Anda di halaman 1dari 1

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI TERAPI KOMPLEMENTER


Menurut Fontaine (2005) dalam Potter (2010), terapi non-konvensional
merupakan salah satu dari terapi medis alternatif atau komplementer. Terapi
komplementer (complementary therapies) adalah semua terapi yang
digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang
direkomendasikan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan individu. Seperti
namanya, terapi komplementer tersebut dipergunakan untuk melengkapi
terapi konvensional. Banyak terpai komplementer, seperti sentuhan
terapeutik, berisi metode terapeutik dan diagnostik spesifik terhadap yang
lainnya, seperti teknik imajinasi terpimpin dan terapi pernapasan, mudah
dipelajari dan digunakan. Terapi komplementer juga meliputi relaksasi,
olahraga, oijat,refleksi, doa, umpan balik biologis, hipoterapi, terapikreatif,
termasuk seni, musik, atau terapi dansa, meditasi, terapi kiropraktik,
oateopati dan herbal.
Terapi komplementer merupakan terapi alternatif yang dipakai oleh tenaga
praktisi lainya dalam pengobatan sebagi terapi pelengkap tindakan perawat.
Perawat dapat memberikan alternatif pengobatan nyeri haid yang dapat
dilakukan di rumah tanpa harus meminum obat. (Achjar, 2010)
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer
adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk
pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari
zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu
negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan
sebagai pengobatan komplementer.

Anda mungkin juga menyukai