Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN

KEPERAWATAN JIWA
PADA NARAPIDANA Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
1. Risya Fariha
2. M.Febi Febrian
3. Chintiya Anjari
4. Winiane Salsabila
5. Nisrina Lutfiyah
Definisi
Narapidana adalah orang-orang yang sedang
menjalani menjalani sanki kurunan atau sanksi lainnya,
menurut perundang-undangan. Narapidana bukan saja
objek melainkan subjek yang tidak berbeda dengan
manusia lainnya yang sewaktu-waktu dapat melakukan
kesalahan atau kehilafan, sehingga tidak harus
diberantas. Oleh karnanya yang harus diberantas
adalah faktor yang dapat menyebabkan narapidana
berbuat hal-hal yang bertentangan dengan hukum,
kesusilaan, agama, atau kewajiba-kewajiban sosial
ETIOLOGI

Faktor-faktor penyebab kejahatan sehingga sesorang


menjadi narapidana adalah :
1. Faktor Ekonomi : Pendapatan dan pengangguran
2. Faktor Mental
3. Faktor Pribadi : Umur , Alkohol dll
MASALAH KESEHATAN MENTAL
PADA NARAPIDANA

Menurut data dari Bureau of justice 1999, kira-kira


285.000 tahanan dilembaga pemasyarakatan mengalami
gangguan jiwa. Penyakit jiwa yang sering dijumpai adalah
skozofrenia, bipolar affective disorder dan personality
disorder. Karena banyak yang mengalami ganguan
kesehatan jiwa maka pemerintah harus menyediakan
pelayanan kesehatan mental bagi narapidana.
PENATALAKSANAAN
1. Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain,
penderita lain, perawat dan dokter. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau
latihan bersama. (Maramis,2005,hal.231).
2. Keperawatan
Terapi aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi
kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok
stimulasi realita dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat dan Akemat,2005,hal.13)
3. Terapi kerja atau terapi okupasi
Suatu ilmu dan seni pengarahan partisipasi seseorang untuk melaksanakan tugas
tertentu yang telah ditetapkan. Terapi ini berfokus pada pengenalan kemampuan yang
masih ada pada seseorang, pemeliharaan dan peningkatan bertujuan untuk membentuk
seseorang agar mandiri, tidak tergantung pada pertolongan orang lain (Riyadi dan
Purwanto, 2009).
SKENARIO KASUS
Tn. Y seorang Narapidana laki-laki berusia 32 tahun
terlihat sering melamun, menyendiri tidak melakukan
interaksi dengan orang lain. Saat dikaji, klien banyak
menunduk, Kontak mata kurang, sesekali klien menengadah
dan berbicara lambat. Klien mengatakan malu berhadapan
langsung dengan orang lain selain ibu dan adiknya, klien
merasa tidak pantas jika berada diantara orang lain, karena
statusnya sebagai narapidana.
ASUHAN KEPERAWATAN Tn.Y
DENGAN HARGA DIRI RENDAH
Tanggal Pengkajian : 8 November 2021
Ruang : Rajawali

• IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. Y
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 32 Tahun
• IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB KLIEN
Nama : Ny. X
Hubungan dengan klien : Orang Tua (Ibu)
• ALASAN MASUK

Tn. Y terlihat sering melamun, menyendiri tidak melakukan interaksi


dengan orang lain.
Dan dua bulan sebelum masuk lapas klien melakukan tindakan pencurian.
Data saat Dikaji :
klien banyak menunduk, Kontak mata kurang, sesekali klien menengadah
dan berbicara lambat.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
• FAKTOR PREDISPOSISI

Tidak dijelaskan lebih di kasus


• PEMERIKSAAN FISIK
Tidak dijelaskan lebih di kasus
• PSIKOSOSIAL
a. Konsep Diri
Ideal diri : Sering melamun, malu berhadapan langsung dengan
orang lain selain ibu dan adiknya, klien merasa tidak pantas jika
berada diantara orang lain
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
b. Hubungan Sosial : Orang yang dekat dengan klien adalah ibu
dan adiknya
• STATUS MENTAL
Tidak dijelaskan lebih di kasus
• KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
Tidak dijelaskan lebih di kasus
• MEKANISME KOPING
Tidak dijelaskan lebih di kasus
• MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Tidak dijelaskan lebih di kasus
• PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Tidak dijelaskan lebih di kasus
• ASPEK MEDIK
Tidak dijelaskan lebih di kasus
• DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
Harga Diri Rendah
• ANALISA DATA
DATA MASALAH KEPERAWATAN
Ds : Harga Diri Rendah
Klien mengatakan : Malu berhadapan langsung
dengan orang lain selain ibu dan adiknya, klien
merasa tidak pantas jika berada diantara orang
lain, juga kurang interaksi social karena statusnya
sebagai narapidana
Do :
• DIAGNOSA KEPERAWATAN
klien banyak menunduk, Kontak mata kurang,
sesekali klien menengadah dan berbicara lambat
Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan peran sosial,
dibuktikan dengan klien malu dan merasa tidak pantas jika berada
diantara orang lain
• RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Harga Diri Rendah
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Pasien mampu : Setelah 2x24 jam SP I
-Mengidentifikasi pertemuan klien mampu a. Identifikasi kemampuan positif yang
kemampuan dan aspek : dimiliki.
positif yang dimiliki -Mengidentifikasi -Diskusikan bahwa pasien masih memiliki
-Menilai kemampuan kemampuan aspek sejumlah kemampuan dan aspek positif
yang dapat digunakan positif yang dimiliki seperti kegiatan pasien di rumah adanya
-Menetapkan / -Memiliki kemampuan keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
memilih kegiatan yang yang dapat digunakan -Beri pujian yang realistis dan hindarkan
sesuai dengan -Memilih kegiatan setiap kali bertemu dengan pasien penilaian
kemampuan sesuai kemampuan yang negatif.
-Melatih kegiatan yang -Melakukan kegiatan b. Nilai kemampuan yang dapat dilakukan
sudah dipilih, sesuai yang sudah dipilih saat ini
kemampuan -Merencanakan -Diskusikan dengan pasien kemampuan yang
-Merencanakan kegiatan yang sudah masih digunakan saat ini
kegiatan yang sudah dilatih -Bantu pasien menyebutkannya dan memberi
dilatihnya. penguatan terhadap kemampuan diri yang
-Diskusikan dengan pasien beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien
lakukan sehari-hari.
-Bantu pasien menetapkan aktivitas mana yang dapat pasien
lakukan secara mandiri.
-Aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga
-Aktivitas apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga
atau lingkungan terdekat pasien.
-Beri contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat dilakukan
pasien
-Susun bersama pasien aktivitas atau kegiatan sehari-hari
pasien
d. Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih
-Diskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan
(yang sudah dipilih pasien) yang akan dilatihkan.
-Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa
kegiatan yang akan dilakukan pasien.
-Berikan dukungan atau pujian yang nyata sesuai kemajuan
yang diperlihatkan pasien.
e. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
-Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan.
-Beri pujian atas aktivitas / kegiatan yang dapat dilakukan
SP 2
-Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
-Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
-Latih kemampuan yang dipilih
-Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 3
-Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan 2)
-Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan
-Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
Keluarga mampu : Setelah 2x24 jam SP 1
Merawat pasien pertemuan keluarga -Identifikasi masalah yang dirasakan dalam
dengan harga diri mampu : merawat pasien
rendah di rumah -Mengidentifikasi -Jelaskan proses terjadinya HDR
dan menjadi sistem kemampuan yang
pendukung yang dimiliki pasien -Jelaskan tentang cara merawat pasien
efektif bagi pasien -Menyediakan -Main peran dalam merawat pasien HDR
fasilitas untuk pasien -Susun RTL keluarga / jadwal keluarga untuk
melakukan kegiatan merawat pasien
-Mendorong pasien melakukan SP 2
kegiatan -Evaluasi kemampuan SP 1
-Memuji pasien saat pasien dapat -Latih keluarga langsung ke pasien
melakukan kegiatan -Menyusun RTL keluarga / jadwal
-Membantu melatih pasien keluarga untuk merawat pasien
-Membantu menyusun jadwal kegiatan
pasien SP 3
-Membantu perkembangan pasien -Evaluasi kemampuan keluarga
-Evaluasi kemampuan pasien
-RTL keluarga :
-Follow Up
-Rujukan
• IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
N KEPERAWATAN
Implementasi Evaluasi Tanda
o. Tangan
1. a. Mengidentifikasi S : Klien mengetahui dan
kemampuan positif yang melatih kemampuan yang
dimiliki. dimiliki
b. Menilai kemampuan O : Sudah jarang menunduk
yang dapat dilakukan (hanya sesekali), kontak mata
saat ini baik
c. Memilih kemampuan A : SP 1 berhasil
yang akan dilatih P : Lanjutkan SP 2 dan SP 3
d. Menilai kemampuan
pertama yang telah
dipilih
KESIMPULAN
Seseorang yang terpaksa tinggal di lembaga pemasyarakatan karena menjalani
hukuman akan mempengaruhi kondisi psikologisnya. Mereka akan mengalami kesulitan
untuk menyesuaikan kehidupannya di lembaga pemasyarakatan, tetapi mereka harus
tetap mengikuti aturanaturan yang berlaku di lembaga pemasyarakatan. Selain itu,
mereka juga harus terpisah dari keluarganya, kehilangan barang dan jasa, kehilangan
kebebasan untuk tinggal diluar, atau kehilangan pola seksualitasnya.
Penatalaksanaan pada narapidana yang mengalami gangguan jiwa yaitu terapi
psikoterapi, keperawatan, terapi kerja. Perawat sebagai profesi yang berorientasi pada
manusia mempuyai andil dalam memberikan pelayanan kesehatan berupa asuhan
keperawatan kepada semua masyarakat bahkan narapidana sekalipun, karena banyak
narapidana yang mengalami gangguan psikologis seperti cemas, stress, depresi dari
ringan sampai berat (Butler, dkk. 2005)

Anda mungkin juga menyukai