LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien
Umur : 23 tahun
Pekerjaan :-
Diagnosis Multiaksial :
B. Data Subjektif
penampilan klien rapi dan bersih, rambut tersisir rapi dan kulit klien
bersih, gigi klien cukup bersih tapi berwarna kuning, kuku sedikit
panjang dan kotor, nafas klien tidak bau. Saat menjawab pertanyaan
intonasi suara klien sangat jelas, kecepatan sedikit cepat, volume suara
Mobilitas klien secara mandiri tanpa alat bantu. Dan selama klien
2. Data Screening
3. Initial assessment
a. Screening test
Heerdjan.
ibunya.
3 cm dan lurus, gigi cukup bersih tetapi berwarna kuning, nafas tidak
bau, kuku sedikit panjang dan kotor, wajah terlihat bersih, kulit
dapat dilihat dari wajah klien. Tn.S mempunyai perilaku yang cukup
Mood stabil, afek baik. . Klien memiliki level insight 5 yang berarti
klien mengaku bahwa menderita gejala kegagalan dalam penyesuian
b. Screening task
masih salah.
c. Genogram
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Klien
: Tinggal serumah
C. Kerangka Acuan/Model/Pendekatan
D. Data Objektif
dengan problem klien dan kerangka acuan yang digunakan. Data obyektif
comprehension
COTE untuk kondisi normal 0 dan hasil pemeriksaan klien memperoleh 41.
Hasil pemeriksaan COTE pada bagian perilaku umum memiliki skor 9, klien
perilaku asertif, perilaku mencari perhatian dan respon negative dari yang lain
. Pada bagian perilaku untuk melaksanakan tugas memiliki skor 26, klien
frustasi.
untuk mengetahui level depresi, kecemasan, dan stress pada klien. Hasil
pemeriksaan pada level depresi diperoleh skor 14 yang artinya Moderate
sedangkan untuk level stress diperoleh skor 10 yang memiliki arti normal.
1. Aset
sosial yang diakibatkan oleh perasaan klien sendiri., kontak mata bagus,
toleransi terhadap frustasi bagus, mood afect bagus dan untuk Activity
2. Limitasi
Limitasi yang dimiliki klien antara lain: postur sedikit membungkuk,
paranoid.
G. Prognosis
1. Prognosis Klinis
bahwa kondisi yang dialami Tn.S saat ini menderita skizofrenia paranoid
dalam kuantitas atau isi pembicaraan, kinerja sosial yang buruk. Kondisi
2. Prognosis Fungsional
mandiri dimasa yang akan datang setelah melakukan program terapi. Saat
ini perlu adanya membangun diri untuk dapat inisiatif melakukan
dapat fokus.
terapi.
1. Warm-up
2. Main Event
dan klien):
Rh.Garden.
dengan baik.
1. Warm Up
pada klien
2. Main Event
Media terapi: trash bag
dan klien):
3. Cooling-down
yang kotor
1. Warm-up
pada klien
2. Main Event
dan klien):
Klien melakukan tugasnya di garden. Terapis meletakkan
Rh.Garden.
3. Cooling-down
kepercayaan dirinya.
J. Re-Evaluasi
hasil bahwa klien sudah mulai kooperatif, memiliki inisiatif yang sedikit
meningkat, mulai percaya diri. Klien sudah mulai tidak mengulang kata yang sama
a. COTE
toleransi frustasi.
b. MMSE
c. DASS
mendapatkan skor 9 pada level stress yang berarti klien termasuk dalam
kategori nomal, pada level Anxiety klien memperoleh skor 1 yang berarti
d. Ronsenberg
yaitu terdapat perubahan yang lebih baik pada diri klien. Hasil pada tujuan jangka
klien sudah mengetahui apa saja yang dilakukan jika sedang merawat tanaman,
menanam tanaman, dan mencangkok. Pada tujuan jangka pendek 2 klien sudah
memiliki inisiatif untuk menyapu atau melakukan aktivitas gardening tanpa harus
diinstruksikan oleh terapis. Pada tujuan jangka pendek 3 klien sudah mampu
meningkatkan kepercayaan diri untuk membuang trasth bag yang sudah penuh
sampah ke tempat pembuangan di depan area Rh.Garden tanpa harus ditemani atau
Pada intervensi yang dilakukan tujuan jangka panjang yang telah disepakati sudah
ada peningkatan, tingkat kecemasan klien mulai berkurang, hal tersebut dapat
diketahui dari score pemeriksaan DASS pada area Anxiety, dan pada observasi klien
sudah jarang mengulang kata-kata yang sama dan berkata “tidak boleh cemas” lagi.
K. Follow-Up
sama dan tidak berperilaku cemas, kemudian keluarga dapat memotivasi dan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
terjadi dalam durasi paling sedikit selama 6 bulan, dengan 1 bulan fase aktif
yang tidak terorganisir, dan adanya perilaku yang katatonik serta adanya
dalam onset dan perjalanan penyakit. Laki-laki mempunyai onset lebih awal
daripada perempuan. Usia puncak onset adalah 15-35 tahun, 50% kasus terjadi
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Saat ini klien tinggal dengan ibu,
ayah, dan kedua kakaknya di Cilincing, Jakarta Utara. Klien mulai mengikuti
Day Care sejak tanggal 4 Maret 2018. Asset yang di miliki klien adalah
bagus, mudah diarahkan, level kognitif 4, level insight 5 yang berarti klien
diakibatkan oleh perasaan klien sendiri.,, kontak mata bagus, intonasi dan
frustasi bagus, mood afect bagus dan untuk Activity Daily Living (ADL) klien
B. Saran
Untuk mendukung program terapi yang diberikan untuk klien, kami memberi saran
untuk okupasi terapis yaitu terapis diharapkan dapat menggali lebih dalam aset dan
dapat memfasilitasi program terapi demi perubahan yang lebih baik bagi klien.
Saran untuk keluarga klien yaitu keluarga diharapkan untuk selalu turut ikut
memotivasi dan mendukung kegiatan yang disukai oleh klien, mengajak klien untuk
selalu melakukan aktivitas secara mandiri dengan fokus, keluarga dapat mengawasi
klien dalam melakukan aktifitas. Saran untuk klien yaitu klien diharapkan
mengikuti terapi dengan rajin, disiplin, tepat waktu, berkomitmen untuk
berfikiran positif, klien dapat menjalankan aktifitas yang disenangi atau jalan-jalan
untuk mengisi waktu luang, klien diminta untuk rutin dalam minum obat untuk