Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

MASALAH HARGA DIRI RENDAH

Tugas ini disusun untuk memenuhi


Tugas stase Keperawatan Jiwa

OLEH :

NUR INTAN ANA SOFIAN


14420212090

CI INSTITUSI CI LAHAN

(……………………………) (……………………………)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
Kasus 2 Psikososial

Seorang Lelaki usia 28 tahun bekerja sebagai eksekutif pada perusahaan


internasional. Pasien mengalami kecelakaan dan harus dilakukan amputasi kaki kiri.
Hasil pengkajian didapatkan data pasien tampak murung, tidak mau makan apa yang
disajikan. Menurut orang tua pasien sejak diamputasi pasien menjadi pendiam,
murung, tidak mau memulai pembicaraan dan bila menjawab hanya seperlunya.
Menurut orang tua pasien tidak dapat tidur sejak 2 hari yang lalu dan sering menangis
pada malam hari. Padahal selama ini pasien merupakan anak yang ceria dan banyak
bercerita tentang kejadian yang dialami selama pasien meninggalkan rumah untuk
bekerja atau beraktivitas. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD 130/90 MmHg, Nadi
90x/m, pasien lebih banyak mendominasi pembicaraan dan selalu bertanya tentang
penyakitnya. Fokus pertanyaan hanya berkisar bagaimana saya bisa bekerja dengan
hanya kaki satu? Apa yang akan dikatakan oleh orang lain, teman dan bos saya
dengan kondisi saya saat ini? Bagaimana nasib saya selanjutnya hancurlah karier dan
hidup saya.
A. INFORMASI UMUM
Inisial Klien :-
Usia : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat :-
Tanggal Pengkajian : -
Diagnosa medic :-
Penampilan :-
B. PERSEPSI DAN HARAPAN

Pasien : Hasil pengkajian didapatkan data pasien tampak murung, tidak


mau makan apa yang disajikan

Keluarga : Menurut orang tua pasien sejak di amputasi pasien menjadi


pendiam, murung, tidak mau memulai pembicaraan dan bila
menjawab hanya seperlunya.

C. STATUS MENTAL
1. Emosi : pasien tampak murung, Menurut orang tua pasien tidak dapat
tidur sejak 2 hari yang lalu dan sering menangis pada malam hari.
2. Konsep Diri
3. Gambar diri : -
a. Identitas : klien adalah seorang seorang lelaki berusia 28 tahun, masih
tinggal dengan orang tua kandungnya
b. Peran : klien adalah seorang anak laki-laki dan sudah punya
pekerjaan.
4. Pola Interaksi : pasien lebih banyak mendominasi pembicaraan dan selalu
bertanya tentang penyakitnya
5. Gaya Komunikasi : dominan
D. LATAR BELAKANG STATUS SOSIAL BUDAYA
1. Pekerjaan : bekerja sebagai eksekutif pada perusahaan internasiona
2. Hubungan Sosial : sebelum sakit pasien merupakan anak yang ceria dan
banyak bercerita tentang kejadian yang dialami selama pasien meninggalkan
rumah untuk bekerja atau beraktivitas
3. Sosio-budaya :-
4. Gaya Hidup :-

E. RIWAYAT KELUARGA
1. Genogram :-
2. Masalah Keluarga dan Krisis :-
3. Interaksi dalam Keluarga : sebelum sakit pasien merupakan anak yang
ceria dan banyak bercerita tentang kejadian yang dialami selama pasien
meninggalkan rumah untuk bekerja atau beraktivitas
F. PENGKAJIAN FISIK
1. Tanda- tanda vital
a. Tekanan darah : 130/90 MmHg
b. Nadi : 90 x / menit
c. Suhu :-
d. Pernapasan :-
2. Riwayat Penyakit :-
3. Kebiasaan yang Berhubungan dengan Status Kesehatan : -
4. Merokok :-
5. Alkohol/Obat-obatan :-
6. Istirahat dan Tidur : Menurut orang tua pasien tidak dapat tidur sejak 2 hari
yang lalu
7. Nutrisi : tidak mau makan apa yang disajikan
8. Eleminasi :-
9. Orientasi :-
10. Tingkat aktivitas :
11. Tingkat Energi :-
G. ANALISA DATA

Data Masalah
DS : Harga diri rendah situasional
- Menurut orang tua pasien sejak
di amputasi pasien menjadi
pendiam, murung, tidak mau
memulai pembicaraan dan bila
menjawab hanya seperlunya.
- Menurut orang tua pasien tidak
dapat tidur sejak 2 hari yang lalu
dan sering menangis pada
malam hari.
- Pasien selalu bertanya berkisar
bagaimana saya bisa bekerja
dengan hanya kaki satu? Apa yang
akan dikatakan oleh orang lain,
teman dan bos saya dengan kondisi
saya saat ini? Bagaimana nasib saya
selanjutnya hancurlah karier dan
hidup saya.
DO :
- Hasil pengkajian didapatkan
data pasien tampak murung
- pasien lebih banyak
mendominasi pembicaraan dan
selalu bertanya tentang
penyakitnya

H. POHON MASALAH

Isolasi Sosial: Menarik Diri Effect

Gangguan konsep diri : harga diri rendah


Problem

Gangguan citra tubuh


Causa

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah situasional berhubugan dengan perubahan pada citra tubuh

J. STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN TINDAKAN KEPERAWATAN


PADA PASIEN PADA KELUARGA PASIEN
SP 1 SP 1
- Mengidentifikasi kemampuan - Mendiskusikan masalah yang
dan aspek positif yang dimiliki dirasakan keluarga dalam merawat
pasien pasien
- Memantu pasien menilai - Menjelaskan pengertian tanda gejala
kemampuan pasien yang masih harga diri rendah yang di alami
dapat di gunakan pasien beserta proses terjadinya
- Membantu pasien memilih - Menjelaskan cara-cara merawat
kegiatan yang akan di latih
sesuai dengan kemampuan pasien harga diri rendah
pasien SP 2
- Melatih pasien sesuai dengan - Melatih keluarga mempraktikkan
kemampuan yang di pilih cara merawat pasien dengan harga
- Memberikan pujian yang wajar diri rendah
terhadap keberhasilan klien - Melatih keluarga melakukan cara
- Menganjurkan pasien merawat langsung kepada pasien
memasukan dalam jadwal harga diri rendah
kegiatan harian SP 3
SP 2 - Membantu keliarga membuat jadwal
- Mengevaluasi jadwal kegiatan aktivitas di rumah termasuk minum
harian pasien obat
- Melatih kemapuan - Menjelaskan follow up pasien setelah
- Menganjurkan pasien pulang
memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian

K. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI


HASIL
Harga diri rendah Tujuan : setelah dilakukan Manajemen perilaku
situasional tindakan selama selama 3 (I.02045)
berhubugan dengan x 24 jam masalah dapat Observasi
perubahan pada citra teratsi - Identifikasi harapan
tubuh Kriteria Hasil : harga diri untuk mengendalikan
- Penilaian diri positif perilaku
meningkat
- Perasaan memiliki Terapeutik
kelebihan atau - Diskusikan tanggung
kemampuan positif jawab terhadap
meningkat perilaku
- Penerimaan penilaian - Jadwalkan kegiatan
positif terhadap diri terstruktur
sendiri meningkat - Ciptakan dan
- Tidur meningkat pertahankan
- Percaya diri berbicara lingkungan dan
meningkat kegiatan perawatan
- perasaan malu menurun konsisten setiap dinas
- Tingkatkan aktivitas
fisik sesuai
kemampuan
- Batasi jumlah
pengunjung
- Bicara dengan nada
rendah dan tenang
- Lakukan kegiatan
pengalihan terhadap
sumber agitasi
- Cegah perilaku pasif
dan agresif
- Beri penguatan positif
terhadap keberhasilan
mengendalikan
perilaku
- Lakukan
pengekangan fisik
sesuai indikasi
- Hindara bersikap
menyudutkan dan
menghentikan
pembicaraan
- Hindari sikap
mengancam dan
berdebat
- Hindari berdebat atau
menawar batas
perilaku yang telah
ditetapkan
Edukasi
- Informasikan
keluarga bahwa
keluarga sebagai
dasar pembentukan
kognitif

Anda mungkin juga menyukai