Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEPERAWATAN NEUROVASKULER
NUTRISI PADA PASIEN STROKE

INTAN AMBARWATI

2017740107

Fakultas Ilmu Keperawatan Program Studi Profesi Ners

Universitas Muhammadiyah Jakarta

2018
SAP NUTRISI UNTUK PASIEN STROKE

Pokok Bahasan : Nutrisi pada Pasien Stroke

Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien

Waktu : 30 menit

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan

pasien dan keluarga pasien dapat memahami tentang Nutrisi pada pasien

stroke dan cara pemberian nutrisi per sonde/ Naso Gastric Tube (NGT).

2. Tujuan Khusus

a. Keluarga dapat menyebutkan pengertian nutrisi, indikasi pemberian

makanan lewat Sonde, tujuan pemberian makanan lewat Sonde, jenis

makanan, teknik pemberian makanan lewat Sonde, dan posisi pasien

saat pemberian makanan lewat Sonde.

b. Keluarga dapat berperan dalam melakukan pemberian makanan lewat

Sonde terhadap anggota keluarga yang menderita Stroke/CVA.

B. MATERI PENGAJARAN

1. Pengertian Nutrisi

2. Indikasi pemberian makanan lewat Sonde

3. Tujuan pemberian makanan lewat Sonde

4. Jenis makanan
5. Teknik pemberian makanan lewat Sonde

6. Posisi pasien saat pemberian makanan lewat Sonde.

C. METODE

1. Ceramah dan tanya jawab.

2. Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan

memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga. Keluarga dapat

mengajukan pertanyaan setelah penyampain materi selesai.

D. MATERI

Terlampir

E. MEDIA

Leaflet

F. KEGIATAN PENYULUHAN

1. Memberi salam, menanyakan keadaan klien

Waktu : 5 menit

Klien menjawab salam, mempersilahkan masuk dan menyetujui kontrak

waktu

2. Menjelaskan maksud kedatangan dan membuat kontrak waktu

Waktu : 5 menit

Klien mendengarkan dengan seksama dan menyetujui kontrak waktu yang

ditetapkan bersama
3. Melakukan pendidikan kesehatan tentang Nutrisi pada pasien stroke.

Waktu : 10 menit

Klien memperhatikan dengan seksama.

4. Mempersilahkan pasien/ keluarga pasien mengajukan pertanyaan

Waktu : 5 menit

Klien/keluarga menyampaikan pertanyaan dan mengungkapkan hal yang

tidak dimengerti

5. Melakukan evaluasi dan terminasi

Waktu : 5 menit

Klien/keluarga mengerti dan paham tentang materi yang di sampaikan


MATERI PENYULUHAN

Program rehabilitasi Stroke ada 3, yaitu rehabilitasi bahasa, bicara, dan rehabilitasi

fungsi menelan. Akibat dari stroke ini salah satunya dapat mempengaruhi kemampuan

penderita dalam menelan makanan yang pada akhirnya berakibat penurunan status gizi,

oleh karena itu dibutuhkan diit khusus bagi penderita stroke.

A. Pengertian

Nutrisi adalah semua makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan

oleh tubuh baik untuk mempertahankan keseimbangan metabolisme ataupun

sebagai pembangun.

Selang Nasogastrik atau NGT adalah suatu selang yang dimasukkan melalui

hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan

obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi

makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk

mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot.

B. Indikasi pemberian makanan lewat NGT

1. Pasien dengan gangguan fungsi menelan.

2. Pasien yang mengalami gangguan Nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh)

berhubungan dengan ketidaksadaran

C. Tujuan pemberian makanan lewat NGT

1. Memberikan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien

dengan memperhatikan keadaan dan menghindari komplikasi penyakit

2. Mencegah terjadinya aspirasi atau tersedak


3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

4. Untuk memberikan obat yang harus diminum (contoh: pil, puyer, dan sirup)

D. Jenis Makanan

Makanan yang dapat diberikan adalah makanan cair, makanan yang diblender

halus, dan formula khusus.

Diit untuk penderita stroke biasa kita sebut dengan diit stroke. Bagi penderita

stroke sebaiknya menghindari makanan yang berlemak dan berkadar natrium

tinggi. Beberapa makanan yang tidak disarankan untuk dikonsumsi adalah :

1. Semua makanan yang digoreng, semua daging yang berlemak (kambing,

babi, ham, sosis, kullit ayam, lemak hewan)

2. Jerohan, kepiting, cumi-cumi, udang dan kerang, ikan laut, ikan asin, ikan

pindang, teri, udang kering, telur asin

3. Roti, kue yang mengandung soda kue atau garam

4. Margarine , mentega

5. Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap, maggi, petis, tauco, saus tomat

6. Bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, sawi,

lobak

7. Buah-buahan yang masam atau bergas seperti nanas, kedondong, nangka

dan durian

8. Minuman yang mengandung alkohol, soda, kopi, teh kental

Natrium adalah sejenis mineral yang diperlukan oleh tubuh kita tetapi tubuh

sering mendapatkannya lebih banyak dari yang dibutuhkan. Dan konsumsi

natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium didalam cairan


ekstraseluler meningkat dan untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik

keluar sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume

cairan ekstraseluler menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga

berdampak timbulnya hipertensi. Karena itu disarankan mengurangi konsumsi

garam natrium yaitu tidak lebih dari 6 gram per hari, atau setara dengan 1 sdt.

E. Teknik Pemberian Makanan Lewat NGT

PERSIAPAN

1. Air matang

2. Makanan cair / obat

3. Corong/ Spuit 20-50cc

4. Gelas

5. Tissue

6. Perlak/pengalas

PROSEDUR

1. Perhatikan posisi selang sebelum makanan diberikan, selang lepas dari

fiksasi (plester lepas) ataukah terlipat keluar di rongga mulut.

2. Menyiapkan alat disamping tempat tidur

3. Menyiapkan makanan dan obat (jika ada) yang akan diberikan.

4. Membantu pasien dalam posisi semi fowler di tempat tidur atau duduk di

kursi. Jika posisi duduk merupakan kontra indikasi bagi klien, posisi miring

kanan dengan kepala agak tinggi boleh dilakukan.

5. Memasang pengalas di atas dada

6. mencuci tangan
7. Memasang corong

8. Memasukkan air matang, membuka klem, tinggikan 30 – 45 cm, sebelum

habis klem kembali

9. Memasukkan makanan cair, membuka klem, meninggikan 30 – 45 cm, klem

kembali sebelum habis

10. Memasukkan air matang, membuka klem, tinggikan 30 – 45 cm, sebelum

air habis klem kembali

11. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem

12. Membersihkan sisa makanan (bila ada yang tumpah atau dimuntahkan) pada

pasien

13. Membantu pasien mengatur posisi yang nyaman sesuai keinginan klien,

setelah 30 menit pemberian makanan.

14. Merapikan dan membersihkan alat

15. Mencuci tangan

F. Posisi Pasien Saat Pemberian Makanan Lewat NGT

1. Pasien diposisikan setengah duduk dengan sudut 30° – 45° dari abdomen

jika naik.

2. Pemberian makanan ke dalam sonde dengan ketinggian sekitar 30 – 45 cm

dari abdomen

G. Hal Yang Perlu Diperhatikan

Perhatikan interaksi obat dengan makanan, terutama dengan susu jika ada

pemberian obat per oral. Pemberian obat-obatan tidak dianjurkan bersamaan


dengan susu karena susu mempunyai sifat antidot, yaitu melawan racun yang

masuk ke dalam tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna. (2009). Memberi makan melalui selang NGT. Diakses di
http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2009/12/memberi-makan-melalui-selang-
ngt.html pada 21 oktober 2018

Elly, Nurrachmah. (2001). Nutrisi dalam keperawatan. Jakarta. CV Sagung Seto

Kusumadian, Intan. (2010). Diit Pada Penderita CVA. Diakses di


http://radioharmonifm.com/home/diit-pada-penderita-cva-stroke/ pada 21 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai