: ~ Thallasemia
11
~ Anemia perniciosa
~ Anemia Hemolitik
~ Keracunan Timah
~ Post spleenectomy
~ Anemia megaloblastik
5. Benda Heinz
Merupakan hasil denaturasi Hb yg berubah sifat
Tidak jelas dgn pewarnaan Wright, tapi dgn pengecatan kristal-violet terlihat seperti
benda2 kecil bewarna tidak teratur dalam eritrosit
Dijumpai pada: ~ Defisiensi G-6-PD
~ Anemia hemolitik karena obat
~ Post spleenectomy
~ Thallasemia
~ Kohn Hamme Hb Disease
6. Eritrosit Ber-Inti
Eritrosit muda bentuk meta-rubrisit
Ada inti darah tepi disebut normo-blastemia.
Dijumpai pada: ~ Perdarahan mendadak dengan sumsum tulang meningkat
~ Penyakit hemolitik pada anak
~ Kelemahan jantung kongestif
~ Anemia megaloblastik
~ Metastase karsinoma pada tulang
~ Leuko-eritroblastik anemia
~ Leukemia
~ Hipoksia
~ Aspeni
7. Polychromatophyllic
Eritrosit muda yg mengambil zat warna asam dan basa karena RNA, ribosom dan
hemoglobin.
Bila diwarnai dengan pulasan supra-vital sel ini seperti retikulosit
8. Rouleaux Formation
Eritrosit terlihat tersusun seperti mata uang logam karena peningkatan kadar Hb yg
normal, karena artefak
Harus dibedakan dari aglutinasi pada AIHA
Dijumpai pada: ~ Multiple Myeloma
~ Macro-globulinemia
12
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih, leukosit (White Blood Cell, WBC, leukocyte) adalah sel yg membentuk
komponen darah.
Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi
sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat
menembus dinding kapiler/diapedesis.
Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter
darah manusia dewasa yg sehat sekitar 7000 – 25000 sel / LPB.
Dalam setiap mm3 darah terdapat 6000 sampai 10000 (rata2 8000) sel / LPB.
Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel / LPB.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu,
mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal.
Ada beberapa jenis sel darah putih yg disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu:
o Basophyl
* Batang
* Segmen
o Eosinophyl
* Batang
* Segmen
o Neutrophyl
* Batang
* Segmen
Dan dua jenis lain tanpa granula (agranulosit) dalam cytoplasma:
Limfosit
Monosit keluar dari pembuluh darah macrophage
Leucosit terdapat dalam Darah; Cairan Lymph dan Cairan Jaringan tersebar keseluruh jaringan
tubuh.
Bentuknya sangat be-rvariasi
Diameter antara 5 – 15 m
Mempunyai inti berbentuk batang (stab) dan segmen, bulat atau cekung.
Plasma-nya ada yg mengandung butiran (granula) dan tidak (aganula).
Normal: ada 4 x 109 hingga 11 x 109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa
yg sehat ; Jumlah per-mm3-nya ± 6000 – 10.000 sel
Bila jumlah < normal leukopenia dan bila jumlah > normal leukositosis.
Umur leukosit 18 – 36 jam (setelah keluar dari stem cell)
13
Memiliki memory cell yg hidup-nya ber-puluh tahun dasar dilakukan-nya vaksinasi.
Sifat2 leukosit lain-mya:
o Pergerakan seperti amoeba kemampuan berpindah tempat dengan cara menjulurkan
cytoplasma-nya ke-arah yg di-kehendaki.
o Chemotaxis kemampuan bergerak ketempat yg mengalami perlukaan atau peradangan.
o Phagositosis kemampuan mem-phagosit (memakan) sel2 mati atau benda-asing (corpus
alienum) yg masuk tubuh,
o Diapedesis kemapuan bergerak untuk menembus kapiler menuju jaringan.
Memiliki 3 mekanisme untuk pertahanan:
a. Phagositosis
b. Membentuk antibody
c. Menghancurkan / menetralkan toxin
% dalam
Tipe Gambar Diagram tubuh Keterangan
manusia
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh
terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan
kecil lainnya; biasanya juga yg memberikan
Neutrofil 65%
tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri;
aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah
banyak menyebabkan adanya nanah.
Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi
Eosinofil 4% parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil
menandakan banyaknya parasit.
Basofil terutama bertanggung jawab untuk
memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan
Basofil <1%
mengeluarkan histamin kimia yg menyebabkan
peradangan.
Limfosit lebih umum dalam sistem lymphe. Darah
mempunyai tiga jenis limfosit:
Sel B:
Limfosit 25% Sel B membuat antibodi yg mengikat patogen lalu
menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat
antibodi yg dapat mengikat patogen, tapi setelah
adanya serangan, beberapa sel B akan
14
% dalam
Tipe Gambar Diagram tubuh Keterangan
manusia
mempertahankan kemampuannya dalam
menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem
'memori')
Sel T:
CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan
ketahanan (yg bertahan dalam infeksi HIV) serta
penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+
(sitotoksik) dapat membunuh sel yg terinfeksi
virus.
Sel natural killer:
Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat
membunuh sel tubuh yg tidak menunjukkan sinyal
bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah
terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.
Monosit membagi fungsi "pembersih vakum"
(fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia
hidup dengan tugas tambahan: memberikan
Monosit 6%
potongan patogen kepada sel T sehingga patogen
tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat
membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah
Makrofag 6% dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke
dalam jaringan.
Jenis2 Leukosit:
1. NEUTROPHYL
Plasma-nya bergranula butir2 cytoplasma-nya bersifat netral.
Merupakan jumlah terbesar ± 60%-70% seluruh leukosit
jumlah meningkat pada infeksi akut
Inti neurotrophyl muda berbentuk batang (Stab)
Inti neutrophil muda terdiri dari beberapa lobus (segmen)
Dapat bergerak seperti amoeba
dapat menembus dinding kapiler diapedesis (wandering cell)
15
Mekanisme pertahanan phagosistosis
Neutrophil yg mati (proses fagositosis) nanah.
2. EOSINOPHYL
Plasma-nya berganula butir2 cytoplasma-nya menyerap warna merah
Inti eosinophyl muda berbentuk batang (Stab)
Inti eosinophyl matang terdiri dari 2 lobus
Jumlah-nya 1%-4% seluruh leukosit
Mekanisme pertahanan destruksi dan detoksifikasi toksin.
3. BASOPHYL
Plasma-nya bergranula butir2 cytoplasma-nya menyerap warna biru.
Inti basophyl muda berbentuk batang (Stab).
Inti basophyl matang terdiri dari beberapa lobus yg membentuk huruf “s”.
Jumlah-nya 0-1% dari seluruh leukosit.
Diduga menghasilkan heparin (zat anti pembekuan darah)
Fungsi Leukosit :
Mengepung daerah yg terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan
menghancurkannya, menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan2 dan lainnya,
dengan cara yg sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yg dapat memecah protein, yg
memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya dengan cara ini
jaringan yg sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan.
16
Segera setelah itu keping darah bereaksi membentuk penyumbat pada permukaan luka,
reaksi ini disebut hemostasis awal (en:primary).
Hemostasis lanjutan (en:secondary) terjadi hampir bersamaan:protein dalam plasma darah
disebut faktor koagulasi merespon secara berjenjang dan sangat rumit untuk
membentuk jaring2 fibrin yg memperkuat penyumbatan keping darah.
Berupa serpihan
Tak berinti
Ukuran diameter rata-rata 3
Jumlah: 150000 - 400000/mm3 darah
Fungsi-nya sebagai sel pembeku darah menghentikan pendarahan pada jaringan
Umurnya 7 – 10 hari ; Sisa sel pembeku, akan dikeluarkan melalui lien dan liver
MEKANISME PEMBEKUAN DARAH
17
13 FAKTOR2 DALAM MEKANISME PEMBEKUAN DARAH
Pengertian proses pembekuan darah (koagulasi) adalah proses yg melibatkan berbagai macam
faktor pembekuan yg berada di serum darah.
Faktor2 yg mempengaruhi proses pembekuan darah terdiri dari faktor 1-12, namun, dalam
tulisan ini dijelaskan 13 faktor pembekuan darah dan fungsinya (penjelasannya), antara lain:
1. Faktor I (Fibrinogen).
Fungsi sebagai komponen penting dalam protein plasma hasil dari sintesis dalam hati dan
diubah menjadi fibrin. Kekurangan fibrinogen dapat mengakibatkan masalah seperti
afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.
2. Faktor II (Protrombin).
Fungsi sebagai protein plasma dan akan dikonversi menjadi bentuk yang aktif berupa
thrombin (faktor IIa) melalui pembelahan dengan aktivasi faktor X (Xa). Kekurangan
protrombin dapat mengakibatkan hypoprothrombinemia.
3. Faktor III (Tromboplastin).
Fungsi sebagai aktivasi faktor VII untuk membentuk thrombin
4. Faktor IV (Calsium).
Fungsinya digunakan disemua proses pembekuan darah
5. Faktor V (Proakselerin, Faktor Labil, Globulin Akselator).
Fungsi sebagai sistem intrinsik dan extrinsik dan juga sebagai katalisis pembelahan
protrombin trombin yang aktif..
Kekurangan faktor Proakselerin dapat mengakibatkan parahemophilia.
6. Faktor VI. Faktor ini sudah tidak dipakai lagi karena fungsinya sama seperti faktor V
7. Faktor VII (prokonvertin, faktor stabil). Fungsi sebagai sistem intrinsik.
8. Faktor VIII (Faktor antihemophilia/AHF, faktor antihemophilia A, globulin
antihemophilia/AHG).
Fungsi sebagai sistem extrinsik.
9. Faktor IX (komponen tromboplastik plasma (PTC), faktor antihemophilia B). Fungsi sebagai
sistem extrinsik.
10. Faktor X (Faktor Stuart-Power). Fungsi sebagai sistem intrinstik dan extrinsik.
11. Faktor XI (Anteseden tromboplastin plasma, faktor antihemophilia C). Fungsi sebagai sistem
intrinsik.
12. Faktor XII (Faktor Hageman). Fungsi sebagai sistem intrinsik.
13. Faktor XIII (Faktor Stabilisasi Fibrin). Fungsi sebagaipenghubung silang filamen fibril.
Faktor Pembekuan Darah Intrinsik dan Extrinsik
Mekanisme pembekuan dibagi menjadi dua, yaitu sistem intrinsik dan sistem extrinsik.
Reaksi awal pada sistem intrinsik adalah konversi faktor XII inaktif menjadi faktor XII aktif (XIIa).
18
Aktivasi ini dikatalisis oleh kininogen HMW dan kalikrein.
Faktor XII aktif kemudian mengaktifkan faktor XI, dan faktor XI aktif mengaktifkan faktor IX.
Faktor IX yang aktif membentuk suatu kompleks dengan faktor VIII aktif.
Kompleks IXa dan VIIIa mengaktifkan faktor X.
Fosfolipid dari trombosit dan Ca diperlukan untuk mengaktifkan faktor X secara sempurna.
Sementara sistem extrinsik dipicu oleh pelepasan faktor III (tromboplastin) dari jaringan yang
mengaktifkan faktor VII.
Faktor III dan faktor VIIa mengaktifkan faktor IX dan X; dengan adanya Fosfolipid, Ca dan faktor
V, maka faktor X akan mengkatalisis konversi protrombin menjadi trombin.
Selanjutnya thrombin mengkatalisis konversi fibrinogen menjadi fibrin.
19
Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit
per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta.
Sedangkan orang yg tinggal di dataran tinggi yg memiliki kadar oksigen yg rendah maka
cenderung untuk memiliki sel darah merah yg lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah
dalam jumlah yg tinggi dibandingkan dengan partikel darah yg lain, seperti misalnya sel
darah putih yg hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yg hanya
memiliki 150000 - 400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan
lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah.
Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65%
kandungan besi di dalam tubuh manusia.
Hematopoiesis merupakan proses pembentukan komponen sel darah, dimana terjadi
proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yg terjadi secara serentak. Proliferasi sel
menyebabkan peningkatan atau pelipat gandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik
pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses pematangan sel
darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yg terbentuk memiliki
sifat khusus yg berbeda-beda.
D. Eritropoesis dan Oksigenasi Jaringan Sebagai Dasar Pengaturan Sel Darah Merah
Pembentukan darah dimulai dari adanya sel induk hemopoetik (hematopoitietic cell).
Sel induk yg paling primitif adalah sel induk plurifoten.
Sel induk plurifoten berdiferensia lmenjadi sel induk myeloid dan sel induk lymphoid, yg
selanjutnya melalui proses yg kompleks dan rumit akan terbentuk sel-sel darah.
20
Sel2 eritroid akan menjadi eritrosit, granulositik, dan monositik akan menjadi granulosit dan
monosit serta megakariositik menjaditrombosit.
Dalam pembentukan darah memerlukan bahan-bahan seperti vitamin B12, asam folat, zat-
besi, cobalt, magnesium, tembaga (Cu), senk (Zn), asam amino, vitamin C dan B kompleks.
Kekurangan salah satu unsur atau bahan pembentuk sel darah merah mengakibatkan
penurunan produksi atau anemia. Eritroblast berasal dari sel induk primitive myeloid dalam
sumsum tulang.
Proses diferensiasi dari sel primitive menjadi eritroblast ini distimulasi oleh sel eritropoietin
yg diproduksi oleh ginjal. Jika terjadi penurunan kadar oksigen dalam darah atau hipoksia
maka produksi hormonini meningkat dan produksi sel darah merah juga meningkat. Eritrosit
hidup dan beredar dalam darah tepi rata-rata 120 hari. Setelah 120 hari akan mengalami
prosese penuaan. Apabila destruksi sel darah merah terjadi sebelum waktunya atau kurang
dari 120 hari disebut hemolisis yg biasanya terjadi pada thalassemia.
Eritropoesis ( Tahapan Pematangan eritrosit ) merupakan proses pembentukan eritrosit
muda yg terjadi di sumsum tulang sampai terbentuk eritrosit matang di dalam darah tepi yg
dipengaruhi dan dirangsang oleh hormon eritropoietin.
21
5. Retikulosit
6. Eritrosit Matang
22
Se-iring aliran darah selama sirkulasi, oxy-hemoglobin mencapai jaringan, memecah
melepaskan sebagian oksigen, dan mendapatkan kembali warna normal ungu sebagai
hemoglobin, ada oleh darah bertindak sebagai pembawa oksigen yg efisien.
Sebagian kecil dari oksigen (sekitar 3%) juga larut dalam plasma dan dilakukan dalam
bentuk solusi untuk aliran darah jaringan.
Sekarang ini oksigen bebas, sebelum masuk ke dalam melewati jaringan tepat pertama
ke dalam cairan jaringan dan kemudian memasuki jaringan dengan difusi.
Sebagai imbalannya, CO2 diberikan oleh jaringan, larut dalam cairan jaringan dan
akhirnya masuk ke dalam aliran darah dan disampaikan dari darah 10–26 volume O2
per 100 volume darah.
Pengangkutan oksigen dari paru ke jaringan tercapai karena hemoglobin memiliki
afinitas tertinggi untuk oksigen pada 100 mm Hg PO2 (yg hampir hadir di udara alveolar)
dan afinitas rendah untuk oksigen pada 40 mm Hg PO2 yg lazim di jaringan.
Jadi O2 siap dikombinasikan dengan hemoglobin darah yg berkurang , venus di-paru2
dan ini mudah dilepaskan ke jaringan oleh darah arteri.
Pelepasan oksigen dari darah lebih jauh meningkat oleh penurunan pH meningkat CO 2
23
Transportasi dari Carbon Di-Oksida (CO2)
Karbon dioksida yg dihasilkan, yg dihasilkan dari metabolisme dan diberikan oleh
jaringan, dilewatkan ke dalam darah melalui cairan jaringan dan disampaikan kembali
ke permukaan pernafasan bersama dengan aliran darah.
Darah mengangkut karbon dioksida dalam tiga cara, yaitu:
1.) Sebagai asam karbonat
2.) Sebagai bikarbonat natrium dan kalium dan
3.) Sebagai carbominohemoglobin
Semua senyawa ini adalah senyawa reversibel.
Sekitar 10% dari total karbon dioksida dibawa oleh darah dalam keadaan terlarut
sebagai asam karbonat (CO2 + H2O - H2CO3) tetapi 80% CO2 sebagai bikarbonat.
Natrium bikarbonat dalam plasma dan sebagai kalium dalam plasma dan sebagai
kalium bikarbonat dalam sel darah dan 10% sisanya sebagai karbamino-hemoglobin
(suatu senyawa longgar dibentuk oleh hemoglobin + CO2).
Sekarang pertanyaannya adalah jika mereka disampaikan di kompleks dari tapi tidak di
Free State bagaimana cara menjadi bebas.
Dalam darah ada enzim yg disebut karbonat anhidrase terbentuk dalam eritrosit.
Enzim ini meningkatkan konversi bikarbonat menjadi karbonat, karbon dioksida dan air
dengan katalis selain dari enzim ini, oxy-hemoglobin juga membantu dalam melepaskan
karbon dioksida dari berbagai senyawa.
Karena oxy-hemoglobin sangat asam dan keasaman menyebabkan pelepasan CO2 dari
bikarbonat, asam karbonat dan carba-mono-hemoglobin karena itu, CO2 sehingga
terbentuk akan dihapus oleh difusi sebelum darah meninggalkan paru2.
Ini transportasi gas juga berada dibawah respirasi eksternal.
24
Pelepasan CO2 di Permukaan Pernapasan:
Asam karbonat, bikarbonat sodium dan kalium dan senyawa karbamino dibawa ke paru-
paru di mana mereka rincian di bawah pengaruh berbagai faktor dan membebaskan CO
bebas.
F. Hubungan Antara Asam Folat dan Vitamin B12
Asam folat dan vitamin B12 adalah substansi yg penting untuk proses metabolisme
intrasel pada tubuh manusia.
Asupan vitamin diperoleh dari berbagai jenis makanan maupun suplemen tambahan.
Pada kenyataannya, jumlah vitamin B12 yg inadekuat mempengaruhi proses metabolisme
intrasel dari asam folat melalui serangkaian interaksi yg kompleks.
Sumber utama asam folat dapat diperoleh dari sayuran hijau, hati dan gandum.
Sedangkan defisiensi vitamin B12 dapat dengan mudah terjadi pada kaum vegetarian
karena sumber utama vitamin tersebut berasal dari produk hewani.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami dan mendapatkan pengetahuan
lebih mengenai asam folat dan vitamin B12, khususnya mengenai korelasi di antara
keduanya terhadap vegetarian murni.
Asam folat dan vitamin B12 berkorelasi dalam proses metabolisme di dalam tubuh.
Keduanya saling berpengaruh dalam hal kebutuhan.
Defisiensi salah satu atau keduanya pada waktu yg bersamaan dapat menyebabkan
anemia makrositik megaloblastik dan kegagalan sintesis DNA.
Faktor2 yg mempengaruhi defisiensi tersebut antara lain; jumlah asupan, peningkatan
kebutuhan, malabsorpsi, dan konsumsi obat2-an.
Defisiensi yg dialami oleh kaum vegetarian murni dapat memberikan dampak negatif
pada proses metabolisme tubuh mereka.
Asam folat dan vitamin B12 memainkan peranan penting dalam tubuh kita.
Menghindari terjadinya defisiensi, kita harus menjaga pola makan kita, yaitu dengan
mengkonsumsi produk nabati dan produk hewani yg kaya akan vitamin tersebut.
Bagi kaum vegetarian, produk hewani dapat disubstitusi oleh produk makanan nabati yg
kaya oleh vitamin B12.
Susu kedelai, tempe, tauco, oncom, dan sereal adalah sebagian kecil dari contoh produk
makanan tersebut.
25
Jumlah total besi ditemukan dalam orang tidak hanya terkait berat badan tetapi juga
pengaruh dari berbagai kondisi psikologi termasuk umur, jenis kelamin kehamilan dan
status tingkat pertumbuhan.
Besi merupakan mineral mikro yg paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia yaitu
sebanyak 3 – 5 gram di dalam tubuh manusia dewasa.
Didalam tubuh sebagian besar Fe terkonjugasi dengan protein dan terdapat dalam bentuk
ferro atau ferri.
Bentuk aktif zat besi biasanya terdapat sebagai ferro, sedangkan bentuk inaktif adalah
sebagai ferri(misalnya dalam bentuk storage).
Besi, mempunyai beberapa tingkat oksidasi yg bervariasi dari Fe6+ menjadi Fe2–,
tergantung pada suasana kimianya.
Hal yg stabil dalam cairan tubuh manusia dan dalam makanan adalah bentuk ferri (Fe3+)
dan ferro (Fe2+).
Bentuk2 Konjugasi Fe adalah :
Hemoglibin; mengandung bentuk ferro.
Fungsi hemoglobin adalah mentranspor CO2 dari jaringan keparu-paru untuk dieksresikan
kedalam udara pernapasan dan membawa O2 dari paru2 ke-sel2 jaringan.
Hemoglibin terdapat pada erytrocyt.
Myoglobin; terdapat dalam sel2 otot, mengandung Fe bentuk ferro.
Fungsi myoglobin adalah dalam proses kontraksi otot.
Transferrin; mengandung Fe bentuk ferro.
Transferrin merupakan konjugat Fe yg berfungsi mentranspor Fe tersebut didalam plasma
darah dari tempat penimbunan Fe kejaringan-jaringan (sel) yg memerlukan (sumsum
tulang dimana terdapat jaringan hemopoletik).
Ferritin; adalah bentuk storage Fe, dan mengandung bentuk Ferri.
Berikut fungsi Besi dalam tubuh :
a. Alat angkut oksigen
b. Sebagian besar besi berada dalam hemoglobin (molekul protein mengandung besi dari sel
darah merah dan mioglobin di dalam otot.
Hemoglobin dalam darah membawa oksigen untuk disalurkan ke seluruh tubuh.
Miogloboin berperan sebagai reservoir oksigen: menerima, menyimpan dan melepas
oksigen di dalam sel-sel otot.
c. Metabolisme energi
d. Fungsi besi sebagai kofaktor enzim-enzim yg terlibat dalam metabolisme energy
e. Kemampuan belajar
Beberapa bagian dari otak mempunyai kadar besi tinggi yg diperoleh dari transport besi yg
dipengaruhi oleh reseptor transferin.
26
Defisiensi besi berpengaruh negatif terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi
sistem neurotransmitter akibatnya, kepekaan reseptor saraf dopamin berkurang yg
dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut.
Daya konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan belajar terganggu, ambang batas rasa
sakit meningkat, fungsi kelenjar tiroid dan kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.
6. Sistem Kekebalan
Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh.
Respon kekebalan sel oleh limfosit-T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel
tersebut, yg kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA.
Berkurangnya sistesis DNA ini disebabkan oleh gangguan enzim reduktase ribonukleotida
yg membutuhkan besi untuk dapat berfungsi.
B. Mekanisme Hemostasis Normal
Mekanisme hemostasis dan pembekuan darah melibatkan suatu rangkaian proses yg cepat.
Proses2 ini mencakup peran dari 4 komponen yaitu :
1.) pembuluh darah,
2.) platelet, dan
3.) faktor pembekuan.
Proses tersebut secara garis besar dibagi menjadi empat tahap yaitu :
1. Vasokonstriksi
Jika pembuluh darah terpotong, trombosit pada sisi yg rusak melepas serotonin dan
tromboksan A2 (prostaglandin), yg menyebabkan otot polos dinding pembuluh darah
berkonstriksi. Hal ini pada awalnya akan mengurangi darah yg hilang.
2. Plug trombosit
Trombosit membengkak, menjadi lengket, dan menempel pada serabut kolagen dinding
pembuluh darah yg rusak, membentuk plug trombosit.
Trombosit melepas ADP untuk mengaktivasi trombosit lain mengakibatkan agregasi
trombosit untuk memperkuat plug.
Jika kerusakan pembuluh darah sedikit plug trombosit mampu menghentikan
perdarahan.
Jika kerusakannya besar, plug trombosit dapat mengurangi perdarahan, sampai proses
pembekuan terbentuk.
3. Pembentukan bekuan darah
Mekanisme extrinsik pembekuan darah dimulai dari faktor eksternal pembuluh darah itu
sendiri.
27
Tromboplastin (membran lipoprotein) yg dilepas oleh sel-sel jaringan yg rusak mengaktivasi
protrombin (protein plasma) dengan bantuan ion Calsium membentuk trombin.
Trombin mengubah fibrinogen yg dapat larut, menjadi fibrin yg tidak dapat larut.
Benang2 fibrin membentuk bekuan, atau jaring2 fibrin, yg menangkap sel darah merah dan
trombosit serta menutup aliran darah yg melalui pembuluh yg rusak.
Mekanisme intrinsik untuk pembekuan darah berlangsung dalam cara yg lebih sederhana
daripada cara yg dijelaskan di atas.
Mekanisme ini melibatkan 13 faktor pembekuan yg hanya ditemukan dalam plasma darah.
Setiap faktor protein (ditunjukkan dengan angka romawi) berada dalam kondisi tidak aktif;
jika salah satu diaktivasi, maka aktivitas enzimatiknya akan mengkativasi faktor selanjutnya
dalam rangkaian, dengan demikan akan terjadi suatu rangkaian reaksi (cascade of reaction)
untuk membentuk bekuan.
28
Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan
peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke-3 sampai ke-7 postpartum dan
akan kembali normal dalam 4-5 minggu postpartum.
D. JENIS2 ANEMIA
a) Anemia Kekurangan Zat Besi (Defisensi Fe)
Jenis anemia yg paling umum, dimana jumlah penderita diseluruh dunia mendekati 1 milyar.
Anemia3 karena kekurangan zat besi (Fe) adalah jenis anemia dimana darah mengandung zat
besi yg terlalu sedikit.
Jenis anemia ini paling umum ditemui pada wanita sebelum masa menopause dan pada
remaja kehilangan banyak darah karena:
menstruasi berat,
pendarahan internal pada saluran pencernaan, atau
donor darah tanpa kontrol bisa menjadi penyebabnya.
Contoh penyebab lainnya adalah pola makan buruk dan penyakit usus kronis.
Gejala dan Tanda-nya
Pucat
Sakit kepala
Mudah marah/tersinggung
(Pada tingkat yg lebih parah, gejala dan tandanya termasuk:)
Sesak nafas (dyspnea)
Detak jantung cepat
Rambut dan kuku rapuh
Biasanya pengobatan yg dilakukan berupa pemberian suplemen zat besi dan penyesuaian pola
dan kebiasaan makan (diet).
29
b) Anemia Kekurangan Asam Folat
Jenis anemia ini ditandai dengan kekurangan asam folat, salah satu dari kelompok vitamin B
(B9), di dalam darah.
Anemia ini biasanya disebabkan oleh asupan asam folat yg tidak cukup.
Asam folat biasanya ditemukan pada sayuran sayangnya, asam folat bisa hilang atau luntur
apabila sayuran dimasak terlalu matang.
Konsumsi alkohol juga bisa menjadi biang keladi berkurangnya asam folat.
Anemia jenis ini juga bisa terjadi pada masa kehamilan, dimana asam folat lebih banyak
didistribusikan untuk kebutuhan kandungan.
Gangguan atau kelainan darah lain juga bisa menjadi penyebab berkurangnya kandungan
asam folat di dalam darah dan memicu anemia jenis ini.
Gejala dan Tanda-nya
Lemah
Letih
Penyimpangan daya ingat/kehilangan ingatan
Mudah marah/tersinggung
Gangguan ini bisa dihindari dengan menambahkan asupan asam folat yg cukup ke dalam diet.
Makanan yg kaya akan asam folat diantaranya adalah hati sapi, asparagus, dan kacang merah.
c) Anemia Pernisiosa
Anemia Pernisiosa biasanya dialami oleh penderita berusia antara 50 – 60 tahun dan
disebabkan oleh kekurangan vitamin B12.
Penyakit ini biasanya bersifat turunan tetapi beberapa kasus lainnya menunjukkan bahwa
anemia pernisiosa juga disebabkan oleh penyakit autoimun (autoimmune diseases)
gangguan dimana sistem kekebalan tubuh justru menyerang dan merusak jaringan tubuh yg
sehat secara tidak sengaja.
Itulah mengapa penderita gangguan autoimun memiliki resiko tinggi mengalami anemia
pernisiosa.
Gejala dan Tanda-nya
Keletihan
Sesak nafas
Jantung berdebar
Mati rasa atau kesemutan, biasanya pada bagian kaki
30
d) Anemia Aplastik
Anemia aplastik disebabkan oleh hilangnya atau berkurangnya sel darah merah.
Masalah ini bisa terjadi karena cedera tertentu sehingga darah yg membentuk jaringan di
dalam sumsum tulang hancur penderita akan kesulitan melawan infeksi dan mudah
mengalami pendarahan.
Gejala dan Tanda-nya
Lesu
Pucat
Purpura, warna/bercak keunguan atau kemerahan pada kulit, disebabkan oleh pendarahan
di bawah kulit (sub-cutis)
Pendarahan
Jantung berdetak cepat
Terjadinya infeksi
Gagal jantung kongestif, jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi
kebutuhan tubuh
Sampai saat ini penyebab pastinya belum diketahui, tetapi anemia aplastik diduga disebabkan
oleh paparan racun tertentu dan virus hepatitis.
f) Anemia Hemolitik
Terjadi-nya gangguan pada sel darah merah dimana penghancurannya lebih cepat dari pada
pembentukannya.
31
Kelainan ini dapat diturunkan (genetic) atau didapat.
* Kelainan Bawaan:
Jenis anemia ini adalah “sickle cell” (sel sabit) dan “thallasemia” eritrosit tidak hidup.
* Kelainan Didapat
Adanya kelainan sel2 eritrosit dihancurkan lebih cepat, karena:
o Infeksi virus atau bakteri
o Obat2-an seperti Penicillin, Anti-Malaria, Preparat Sulfa atau asetaminophen
o Kanker Darah
o Penyakit Auto-imun seperti Lupus Erythematosus, Rheumatoid Arthritis atau Colitis
Ulceratives
o Beberapa jenis tumor
o Hiperaktif organ Lien (hyper-spleenism)
o Kelainan pada katup jantung dimana eritrosit segera dihancurkan saat meninggalkan
jantung.
o Reaksi yg terjadi pada saat dilakukan transfuse darah.
o Defisiensi enzim G-6-PD
Gejala dan Tanda:
Pucat
Kulit dan sclera pada mata bewarna kuning (jaundice)
Urine bewarna gelap (teh tua)
Demam
Lemah
Pusing
Confuse
Aktifitas fisik terganggu
Pembesaran Lien dan Liver
Tachycardi
Murmur (+) pada auskultasi jantung
Diagnosa Anemia Haemolitik ditegakkan dengan:
Hitung Darah Lengkap hitung jenis (leukosit)
Test Urine Lengkap
Biopsi sumsum tulang
Pengobatan Anemia Hemolitik
Sangat bervariasi, tergantung penyebab kelainan ini, dapat diberikan:
Transfusi Darah
Preparat Cortico-steroid
32
Pemberian IgG par-enteral untuk meningkatkan sistem immunology
Pada beberapa kasus, dilakukan Spleenectomy pengangkatan organ Lien.
g) Polisitemia
Polisitemia atau polisitemia vera (Polycythemia Vera) adalah penyakit yg umumnya dialami pria
usia paruh baya dan ditandai dengan peningkatan jumlah sel darah merah, sel darah putih
(leukosit), dan keping darah (trombosit).
Kondisi yg terjadi adalah: proses reproduksi sel dan sel sumsum tulang dewasa terjadi sangat
cepat dan intens tidak seperti biasanya.
Penyebabnya hingga saat ini belum diketahui.
Gejala dan Tanda Polisitemia:
Kulit Berwarna keunguan
Mata memerah
Sakit kepala
Pusing-pusing/pening
Pembesaran limpa
33
Kelelahan Keringat malam
Nafas ter-sengal2. Bercak2 merah
Pusing
GOLONGAN DARAH
Dibagi dalam beberapa type, berdasarkan antigen yg terdapat dalam sel darah.
Membran eritrosit mengandung 2-antigen yaitu type-A dan type-B dan antigen ini disebut
aglutinogen.
Sebaliknya dalam plasma terdapat antibody yg akan be-reaksi dengan aglutinogen aglutinasi
(penggumpalan).
Antibody plasma yg menimbulkan penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin.
Aglutinogen-A mempunyai enzim glikosil tranferase yg mengandung asetil glukosamin pada rangka
glikoproteinnya; sedangkan aglutinogen-B mengandung enzim galaktose glikoprotennya.
Aglutinogen-AB adalah golongan yg memiliki kedua jenis enzim tersebut.
Tabel Aglutinasi
34
PENYAKIT2 yg BERHUBUNGAN DENGAN DARAH
PENYEBAB:
Penyebab utama dari penyakit Von Willebrand adalah kekurangan atau kelainan pada faktor
von Willebrand (FVW) jenis protein yg berfungsi menggumpalkan trombosit, sehingga
darah dapat membeku.
Apabila tubuh kekurangan protein ini, maka pembekuan darah akan membutuhkan waktu
yang lebih lama dan tidak dapat berjalan dengan baik, dimana pada saat cedera pasien
mengalami pendarahan yang lebih parah dan lebih lama.
Jenis von Willebrand pada seorang penderita sangat tergantung pada kelainan yang
memengaruhi protein FVW.
35
Tipe 2
Lebih jarang ditemukan dan terjadi saat FVW berjumlah normal, namun strukturnya abnormal.
Tipe ini memiliki tingkat keparahan yang beragam, yaitu 2A, 2B, 2M, dan 2N, tergantung pada
gangguan pada struktur FVW.
Tipe 3
Tipe ini lebih parah dan lebih serius.
Kondisi ini terjadi saat seseorang sama sekali tidak memiliki FVW, sehingga trombosit tidak
dapat membeku.
Karena efeknya yang parah, tipe ini sangat mudah didiagnosis namun susah untuk ditangani.
Kelainan pada jumlah dan struktur FVW telah dikaitkan dengan mutasi genetik atau kelainan
pada DNA penderita maka penyakit ini dikategorikan sebagai penyakit bawaan.
Penyakit Von Willebrand tipe-3 diyakini terjadi karena pasien mendapatkan mutasi gen dari
kedua orangtuanya, sedangkan mutasi gen dari salah satu orangtua biasanya menyebabkan
Tipe 1 atau Tipe 2.
Namun, ada kasus langka di mana penyakit timbul setelah pasien dewasa, tanpa mutasi gen
dari orang-tua kasus ini dianggap sebagai jenis penyakit yang didapatkan dan dikaitkan
dengan gangguan autoimun atau thyroid serta efek samping dari obat tertentu.
GEJALA
Gejala utama dari penyakit Von Willebrand adalah:
Mudah memar
Benjolan di bawah kulit
Pendarahan yang lebih lama
Pendarahan yang parah karena cedera atau tindakan gigi
Mimisan yang parah dan tidak terkendali
Darah dalam tinja
Darah dalam urin
Penyakit ini terkadang sulit didiagnosis jika menyerang wanita, karena kebanyakan wanita
menganggap menstruasi yang sangat banyak atau sangat lama sebagai hal yang normal
disarankan untuk memeriksa gejala tertentu saat menstruasi yang mengindikasikan gangguan
pendarahan.
Gejala tersebut (pada wanita) meliputi:
o Darah yang sangat banyak saat menstruasi
o Ada gumpalan darah yang berukuran setidaknya 1 inci dalam darah menstruasi
o Pembalut sudah penuh dengan darah dalam waktu kurang dari satu jam
36
o Timbulnya gejala anemia, misalnya:
~kelelahan, sesak napas, dan capek tanpa penyebab yang jelas
Penderita yang menderita penyakit Tipe 1, 2, dan 3 kemungkinan akan mengalami semua
gejala di atas, hanya tingkat keparahannya yang berbeda.
Namun, pasien tipe-3 juga dapat mengalami komplikasi lain, seperti:
~ Pendarahan internal
~ Pendarahan pada sendi
~ Pendarahan gastrointestinal
Karena pendarahan yang banyak dan lama, pasien juga lebih berisiko terserang nyeri pada
sendi atau jaringan tubuh serta anemia defisiensi zat besi.
Dalam kasus yang parah, penderita juga dapat meninggal jika pendarahan tidak ditangani
dengan tepat waktu.
Penyakit ini menyebabkan penderita mudah berdarah dan tidak dapat membekukan darah
dengan baik, sehingga mereka harus menghindari NSAID (non-steroidal anti-inflammatory
drugs), yang meningkatkan risiko pendarahan.
Penyakit ini akan memengaruhi semua aspek kesehatan pasien, sehingga mereka juga harus
memberitahukan kondisi mereka ke dokter, termasuk dokter gigi, dokter bedah, dan dokter
kebidanan – kandungan.
Beberapa pasien memilih untuk memakai gelang ID kesehatan agar paramedis dapat
mengetahui kondisi mereka jika terjadi kecelakaan.
PENGOBATAN
Orang yang menderita penyakit von Willebrand atau diduga memiliki gangguan pembekuan
darah harus menghubungi atau di-refer ke-dokter spesialis hematologi atau pusat pengobatan
hemophilia.
37
Terapi Non-Penggantian
Terapi ini hanya bisa dilakukan untuk jenis penyakit yang lebih ringan, yaitu Tipe 1 dan 2A.
Terapi ini menggunakan Desmopressin (DDVAP), yaitu obat yang dapat memicu sel tubuh
untuk menghasilkan lebih banyak FVW.
38
HEMOPHILIA
Hemophilia adalah kelainan pendarahan yang diturunkan.
Anak2 yang menderita hemophilia tidak bisa berhenti berdarah karena tidak memilikinya cukup faktor
pembekuan dalam darah mereka.
Faktor pembekuan dibutuhkan darah untuk menggumpal gumpalan darah untuk mencegah
pendarahan yang berlebihan
Dalam proses pembekuan darah, banyak faktor yang terlibat untuk menghentikan perdarahan. Dua
faktor yang mempengaruhi pembekuan darah adalah faktor VIII dan faktor IX.
Tingkat keparahan hemophilia anak tergantung pada faktor pembekuan darah dalam darahnya.
b. Hemophilia B.
Hal ini disebabkan oleh defisiensi faktor IX disebut juga penyakit natal atau kekurangan faktor
IX.
c. Hemophilia C.
Beberapa dokter menggunakan istilah ini untuk merujuk pada kekurangan faktor pembekuan XI.
Hemophilia tipe A dan B adalah merupakan kelainan bawaan yang diturunkan melalui gen kromosom X.
Wanita memiliki dua kromosom X (XX) , sedangkan pria satu kromosom X dan satu Y (XY).
Wanita memiliki gen hemophilia pada salah satu kromosom X-nya, dimana apabila ia hamil, ada
kemungkinan 50% gen hemophilia akan diturunkan ke bayi
apabila gen itu diteruskan ke anak laki2 dia akan terkena penyakit ini.
apabila gen itu diteruskan ke anak perempuan akan menjadi carrier (pembawa).
Jika ayah menderita hemophilia tapi ibu tidak membawa gen hemophilia, tidak ada anak laki2
yang akan mendertia penyakit hemophilia, tapi semua anak perempuan akan menjadi pembawa
penyakit.
Pada sekitar sepertiga anak2 penderita hemophilia, tidak ada riwayat kelainan keluarga.
Dalam kasus ini diyakini kelainan itu bisa dikaitkan dengan kekurangan gen baru.
Carrier gen hemophilia sering memiliki faktor pembekuan normal namun mungkin mempunyai gejala:
~ Mudah memar
~ Timbul pendarahan saat dilakukan operasi dan operasi gigi
~ Sering mimisan
~ Pada wanita, pendarahan menstruasi yang berat
39
GEJALA HEMOPHILIA
Gejala yang paling umum dari gangguan ini adalah perdarahan berat dan tidak terkendali.
Tingkat keparahan hemophilia bergantung pada jumlah faktor pembekuan darah.
Penderita hemophilia yang memiliki kadar lebih dari 5% (100% rata2 untuk anak2 yang tidak
terpengaruh) paling sering hanya mengalami perdarahan saat menjalani operasi besar atau
pencabutan gigi anak2 ini bahkan mungkin tidak terdiagnosis sampai timbul komplikasi perdarahan
operasi terjadi
Hemophilia berat adalah ketika faktor VIII atau IX kurang dari 1% perdarahan bisa terjadi pada
anak-anak ini, bahkan dengan aktifitas minimal se-hari2nya.
Perdarahan juga bisa terjadi tanpa adanya cedera, dimana pendarahan paling sering terjadi pada
daerah sendi dan di kepala.
Memar.
Memar dapat terjadi bahkan dari kecelakaan kecil sekalipun dapat mengakibatkan terbentuknya
darah di bawah kulit menyebabkan pembengkakan (hematoma); untuk alasan ini, kebanyakan
anak didiagnosis pada usia sekitar 12 sampai 18 bulan saat anak lebih aktif.
Mudah Berdarah.
Kecenderungan berdarah dari hidung, mulut, dan gusi dengan luka ringan, misalnya perdarahan
saat menyikat gigi ini yg (secara kebetulan) sering mendeteksi ada-tidaknya hemophilia.
Pendarahan Sendi.
Hemarthrosis (pendarahan sendi) dapat menyebabkan rasa sakit, imobilitas, dan kelainan bentuk
jika tidak diobati komplikasi yang paling umum akibat pendarahan hemophilia.
Pendarahan sendi dapat berulang kronis, menyakitkan, arthritis, deformitas, dan melumpuhkan.
Pendarahan Otot.
Pendarahan otot menyebabkan pembengkakan, nyeri, dan kemerahan.
Pembengkakan akibat darah berlebihan di daerah ini dapat meningkatkan tekanan pada jaringan
dan saraf di daerah tersebut menyebabkan kerusakan permanen dan deformitas.
Perdarahan Otak
dapat terjadi akibat luka atau spontan.
Perdarahan pada otak akibat cedera, atau spontan adalah penyebab paling umum kematian pada
anak2 penderita hemophilia komplikasi pendarahan yang paling serius.
Perdarahan di dalam atau di sekitar otak bisa terjadi dari benjolan kecil di kepala atau terjatuh.
Pendarahan kecil di-otak dapat mengakibatkan kebutaan, cacat intelektual, dan berbagai defisit
neurologis lainnya dapat mengakibatkan kematian jika tidak terlihat dan dirawat segera.
40
DIAGNOSA HEMOPHILIA
Ditegakan berdasarkan riwayat keluarga, riwayat kesehatan anak dan pemeriksaan fisik.
Faktor Pembekuan:
Pemeriksaan terhadap masing2 level dari faktor pembekuan.
Waktu Pendarahan:
Untuk menguji kecepatan pembekuan bekuan darah.
PENGOBATAN
Pengobatan akan dilakukan oleh Kesehatan Anak ke-Hematologis (spesialis kelainan darah).
Hematologis akan memberikan pengobatan terbaik, berdasarkan:
o Usia penderita
o Riwayat kesehatan secara keseluruhan
o Seberapa sakitnya
o Apakah penderita dapat menangani pengobatan, prosedur, atau terapi tertentu
o Memperkirakan lama kondisi penderita akan bertahan
o Pendapat atau preferensi terhadap penderita
41
KOMPLIKASI HEMOPHILIA
Perdarahan persendian dan atau otot
Peradangan lapisan sendi
Pada jangka panjang, timbulnya masalah pada sendi
Pembesaran otot dan tulang yang sangat serius mirip tumor
Berkembangnya antibodi terhadap faktor pembekuan
Infeksi akibat transfusi HIV dan hepatitis B dan C dari donor tidak lagi ditransfusikan.
PENATALAKSANAAN HEMOPHILIA:
Penatalaksanaan yang akurat, penderita hemophilia secara relatif dapat hidup sehat dan mencapai
umur normal, yaitu antara lain dengan:
Mengambil bagian dalam aktivitas2 fisik dan olahraga tapi hindari yang dapat menyebabkan luka,
termasuk sepak bola, rugby, gulat, motorcross, dan ski.
Menerima perawatan khusus pra-operasi termasuk perawatan gigi menyarankan penggantian
infus menaikan tingkat faktor pembekuan anak.
Penderita hemophilia juga bisa mendapatkan infus faktor pengganti spesifik selama dan setelah
prosedur untuk menjaga tingkat faktor pembekuan serta untuk memperbaiki penyembuhan dan
mencegah perdarahan setelah prosedur dijalankan.
Mencegah masalah gigi dan gusi dengan cara menjaga kebersihan gigi yang tepat.
Mendapatkan imunisasi di bawah kulit dan bukan di otot untuk mencegah perdarahan pada otot.
Menghindari pemakaian obat Aspirin dan obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (NSAID).
Mengenakan identifikasi medis (ID) dalam keadaan darurat
42
THALLASEMIA
Thalassaemia merupakan kelainan bawaan ditandai dgn produksi Hb abnormal suatu protein
yang mengandung Fe dalam eritrosit yg membawa O2 menghasilkan produksi Hb yang
rendah dan penghancuran sel darah merah.
Penyakit ini umumnya hanya terjadi pada orang yang memiliki se-kurang2nya dua gen yg
abnormal.
Orang yg memiliki satu gen abnormal biasanya tidak memiliki masalah, kecuali jika ada gen
abnormal lain-nya yang berinteraksi dengan gen thalassemia.
Ada dua jenis Thalassemia yang berbeda, tergantung jenis gen yg terkena, yaitu:
1.THALLASEMIA ALPHA
Thalassemia adalah kelainan darah yang di diturunkan dari satu atau kedua orang tua dgn
kelainan genetika tubuh tidak dapat menghasilkan Hb dalam jumlah normal.
Anemia kurang-nya eritrosit dan atau Hb, yg ditimbulkan ringan s/d berat
Tingkat keparahan anemia tersebut sangat tergantung dari jumlah gen yg terkena.
-Thallasemia Carrier ada 2-gen yg rusak atau hilang timbul anemia ringan
Penyakit Hb H 3-gen hilang menyisakan 1-gen normal mengalami anemia
sedang (moderate) atau berat (severe) demam yg timbul akan memperburuk gejalanya;
selain itu, gejalanya akan bertambah buruk jika penderitanya terpapar dgn obat2-an, zat2
kimia tertentu dan atau terkena infeksi.
Pada kelainan ini mungkin diperlukan transfuse darah dimana hal ini juga meningkatkan
risiko, keturunan-nya menderita Thallasemia mayor.
43
-Thallasemia Mayor ke-4 gen rusak atau hilang menyebabkan anemia berat,
bahkan dalam banyak kasus, jika janin menderita kelainan ini timbul IUFD (Intra
Uterine Fetal Death).
Satu2-nya risiko untuk mendapat kelainan / penyakit ini adalah adanya riwayat dalam
keluarga.
GEJALA -THALLASEMIA
Gejala pada penderita Thallasemia sangat ber-beda2, tergantung jenis -Thallasemia-nya tapi
gejala umum adalah sbb:
~ Pada -Thallasemia silent carrier tanpa gejala
~ Pada -Thallasemia carrier dapat tanpa gejala atau anemia ringan, kelelahan
intoleransi untuk ber-olah raga
~ Pada Penyakit Hb H menimbulkan gejala sedang s/d berat seperti kelelahan
intoleransi untuk melakukan aktifitas fisik, timbulnya pembesaran lien dan liver, kulit
bewarna ke-kuningan, ulcus (luka) pada kaki.
Penderita kelainan ini, mempunyai risiko besar terhadap anaknya menderita Thallasemia
mayor.
~ Pada Thallasemia mayor IUFD
DIAGNOSA - THALLASEMIA
o Pemeriksaan Darah Lengkap memeriksa jumlah, ukuran, bentuk dan kematangan dari
setiap sel2 darah.
o Pemeriksaan A2 dan F Hb dengan Electrophoresis untuk melihat gambaran Hb.
o Free Erythrocyte Protoporphyrin (FEP) Test dilakukan untuk menyingkirkan anemia
defisiensi Fe.
o Chorionic Villus Sampling (CVS) atau Amniocentesis dilakukan terhadap wanita
hamil untuk mendeteksi ada-tidaknya kelainan Thallasemia- pada janin-nya.
Semua test diatas dilakukan dengan 1-sample darah
o Test DNA dilakukan untuk men-Diagnosa ada-tidaknya Thallasemia - .
PENGOBATAN THALLASEMIA-
Pemberian asam folat (Folic acid) setiap hari
Transfusi darah, jika diperlukan
Splenectomy
Iron Chelation therapy untuk menghilangkan kelebihan Fe (liar) dalam tubuh.
Menghindari obat2-an oxidant pada penderita penyakit H Hb
44
2.THALLASEMIA BETA = COOLEY ANEMIA
Ditandai dengan hilang atau rusaknya 2-gen yang spesifik.
Beberapa jenis gangguan ini, yaitu:
-Thallasemia Mayor (Cooley’s Anemia)
Disini ada 2-gen yg rusak atau hilang merupakan bentuk kelainan paling parah penderita
sering memerlukan transfusi darah dan umumnya tidak berumur panjang.
-Thallasemia Minor
Disini hanya 1-gen yang rusak atau hilang menyebabkan anemia ringan s/d sedang.
Penderita kelainan ini, mempunyai 50% risiko untuk menurunkan kepada anak2-nya.
Jenis ini terbagi 2-bagian:
o Thallasemia minima tidak ada gejala
o Thallasemia intermedia menyebabkan anemia sedang s/d berat.
Kesalahan yang terjadi adalah, banyak penderita kelainan ini diberikan pengobatan yg
mengandung Fe karena diyakini bahwa kekurangan Fe ini adalah penyebab terjadinya
kelainan.
Risiko orang untuk terkena kelainan / penyakit ini adalah adanya riwayat Thallasemia dalam
keluarga.
45
Thallasemia intermedia menimbulkan gejala berdasarkan berat-ringan anemia yang terjadi
termasuk:
o Gangguan pertumbuhan
o Tulang lemah (rapuh)
o Splenomegali
DIAGNOSA -THALLASEMIA
Paling sering dilakukan pada anak2 usia 6–12 tahun dengan test: sama seperti yg dilakukan
pada Thallasemia-.
PENGOBATAN -THALLASEMIA
Transfusi darah biasa
Asam folat setiap hari
Bila diperlukan splenectomy
Pengangkatan Vesica Felea (kantung empedu)
Pemeriksaan fungsi jantung secara rutin
Iron Chelation therapy untuk menghilangkan kelebihan Fe (liar) dalam tubuh, dengan
tidak mengambil suplemen zat Fe.
Test Genetika
Transplantasi sumsum tulang (Bone Marrow Transplantation)
KOMPLIKASI -THALLASEMIA
Sangat bervariasi, tergantung jenis-nya.
Thallasemia minima tidak menimbulkan masalah tapi menjadi carrier
46
POLYCYTEMIA VERA
Polycythemia vera adalah kelainan darah yg sangat langka dimana terjadi peningkatan pada
semua sel darah, terutama darah merah (eritrosit).
Bentuk sel darah lebih tebal dapat menyebabkan stroke dan atau kerusakan jaringan atau
organ.
Polycythemia vera disebabkan oleh perubahan genetik (mutasi) yang berkembang selama
hidup bukan mewarisi kelainan genetik, bahkan dalam kebanyakan kasus tidak diketahui
mengapa hal ini terjadi.
GEJALA:
Gejala untuk setiap orang (mungkin) ber-beda2.
Kurangnya energi (kelelahan) atau kelemahan
Sakit kepala
Pusing
Napas tersengal dan susah bernafas saat berbaring
Masalah penglihatan, seperti penglihatan ganda, penglihatan kabur, dan bintik buta
Ketidakmampuan berkonsentrasi
Berkeringat di malam hari
Wajah dan menjadi merah dan hangat (memerah)
Mimisan
Gusi berdarah
Pada wanita: keluarnya lebih banyak darah (dibanding normal) saat menstruasi
Batuk darah
Memar
Kulit gatal (sering setelah mandi air panas)
Encok
Mati rasa
Tekanan darah tinggi
Gejala ini mungkin terlihat seperti kelainan darah atau masalah kesehatan lainnya.
DIAGNOSIS
o Pemeriksaan fisik.
o Test darah terlihat adanya peningkatan jumlah sel darah merah.
Mencari kemungkinan lain adanya kelainan yang dapat menyebabkan jumlah sel darah
merah.
PENGOBATAN
Pengobatan bisa meliputi:
Proses mengeluarkan darah.
47
Awalnya ini harus sering dilakukan, misalnya setiap minggu tujuannya adalah untuk
mengeluarkan kelebihan Fe.
Chemoterapi.
Tidak ada pengobatan (obat2-an) spesifik untuk kelainan ini.
KOMPLIKASI
o Polycythemia vera dapat berakibat fatal jika tidak didiagnosis dan diobati.
o Penggumpalan darah mengakibatkan stroke dan atau serangan jantung,
o Pulmonary embolism
o Hepatomegali dan Splenomegali
Melalui perawatan yang tepat dapat membantu mengurangi atau menunda masalah
komplikasi yg terjadi, misalnya
untuk meningkatkan detak jantung dan memperbaiki aliran darah, a l dengan:
Peregangan kaki dan pergelangan kaki
Mengenakan sarung tangan dan kaus kaki hangat saat cuaca dingin
Menghindari panas yang ekstrim
Minum banyak air
Hindari kondisis yg dapat menyebabkan terjadi-nya perlukaan
48
HODGKIN DISEASE/LIMPHOMA
Adalah suatu jenis lymphoma (kanker) yang mengenai kelenjar getah bening seing juga
disebut Lymphoma Hodgkin; ada juga Limfoma Non-Hodgkin.
Kelenjar getah bening menbantu sistem imunitas dalam melawan penyakit dan atau infeksi.
Awal timbulnya adalah dari leukosit jenis Limfosit, dimana penderita dengan Hodgkin,
pertumbuhan dan bentuk limfosit-nya tidak normal dan berkembang keluar sistem getah
bening sehingga sulit untuk tubuh mempertahankan diri terhadap infeksi atau peradangan.
Terdapat Hodgkin yg klasik atau Nodular Lymphocyte-Pre-dominant Hodgkin’s Disease
(NLPHD) jenis HD didasarkan pada jenis sel yang terkena dan daya tahan tubuh penderita,
tetapi penyebab pasti penyakit ini tidak diketahui.
Penyakit ini dihubungkan akibat timbulnya mutasi / perubahan seperti pada virus Epstein-Barr
(EBV) menyebabkan timbulnya.
Hodgkin dapat timbul pada semua golongan umur, tapi umumnya banyak terjadi pada usia 15,
40 tahun serta > 50-tahun.
Secara umum, survival rate penyakit Hodgkin meningkat dengan perkembangan dalam
pengobatan/penatalaksanaan-nya dimana 5-years survival rate-nya adalah ± 85% sedangkan
10-years survival rate adalah ± 81%.
GEJALA
Gejala umum adalah timbulnya pembengkakan dibawah kulit dimana terdapat kelenjar getah-
bening (lymph).
Pembengkakan ini tidak terasa sakit/nyeri terdapat pada:
Daerah Leher
Daerah Axilla
Daerah Pangkal Paha
Gejala lainnya:
~ berkeringat pada malam hari
~ gatal2 pada kulit
~ demam
~ kelelahan
~ penurunan berat badan secara drastis yang tidak diketahui sebabnya
~ nyeri didaerah pembengkakan kelenjar lymph terutama setelah men-konsumsi alkohol
~ pembesaran lien (spleenomegali)
49
jika ditemui gejala2 diatas, segera berobat/konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan
pertolongan/pengobatan yang akurat (early diagnosis and prompt treatment)
DIAGNOSIS HODGKIN
Dilakukan dengan seksama mulai dari anamnesis, melihat catatan medis penderita dan
pemeriksaan fisik keseluruhan serta pemeriksaan pemeriksaan penunjang, a.l:
* X-ray, CT-Scan, MRI
* Biopsi kelenjar lymph (getah bening)
* Pemeriksaan darah lengkap (Eritrosit, Leukosit dan Thrombosit)
* Immuno-pheno-typing memastikan jenis dari lymphoma
* Fungsi paru2 untuk mengetahui fungsi paru2.
* Echocardiogram mengetahui fungsi jantung
* Biopsi sumsum tulang melihat ada-tidaknya metastase
STADIUM / STAGING
Ditentukan jika Hodgkin diklasifikasikan dalam staging untuk mengetahui perkembangan
keparahan penyakitnya diberikan pengobatan yang tepat.
50
Radio-therapy saja, dapat diberikan dan berhasil pada Hodgkin stadium-1 (NLPHD).
Penderita NLPHD mungkin hanya memerlukan radiasi karena kondisi penyebarannya
cenderung lebih lambat dari Hodgkin disease.
Pada stadium lanjut, therapy medikamentosa dapat diberikan pada chemotherapy.
Jika dengan chemotherapy tidak ada response-nya, dapat dipertimbangkan untuk melakukan
transplantasi stem cell (bone marrow) diharapkan dengan pemberian transplantasi stem cell
akan merangsang stem cell pada sumsum tulang tubuh untuk mengganti sel2 kanker dengan
yang sehat lakukan monitoring untuk menentukan tindakan lanjut.
RISIKO PENGOBATAN
Pengobatan Hodgkin Disease jangka panjang dapat menimbulkan side-effect yang sangat
mengganggu kondisi kesehatan penderita.
Radiotherapy yang dilakukan pada daerah dada dapat menimbulkan risiko timbulnya:
Kanker Payudara
Kanker Paru2
Penyakit Jantung
Peningkatan Cholesterol darah.
51
LIMFOMA NON-HODGKIN
Limfoma Non-Hodgkin merupakan jenis kanker yang berasal dari sistem kelenjar lymph dan
biasanya dapat menyebar ke seluruh tubuh.
Penyakit ini lebih sering terjadi di bandingkan limfoma Hodgkin
GEJALA:
Untuk saat ini belum di ketahui secara pasti penyebab limfoma non-hodgkin tersebut, namun ada
bukti2 yang menunjukkan bahwa adanya hubungan limfoma Non-Hodgkin dengan virus2 yang
belum dapat di-identifikasi.
Sejenis limfoma Non-Hodgkin yang berkembang dengan cepat berhubungan dengan infeksi karena
HTLV-I (Human T-cell Lymphoropic Virus type-1) yaitu suatu retro-virus yang fungsinya menyerupai
HIV penyebab AIDS.
Gejala awal yang di alami oleh penderita limfoma Non-Hodgkin ber-beda2, namun umumnya di-
awali dengan terjadinya pembengkakan kelenjar lymph di-satu ttitik seperti:
di-ketiak (axilla),
selangkangan ; atau
bagian tubuh yang lain,
membesar secara perlahan tanpa rasa nyeri.
Gejala diatas ini umumnya disertai dengan:
o demam yang terus menerus,
o hilangnya berat badan tanpa alasan,
o keringat yang timbul terutama malam hari.
Selain itu, masih ada serangkaian gejala lain akibat oleh limfoma Non Hodgkin, jika pembesaran
kelenjar lymph terjadi di-dalam dada atau perut dapat menyebabkan penekanan pada organ, di
antaranya adalah sebagai berikut:
Gangguan pernafasan karena terjadi penumpukan cairan pada paru2.
Hilangnya nafsu makan akibat penekanan pada usus.
Sembelit berat.
Nyeri perut.
Pembengkakan tungkai.
Jika limfoma ini menyebar ke-darah dapat menimbulkan leukemia.
Meskipum memiliki banyak kemiripan, namun limfoma lebih mungkin menyebar ke:
o sumsum tulang,
o saluran pencernaan dan kulit.
Jika terjadi jika limfoma ini pada anak2 gejala awal yang terjadi bukan pembesaran kelenjar
lymph, namun:
52
anemia,
ruam pada kulit dan
gejala neurologis kelemahan dan sensasi yang abnormal) terjadi karena sel2 limfoma
masuk ke dalam:
~ sumsum tulang,
~ darah,
~ kulit,
~ usus,
~ otak dan
~ tulang belakang.
DIAGNOSA
Untuk menentukan limfoma Non-Hodgkin atau penyakit lain lakukan biopsi kelenjar lymph
(lymph) jika gejala awalnya terjadi pembesaran pada kelenjar tersebut.
Berdasarkan tampilan mikroskopik dari kelenjar lymph dan dan jenis limfosit-nya Limfoma Non-
Hodgkin di bedakan menjadi 2, yaitu:
o limfoma sel T dan
o sel limfoma sel B.
Pada saat terdiagnosis, pada umumnya sel kanker limfoma Non-Hodgkin sudah menyebar luas,
hanya ± 10% - 30 % saja bagian tubuh yang masih terlokalisir dari penyakit tersebut.
Untuk mengetahui seberapa luasnya limfoma menyerang jaringan tubuh, biasanya dilakukan CT-
Scan atau Gallium Scanning pada bagian perut dan pinggul.
53
Stadium IV:
Sel2 kanker sudah menyebar ke-organ tubuh lainnya, seperti:
~ Sumsum tulang,
~ Hati, dan
~ Bagian organ tubuh.
Kategori A:
Tidak terjadi demam terus menerus, keringat malam, atau kehilangan berat badan secara
mendadak tanpa sebab
Kategori B:
Terdapat seluruh gejala yang disebutkan dalam kategori A.
PENGOBATAN (PENATALAKSANAAN)
Pengobatan pada penderita limfoma Non-Hodgkin ber-beda2, sesuai jenis dan stadium sehingga
beberapa penderita dapat sembuh total sebagian lagi harus menjalani pengobatan seumur
hidupnya, bahkan ada juga yang memiliki harapan hidup-nya panjang umumnya, jenis dari
limfosit T tidak memberikan respons yang baik seperti limfosit B.
Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan angka kesembuhan dapat menurun, a l:
o Usia penderita limfoma Non-Hodgkin 60 tahun.
o Limfoma sudah menyebar ke seluruh tubuh.
o Penderita memiliki tumor (pengumplan sel2 limfoma) yang besar.
Pengobatan yang di lakukan oleh penderita limfoma Non-Hodgkin adalah sbb:
1. Terapi Biologis
Prosedur ini umumnya terdiri dari monoclonal antibodies, yang terdiri dari molekul2 protein yang
di rancang khusus untuk mengikat sel2 limfoma tertentu (melalui cell surface-markers)
akhirnya membunuh mereka.
2. Chemotherapi
Prosedur ini juga di lakukan oleh penderita limfoma, yaitu menggunakan obat cyto-toxics
obat ini membunuh sel2 kanker side efeknya membunuh sel darah sehingga timbul anemia
3. Terapi Radiasi (Radio-therapi)
Juga dapat dijadikan pengobatan limfoma yaitu dengan menggunakan sinar energi tinggi untuk
membunuh sel2 limfoma Non-Hodgkin prosedur ini dapat menyusutkan tumor dan juga
menghilangkan rasa sakit.
54
Ada 2-jenis radiotherapi yang dapat di-gunakan untuk mengobati pasien limfoma, yaitu :
Radiasi External
Dimana radiasi ditujukan pada bagian tubuh yg banyak terdapat kumpulan sel limfoma.
Umumnya pasien datang berobat ke rumah sakit 5 hari dalam seminggu dan di lakukan dalam
beberapa minggu.
Radiasi Sistemik,
Diberikan suntikan yg mengandung radio-aktif bagi penderita limfoma akan menyebar ke
seluruh tubuh.
Materi radio-aktif akan di-ikat pada sistem antibodi yg mengincar serta menghancurkan sistem
limfoma.
4. Pencangkokan Stem Cell
Prosedur ini dapat dilakukan sebagai pengobatan limfoma, apabila limfoma kembali
menyerang.
Prosedur ini juga di kenal sebagai chemotherapi dosis tinggi prinsipnya chemotherapi ini
menggunakan dosis besar utuk membunuh atau mengatas isel limfoma yang melakukan
perlawanan.
Stem Cell di gunakan untuk menyelamatkan pasien agar efek samping dari prosedur ini dapat
di atasi dengan cepat.
55
THROMBOCYTEMIA
Keadaan dimana sumsum tulang memproduksi trombosit secara berlebihan dimana
trombosit ikut membantu proses pembekuan darah menyebabkan terjadinya pembekuan
peningkatan pembekuan darah.
Penyebabnya banyak faktor lebih diyakini karena adanya gangguan dalam pembentukan
sel2 darah pada sumsum tulang.
GEJALA TROMBOSITEMIA:
Terjadinya pembekuan darah di-arteri, vena paling sering di-tangan, kaki, dan otak
Mudah memar
Pendarahan dari hidung, gusi, dan gastro-intestinal
Tinja berdarah (melena)
Perdarahan setelah cedera atau operasi
Kelemahan
Sakit kepala dan pusing
Oedema pada kelenjar getah bening
Gejala trombositemia, gangguan darah atau masalah kesehatan lainnya.
DIAGNOSIS THROMBOCYTHEMIA
o Dari catatan riwayat kesehatan
o Pemeriksaan fisik.
o Pemeriksaan darah lengkap mengukur jumlah eritrosit, leukosit dan trombosit
o Sediaan apus darah memeriksa ada-tidaknya kelainan morfologi trombosit.
o Aspirasi sumsum tulang atau biopsi dilakukan untuk melihat apakah sumsum tulang
dalam kondisi normal mengambil sampel kecil cairan sumsum tulang (aspirasi) atau
jaringan sumsum tulang padat disebut biopsi inti diperiksa dibawah mikroskop.
PENGOBATAN TROMBOSITEMIA
Dilakukan atas pertimbangan:
Umur, Status Kesehatandan Catatan riwayat kesehatan Penderitta
Kondisi ke-parahan penyakit pada Penderita
Seberapa baik dapat diatasi dengan obat, tindakan keperawatan, atau terapi tertentu
Berapa lama diperkirakan kondisinya akan bertahan (Prognosis)
Pengobatan-nya antara lain:
56
Chemotherapy:
o Hal ini paling sering diberikan dengan obat kemoterapi oral (hydroxyl-urea), atau dengan
interferon alfa.
PENCEGAHAN TROMBOSITEMIA
Hindari merokok meningkatkan pembekuan darah
Kendalikan kondisi kesehatan antara lain kolesterol tinggi, hipertensi dan diabetes
Hindari hal2 yang menimbulkan perdarahan termasuk obat2-an seperti acetosal.
Hindari benturan.
HAL2 PENTING
o Trombositemia menyebabkan pembentukan trombosit di-sumsum tulang dalam jumlah
yang besar.
o Trombosit dalam jumlah besar menyebabkan terjadinya penggumpalan darah atau
pendarahan.
o Gejalanya meliputi pembekuan darah dan tanda2 pendarahan, seperti memar, tinja
berdarah, dan kelemahan.
o Kelainan (penyakit) ini tidak atau jarang akibat penyebab tunggal karena adanya cacat
pada sel pembentuk trombosit pada sumsum tulang.
o Pengobatan dgn obat2-an untuk menghilangkan trombosit liar dalam darah.
57
DEFISIENSI G-6-PD
Defisiensi G-6-PD adalah kelainan yang diturunkan melalui gen orang-tua kepada anak
dimana tubuh tidak memiliki cukup enzim Glukosa-6-Fosfat Dehidrogenase enzim yang
membantu sel darah merah untuk bekerja dengan baik.
Kurangnya enzim ini bisa anemia hemolitik, dimana ini adalah saat sel darah merah rusak
lebih cepat dari pada yang dibuat.
58
DIAGNOSA DEFISIENSI G-6-PD
Defisiensi G-6-PD dapat di-diagnosis dengan tes darah sederhana.
Test darah ini mungkin diperlukan jika:
o Ada riwayat dari daerah asal domisili dimana kondisi ini (defisiensi G-6-PD) terjadi
o Riwayat keluarga kekurangan G-6-PD
o Penderita bentuk anemia yang tidak diketahui
Penncegahan meliputi:
o Menghindari obat-obatan tertentu, makanan, dan paparan lingkungan
o Meng-informasikan kekurangan G-6-PD jika anda berobat
o Tahu secara jelas sebelum minum jenis obat apapun, terutama yg merupakan kontra-
indikasi untuk penderita defisensi G-6-PD
o Dapat tetap hidup dengan kekurangan G-6-PD
Hal2 yg harus dihindari thd hal2 yg dapat memicu anemia hemolitik termasuk:
Aspirin, dan selueuh produk yang mengandung acetosal
Antibiotik tertentu
Kacang fava
Kapur barus
59
IMMUNE/IDIOPATHI
THROMBOCYTOPENI PURPURA = ITP
Immune/Idiopati Thrombocytopenic Purpura (ITP) adalah kelainan darah yang ditandai
dengan penurunan jumlah trombosit dalam darah.
Trombosit adalah sel dalam darah yang membantu proses menghentikan/pembekuan
perdarahan.
Tanda pada ITP, antara lain:
Penurunan jumlah thrombosit
De-colouring pada kulit
Umumnya terdapat pada anak2.
Mudah memar,
Gusi berdarah; dan,
Pendarahan internal.
Penyakit ini disebabkan oleh reaksi kekebalan (auto-imune) tubuh terhadap seseorang
memiliki trombosit disebut Imune/Idiopati thrombocytopenic purpura.
60
PENYEBAB ITP:
Di ITP sistem kekebalan tubuh dirangsang untuk menyerang trombosit paling sering ini
adalah hasil antibodi melawan platelet.
Dalam sejumlah kecil kasus, sejenis sel darah putih yang disebut sel-T akan langsung
menyerang trombosit.
Hal ini mungkin disebabkan oleh salah satu dari berikut ini:
o Obat-obatan (termasuk obat bebas) dapat menyebabkan alergi yang bereaksi silang
dengan platelet.
o Infeksi virus, termasuk virus yang menyebabkan cacar air, hepatitis C, dan AIDS, bisa
antibodi cepat yang bereaksi silang dengan platelet.
o Kehamilan
o Gangguan kekebalan tubuh, seperti rheumatoid arthritis dan lupus
o Limfoma dan leukemia tingkat rendah dapat menghasilkan antibodi abnormal terhadap
protein trombosit.
o Terkadang penyebab purpura thrombocytopenic imun tidak diketahui.
GEJALA ITP
umlah platelet (thrombosit) kurang dari 100.000 terjadi waktu pendarahan yang makin
panjang secara signifikan.
Karena jumlah trombosit kurang dari 10.000 makin besar risiko pendarahan
Meningkatnya perdarahan.
Warna kulit jadi ungu akibat perdarahan dibawah kulit
Memar adalah darah di bawah kulit.
Penderita ITP mungkin memiliki memar besar karena tidak diketahui adanya cedera
memar bisa muncul di persendian siku dan lutut akibat gerakan.
Bintik2 merah kecil dibawah kulit merupakan hasil pendarahan yang sangat kecil.
Mimisan
Perdarahan di mulut dan / atau di dalam dan sekitar gusi
Periode menstruasi yang berat karena perdarahan yang berlebihan
Darah dalam muntah, air kencing, atau tinja
Pendarahan di kepala merupakan gejala paling berbahaya dari ITP cedera kepala
yang terjadi setiap adanya benturan.
Tidak cukup trombosit untuk menghentikan perdarahan bisa mengancam nyawa.
61
DIAGNOSA:
o Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik yang lengkap
o Hitung darah lengkap (cBC), bentuk, jumlah, dan kematangan sel darah
o Volume darah spesifik untuk mengukur trombosit.
o Test darah dan urine tambahan test ini dilakukan untuk mengukur waktu perdarahan
dan mendeteksi kemungkinan infeksi, termasuk tes darah khusus yang disebut test
antibodi anti-platelet.
o Aspirasi sumsum tulang (mungkin) diperlukan dalam menegakkan diagnosis ITP, tetapi
tidak mutlak tetapi diperlukan dalam menghadapi tes antibodi anti-platelet positif,
namun masih biasa dilakukan untuk melihat produksi trombosit dan untuk menyingkirkan
sel abnormal yg (mungkin) diproduksi oleh sumsum yg dapat menurunkan jumlah
trombosit.
Aspirasi sumsum tulang diperlukan untuk diagnosis jika pengujian antibodi anti-platelet
negatif.
PENGOBATAN ITP
Dua bentuk pengobatan dan perawatan langsung yang paling umum adalah steroid dan
gamma-globulin intra vena:
Steroid.
Steroid membantu mencegah perdarahan dengan jalan mengurangi tingkat kerusakan
trombosit.
Jika efektif akan mengakibatkan peningkatan jumlah trombosit dimana efeknya terlihat
dalam 2 sampai 3 minggu
Efek sampingnya bisa berupa iritabilitas, perut iritasi, penambahan berat badan, tekanan
darah tinggi, dan jerawat.
62
Pengobatan infeksi.
Jika infeksi adalah penyebab ITP, pengobatan infeksi bisa mengakibatkan jumlah thrombosit
lebih tinggi.
Spleenectomy.
Dalam beberapa kasus limpa mungkin perlu diangkat, karena ini adalah situs yang paling
aktif dalam penghancuran yang dimediasi antibodi.
Hal ini lebih sering menjadi perhatian pada penderita ITP kronis yg mengalami penurunan
tingkat kerusakan platelet.
Transfusi Thrombosit.
Orang dengan perdarahan hebat atau hendak menjalani operasi mungkin memerlukan
transfusi trombosit.
Rituximab (Rituxan).
Obat ini adalah antibodi yang diproduksi di laboratorium melawan protein yang ditemukan
pada sel darah yg membuat antibodi memperlambat produksi antibodi antiplatelet.
Rujukan:
Kessler CM. Hemorrhagic disorders: coagulation factor deficiencies. In: Goldman L, Ausiello D, eds.
Goldman’s Cecil Medicine. 23rd ed. Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2007:chap 180.
John Hopkins Medicine Health Library
https://id.wikipedia.org/wiki/Hematologi
http://www.pintarbiologi.com/2014/12/sistem-peredaran-darah-manusia.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_lymphetik
http://nursingprogramupnvj.blogspot.co.id/2013/10/sistem-hematologi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih
https://id.wikipedia.org/wiki/Koagulasi
http://zonabawah.blogspot.co.id/2011/04/proses-pembentukan-hemoglobin-hb.html
http://pelajaranilmu.blogspot.co.id/2012/05/transportasi-oksigen-dan-karbon.html
http://dokumen.tips/documents/mekanisme-homeostasis-dan-pembekuan-darah-melibatkan-
suatu-rangkaian-proses-yg-cepat8.html
63