Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM
A. Diagnosa
Gangguan proses pikir : Waham
B. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara
kuat atau terus-menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham
adalah termasuk gangguan isi fikiran, pasien meyakini bahwa dirinya
adalah seperti apa yang ada didalam isi pikirannya. Waham sering ditemui
pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik
sering ditemukan pada penderita skizofrenia.
Waham atau delusi didefinisikan sebagai suatu keyakinan palsu yang
didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang realitas eksternal yang
tetap bertahan meskipun sudah terbukti sebaliknya dan keyakinan ini
biasanya tidak diterima oleh anggota lain dalam budaya atau subkultur
seseorang (Ariawan,Ratep & Westa, 2014).
Waham atau delusi merupakan keyakinan palsu yang timbul tanpa
stimulus luar yang cukup dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: tidak
realistis, tidak logis, menetap, egosentris, diyakini kebenarannya oleh
penderita, tidak dapat dikoreksi, dihayati oleh penderita sebagai hal yang
nyata, penderita hidup dalam wahamnya itu, keadaan atau hal yang
diyakini itu bukan merupakan bagian sosiokultural setempat.
C. Faktor Predisposisi
1. Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan
perkembangan interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan
stress dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien
menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan
emosi tidak efektif.

2. Faktor sosial budaya


Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat
menyebabkan timbulnya waham.
3. Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda / bertentangan, dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
4. Faktorbiologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrifik otak, pembesaran
ventrikel di otak, atau perubahan pada sel kortikal limbik.
5. Faktor genetik
D. Faktor Presipitasi
1. Faktor sosial budaya
Waham dapat dipacu karena adanya perpisahan dengan orang yang
berarti, atau diasingkan dari kelompok.
2. Faktor biokimia
Dopamin, norepineprine, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat
menjadi penyebab waham seseorang.
3. Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenangkan.
E. Pohon Masalah

Resiko kerusakan komunikasi verbal

Perubahan proses pikir: waham

Gangguan konsep diri: harga diri


rendah: kronis

Keterangan:
Hijau: Efect
Merah: Core Problem
Kuning: Causa
F. Klasifikasi
1. Waham Kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus,
serta diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “
saya ini direktur sebuah bank swasta lho..” atau “ saya punya beberapa
perusahaan multinasional”.
2. Waham Curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, serta diucapkan berulang kali tetapi
tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “ saya tahu... kalian semua
memasukkan racun kedalam makanan saya”.
3. Waham Agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, serta
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “kalau
saya mau masuk surga saya harus membagikan uang kepada semua
orang”.
4. Waham Somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang
penyakit, serta diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, “saya sakit menderita penyakit menular ganas”. Setelah
pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi
pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.
5. Waham Nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, serta
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Ini
kan alam kubur ya, semua yang ada di sini adalah roh-roh”.

G. Manifestasi Klinis
1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata.
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya.
c. Sulit berfikir realita.
d. Tidak mampu mengabil keputusan.
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai kenyataan.
b. Afek tumpul.
3. Perilaku dan hubungan sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresif
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktivitas tidak tepat
g. Streotif
4. Fisik
a. Kebersihan kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. Berat badan menurun
e. Nafsu makan berkurang dan sulit tidur (buku)
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada klien waham dapat dilakukan dengan
cara melakukan pemeriksaan susunan saraf pusat, apakah ada suatu
kelainan yang terjadi atau tidak.
Pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan darah dan skrining ada
tidaknya kecanduan obat bius yang sering memberikan gejala yang sama
dengan schizophrenia. Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan CT Scan
dan MRI otak, untuk mengetahui ada tidaknya kelainan di otak.
Pemeriksaan psikologis. Dokter akan menanyakan tentang pikiran,
perasaan, ada tidaknya waham (delusion), sikap/ perilaku, keinginan untuk
bunuh diri atau melakukan kekerasan.
I. Penatalaksanaan
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan
karena, kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental Tetapi
jangan memandang klien dengan waham pada gangguan skizofrenia ini
sebagai pasien yang tidak dapat disembuhkan lagi atau orang yang aneh
dan inferior bila sudah dapat kontak maka dilakukan bimbingan tentang
hal-hal yang praktis.Biarpun klien tidak sembuh sempurna, dengan
pengobatan dan bimbingan yang baik dapat ditolong untuk bekerja
sederhana di rumah ataupun di luar rumah. Keluarga atau orang lain di
lingkungan klien diberi penjelasan (manipulasi lingkungan) agar
merekalebih sabar menghadapinya.
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmko terapi, ECT dan
terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatic,
terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi
okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki perilaku klien
dengan waham pada gangguan skizofrenia. Penatalaksanaan yang terakhir
adalah rehablitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan
pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya
secara wajar dalam kehidupan masyarakat.Dalam hal ini perlu adanya
pemberian asuhan keperawatan jiwa dengan masalah keperawatan waham
curiga melalui proses terapeutik yang membutuhkan kerjasama antara
perawat dengan klien, keluarga dan masyarakat untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Selain itu tim medis atau perawat dituntut mampu
menjalankan peran dan fungsinya secara optimal dalam mengatasi masalah
ini (Yusuf & Nihayati, 2014).

J. Strategi pelaksanaan
Pasien Keluarga
SP I p SP I k
1. Identifikasi tanda dan gejala waham 1. Diskusikan masalah yang dirasakan
2. Bantu orientasi realitas panggil nama,
dalam merawat pasien.
orientasi waktu, orang dan tempat/ 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala,
lingkungan. dan proses terjadinya waham (gunakan
3. Diskusikan kebutuhan pasien yang tidak
booklet).
terpenuhi. 3. Jelaskan cara merawat: tidak disangkal,
4. Bantu pasien memenuhi kebutuhannya
tidak diikuti/diterima (netral).
yang realitas. 4. Latih cara mengetahui kebutuhan pasien
5. Masukkan pada jadual kegiatan untuk
dan mengetahui kemampuan pasien.
pemenuhan kebutuhan. 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual
dan memberi pujian.
SP II p
SP II k
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pasien dan berikan pujian.
membimbing pasien memenuhi
2. Diskusikan kemampuan yang dimiliki.
3. Latih kemampuan yang dipilih dan kebutuhannya dan berikan pujian.
2. Latih cara memnuhi kebutuhan pasien.
berikan pujian
3. Latih cara melatih kemampuan yang
4. Masukkan pada jadual pemenuhan
kebutuhan dan kegiatan yang telah dimiliki pasien.
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual
dilatih.
dan memberi pujian.
SP III p
SP III k
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pasien, kegiatan yang dilakukan pasien
memimbing memenuhi kebutuhan pasien
dan berikan pujian.
2. Jelaskan tentang obat yang diminum (6 dan membimbing pasien melaksanakan
benar, jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kegiatan yang telah dilatih. Berikan
kontinuitas minum obat. pujian.
3. Masukkan pada jadual pemenuhan 2. Jelaskan obat yang diminum oleh pasien
kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih dan cara membimbingnya.
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual
dan obat.
dan memberi pujian.
SP IV p
SP IV k
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pasien, kegiatan yang telah dilatih dan
membimbing memenuhi kebutuhan
minum obat. Berikan pujian.
2. Diskusikan kebutuhan lain dan cara pasien, membimbing pasien
memenuhinya. melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
3. Diskusikan kemampuan yang dimiliki
dan minum obat. Berika pujian.
dan memilih yang akan dilatih. 2. Jelaskan follow up ke PKM, tanda
Kemudian latih. kambuh dan rujukan.
4. Masukkan pada jadual pemenuhan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual
kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih dan memberi pujian.
dan obat.
SP V p
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan SP V k
pasien, kegiatan yang dilatih dan minum 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
obat. Berikan pujian. membimbing memenuhi kebutuhan
2. Nilai kemampuan yang telah mandiri.
pasien, membimbing pasien
3. Nilai apakah waham terkontrol.
melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
dan minum obat. Berikan pujian.
2. Nilai kemampuan keluarga merawat
pasien.
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan
kontrol ke PKM.

DAFTAR PUSTAKA
Ariawan, M. D., Ratep, N., & Westa, W. (2014). Gangguan Waham Menetap Pada
Pasien Dengan Riwayat Penyalahgunaan Ganja: Sebuah Laporan Kasus.
Medika Udayana, vol 3 no 6.
Damaiyanti, M. dan Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Riyanto, A. (2015). Asuhan Keperawatan Jiwa Masalah Utama Gangguan Proses
Pikir: Waham Curiga Pada Ny. L Dengan Diagnosa Medis Skizofrenia
Paranoid di Ruang Jiwa A Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.
Yusuf, A., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan JIwa. (F. Ganiajri, Ed.). jakarta: Salemba Medika. Retrieved from
http://www.penerbitsalemba.com
Zukna, N. A. M., & Lisiswanti, R. (2017). Pasien dengan Halusinasi dan Waham
Bizarre. Medula Unila, vol 7 no 1.

Anda mungkin juga menyukai