BAB III
STUDI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
II yaitu F 60.0 Gangguan kepribadian paranoid, Aksis III yaitu tidak ada
group” (keluarga), Aksis V yaitu GAF 80-71 (Gejala sementara dan dapat
B. DATA SUBJEKTIF
1. Initial assessment
baru pertama kali dibawa ke RSJ dan dalam keluarga pasien tidak ada
riwayat kondisi yang sama seperti pasien. Harapan pasien ingin segera
2. Observasi Klinis
cenderung pasif dan diam saat mengikuti aktivitas yang ada di ruang
3. Screening Test
Alasan pasien dibawa ke RSJ dan dirawat di bangsal rawat inap pada
saat itu karena pasien mengalami halusinasi suara dan emosi. Pasien
dengan nenek dan paman nya karena kedua orang tua nya sudah
berpisah sejak ia kecil. Pasien dekat dengan paman nya. Dari keluarga
pasien tidak ada yang mengalami gangguan kondisi jiwa. Pasien juga
mulai dari rambut, wajah, kuku, kulit, bersih, gaya berpakaian pasien
juga rapi. Secara umum pasien sehat, postur badan terlihat santai tidak
saat itu baik. Pada saat wawancara halusinasi tidak ada karena kondisi
pasien sudah membaik dan stabil. Sikap terhadap orang lain saat
C. DATA OBJEKTIF
(Terlampir)
pada tanggal 8 Maret 2019 diperoleh hasil skor 26 yang berarti pasien
kerapian beraktifitas (a) dan (b) mendapat skor 1 dan 2, problem solving
46
total skor 38 yang berarti kemungkinan ada fobia sosial dan gangguan
minimal. (Terlampir).
tanggal 8 Maret 2019, memperoleh total skor skala interaksi sosial pasien
24,9. Skor yang diperoleh pasien lebih rendah dari skor pembanding,
pasien memiliki rata-rata skor lebih rendah dibandingkan grup 4 pada area
lebih tinggi yaitu pada situasi saat wawancara tatap muka dan situasi
dengan orang lain seperti saat aktivitas kelompok sosialisasi atau saat
D. ASSESSMENT/PENGKAJIAN DATA
pada saat itu baik. Pada saat wawancara halusinasi tidak ada karena
kondisi pasien sudah membaik dan stabil. Sikap terhadap orang lain
jalan-jalan. (Terlampir)
adalah 24,9. Skor yang diperoleh pasien lebih rendah dari skor
(Terlampir)
2. Aset
Aset yang ada pada pasien yaitu pasien kooperatif dan penampilan
pasien bersih dan rapi, atensi dan konsentrasi baik. Dalam ADL pasien
mampu mandiri.
49
3. Limitasi
pasien lebih suka menyendiri dan banyak diam, pasien belum mampu
4. Prioritas Masalah
pasien pasif dan menyendiri tidak ikut serta saat mengikuti aktivitas
E. PERENCANAAN TERAPI
perilaku yang benar dan rasional, physical guidance yaitu dengan cara
4. Frekuensi
dalam seminggu.
5. Durasi
6. Media Terapi
air, bibit tanaman, sapu lidi, serok dan modul tahapan cara menanam
7. Home Program
F. PELAKSANAAN TERAPI
mempertahankannya.
a. Pembukaan
b. Orientasi
c. Pemanasan
Pada sesi ini terapis menjelaskan aktivitas apa yang akan dilakukan
d. Aktivitas inti
terapi dari awal hingga akhir, aktivitas apa saja yang telah
STG 1:
aktivitas inti.
dilakukannya.
terapi.
STG 2 :
Pelaksanaan terapi untuk STG 2 pada tanggal 11, 13, dan 15 Maret
sudah mulai berinisiatif menanyakan apa yang akan ditanam hari ini
yang tidak dikenal, atau apa yang dilakukan jika lawan bicara
cenderung pendiam daripada pasien. Pada terapi kali ini pasien sudah
bersih.
STG 3 :
Pelaksanaan terapi untuk STG 2 pada tanggal 18, 20, dan 22 Maret
pasien untuk menanam bayam. Pada terapi kali ini, terapis memberi
arahan dan bantuan minimal agar pasien mau melakukan tugas dengan
juga aktif bekerja sama membantu teman nya saat kesulitan. Terapis
G. REEVALUASI
1. Data Subjektif
rehab.
2. Data Objektif
Interaksi Sosial).
terapi :
perilaku untuk
melaksanakan tugas
pada reevaluasi
diperoleh skor 9.
(SIAS) normal.
komunikasi verbal,
kemandirian dan
ketergantungan,
kemampuan bekerja
partisipasi dalam
aktifitas kelompok.
mengalami peningkatan
terstruktur, situasi
kelompok yang
terstruktur dan
kelompok verbal
63
terstruktur.
mempertahankan
komunikasinya
mengikuti kegiatan di
long term goal (LTG) sudah tercapai yaitu pasien mampu berinteraksi
H. Follow Up
kondisi pasien dan mengingatkan pasien untuk rutin mengosumsi obat dan