Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

DIAGNOSA GANGGUAN:
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN MASALAH : WAHAM

DISUSUN OLEH:

RENY
P07120921029

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA


PROGRAM STUDI NERS
2022
LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM
1. Proses terjadinya masalah
2.1. Pengertian
Waham merupakan suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (Keliat, Akemat, Helena dan Nurhaeni,
2012)
2.2. Predisposisi/presipitasi

Biologi :
 Ada tanda dan gejala gangguan jiwa sejak 5 tahun, tetapi keluarga membawa Sdr D berobat
ke alternatif.
 Kakak klien pertama mengalami gangguan jiwa sejak 2000, dirawat di RS, tidak rutin
kontrol dan minum obat.
 Penyalahgunaan obat tidak ada
 Merokok 1-2 batang setiap hari
 Tidak ada riwayat trauma kepada

Psikologi :
 Klien dibesarkan dalam keluarga yang memiliki pola asuh otoriter, suka memaksa sehingga
klien merasa menjadi anak yang kurang diperhatikan
 Klien sedih merasa sering diperintah oleh orang tua
 Merasa gagal dalam kehidupan karena tidak mampu bekerja dengan baik
 Ayah selelu menilai negatif padanya
 Kllien merasa mudah kecewa karena sering mendapat perlakuan kasar dari orang tuanya
 Merasa menjadi beban bagi orang tua
 Kepribadian tertutup

Sosial kultural :
 Usia 28 tahun, tetapi merasa belum bisa membahagiakan orang tuanya
 Jenis kelamin : laki-laki tapi klien merasa belum bisa menjadi saudara laki-laki yang baik
bagi saudara yang lainnyai
 Belum menikah tetapi klien memiliki ambisi untuk segera menikah
 Pendidikan : tamatan SMA tidak melanjutkan karena biaya.
 Pekerjaan : tidak bekerja
 Agama : islam, beribadah terus- menerus tanpa mengenal waktu sholat
 Ekonomi : ekonomi cukup
 Sosial : teman-teman dan penduduk setempat sering mengejeknya

Presipitasi :
Biologi :
 Tidak mendapatkan pengobatan
 Dirawat yang pertama kali dengan diagnosa Skizofrenia Paranoid
Psikologis :
- Klien merasa gagal karena selalu gagal mendapatkan pekerjaan
- Merasa minder karena belum menikah
- Mudah kecewa karena perlakukan orang tua yang membedakan diriny dan saudara-
saudaranya
- Menyalahkan orang lain
Sosial :

 Mengalami konflik dengan orang tua dan saudara


 Belum menikah dan ingin segera menikah
 Tidak bekerja
 Tidak berpenghasilan
Akibat: respons---yang ditemukan----yll

2. Penilaian Terhadap Stresor


Kognitif :
- Labil
- Flight of idea
- Inkoheren
- Disorientasi
- Merasa pikirannya ada yang mempengaruhinya
- Merasa saudara- saudaranya akan membunuhnya
- Merasa orang lain yang baru saja ditemui akan membunuhnya
- Merasa ada yang menghasut dan mengendalikan orang tuanya
Afektif :
- Merasa sedih
- Merasa marah dengan saudara- saudaranya
- Selalu murung
- Merasa kesel dengan orang tua
- Sering kesal pada diri sendiri dan orang lain

Fisiologis :
- Tidak bisa tidur
- Badan tidak pernah terasa lemas
- Nafsu makan berkurang, makannya pelan
- Banyak duduk diam

Perilaku :
- Menghindar dari orang lain
- Bergerak lamban
- Bicara pelan
- Sholat berlebihan, tidak mengenal waktu sholat. Tidak menghadap kiblat
- Pasif
Sosial :
- Lebih senang menyendiri
- Membatasi interaksi dari orang lain
- Banyak diam
3. Sumber koping dan Mekanisme koping
Sumber Koping
a. Personal ability : klien belum mampu orientasi realita (waktu, nama, tempat), belum
mampu mengetahui kebutuhan yang harus dipenuhi dan cara memenuhinya, elum
mampu melatih untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi
b. Social support : caregiver klien adalah ibu, kemampuan caregiver / keluarga dalam
merawat adalah memenuhi kebutuhan klien, tidak memiliki kelompok/peer group
dengan penyakit yang sama, tidak ada kader kesehatan jiwa di lingkungan tempat
tinggal.
a. Material asset : finansial : tidak memiliki pekerjaan, tidak berpenghasilan, biaya
pengobatan dengan BPJS, tidak memiliki tabungan. Yankes : jika kontrol/kambuh
berobat ke RSMM yang terjangkau, fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat PKM.
b. Positif belief : memiliki keyakinan terhadap kesembuhan diri sendiri dan keyakinan
terhadap petugas kesehatan
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai
dengan pikiran yang tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata – kata
yang didengar, dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain adalah beresiko mencederai diri
sendiri orang lain dan lingkungan.

4. Pohon diagnosa

Resiko perilaku kekerasan

Perubahan proses piker: waham kerusakan komunikasi verbal

Harga diri rendah

Diagnosa keperawatan Data yang ditemukan


Perubahan proses pikir : Merasa pikiran dikendalikan oleh orang lain, ada
waham orang dan saudara yang ingin membunuhnya, merasa
orang tua dikendalikan dan dihasut
Resiko perilaku kekerasan Mudah tersinggung, marah, banyak bicara dan
mendominasi
Kerusakan komunikasi verbal Pikiran yang tidak realistic, flight of idea
Harga diri rendah Malu, minder, merasa tidak berarti dan tidak berguna

5. Rencana tindakan keperawatan


4.1. Untuk klien
Generalis :
Sp 1. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, serta akibat dari waham
Sp 2. Latihan orientasi realitas : panggil nama, orientasi waktu, orang dan
tempat/lingkungan
Sp 3. Minum obat dengan prinsip 6 benar minum obat, manfaat/keuntungan minum obat
dan kerugiann tidak minum obat
Sp 4. Mengidentifikasi kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi akibat wahamnya,
memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhinya
Sp 5. Melakukan kegiatan/ aspek positif yang dipilih.

Anda mungkin juga menyukai