Delusions and
Hallucinations
RIDHOYANTI HIDAYAH
Waham
oKeyakinan salah yang didasarkan oleh kesimpulan yang salah tentang realita eksterna dan
dipertahankan dengan kuat
oSuatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau terus menerus namun tidak
sesuai dengan kenyataan
Penyebab
Genetik
Mudah kecewa, kecemasan tinggi, mudah putus asa dan menutup diri
Gangguan bipolar
Epilepsi
Proses Terjadinya Waham
Adaptif Maladaptif
a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali tetapi
tidak sesuai kenyataan
Contoh:
“Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho..” atau “Saya punya tambang emas”
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mecederai dirinya,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh:
“Saya tahu.. seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan
kesuksesan saya”
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi
tidak sesuai kenyataan.
Contoh:
“Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari”
d. Waham somatik
Contoh:
setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus
mengatakan bahwa ia terserang kanker
e. Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulangkali tetapi
tidak sesuai kenyataan.
Contoh:
“Ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”
Pengkajian
MAYOR
Subyektif:
1. Mengatakan bahwa ia adalah artis, nabi, presiden, wali dan lainnya yang sebenarnya tidak
sesuai dengan kenyataan
1. Mudah tersinggung
2. Marah
3. Waspada
4. Menarik diri
5. Inkoheren
SP 1
Bantu orientasi realita: panggil nama, orientasi waktu, orang dan tempat/lingkungan
Masukkan dalam jadual kegiatan utk pemenuhan kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih
SP 3
Jelaskan tentang obat yang diminum (manajemen 8 benar: pasien, obat, dosis,
waktu, rute, informasi, respon, dokumentasi)
Masukkan dalam jadwal pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih dan
obat
SP 4
Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang dilakukan pasien dan minum
obat. Beri pujian.
Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih yang akan dilatih. Kemudian dilatih.
Masukkan dalam jadwal pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih dan obat
SP 5 dst
Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan harian pasien, kegiatan yang dilakukan pasien dan beri
pujian
SP 1
Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya waham (bisa gunakan booklet)
Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien memenuhi kebutuhannya. Beri pujian.
Pengkajian:
1. Kaji tanda dan gejala
2. Penyebab waham
3. Kemampuan klien mengatasinya
Jika ada waham katakan: Anda tahu, namun sulit untuk mempercayainya karena klien saat
ini……………. (orientasikan sesuai realita)
1. Sikap Perawat : kalem, lembut, netral, jujur, hindari, pertentangan, bicara, jelas, dan simple
2. Tidak mendukung dan tidak membantah waham klien
3. Yakin klien berada pada lingkungan yang aman
4. Bantu klien untuk orientasi realitas (orang,tempat dan waktu)
5. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
6. Bantu klien dalam memenuhi kebutuan klien yang realistis
7. Diskusikan kemampuan/aspek positif yang dimiliki klien
8. Latih klien dalam melakukan kemampuan/aspek positif yang dimiliki
Tindakan pada Keluarga
e.Melibatkan seluruh anggota keluarga dalam membimbing orientasi realita (orang, tempat dan
waktu), memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi, memotivasi melakukan
kemampuan/aspek positif yang dimiliki. Memberi pujian atas keberhasilannya.
f.Menjelaskan tanda dan gejala yang memerlukan rujukan segera serta melakukan follow up ke
pelayanan kesehatan secara teratur.
Tindakan pada kelompok klien
Rujuak klien dan keluarga ke case manager di fasilitas pelayanan kesehatan primer di
puskesmas, pelayanan kesehatan sekunder dan tersier dir uamh sakit
Rujuk klien dan keluarga ke kelompok pendukung, kader kesehatan jiwa, kelompok swabantu
dan fasilitas rehabilitasi psikososial yang tersedia di masyarakat
Halusinasi gangguan jiwa yang ditandai oleh adanya respon panca-indra, yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan terhadap sumber yang tidak nyata
Penyebab:
1. Kurang tidur
2. Isolasi social
3. Mengurung diri
4. Kurang kegiatan social
5. Pengaruh terapi farmakologi
Halusinasi Penglihatan
DO :
DS:
Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartoon, melihat hantu atau monster
Halusinasi Penciuman
DO:
Menutup hidung
DS:
Membaui bau-bauan seperti bau darah, urin, feses, kadang-kadang bau itu menyenangkan.
Halusinasi Pengecapan
DO:
Sering meludah
Muntah
DS:
DO:
Menggaruk-garuk permukaan kulit
DS:
Mengatakan ada serangga di permukaan kulit
Merasa seperti tersengat listrik
Fase Halusinasi
1. Comforting
Klien mengalami ansietas sedang, kesepian, rasa bersalah dan takut serta mencoba untuk
berfokus pada pikiran yang menyenangkan untuk meredakan ansietas
Di sini klien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa suara,
pergerakan mata yang cepat, diam dan asyik
2. Condemning
Klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber
yang dipersepsikan
Terjadi peningkatan tanda-tanda sistem saraf otonom akibat ansietas seperti peningkatan tanda-
tanda vital (denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah)
Asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi
dengan realita
3. Controlling
Pada ansietas berat, klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan
menyerah pada halusinasi tersebut
Klien sukar berhubungan dengan orang lain, berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi
perintah dari orang lain dan berada dalam kondisi yang sangat menegangkan terutama jika
akan berhubungan dengan orang lain.
4. Conquering
Di sini terjadi perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri, tidak mampu berespon terhadap perintah
yang kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari 1 orang.
Kondisi klien sangat membahayakan karena kemungkinan dapat terjadi perilaku kekerasan dan
upaya bunuh diri
Tanda dan Gejala
Mayor
Subjektif:
1. Mendengar suara orang bicara tanpa ada orangnya
2. Melihat benda, orang atau sinar tanpa ada objeknya
3. Mencium bau-bauan yang tidak sedap, seperti bau badan padahal tidak
4. Merasakan pengecapan yang tidak enak
5. Merasakan rabahan atau Gerakan badan
Cont’
Obyektif
1. Bicara sendiri
2. Tertawa sendiri
3. Melihat ke satu arah
4. Mengarahkan telinga kearah tertentu
5. Tidak dapat memfokuskan pikiran
6. Diam sambil menikmati halusinasi
Minor
Subjektif
1. Sulit tidur
2. Khawatir
3. Takut
Objektif
1. Konsentrasi Buruk
2. Disorientasi waktu, tempat, orang atau situasi
3. Afek datar
4. Curiga
5. Menyendiri, melamun
6. Mondar-mandir
7. Kurang mampu merawat diri
Kondisi Klinis Terkait
Psikotik akut
Skizofrenia
Gangguan bipolar
Parkinson
Delirium
Dimensia
Pohon Masalah
Isolasi sosial
2. Menyebutkan karakteristik halusinasi yang dirasakan: jenis, isi, frekunsi, durasi, waktu, situasi
pencetus
3. Mengalihkan halusinasi dengan cara distraksi yaitu bercakap-cakap dan melakukan aktivitas
4. Minum obat dengan prinsip 8 benar: benar nama, obat, manfaat, dosis, frekuensi, cara,
tanggal kadaluwarsa dan dokumentasi
SP 1
Identifikasi halusinasi: isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi
terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon pasien saat halusinasi
muncul
Latih cara mengontrol hasusinasi dengan obat (jelaskan 8 benar: pasien, obat, dosis, waktu,
rute, informasi, respon dan dokumentasi)
Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat
SP 3
Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan bercakap-cakap
SP 4
Evaluasi kegiatan latihan menghardik, obat dan bercakap-cakap. Beri pujian.
Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan).
Masukkan dalam jadual kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan
kegiatan harian.
SP 5 dst
Evaluasi kegiatan latihan menghardik, obat, bercakap-cakap, dan kegiatan harian. Beri pujian.
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara
menolak halusinasi yang muncul
Pasien dilatih untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak
mempedulikan halusinasinya
Kalau ini dapat dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi
yang muncul
Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk
menuruti apa yang ada dalam halusinasinya.
Menggunakan Obat secara Teratur
Pasien gangguan jiwa yang dirawat di rumah seringkali mengalami putus obat sehingga
akibatnya pasien mengalami kekambuhan
Bila kekambuhan terjadi maka untuk mencapai kondisi seperti semula akan lebih sulit
menggunakan obat sesuai program dan berkelanjutan.
Bercakap-cakap dengan Orang Lain
Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka terjadi distraksi; fokus perhatian pasien
akan beralih dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan orang lain tersebut.
Melakukan Aktivitas yang Terjadwal
Dengan beraktivitas secara terjadwal, pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri
yang seringkali mencetuskan halusinasi
Beraktivitas secara teratur dari bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggu.
Tindakan Keperawatan pada klien
Pengkajian:
Jika ada halusinasi katakan anda percaya pada klien, tetapi anda sendiri tidak
mendengar/melihat/mencium/merasakan.
4. Latih klien mengalihkan halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan kegiatan secara
teratur
Cont’
5. Latih klien minum obat dengan prinsip 8 benar obat
7. Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikkan latihan mengendalikan halusinasi
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, serta proses terjadinya halusinasi yang dialami klien
Diskusikan cara merawat halusinasi dan memutuskan cara merawat yang sesuai dengan kondisi klien
Melatih keluarga cara merawat halusinasi:
1. Menghindari situasi yang menyebabkan halusinasi
2. Membimbing klien melakukan latihan cara mengendalikan halusinasi sesuai dengan yang dilatih perawat
kepada klien
3. Memberi pujian atas keberhasilan klien
Cont’
Melibatkan seluruh anggota keluarga untuk bercakap-cakap secara bergantian, memotivasi klien
melakukan latihan dan memberi pujian atas keberhasilannya
Menjelaskan tanda dan gejala halusinasi yang memerlukan rujukan segera yaitu isi halusinasi
yang memerintahkan kekerasan, serta melakukan follow up ke pelayanan kesehatan secara
teratur
Tindakan pada Kelompok Klien
TAK stimulasi persepsi untuk halusinasi
5. Sesi 5: patuh 8 benar minum obat: benar nama klien, nama obat, dosis obat, waktu
pemberian, cara, manfaat, kadaluwarsa dan dokumentari
Tindakan Kolaborasi
1. Melakukan kolaborasi dengan dokter mengunakan ISBAR dan Tbak
2. Memberikan program terapi dokter (obat) : edukasi 8 benar pemberian obat dengan
mengunakan konsep safety pemberian obat
3. Mengobservasi manfaat dan efek samping obat
Discharge Planning
a. Menjelaskan rencena persiapan pasca rawat di rumah untuk memandiri klien
b. Menjelaskan rencana tindak lanjut perawatan dan pengobatan
c. Melakukan rujukahan kefasilias kesehatan
Evaluasi
Rujuak klien dan keluarga ke case manager di fasilitas pelayanan kesehatan primer di puskesmas,
pelayanan kesehatan sekunder dan tersier dir uamh sakit
Rujuk klien dan keluarga ke kelompok pendukung, kader kesehatan jiwa, kelompok swabantu dan
fasilitas rehabilitasi psikososial yang tersedia di masyarakat
Referensi
Stuart, G. W. 2016. Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi Indonesia: Elsevier.
Townsend, M. 2017. Psychiatric Mental Health Nursing: Concepts of Care in Evidence-based Practice
(9ed). Philadelphia: F.A. Davis Company.
Videbeck, Sheila. 2020. Psychiatric-Mental Health Nursing. Eight Edition. Lippincott: Wolters Kluwer.
Terima Kasih & Selamat Belajar
www.psik.fk.ub.ac.id Page 76