Disusun Oleh :
DANTI ETRIA MAHARANI, S.Kep.
NPM : 22.14901.14.23
I. Masalah Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Harga Diri Rendah
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat digambarkan sebagai
harga sebagai perasaan yang negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa
gagal mencapai keinginan. (Muhith, 2015).
b. Faktor predisposisi
1. Biologis
Genetik
Riwayat trauma
Pada anak: riwayat orang tua yang mengalami gangguan jiwa.
Riwayat janin pada saatprenatal dan perinatal meliputi trauma,
penurunan oksigen, prematur, preeklamsi, malnutrisi, stress, dan ibu perokok.
Nutrisi
Adanya riwayat gangguan nutrisiditandai dengan penurunan BB, rambut rontok,
anoreksia, bulimia nervosa
Keadaan kesehatan secara umum
Riwayat kesehatan umum,misalnya kurang giza, kurang tidur, gangguan irama,
sirkandia, kelemahan, infeksi.
Sensitivitas biologi
Riwayat penggunaan obat
Riwayat terkena infeksi dantrauma
Radiasi dan riwayat pengobatan
Paparan terhadap racun
Paparan virus influenza pada trisemester 3 kehamilan
Riwayat keracunan CO, asbestos
2. Spiritual
1. Intelegensi
2. Keterampilan verbal
3. Moral
4. Kepribadian
5. Pengalaman masa lalu
6. Konsep diri
7. Motivasi
8. Pertahanan psikologis
9. Self control
3. Sosial
1. Usia
2. Gender
3. Pendapatan
4. Pekerjaan
5. Status sosial
6. Latar belakang budaya
7. Agama dan keyakinan
8. Keikutsertaan dalam politik
9. Pengalaman sosial
10. Peran sosial
4. Faktor presipitas
1. Biologis
1. Genetik
2. Nutrisi
3. Keadaan kesehatansecara umum
4. Sensitifitas biologi
5. Paparan terhadap racun
2. Spikologis
1. Intelegensi
2. Keterampilan verbal
3. Moral
4. Kepribadian
5. Pengalaman masa lalu
6. Konsep diri
7. Motivasi
8. Pertahanan psikologi
9. Self control
3. Social budaya
1. Usia
2. Gender
3. Pendidikan
4. Pendapatan
5. Pekerjaan
6. Status sosial
7. Latar belakang budaya
8. Agama dan keyakinan
9. Keikutsertaan dalam politik
10. Pengalaman sosial
11. Peran sosial
4. Tanda dan gejala
5. Batasan karakteristik
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3. Merendahkan martabat sendiri, merasa tidak mampu
4. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
5. Percaya diri kurang
6. Mencederai diri
7. Konsentrasi menurun
8. Menyangkalfek labil
9. Regresi perkembangan
6. Akibat
Klien yang mengalami gangguan harga diri rendah bisa mengakibatkan gangguan
interaksi sosial : menarik diri, dan memicu munculnya perilaku kekerasan yang beresiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan.Isolasi social merupakan suatu keadaan dimana
individu dan kelompok mengalami kebutuhan rlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu
untuk melakukan kontak.
7. Rentang respon
8. Mekanisme koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang serta penggunaan
mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang
menyakitkan. Pertahanan tersebut mencakup berikut ini :
Jangka pendek :
1. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis indentitas diri ( misalnya,
konser music, bekerja keras, menonton TV secara obsesif)
2. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara ( misalnya ikut serta dalam
klub social, agama, politik, kelompok, gerakan atau geng)
3. Aktivitas sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak menentu
( misalnya, olahraga yang komptitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan
popularitas)
b. Analisa data
4. Memberikan
kesempatan kepada
klien di ruangan
Reinforcement
postif akan
meningkatkan
harga diri
Memberikan
kesempatan
kepada klien
untuk tetap
melakukan
kegiatan yang
biasa dilakukan
1. Klien dapat 1. Evaluasi jadwal kegiatan 1. Evaluasi jadwal
mengevaluas harian klien oleh perawat kegiatan harian
i kegiatan
2. Latih kemampuan kedua klien oleh
hariannya
2. Klien dapat yang dapat dilakukan perawat akan
melatih
3. Anjurkan klien untuk membantu
kemampuan
kedua yang memasukkan kemampuan perawat melihat
dapat
kedua ke dalam jadwal perkembangan
dilakukan
3. Klien dapat kegiatan harian harga diri klien
memasukkan
2. Menghargai
ke dalam
jadwal kemampuan klien
kegiatan
serta
harian
menunjukkan
kemampuan yang
klien miliki selain
kemampuan yang
klien miliki
sebelumnya
3. Memasukkan
kegiatan ke dalam
jadwal kegiatan
harian meruapakn
proses untuk
membiasakan
klien melakukan
aktifitas rutin
yang dapat
meningkatkan
harga
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
Masalah Utama : Harga Diri Rendah
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Mengkritik diri sendiri.
b. Perasaan tidak mampu.
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
f. terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
g. Berpakaian tidak rapih.
h. Selera makan kurang
i. tidak berani menatap lawan bicara.
j. Lebih banyak menunduk.
2. Diagnosa Perawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
B. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan Pada Pasien :
Tujuan :
a. Melakukan pengkajian terhadap hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya harga diri rendah
pada klien (factor predisposisi, factor presipitasi, penilaian terhadap stressor,sumber
koping,dan mekanisme koping klien)
b. Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan
pemecahan masalah yang efektif.
c. Klien dapat melakukan iddentifikasi terhadap kemampuan positif yang dimilikinya.
Tindakan Keperawatan :
a. Menggali hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya harga diri rendah pada klien (factor
predisposisi, factor presipitasi, penilaian terhadap stressor,sumber koping,dan mekanisme
koping klien)
b. tingkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan pemecahan masalah
yang efektif dengan cara :
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan perasaan diri.
2) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi diri yang positif
yang terdahulu.
3) Eksplorasi bersama pasien lingkungan organisasi pekerjaan (kestabilan organisasi,
konflik interpersonal, ancaman terhadap pekerjaan saat ini)
4) Ikutsertakan pasien dalam pemecahan masalah (mengidentifikasi tujuan yang
meningkat dan mengembangkan rencana tindakan untuk memenuhi tujuan).
c. Berikan dorongan pada keterampilan perawatan diri untuk harga diri dengan cara :
1) Bersama pasien mengidentifikasi aspek positif yang masih dimiliki oleh klien
2) Latih klien untuk bisa mengoptimalkan aspek positif yang masih dimilikinya
3) Masukkan ke dalam jadwal, kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan aspek
positif yang dimilikinya
Strategi Tindakan Pelaksanaan
SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu
pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien
memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang
sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih
dalam rencana harian.
ORIENTASI :
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya ........., dari UNIMUS. Bagaimana keadaan bapak hari ini ?
bapak terlihat segar“.
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah bapak
lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat bapak dilakukan. Setelah kita
nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit ?
KERJA :
” bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa
pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar?
Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan
kegiatan yang bapak miliki “.
” bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah
sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih
bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.” O yang
nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan
merapihkan tempat tidur bapak”. Mari kita lihat tempat tidur bapak Coba lihat, sudah rapihkah
tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.
Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi
spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu
sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala.
Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan
sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau bapak lakukan tanpa
disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan bapak bapak (tidak) melakukan.
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat tidur ?
Yach, t ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah
satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah bapak praktekkan dengan baik sekali. Nah
kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali sehari merapihkan
tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat kegiatan apa lagi yang
mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita
akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai
jumpa ya”
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah harga
diri rendah langsung kepada pasien
ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
”Bapak/IBu masih ingat latihan merawat keluarga BapakIbu seperti yang kita pelajari dua hari
yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Bapak.”
”Waktunya 20 menit”.
”Sekarang mari kita temui Bapak”
KERJA:
”Selamat pagi Bapak. Bagaimana perasaan Bapak hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama keluarga Bapak. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya,
keluarga Bapak juga ingin merawat Bapak agar Bapak cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari
lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan keluarga Bapak/Ibu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah dilatihkan
pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan keluarga?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua Bapak ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
TERMINASI:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”
« «Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada Bapak»
« tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu melakukan cara
merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang Pak/Bu »
« Sampai jumpa »
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
”Karena hari ini bapak direncanakan pulang, maka kita akan membicarakan jadwal Bapak selama di
rumah”
”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor
KERJA:
”Pak/Bu ini jadwal kegiatan Bapak selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua dapat
dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama Bapak dirawat dirumah sakit
tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh Bapak selama di
rumah. Misalnya kalau Bapak terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif
terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain.
Jika hal ini terjadi segera hubungi rumah sakit atau bawa bapak lansung kerumah sakit”
TERMINASI:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Bapak. Jangan lupa kontrol
ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan
administrasinya!”
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2008. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Damaiyanti, M., & Iskandar. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Daud, Faisal Asdar, R. (2014) ‘Gambaran karakteristik penderita harga diri rendah yang rawat inap
di rskd provinsi sulawesi selatan’, 5, pp. 449–453. (diakses onlie tanggal 31 Agustus
2017)
Dermawan, D., & Rusdi. (2013). Kepeerawatan Jiwa Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Keliat, Budi Anna. 2009. Proses Keperawatan Jiwa. Edisi I. jjakarat :EGC
Locusisend. 2010 Psychiatri Nursing and Contemporary Paractive 1 st edition. Lippincot. Raven
Publishet. Philadelpia
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.
Pramujiwati, D., Keliat, B. A. and Wardani, Y. (2013) ‘PENANGANAN PASIEN HARGA DIRI
RENDAH KRONIK DENGAN’, 1(2). (Diakses onlie tanggal 31 Agustus 2017)
Rynaldi (2016). Upaya Peningkatan Aktualisasi Diri Pada Klien Dengan Harga Diri Rendah Di Rsjd
Arif Zainudin Surakarta (Diakses online tanggal 31 Agustus 2017)
Yusuf, A., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.