Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN PREKLINIK

KEPERAWATAN JIWA
KASUS WAHAM
(RUANG MERPATI)

M.ZULIRFAN
NIM: 09.3.0.1.0023

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
2011

WAHAM
A. Konsep Dasar
1. Defenisi
Waham adalah keyakinan yang salah dan kuat dipertahankan walaupun tidak diyakini
oleh orang lain dan bertentangan dengan realitas sosial.
Waham adalah Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataan atau tidak sesuai dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan (Stuart, 2002)

2. Etiologi
Penyebab secara umum dari waham adalah gannguan konsep diri : harga diri
rendah. Harga diri rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif terhadap
diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan.

3. Faktor Presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
c. Adanya gejala pemicu

4. Faktor Predisposisi
a. Genetik : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf
yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
b. Neurobiologis : Adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks
limbic
c. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.
d. Virus paparan, virus influenza pada trimester III
e. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
5.

Mekanisme koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang
menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif meliputi :
a. Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
b.
c.
d.

mengatasi ansietas
Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
Menarik diri
Pada keluarga : mengingkari

6. Penalaksanaan
a. Psikofarmakologi

b.
c.
d.
e.
f.

Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial


penarikan diri high potensial
ECT tipe katatonik
Psikoterapi
Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Aspek fisik
1) Identitas
Nama, jenis kelamin, umur, status, agama, pendidikan, suku/bangsa,
tanggal masuk rumah sakit, nomor RM, ruang dan tanggal pengkajian.
2) Keturunan / genetika
Anggota kaluarga yang memiliki penyakit dengan tanda dan gejala
yang sama seperti pasien, atau gangguan jiwa lainnya jika ada disebutkan.
3) Proses fisiologik
a) Riwayat kesehatan lalu
b) Kebiasaan sehari-hari
c) Kebiasaan selera makan
d) Adakah kesulitan BAB/BAK
e) Istirahat dan pola tidur
f) Aktifitas
g) Rokok, obat-obatan dan alkohol
4) Pengkajian
a) Pengkajian seluruh fungsi sistem seperti :
1)
Sistem pernapasan
2)
Sistem kordiovaskuler
3)
Sistem gastrointestinal
4)
Sistem genetourinaria
5)
Sistem reproduksi
6)
Sistem integumen / muskuloskeletal
7)
Sistem pancaindra
b) Penampilan
1)
Bagaimana penampilan pasien; bersih, rapi atau nyentrik.
2)
Bagaimana postur tubuh pasien
3)
Bagaimana kontak mata pasien
4)
Bagaimana aktifitas motorik pasien
c) Perasaan terhadap body image
1)
Bagaimana pasien menilai kondisi tubuhnya
2)
Adakah pasien mengalami masalah seksualitas
b. Aspek emosional
1) Afek
a) Bagaimana ekspresi wajah pasien.
b) Apakah ada tanda-tanda klinis berhubungan dengan afek pasien.
2) Mood
a) Kualitas mood
b) Bagaimana kestabilan emosional pasien
c) Apakah ada kesesuaian afek dengan situasi yang dirasakan pasien.
c. Aspek intelektual

1)
2)
3)
4)
5)

Berpikir berpusat pada waham


Apakah pola pikirnya tidak logis dan dipikirnya sesuai dengan wahamnya.
Apakah pasien mampu mengingat semua kejadian
Orientasi pasien terhadap situasi.
Judment
Apakah pasien mampu menilai perilaku dirinya dengan norma yang

berlaku.
6) Wawasan pasien
7) Komunikasi pasien
d. Aspek sosial
1) Konsep diri pasien.
2) Hubungan interpersonal.
3) Faktor kultur lingkungan.
e. Aspek spiritual
1) Falsafah hidup pasien.
2) Konsep sehat sakit.
3) Ketahanan dan pemeriksaan spiritual.
2. Masalah Keperawatan
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul antara lain :
a. Resiko tinggi perilaku kekerasan.
b. Perubahan proses pikir: Waham.
c. Gangguan komunikasi verbal.
d. Perubahan proses pikir.
3. Pohon Masalah
Gangguan komunikasi verbal

Risiko tindakan perilaku kekerasan.

Perubahan proses pikir: Waham.


Gangguan konsep diri.
4. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan berdasarkan pohon masalah
diatas adalah:
a. Resiko tinggi perilaku kekerasan
b. Gangguan komunikasi verbal
c. Perubahan proses pikir: Waham
5. Intervensi Keperawatan
Tujuan umum :
Klien dapat mengontrol wahamnya.
Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perwat
b. Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang munul secara berulang dalam
pikiran klien.

c.

Klien dapat mengidenfikasi stressor/ pencentus wahamnya.(Triggres

Factor).
d. Klien dapat mengidenfikasi wahamnya.
e. Klien dapat mengidenfikasi konsekuensi dari wahamnya.
f. Klien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara mengheantikan
pikiran yang terpusat pada wahamnya.
g. Klien mendapat dukungan keluargga.
h. Klien dapat memamfaatkan obat dengan baik.
Tindakan keperawatan :
1. Bina hubungan salinga percaya dengan klien :
a. Beri salam.
b. Perkenalkan diri, tanyakan nama serta nama panggilan yang disukai.
c. Jelaskan tujuan interaksi.
d. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan perawat siap menolong dan
mendampinginya.
e. Yakin bahwa kerahasiaan klien akan tetap terjaga.
f. Tunjukan sikap terbuka dan jujur.
g. Perhatikan kebutuhan dasar dan beri bantuan untuk memenuhunya.
2. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya:
a. Diskusikan dengan klien pengalaman yang dialami selama ini
termasuk hubungan dengan orang berarti, lingkungan kerja, sekolah,
dsb.
b. Dengarkan

pernyataan

klien

dengan

empati

tanpa

mendukung/menentang pernyataan wahamnya.


c. Katakan perawat dapat memahami apa yang diceritakan klien.
3. Bantu klien untuk mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi serta
kejadian yang menjadi faktor pencetus wahamnya.
a. Diskusikan dengan klien tentang kejadian-kejadian traumatik yang
menimbulkan rasa takut, ansietas maupun perasaan tidak dihargai.
b. Diskusikan kebutuhan/harapan yang belum terpenuhi.
c. Diskusikan dengan klien cara-cara mengtasi kebutuhan yang tidak
terpenuhi dan kejadian traumatis.
d. Diskusikan dengan klien apakah ada halusinasi yang meningkatkan
pikiran/perasaannya yang terkait wahamnya.
e. Diskusikan dengan klien antara kejadian-kejadian tersebut dengan
wahamnya.
4. Bantu klien mengidentifikasi keyakinannya yang salah tentang situasi yang
nyata (bila klien sudah siap).

a. Diskusikan

dengan

klien

pengalaman

wahamnya

tanpa

berargumentasi.
b. Katakan kepada klien akan keraguan perawat terhadap pernyataan
klien.
c. Diskusikan dengan klien respon perasaan terhadap wahamnya.
d. Diskusikan frekuensi, intensitas dan durasi terjadinya waham.
e. Bantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi yang
dipersepsikan salah oleh klien.
5. Diskusikan

dengan

klien

pengalaman-pengalaman

yang

tidak

menguntungkan sebagai akibat dari waham seperti:


a. Hambatan dalam berinteraksi dalam keluarga.
b. Hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain.
c. Hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
d. Perubahan dalam persentasi kerja/sekolah.
7. Ajak klien melihat bahwa waham tersebut adalah masalah yang
8.
9.

membutuhkan bantuan dari orang lain.


Diskusikan dengan klien orang/tempat ia minta bantuan apabila
wahamnya timbul/sulit dikendalikan.
Diskusikan hobi atau aktivitas yang disukainya.
a. Anjurkan klien memilih dan melakukan

aktivitas

yang

membutuhkan perhatian dan keterampilan fisik.


b. Ikut sertakan klien dengan aktivitas fisik yang membutuhkan
perhatian sebagai pengisi waktu luang.
c. Libatkan klien dalam TAK orientasi realita.
d. Bicara dengan klien topik-topik yang nyata.
e. Anjurkan klien untuk bertanggung jawab secara peronal dalam
mempertahankan/meningkatkan kesehatan dan pemulihanya.
f. Beri penghargaan bagi setiap upaya klien yang positif.
10. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk
mengatasi waham.
11. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi waham.
12. Jelaskan pada keluarga tentang: Pengertian waham, Tanda dan gejala
waham, Penyebab dan akibat waham, Cara merawat klien waham.
13. Latih keluarga cara merawat waham.
14. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan.
15. Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatkannya merawat klien dirumah
sakit.
16. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat,
nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat.
17. Pantau klien saat penggunaan obat. Beri pujian Jika klien menggunakan
obat dengan benar.

18. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter.
Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.

REFERENSI
Fitria, Nita, 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan.Jakarta. Salemba Medika
Riyadi, S, Purwanto, T, 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta. Graha Ilmu
Keliat, B A Dkk, 2006. Modul Model Praktik Keperawatan Jiwa Profesional.
Badan Pelayanan Kesehatan. Banda Aceh

LAPORAN PENDAHULUAN PREKLINIK


KEPERAWATAN JIWA
KASUS WAHAM
(RUANG NURI)

SUNARIAH
NIM: 09.3.0.1.0041

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES PAYUNG NEGERI


2011
LAPORAN PENDAHULUAN PREKLINIK
KEPERAWATAN JIWA
KASUS WAHAM
(RUANG MAWAR)

JUSLAINI
NIM: 09.3.0.1.0021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES PAYUNG NEGERI


2011

Anda mungkin juga menyukai