Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KETIDAKBERDAYAAN

“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas PKM Keperawatan Jiwa”

Dosen Pembimbing :
Dr. H. Abdal Rohim, SKp.MH

Disusun Oleh :
FEBRI GITA YANTI
CKR0190013
Keperawatan Reguler A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2022
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Masalah Utama

Ketidakberdayaan

Pengertian :
Ketidakberdayaan adalah persepsi yang menggambarkan perilaku seseorang yang
tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil; suatu keadaan di mana
individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru
dirasakan (NANDA, 2008).

2. Proses Terjadinya Masalah


Factor Predisposisi
Biologis Psikologis Sosio cultural

Factor Presipitasi
Nature Origin Timing Number

Penilaian Terhadap Stressor


Kognitif Afektif Fisiologis Respon Sosial

Sumber Koping
Kemampuan personal Dukungan Sosial Aset Materi Keyakinan Positif

Mekanisme Koping

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Konstruktif Destruktif

3. Data yang harus dikaji

I. Factor Predisposisi
Biologis :
Status Nutrisi : Anoreksia, tidak ada perbaikan nutrisi, BB kurang (kurus/terlalu
kurus), BB lebih (gemuk/terlalu gemuk) atau BB tidak ideal.
Status Kesehatan secara umum : Riwayat penyakit kanker, riwayat penyakit
neurologis (epilepsi, trauma kepala), riwayat gangguan pada jantung, (PJB, PJK,
Hipertensi, aterosklerosis), riwayat gangguan paru-paru (TBC, PPOM, udem paru,
asma, embolisme paru, dll), riwayat penyakit endokrin, riwayat penggunaan zat
Psikologis
Intelegensi : RM ringan – RM sedang : IQ
Kemampuan verbal : gagap, tidak mampu mengungkapkan apa yang dipikirkannya.
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : perpisahan traumatik dengan orang
yang berarti, penolakan dari keluarga, perceraian, kekerasan dalam rumah tangga,
diturunkan dari jabatannya, konflik dengan rekan kerja, penganiayaan seksual,
seringkali mengalami kegagalan.
Konsep diri : konsep diri negative, kurang penghargaan
Motivasi : kurang dukungan social, kurang dukungan dari diri sendiri
Pertahanan psikologis : Self control yang kurang
Social cultural
Usia : < 40 tahun
Gender : wanita > laki-laki
Pendidikan : tidak sekolah, pendidikan rendah (hanya tamat SD, SMP), putus sekolah,
tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas, tinggal kelas
Pendapatan : kurang/rendah : dibawah UMR, tidak mandiri dalam ekonomi.
Pekerjaan : pengangguran, PHK, pekerjaan tidak tetap
Status dan peran social : kegagalan berperan sosial.
Latar belakang agama dan keyakinan : kurang /tidak menjalankan ajaran agama dan
keyakinan, kehilangan rutinitas ibadah.
Keikutsertaan dalam politik : pengurus partai politik, post power syndrom
Pengalaman social : sering mengalami penolakan kelompok sebaya

II. Factor presipitasi

NATURE
1) Faktor – factor biologis :
Status nutrisi : BB tidak ideal (kurus, sangat kurus, gemuk, sangat gemuk)
Status Kesehatan secara umum: Menderita penyakit kronik atau terminal,
kehilangan salah satu anggota badan, kehilangan fungsi tubuh.
Sensitifitas biologi : ketidakseiibungan elektrolit, gangguan pada sistem limbik,
thalamus, kortek frontal, GABA, norepinefrin, serotonin.

2) Faktor – factor psikologis


Intelegensi : RM ringan (IQ 50 – 70), RM sedang (IQ 35 – 50).
Kemampuan verbal : buta, tuli, gagap, pelo, adanya peibutasan kontak sosial,
lokasi tempat tinggal yang terisolasi.
Moral : melanggar norma dan nilai di masyarakat
Kepribadian : menghindar, aibung.
Pengalaman yang tidak menyenangkan : korban perkosaan, perceraian,
perpisahan dengan orang yang berarti, KDRT, diturunkan dari jabatannya, konflik
dengan rekan kerja.

3) Faktor – factor social budaya


(Putus sekolah, PHK, turun jabatan, penolakan dari orang yang berarti, pendapatan
yang rendah)
ORIGIN
1. Internal :
Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang lain dan lingkungannya.
2. Eksternal :
 Kurangnya dukungan keluarga
 Kurang dukungan masyarakat
 Kurang dukungan kelompok/teman sebaya
TIMING
1. Stres terjadi dalam waktu dekat
2. Stress terjadi secara berulang-ulang/ terus menerus
NUMBER
1. Sumber stres lebih dari satu
2. Stres dirasakan sebagai masalah yang sangat berat

III. Penilaian terhadap Stressor


Kognitif : kurang konsentrasi, ambivalensi, kebingungan, fokus menyempit/
preokupasi, misinterpretasi, bloking, berkurangnya kreatifitas, pandangan suram,
pesimis, sulit untuk membuat keputusan, mimpi buruk, produktivitas menurun,
pelupa, ketidakpastian
Afektif : sedih, rasa bersalah, bingung, gelisah, apatis/pasif, kesepian, rasa tidak
berharga, penyangkalan perasaan, kesal, khawatir, perasaan gagal
Fisiologis : Kelemahan, pusing, kelelahan, keletihan, sakit kepala, impotensi,
lemas, lesu, pergerakan laibut, anoreksia, penurunan berat badan, konstipasi/diare,
retensi urin mungkin terjadi, insomnia/hipersomnia, mual, muntah, perubahan
siklus haid
Perilaku : agitasi, perubahan tingkat aktivitas, mudah tersinggung, kurang
spontanitas, sangat tergantung, kebersihan diri yang kurang, mudah menangis
Respon social : kecenderungan untuk isolasi, patisipasi sosial berkurang

IV. Sumber Koping

Personal Ability
Kurang komunikatif, hubungan interpersonal yang kurang baik, kurang memiliki
kecerdasan dan bakat tertentu, mengalami gangguan fisik, perawatan diri yang
kurang baik, tidak kreatif

Social support
Hubungan yang kurang baik dengan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, kurang terkibat dalam organisasi sosial/kelompok sebaya, ada konflik
nilai budaya

Material asset
Penghasilan kurang, sulit memperoleh layanan kesehatan, tidak memiliki
pekerjaan/posisi

Positive belief
Tidak memiliki keyakinan dan nilai positif, kurang memiliki motivasi, kurang
berorientasi pada pencegahan (lebih senang melakukan pengobatan)

V. Mekanisme Koping

Konstruktif
1. Menilai pencapaian hidup.
2. Menilai nyaman dengan pasangan hidup
3. Menerima perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.
4. Membimbing dan menyiapkan generasi dibawah usianya secara arif dan
bijaksana.
5. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang sudah lansia.
6. Kreatif : mempunyai inisiatif dan ide-ide melakukan sesuatus yang
bermanfaat.
7. Produktif : mampu menghasilkan sesuatu yang berarti bagi dirinya dan orang
lain, mengisi waktu luang dengan hal yang positif dan bermanfaat.
8. Perhatian dan peduli dengan orang lain : memperhatikan kebutuhan orang lain.
9. Mengembangkan minat dan hobi.

Destruktif
1. Tidak kreatif : kurang memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang
bermanfaat.
2. Tidak mempunyai shubungan akrabs, kurang berminat bekerja
danberkeluarga.
3. Tidak memiliki pekerjaan dan profesi yang tetap sehingga tidak dapat
mandiri secara finansial dan sosial.
4. Tidak bertanggungjawab terhadap keluarga.
5. Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatans.
6. Tidak berpartisipasi dalam pemngambilan keputusans saat diberikan
kesempatan.
7. Enggan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.
8. Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas,
ketidaksukaans, marah dan rasa bersalah.
9. Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain
ketika mendapat perlawanan.

Pohon Masalah

Harga Diri Rendah Keputusasaan

Ketidakberdayaan (core problem)

Koping tidak efektif

4. Analisa data
Tanda dan
gejala
Dibedakan menjadi 3:
 Ringan : mengekspresikan ketidakpastian tentang fluktuasi tingkat energy, Pasif
 Sedang : marah, tergantung pada orang lain, menunjukkan ketidakmauan untuk
merawat diri, tidak menunjukkan kemajuan, menunjukkan ketidapuasan terhadap
ketidakmampuan dalam menyelesaikan pekerjaan, mengungkapkan keraguan
dalam penampilan peran, ketakutan terhadap perawat yang dianggap sebagai
orang asing, merasa bersalah, ketidakmampuan mencari informasi perawatan,
tidak adanya partisipasi dalam perawatan kesehatan, pasif
 Berat : apatis, depresi, ekspresi marah,

Data Subyektif:
1. Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan
mengendalikan atau mempengaruhi situasi.
2. Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu
3. Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan untuk
melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya
4. Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran
5. Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri.

Data Obyektif:
1. Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan
2. Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan
3. Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
4. Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas,
ketidaksukaan, marah, dan rasa bersalah.
5. Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain ketika
mendapat perlawanan.
6. Apatis dan pasif
7. Ekspresi muka murung
8. Bicara dan gerakan laibut
9. Tidur berlebihan
10. Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
11. Menghindari orang lain

6. Diagnosa keperawatan

Ketidakberdayaan

7. Intervensi
Tujuan :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Melakukan pengkajian pada klien
c. Menentukan masalah keperawatan klien
d. Memberikan intervensi generalis sesuai masalah keperawatan yang dihadapi klien.

Intervensi keperawatan:
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengkaji keluhan utama klien
c. Mengkaji faktor predisposisi klien, meliputi : biologis, psikologis dan
sosiokultural.
d. Mengkaji stresor presipitasi klien, meliputi : nature, origin, time dan number.
e. Mengkaji penilaian kilen terhadap stresor, meliputi : kognitif, afektif, fisiologis,
perilaku dan respon sosial.
f. Mengkaji sumber koping yang dimiliki oleh klien, meliputi : kemampuan
personal, dukungan sosial, aset material, dan keyakinan positif.
g. Mengkaji mekanisme koping yang digunakan klien.
h. Menentukan masalah keperawatan klien
i. Memberikan intervensi generalis pada klien :

1. Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukkan respons


emosional dan menerima pasien apa adanya.
2. Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat
sendiri (mis; rasa marah. frustasi, dan simpati).
3. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif,
beri waktu klien untuk berespons.
4. Gunakan tehnik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi dan klarifikasi.
5. Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area
situasi kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya untuk
mengontrol.
6. Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh
terhadap ketidakberdayaannya.
7. Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan melalui
interupsi atau subtitusi.
8. Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif.
9. Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat pasien.
10. Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpanan dan pendapatnya
yang tidak rasional.
11. Kurangi penilaian pasien yang negatif terhadap dirinya.
12. Bantu pasien untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau perilakunya dan
perubahannya yang terjadi.
13. Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan yang ingin
dicapai. Motivasi klien untuk membuat jadwal aktivitas perawatan dirinya.
14. Berikan klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan
15. Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan jika klien
berhasil melakukan kegiatan atau penampilan yang bagus. Motivasi untuk
mempertahankan penampilan/ kegiatan tersebut.
16. Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam perawatan, berikan
penjelasan untuk pilihan ini. Bantu klien untuk menetapkan tujuan yang
realistis. Fokuskan kegiatan pada saat ini bukan pada kegiatan masa lalu.
17. Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat
dikkontrolnya. Dukung kekuatan-kekuatan diri yang dapat diidentifikasi
oleh klien
18. Identifikasi cara-cara yang dapat dicapai oleh klien. Dorong untuk
berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas tersebut dan berikan penguatan
positif untuk partisipasi dan pencapaiannya.
19. Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu klien menurunkan
perasaan ketidakberdayaan.
20. Dorong kemandirian, tetapi bantu klien jika tidak melakukan. Libatkan klien
dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas keperawatan. Jelaskan alasan
setiap perubahan perencanaan perawatan kepada klien

Anda mungkin juga menyukai