Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN DAN SP

“ HARGA DIRI RENDAH ”

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata kuliah Keperawatan Anak


Program Profesi Ners Keperawatan

Disusun Oleh :
DANTI ETRIA MAHARANI, S.Kep.
NPM : 22.14901.14.23

Dosen Pembimbing : Ns. Mareta Akhriansyah, S.Kep, M.Kep

PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2022-2023
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Masalah Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Harga Diri Rendah

II. Proses terjadinya masalahan


a. Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan negative terhadap dirinya sendiri, termasuk
kehilangan percaya diri, tidak berharga , tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan
putus asa. Adapun perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah yaitu mengkritik
diri sendiri dan atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktiv yang diarahkan kepada
orang lain, gangguan dalam berhubungan. (Damaiyanti, 2015)

Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat digambarkan sebagai
harga sebagai perasaan yang negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa
gagal mencapai keinginan. (Muhith, 2015).

b. Faktor predisposisi
1. Biologis
Genetik
 Riwayat trauma
 Pada anak: riwayat orang tua yang mengalami gangguan jiwa.
 Riwayat janin pada saatprenatal dan perinatal meliputi trauma,
penurunan oksigen, prematur, preeklamsi, malnutrisi, stress, dan ibu perokok.

Nutrisi
 Adanya riwayat gangguan nutrisiditandai dengan penurunan BB, rambut rontok,
anoreksia, bulimia nervosa
Keadaan kesehatan secara umum
 Riwayat kesehatan umum,misalnya kurang giza, kurang tidur, gangguan irama,
sirkandia, kelemahan, infeksi.
Sensitivitas biologi
 Riwayat penggunaan obat
 Riwayat terkena infeksi dantrauma
 Radiasi dan riwayat pengobatan
Paparan terhadap racun
 Paparan virus influenza pada trisemester 3 kehamilan
 Riwayat keracunan CO, asbestos

2. Spiritual
1. Intelegensi
2. Keterampilan verbal
3. Moral
4. Kepribadian
5. Pengalaman masa lalu
6. Konsep diri
7. Motivasi
8. Pertahanan psikologis
9. Self control

3. Sosial
1. Usia
2. Gender
3. Pendapatan
4. Pekerjaan
5. Status sosial
6. Latar belakang budaya
7. Agama dan keyakinan
8. Keikutsertaan dalam politik
9. Pengalaman sosial
10. Peran sosial

4. Faktor presipitas
1. Biologis
1. Genetik
2. Nutrisi
3. Keadaan kesehatansecara umum
4. Sensitifitas biologi
5. Paparan terhadap racun

2. Spikologis
1. Intelegensi
2. Keterampilan verbal
3. Moral
4. Kepribadian
5. Pengalaman masa lalu
6. Konsep diri
7. Motivasi
8. Pertahanan psikologi
9. Self control

3. Social budaya
1. Usia
2. Gender
3. Pendidikan
4. Pendapatan
5. Pekerjaan
6. Status sosial
7. Latar belakang budaya
8. Agama dan keyakinan
9. Keikutsertaan dalam politik
10. Pengalaman sosial
11. Peran sosial
4. Tanda dan gejala

Data objek Data subjek


1. kontak mata Pasien mengatakan:
berkurang dan 1. sulit tidur
murung 2. merasa tidak berarti dan
2. berjalan menunduk tidak berguna
dan postur tubuh 3. merasa tidak
menunduk mempuanyai
3. menghindari orang kemampuan
lain 4. merasa menilai diri
4. bicara pelan dan 5. kurang konsentrasi dan
lebih banyak diam merasa tidak mampu
5. lebih senang melakukan apapun
menyendiri dan 6. merasa malu
aktivitas menurun
6. mengkritik orang
lain

5. Batasan karakteristik
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3. Merendahkan martabat sendiri, merasa tidak mampu
4. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
5. Percaya diri kurang
6. Mencederai diri
7. Konsentrasi menurun
8. Menyangkalfek labil
9. Regresi perkembangan

6. Akibat
Klien yang mengalami gangguan harga diri rendah bisa mengakibatkan gangguan
interaksi sosial : menarik diri, dan memicu munculnya perilaku kekerasan yang beresiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan.Isolasi social merupakan suatu keadaan dimana
individu dan kelompok mengalami kebutuhan rlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu
untuk melakukan kontak.

7. Rentang respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep Harga Diri Keracunan    Dipersonalisasi


Diri Diri Rendah Identitas
Individu dengan konsep diri yang pasif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari
kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan
individu dengan konsep diri yang negative dapat dilihat dari hubungan individu dan social
yang maladaptive (Dermawan & Rusdi, 2013)

8. Mekanisme koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang serta penggunaan
mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang
menyakitkan. Pertahanan tersebut mencakup berikut ini :
Jangka pendek :
1. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis indentitas diri ( misalnya,
konser music, bekerja keras, menonton TV secara obsesif)
2. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara ( misalnya ikut serta dalam
klub social, agama, politik, kelompok, gerakan atau geng)
3. Aktivitas sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak menentu
( misalnya, olahraga yang komptitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan
popularitas)

Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini:


1. Penutupan identitas : adopsi identitas premature yang dinginkan orang terdekat tanpa
memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri individu.
2. Identitas negative : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang
diterima masyarakat.
3. Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi,
pengalihan (displacement), berbalik marah terhadap diri sendiri, dan amuk . (Damaiyanti,
2014 ; Yusuf, AH, 2015)

III. Pohon masalah

Isolasi Sosial Akibat

Harga Diri Rendah Core Problem

Koping Individu Traumatik Tumbuh Penyebab


Tidak Efektif
Kembang
IV. Masalah keperawatan dan data yang perlu di kaji
a.Masalah keperawatan ( diagnosa)
1. Gangguan sensori persepsi : harga diri rendah

b. Analisa data

Data yang dikaji Masalah keperawatan


DS: harga diri rendah
Mengungkapkan :
 sulit tidur
 merasa tidak berarti dan
idak berguna
 merasa tidak
mempuanyai kemampuan
 merasa menilai diri
 kurang konsentrasi dan
merasa tidak mampu
melakukan apapun
 merasa malu
DO :
 kontak mata berkurang dan
murung
 berjalan menunduk dan
postur tubuh menunduk
 menghindari orang lain
 bicara pelan dan lebih banyak
diam
 lebih senang menyendiri dan
aktivitas menurun
 mengkritik orang lain
a. Rencana tindakan keperawatan
DX PERENCANAAN
KEP TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
HDR TUM: klien 5. Ekspresi 1. Bina hubungan saling 1. Hubungan saling
memiliki konsep wajah percaya dengan
percaya merupakan
diri yang positif bersahabat mengungkapkan prinsip
menunjukka komunikasi terapeutik dasaruntuk
TUK: n rasa  Sapa klien dengan
kelancaran hubungan
1. klien senang, ada ramah baik verbal
membina kontak mata, maupun non verbal interaksi selanjutnya
hubungan mau berjabat  Perkenalkan diri  Diskusikan
saling tangan, mau dengan sopan
percaya menjawab  Tanyakan nama tingkat
dengan salam klien lengkap klien dan kemampuan
perawat mau duduk nama panggilan
klien seperti
2. klien dapat berdampinga yang disukai klien
mengidentifi n dengan  Jelaskan tujuan menialai
kasi aspek perawat, pertemuan realitas,
positif dan mau  Jujur dan menepati
kemampuan mengutaraka janji kontrol diri
yang n masalah  Tunjukkan sifat atau integritas
dimilki. yang empati dari
3. klien dapat dihadapi menerima klien apa ego sebagai
menilai 6. Klien adanya dasar asuhan
kempuan mengidentifi  Beri perhatian
yang kasi kepada klien dan keperawatan
dimiliki kemampuan perhatikan Reinforcement
untuk dan aspek kebutuhan dasar
dilaksanakan positif yang klien positif akan
4. klien dapat dimiliki: 2. Diskusikan kemampuan meningkatkan
merencanak 7. Kemampuan dan aspek positif yang
an kegiatan yang dimiliki klien harga diri
sesuai dimiliki
 Pujian yang
dengan klien  Diskusikan kemampuan
kemampuan 8. Aspek dan aspek positif yang realisitis tidak
yang positif dimiliki klien menyebabkan
dimilikinya. lingkungan  Setiap bertemu klien
yang hindarkan dari memberi melakukan
dimiliki nilai negatif kegiatan
klien  Utamakan memberi
9. Klien pujian yang realistik hanya karena
menilai
ingin
kemampuan 3. Diskusikan dengan
yang dapat klien kemampuan yang mendapatkan
digunakan masih dapat digunakan pujian
10. Klien selama sakit
membuat 2. Keterbukaan dan
rencana  Diskusikan pengertian tentang
kegiatan kemampuan yang
harian dapat dilanjutkan kemampuan yang
Klien penggunaan dimiliki adalah
melakukan  Rencanakan
kegiatan sesuai bersama klien prasarat untuk
kondisi sakit aktifitas yang dapat berubah
dan dilakukan setiap
kemampuannya hari sesuai  Pengertian
kemampuan: tentang
4. Kegiatan mandiri
kemampuan
 Kegiatan dengan yang dimiliki
bantuan sebagian
 Kegiatan yang diri motivasi
membutuhkan untuk tetap
bantuan total mempertahan
 Tingkatkan kan
kegiatan yang
sesuai dengan penggunaanny
toleransi kondisi a
klien
 Beri contoh cara 3. Klien adalah individu
pelaksanaan yang bertanggung
kegiatan yang boleh
klien lakukan jawab terhadap
dirinya sendiri
5. Beri kesempatan kepada
klien untuk mencoba  Klien perlu
kegiatan yang telah
bertindak
direncanakan
secara
 Beri pujian atas
realistis dalam
keberhasilan klien
 Diskusikan kehidupannya
kemungkinan  Contoh peran
pelaksanaan di ruangan
yang dilihat
klien akan
memotivasi
klien untuk
melaksanakan
kegiatan

4. Memberikan
kesempatan kepada
klien di ruangan
 Reinforcement
postif akan
meningkatkan
harga diri

 Memberikan
kesempatan
kepada klien
untuk tetap
melakukan
kegiatan yang
biasa dilakukan
1. Klien dapat 1. Evaluasi jadwal kegiatan 1. Evaluasi jadwal
mengevaluas harian klien oleh perawat kegiatan harian
i kegiatan
2. Latih kemampuan kedua klien oleh
hariannya
2. Klien dapat yang dapat dilakukan perawat akan
melatih
3. Anjurkan klien untuk membantu
kemampuan
kedua yang memasukkan kemampuan perawat melihat
dapat
kedua ke dalam jadwal perkembangan
dilakukan
3. Klien dapat kegiatan harian harga diri klien
memasukkan
2. Menghargai
ke dalam
jadwal kemampuan klien
kegiatan
serta
harian
menunjukkan
kemampuan yang
klien miliki selain
kemampuan yang
klien miliki
sebelumnya
3. Memasukkan
kegiatan ke dalam
jadwal kegiatan
harian meruapakn
proses untuk
membiasakan
klien melakukan
aktifitas rutin
yang dapat
meningkatkan
harga
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
Masalah Utama : Harga Diri Rendah
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Mengkritik diri sendiri.
b. Perasaan tidak mampu.
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
f. terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
g. Berpakaian tidak rapih.
h. Selera makan kurang
i. tidak berani menatap lawan bicara.
j. Lebih banyak menunduk.
2. Diagnosa Perawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
B. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan Pada Pasien :
Tujuan :
a. Melakukan pengkajian terhadap hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya harga diri rendah
pada klien (factor predisposisi, factor presipitasi, penilaian terhadap stressor,sumber
koping,dan mekanisme koping klien)
b. Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan
pemecahan masalah yang efektif.
c. Klien dapat melakukan iddentifikasi terhadap kemampuan positif yang dimilikinya.
Tindakan Keperawatan :
a. Menggali hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya harga diri rendah pada klien (factor
predisposisi, factor presipitasi, penilaian terhadap stressor,sumber koping,dan mekanisme
koping klien)
b. tingkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan pemecahan masalah
yang efektif dengan cara :
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan perasaan diri.
2) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi diri yang positif
yang terdahulu.
3) Eksplorasi bersama pasien lingkungan organisasi pekerjaan (kestabilan organisasi,
konflik interpersonal, ancaman terhadap pekerjaan saat ini)
4) Ikutsertakan pasien dalam pemecahan masalah (mengidentifikasi tujuan yang
meningkat dan mengembangkan rencana tindakan untuk memenuhi tujuan).
c. Berikan dorongan pada keterampilan perawatan diri untuk harga diri dengan cara :
1) Bersama pasien mengidentifikasi aspek positif yang masih dimiliki oleh klien
2) Latih klien untuk bisa mengoptimalkan aspek positif yang masih dimilikinya
3) Masukkan ke dalam jadwal, kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan aspek
positif yang dimilikinya
Strategi Tindakan Pelaksanaan
SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu
pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien
memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang
sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih
dalam rencana harian.
ORIENTASI :
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya ........., dari UNIMUS. Bagaimana keadaan bapak hari ini ?
bapak terlihat segar“.
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah bapak
lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat bapak dilakukan. Setelah kita
nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit ?
KERJA :
” bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa
pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar?
Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan
kegiatan yang bapak miliki “.
” bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah
sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih
bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.” O yang
nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan
merapihkan tempat tidur bapak”. Mari kita lihat tempat tidur bapak Coba lihat, sudah rapihkah
tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.
Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi
spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu
sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala.
Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan
sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau bapak lakukan tanpa
disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan bapak bapak (tidak) melakukan.
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat tidur ?
Yach, t ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah
satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah bapak praktekkan dengan baik sekali. Nah
kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali sehari merapihkan
tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat kegiatan apa lagi yang
mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita
akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai
jumpa ya”

SP 2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan


kemampuan pasien.
ORIENTASI :
“Selamat pagi, bagaimana perasaan Bapak pagi ini ? Wah, tampak cerah ”
”Bagaimana Bapak, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ tadi pagi? Bagus (kalau
sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat
apa kegiatan itu t?”
”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur”
”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!”
KERJA :
“ Bapak sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut/tapes
untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas., Bapak bisa
menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk
membuang sisa-makanan.
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa
kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian Bapak bersihkan piring tersebut
dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai
disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah
itu Bapak bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah
selesai…
“Sekarang coba Bapak yang melakukan…”
“Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap tangannya
TERMINASI :
”Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cuci piring ?”
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari
Bapak Mau berapa kali t mencuci piring? Bagus sekali Bapak mencuci piring tiga kali setelah
makan.”
”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan cuci piring.
Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel”
”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”
Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan dilatih. Setiap
kemampuan yang dimiliki akan menambah harga diri pasien.
2. Tindakan keperawatan pada keluarga
Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan menjadi
sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
a. Tujuan :
1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
2) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan
memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
b. Tindakan keperawatan :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji
4) Pasien atas kemampuannya
5) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
6) Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
7) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat pasien dengan
harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya
8) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah.
SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di
rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah,
menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah,
mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah, dan
memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
ORIENTASI :
“Selamat pagi !”
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat Bapak? Berapa lama waktu
Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
KERJA :
“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Bapak”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, Bapak itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering
menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Bapak, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan
dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah
harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri
sendiri. Bila keadaan Bapak ini terus menerus seperti itu, Bapak bisa mengalami masalah yang lebih
berat lagi, misalnya t jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah t dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu memberikan
perawatan yang baik untuk Bapak”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga mengatakan hal yang
sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan Bapak)
” Bapak itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Serta telah
dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan Bapak untuk melakukan
kegiatan tersebut sesuai jadual. tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa
memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang
kegiatannya”.
”Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu memantau
perkembangan Bapak. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi,
bapak/Ibu dapat membawa Bapak ke rumah sakit”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada Bapak”
”temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang yang
mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah semakin terampil mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
TERMINASI :
”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi t dan bagaimana cara
merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu kemari lakukan
seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi pujian langsung
kepada Bapak”
“Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah harga
diri rendah langsung kepada pasien
ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
”Bapak/IBu masih ingat latihan merawat keluarga BapakIbu seperti yang kita pelajari dua hari
yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Bapak.”
”Waktunya 20 menit”.
”Sekarang mari kita temui Bapak”
KERJA:
”Selamat pagi Bapak. Bagaimana perasaan Bapak hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama keluarga Bapak. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya,
keluarga Bapak juga ingin merawat Bapak agar Bapak cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari
lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan keluarga Bapak/Ibu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah dilatihkan
pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan keluarga?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua Bapak ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
TERMINASI:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”
« «Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada Bapak»
« tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu melakukan cara
merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang Pak/Bu »
« Sampai jumpa »
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
”Karena hari ini bapak direncanakan pulang, maka kita akan membicarakan jadwal Bapak selama di
rumah”
”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor
KERJA:
”Pak/Bu ini jadwal kegiatan Bapak selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua dapat
dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama Bapak dirawat dirumah sakit
tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh Bapak selama di
rumah. Misalnya kalau Bapak terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif
terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain.
Jika hal ini terjadi segera hubungi rumah sakit atau bawa bapak lansung kerumah sakit”
TERMINASI:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Bapak. Jangan lupa kontrol
ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan
administrasinya!”

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2008. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Damaiyanti, M., & Iskandar. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Daud, Faisal Asdar, R. (2014) ‘Gambaran karakteristik penderita harga diri rendah yang rawat inap
di rskd provinsi sulawesi selatan’, 5, pp. 449–453. (diakses onlie tanggal 31 Agustus
2017)
Dermawan, D., & Rusdi. (2013). Kepeerawatan Jiwa Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Keliat, Budi Anna. 2009. Proses Keperawatan Jiwa. Edisi I. jjakarat :EGC
Locusisend. 2010 Psychiatri Nursing and Contemporary Paractive 1 st edition. Lippincot. Raven
Publishet. Philadelpia
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.
Pramujiwati, D., Keliat, B. A. and Wardani, Y. (2013) ‘PENANGANAN PASIEN HARGA DIRI
RENDAH KRONIK DENGAN’, 1(2). (Diakses onlie tanggal 31 Agustus 2017)
Rynaldi (2016). Upaya Peningkatan Aktualisasi Diri Pada Klien Dengan Harga Diri Rendah Di Rsjd
Arif Zainudin Surakarta (Diakses online tanggal 31 Agustus 2017)
Yusuf, A., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai