PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini penulis akan membahas kesesuaian antara teori di BAB
II dan gambaran kasus di BAB III serta hambatan yang ditemukan saat melaksanakan
Asuhan Keperawatan Pada Tn. E Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
A. Pengkajian
kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis,
psikologis, sosial dan spiritual. Data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat
terapeutik yang terdiri dari 4 tahap yaitu fase pra interaksi, orientasi, kerja, dan
terminasi. Pada fase pra interaksi penulis melakukan analisa diri yang bertujuan
pertama dan tujuan pertemuan dengan klien dilanjutkan dengan membuat rencana
menelaah status klien. Selama wawancara penulis mengidentifiksi lima sikap atau
cara untuk menghadirkan diri secara fisik yaitu berhadapan artinya menghadap klien
dengan jujur dan terbuka, mempertahankan kontak mata artinya penulis mendengar
38
mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam berespon
terhadap klien.
faktor predisposisi penulis menemui hambatan karena tidak dapat bertemu langsung
dengan keluarga klien, akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan melihat status rekam
korban aniaya fisik dan kekerasan dalam keluarga serta orang terdekat klien yaitu
ibunya meninggal sejak tahun 2003 merupakan faktor penyebab klien mengalami
gangguan jiwa, hal ini sejalan dengan teori yang mengemukakan bahwa seseorang
dapat mengalami gangguan jiwa salah satunya disebabkan oleh koping mekanisme
terhadap stressor yang diterima oleh seorang individu tidak adekuat seperti trauma
Pemeriksaan fisik secara head to toe pada klien tidak dapat dilakukan
karena klien tidak bersedia, untuk itu penulis hanya melakukan pemeriksaan fisik
diri harga diri rendah didasarkan pada data subjektif dan objektif klien.
sedih dan marah jika mengingat keadaannya saat ini. Hal ini sejalan dengan salah
satu tanda dan gejala pada gangguan konsep diri Harga diri rendah.
perawatan diri, karena dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene klien harus di
motivasi, hal ini didukung oleh penampilan klien tidak rapih, badan kotor dan makan
39
berantakan. Selain itu klien membutuhkan system pendukung yang lebih mampu
yang dihadapi, koping ini merupakan koping yang maladaptive, hal ini merupakan
adalah penulis tidak bertemu secara langsung dengan keluarga klien sehingga, data
tentang faktor predisposisi dan presipitasi hanya bisa klien dapat dari pernyataan
dan status klien, untuk riwayat kesehatan keluarga penulis hanya mendapat
informasi dari klien sehingga tidak terkaji riwayat adanya anggota keluarga yang
B. Diagnosa Keperawatan
kasus Tn. E sesuai dengan teori yang ada sehingga penulis tidak menemukan
masalah yang paling aktual, beresiko dan mendominasi masalah keperawatan yang
actual yaitu :
isolasi sosial akibat harga diri rendah, namun saat pengkajian isolasi sosialnya
sudah teratasi ini ditandai dengan klien tampak sudah bersosialisasi dengan
teman sekamarnya
40
2. Kurang perawatan diri,
mandi karena dingin sedangkan data obyektif seperti badan, kuku dan rambut
tampak kotor, serta dalam memenuhi personal hygiene klien harus di motivasi.
keperawatan, kemampuan lain yang harus dimiliki oleh seorang perawat, yaitu
adaptif atau ukuran normal, kemampuan memberi pembenaran atau jastifikasi serta
C. Perencanaan
permasalahan dari suatu diagnosis. Tujuan dapat dicapai jika kriteria evaluasi telah
dicapai. Pada kasus ini, penulis membuat tujuan yang mengacu pada tiga aspek
diperlukan agar etiologi dapat teratasi dan kemampuan afektif yang perlu dimiliki
agar klien percaya pada kemampuan menyelesaikan masalah. Selain tiga aspek
mengacu pada kriteria evaluasi yaitu tujuan yang diterapkan harus spesifik dan tidak
menimbulkan arti ganda, tujuan juga harus dapat diukur, khususnya tentang perilaku
klien, tujuan juga harus dapat dicapai, dapat dipertanggungjawabkan secara ilimiah
dan harus dapat diukur oleh waktu atau ada batasan waktunya.
D. Implementasi
41
kadang tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan semua rencana yang telah
direncanakan tetapi ada juga rencana yang tidak dapat dilaksanakan berhubungan
dengan situasi dan keadaan klien. Pada kasus Tn.E ini penulis berusaha
pada kebutuhan klien secara psikologis dan fisik, meliputi membina hubungan
terlebih dahulu dengan klien yang isinya menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan
peran serta yang diharapkan dari klien. Setelah semua tindakan yang penulis
E. Evaluasi
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari tindakan keperawatan yang telah
didasarkan pada kriteria evaluasi yang ingin dicapai. Evaluasi yang digunakan
adalah evaluasi formatif yaitu perawat melihat respon klien secara langsung setelah
klien, melakukan analisis kriteria evaluasi yang diharapkan dan membuat rencana
42