PENDAHULUAN
Kata geriatri pertama kali ditemukan pada tahun 5000 SM dalam Ayurveda,
naskah kedokteran India kuno. Ayurveda terdiri atas 8 cabang, salah satunya ilmu
geriatri (rasayana) yang didefinisikan sebagai rasayanam cha tat jneyam yat jara
vyadhi nashanam yang berarti cabang ilmu kedokteran dengan fokus pada penuaan
dini dan tatalaksana penyakit terkait usia lanjut. Gerontologi berasal dari kata
gerontos (usia lanjut) dan logos (ilmu). Dengan demikian dapat diartikan sebagai
Pasien geriatri adalah pasien usia lanjut yang memiliki karakteristik khusus
yang membedakannya dari pasien usia lanjut pada umumnya. Masalah yang sering
dijumpai pada pasien geriatri adalah sindrom geriatri yang meliputi: imobilisasi,
impotensi.1
Sifat penyakit pada geriatri tidaklah sama dengan penyakit dan kesehatan
pada golongan populasi usia lainnya. Penyakit pada geriatri cenderung bersifat
dan secara lambat laun akan menyebabkan kematian. Geriatri juga sangat rentan
terhadap berbagai penyakit akut, yang diperberat dengan kondisi daya tahan yang
menurun. Kesehatan geriatri juga sangat dipengaruhi oleh faktor psikis, sosial dan
ekonomi. Pada geriatri seringkali terjadi penyakit iatrogenik, akibat banyak obat-
obatan yang dikonsumsi (polifarmasi). Sehingga kumpulan dari semua masalah ini
Terapi pengobatan pada pasien usia lanjut secara signifikan berbeda dari pasien
pada usia muda, karena adanya perubahan kondisi tubuh yang disebabkan oleh usia,
dan dampak yang timbul dari penggunaan obat-obatan yang digunakan sebelumnya.
Masalah polifarmasi pada pasien geriatri sulit dihindari dikarenakan oleh berbagai hal
Referat ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik senior dibagian
ilmu penyakit dalam RSUD M. Natsir dan diharapkan agar dapat menambah
pengetahuan penulis serta bisa menjadi bahan referensi bagi para pembaca khususnya
Tujuan khusus dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui mengenai
proses penuaan, dan macam macam sindroma yang terjadi pada geriatric serta
penatalaksanaannya.
1.3 Manfaat Penulisan
Referat ini dibuat dengan metode tinjauan kepustakaan yang merujuk pada
berbagai literature.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
struktur dan fungsi normal sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas termasuk
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Healthy aging akan dipengaruhi
oleh beberapa faktor: (1) endogenic aging, yaitu yang dimulai dengan cellular aging,
lewat tissue dan anatomical aging ke arah proses menuanya organ tubuh, proses ini
seperti jarum jam yang terus berputar; (2) exogenic factor, yang dapat dibagi dalam
sebab lingkungan (environment) dimana seseorang hidup dan faktor sosio budaya
penuaan.4
organ tubuh terlalu sering digunakan dan disalahgunakan. Organ tubuh seperti
hati, lambung, ginjal, kulit, dan yang lainnya fungsinya menurun karena
kafein, alkohol, dan nikotin, karena sinar ultraviolet, dan karena stress fisik
dan emosional. Tetapi kerusakan ini tidak terbatas pada organ, namun juga
terjadi pada tingkat sel demikian juga dengan penyalahgunaan organ tubuh
membuat kerusakan lebih cepat, karena itu ketika tubuh menjadi tua, sel
penuaan sebenarnya masih bisa diperlambat dengan mengatur pola hidup dan
aktivitas fisik, sebab 64% penyebab kematian disebabkan oleh pola hidup
yang tidak sehat. Penuaan juga berasal dari akumulasi kerusakan seluler juga
metabolisme sel, juga merangsang mutasi sel, yang akhirnya membawa pada
kanker dan kematian. Radikal bebas juga merusak kolagen dan elastin suatu
protein yang menjaga kulit tetap lembab, halus, fleksibel dan elastis. Jaringan
tersebut akan menjadi rusak akibat paparan radikal bebas, terutama pada
tertentu setiap spesies mempunyai nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang
telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jamini akan menghitung mitosis
dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar. menurut konsep ini bila
jam kita berhenti kita akan meninggal dunia meskipun tanpa disertai
mengapa pada beberapa spesies terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang
nyata misalnya manusia dapat hidup 116 tahun, bulus mencapai 170 tahun,
simpanse mencapai 50 tahun, sapi sampai usia 20 tahun. Secara teoritis dapat
dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa waktu
Pengertian lanjut usia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,
yang dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Lanjut usia
merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.Jika berpatokan pada usia
produktif manusia normal, maka komunitas lanjut usia adalah orang-orang yang
sudah berusia enam puluh tahun keatas. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang
akan kehilangan tugas dan fungsi, dan selanjutnya memasuki usia yang lanjut dan
kemudian meninggal. Bagi Lansia yang normal, tentu telah siap menerima keadaan
baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi
Lansiaadalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. UU No.23 Tahun
Kata geriatri pertama kali ditemukan pada tahun 5000 SM dalam Ayurveda,
naskah kedokteran India kuno. Ayurveda terdiri atas 8 cabang, salah satunya ilmu
geriatri (rasayana) yang didefinisikan sebagai rasayanam cha tat jneyam yat jara
vyadhi nashanam yang berarti cabang ilmu kedokteran dengan fokus pada penuaan
Istilah geriatri pertama kali digunakan oleh Ignas Leo Vascher pada tahun
1909. Namun ilmu geriatri sendiri, baru berkembang pada tahun 1935. Pada saat
Pasien geriatri adalah pasien usia lanjut yang berusia lebih dari 60 tahun serta
mempunyai ciri khas multipatologi, tampilan gejalanya tidak khas, daya cadangan
faali menurun, dan biasanya disertai gangguan fungsional. Penderita geriatri berbeda
dengan penderita dewasa muda lainnya, baik dari segi konsep kesehatan maupun segi
Gerontologi berasal dari kata gerontos (usia lanjut) dan logos (ilmu). Dengan
demikian dapat diartikan sebagai ilmu yang memelajari seluk beluk kehidupan
Pasien geriatri adalah pasien usia lanjut yang memiliki karakteristik khusus
yang membedakannya dari pasien usia lanjut pada umumnya. Karakteristik pasien
geriatri yang pertama adalah multipatologi, yaitu adanya lebih dari satu penyakit
kronis degeneratif. Karakteristik kedua adalah daya cadangan faali menurun karena
menurunnya fungsi organ akibat proses menua. Karakteristik yang ketiga adalah
gejala dan tanda penyakit yang tidak khas. Tampilan gejala yang tidak khas seringkali
geriatri berada pada kondisi imobilisasi yang berakibat ketergantungan pada orang
lain. Karakteristik khusus pasien geriatri yang sering dijumpai di Indonesia ialah
Sindrom Geriatri Masalah yang sering dijumpai pada pasien geriatri adalah
2.3.1.1 Imobilisasi
atau lebih, dengan gerak anatomi tubuh menghilang akibat perubahan fungsi
fisiologis. Berbagai faktor fisik, psikologis, dan lingkungan dapat menyebabkan
imobilisasi pada usia lanjut. Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri,
imobilisasi.3
2.3.1.2 Instabilitas
Salah satu sindrom geriatri adalah terjadinya instabilitas dan mudah jatuh.
Ketidakstabilan saat berjalan dan kejadian jatuh pada lansia merupakan permasalah
serius karena hal tersebut tidak hanya menyebabkan cedera, melainkan juga dapat
bahkan kematian. Seperti sindrom geriatri lainnya, kejadian jatuh pada usia lanjut
Terdapat banyak faktor yang berperan untuk terjadinya jatuh pada usia lanjut.
Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor
intrinsik meliputi gender, status psikologi (seperti ketakutan akan jatuh, ansietas, dan
kognitif.7
Faktor ekstrinsik yang menyebabkan jatuh antara lain lingkungan yang tidak
mendukung meliputi penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), lantai
yang licin dan basah, tempat berpegangan yang tidak kuat/tidak mudah dipegang,
alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang tidak stabil dan tergeletak di bawah
seperti tempat tidur atau jamban yang rendah sehingga harus jongkok, obat-obatan
Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan riwayat
jatuh adalah: mengobati berbagai kondisi yang mendasari instabilitas dan jatuh,
memberikan terapi fisik dan penyuluhan berupa latihan cara berjalan, penguatan otot,
alat bantu, sepatu atau sandal yang sesuai, serta mengubah lingkungan agar lebih
aman seperti pencahayaan yang cukup, pegangan, lantai yang tidak licin.3
pada waktu yang tidak dikehendaki tanpa memperhatikan frekuensi dan jumlahnya,
tidak dilaporkan oleh pasien atau keluarganya karena malu atau tabu untuk
orang usia lanjut serta tidak perlu diobati. Masalah inkontinensia urin umumnya dapat
rawat. Pasien yang tidak membutuhkan pelaku rawat tujuan tata laksananya adalah
tetap kering. Pemilihan terapi dilakukan berdasarkan jenis IU dan kondisi pasien
tersebut.8
a. Terapi nonfarmakologis/suportif
merokok, aktivitas fisik rendah, dan asupan gizi tinggi lemak. Perubahan faktor-
faktor tersebut dapat mengurangi keluhan IU. Secara umum perubahan tersebut antara
alkohol, minuman yang mengandung kafein seperti teh, kopi, dan minuman bersoda,
serta berhenti merokok. Selain itu, manajemen asupan cairan juga penting untuk
mengurangi kejadian IU. Kekurangan cairan (dehidrasi) pada pasien geriatri justru
diberikan dengan target keluaran urin tidak kurang dari 1500 mL dan tidak lebih dari
2. Terapi perilaku
Terapi perilaku merupakan terapi utama IU pada geriatri karena terapi ini tidak
antara kontraksi dan relaksi otot dasar panggul setiap hari. Tujuan latihan ini adalah
menguatkan otot dasar panggul sehingga dapat mengurangi frekuensi berkemih, IU,
dan mengurangi volume urine IU. Latihan ini berguna untuk IU dengan tipe tekanan,
desakan, dan campuran. Latihan otot dasar panggul disertai penurunan berat badan
• Latihan kandung kemih (bladder training) Latihan ini merupakan proses edukasi
dan perilaku pada pasien usia lanjut dengan IU. Latihan ini berupa edukasi, catatan
berkemih, strategi kontrol berkemih, dan termasuk latihan otot dasar panggul. Latihan
ini membutuhkan terapis yang terlatih dan fungsi kognitif dan fisik serta motivasi
yang baik.8
• Melatih kembali kandung kemih (bladder training) Latihan kandung kemih yang
• Prompted voiding adalah pasien ditawarkan minuman secara rutin dan ditawarkan
untuk berkemih setiap 2 jam sepanjang siang, namun ke toilet/tempat berkemih hanya
pasien untuk berkemih secara baik dan diharapkan dapat menurunkan frekuensi IU.
Terapi ini berguna untuk IU dengan tipe desakan, tekanan, fungsional, dan
campuran.8
• Melatih kebiasaan berkemih (habit training) Habit training yaitu dibuatkan jadwal
mengompol dan biasanya berguna untuk pasien dengan gangguan kognitif atau fisik.8
diminta berkemih setiap interval waktu tertentu secara rutin dan teratur; tiap 2 jam
pada siang hari dan tiap 4 jam pada sore dan malam hari. Tujuannya adalah untuk
mencegah kejadian mengompol dan biasanya berguna untuk pasien dengan gangguan
kognitif atau fisik. Pasien diharuskan berkemih dengan pola yang tetap misalkan
setiap 2–3 jam sekali dalam sehari. Tindakan ini merupakan tindakan pasif karena
tidak mengubah pola pikir atau perilaku pasien, serta tidak membentuk pola berkemih
b. Terapi farmakologis
• Mirabegron
Mirabegron secara klinis digunakan pada tahun 2013 dengan cara menstimulasi
relaksasi pada otot detrusor. Mirabegron bekerja pada reseptor beta-3 yang banyak
efikasi yang sama dengan obat antimuskarinik dalam menurunkan episode IU. Efek
samping yang sering terjadi adalah hipertensi (7,3%), nasofaringitis (3,4%), dan ISK
(3%).8
• Oksibutinin
tolterodine memiliki efek samping mulut kering lebih rendah. Oksibutinin dapat
menyebabkan gangguan kognitif pada pasien usia lanjut, bahkan dapat memperburuk
• Solifenacin
Solifenacin lebih unggul dalam hal efikasi dan memiliki efek samping mulut kering
meningkatkan efikasinya, namun risiko efek samping mulut kering juga menjadi
• Tolterodine
Tidak ada perbedaan efikasi atau efek samping yang berhubungan dengan usia,
walaupun persentase putus obat ditemukan untuk tolterodine dan plasebo pada pasien
lansia.8
• Darifenacin
Obat ini efektif tanpa terjadi risiko perubahan fungsi kognitif dan apabila
• Trospium klorida
Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara efikasi
• Fesoterodine
dengan efek samping mulut kering yang lebih tinggi. Penggunaan 8 mg dibandingkan
4 mg, lebih terlihat efikasinya pada pasien dengan usia >75 tahun. 8
• Duloxetine
campuran. Namun obat ini memiliki efek samping signifikan berupa gejala
2.3.1.4 Insomnia
Insomnia adalah gangguan tidur paling sering pada usia lanjut, yang ditandai
terlalu dini atau tidur yang tidak menyegarkan. Pertambahan umur menyebabkan
perubahan pola tidur sehingga terjadi beberapa gangguan tidur pada usia lanjut.
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya gangguan tidur pada usia lanjut antara lain
masalah sosial dan psikososial, gangguan psikiatri, penyakit neurologi, alkohol, dan
obat- obatan.9
Insomnia ini tidak bisa dianggap sebagai gangguan yang sederhana karena
secara umum tidak bisa sembuh spontan. Kondisi ini juga menimbulkan berbagai
dampak buruk antara lain stres, gangguan mood, alkohol dan substance abuse yang
nantinya akan berujung pada penurunan kualitas hidup pada usia lanjut. Dampak
terburuk dari insomnia pada usia lanjut adalah adanya resiko bunuh diri.9
Insomnia pada usia lanjut bersifat multifaktorial, selain faktor biologik diatas
ada beberapa faktor komorbid yang dapat menyebabkan terjadinya insomnia pada
usia lanjut. Insomnia sekunder pada usia lanjut dapat disebabkan oleh faktor
komorbid yang terdiri dari : nyeri kronis, sesak nafas pada penyakit paru obstruktif
Penanganan insomnia pada usia lanjut terdiri dari terapi nonfarmakologi dan
dan fungsi kognitif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien usia
lanjut.9
a. Terapi Non-Farmakologi
dan diharapkan menjadi pilihan pertama untuk insomnia kronis pada pasien usia
lanjut. Behavioral therapies terdiri dari beberapa metode yang dapat diterapakan baik
tempat tidur hanya untuk tidur dan menghindari aktivitas lain seperti
Sleep restriction. Tujuan dari terapi ini adalah mengurangi frekuensi tidur
dan meningkatkan sleep efficiency. Pasien diedukasi agar tidak tidur terlalu
secara teratur pada pagi hari, tidur secara teratur, melakukan aktivitas yang
waktu bangun pagi, menghindari merokok dan minum alkohol 2 jam sebelum
tidur dan tidak makan daging terlalu banyak sekitar 2 jam sebelum tidur.
Terapi relaksasi. Tujuan terapi ini adalah mengatasi kebiasaan usia lanjut
yang mudah terjaga di malam hari saat tidur. Metode terapi relaksasi meliputi:
diafragma, yoga atau meditasi. Pada pasien usia lanjut sangat sulit melakukan
yang terdiri dari: stimulus control, sleep retriction, terapi kognitif dengan atau
tanpa terapi relaksasi. Terapi ini bertujuan untuk mengubah maladaftive sleep
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pada usia lanjut. Ada lima prinsip dalam
terapi farmakologi yaitu: menggunakan dosis yang rendah tetapi efektif, dosis yang
diberikan bersifat intermiten (3-4 kali dalam seminggu), pengobatan jangka pendek
insomnia, memiliki efek sedasi yang rendah sehingga tidak mengganggu aktivitas
sehari-hari pasien.9
Depresi adalah gangguan kejiwaan yang paling umum pada lansia yang dapat
bermanifestasi sebagai depresi berat atau depresi ringan ditandai dengan kumpulan
seperti kelainan neurologis, kelainan struktur otak dan pembuluh darah subkortikal,
artherosklerotik.10
Depresi tanpa kesedihan sering terdapat pada usia lanjut, sindroma penurunan
(depletion syndrome) berupa penarikan diri, apatis, kekurangan enerji atau kurang
aktif. Bentuk lain adalah gangguan distimia, berupa gangguan kronik (selama lebih
dari 2 tahun) yang kurang intensitasnya di bawah gangguan depresi mayor. Keadaan
ini dapat berawal sebelum usia lanjut dan menetap hingga usia lanjut.10
Faktor risiko timbulnya gejala depresi pada lansia selain karena faktor usia,
adalah wanita (tak menikah dan janda), lebih banyak disabilitas fisik (adanya
penyakit fisik, ada gangguan kognitif atau demensia, problem tidur kronik dan
ansietas), status sosial ekonomi yang kurang, adanya kehilangan (pasangan atau
orang terdekat), stres kronik atau mengalami kehidupan yang penuh stresor,
sehingga keluarga mudah mengenali dari pada gangguan kognitif awal, walaupun
gejala afek depresinya dapat kurang menonjol, gejala kecemasan lebih menonjol dan
sering ada keluhan somatik. Gangguan kognitif (pseudodemensia) lebih sering terjadi,
keadaan ini dikacaukan dengan demensia dan gejala psikotik lebih sering.10
Penanganan depresi pada lansia meliputi biologis, psikologis, lingkungan
sosial dan spiritual. Pemberian antidepresan mempunyai berbagai fungsi yang diduga
antagonis TNF-alfa.10
kondisi medisnya, interaksi dengan obatobatan lain yang dikonsumsi, respon terhadap
berlebihan.10
2.3.1.6 Infeksi
Infeksi sangat erat kaitannya dengan penurunan fungsi sistem imun pada usia
lanjut. Infeksi yang sering dijumpai adalah infeksi saluran kemih, pneumonia, sepsis,
dan meningitis. Kondisi lain seperti kurang gizi, multipatologi, dan faktor lingkungan
Infeksi pada usia lanjut (usila) merupakan penyebab kesakitan dan kematian
no. 2 setelah penyakit kardiovaskular di dunia. Hal ini terjadi akibat beberapa hal
antara lain: adanya penyakit komorbid kronik yang cukup banyak, menurunnya daya
sulit/jarang mengeluh, sulitnya mengenal tanda infeksi secara dini. Ciri utama pada
dan hal ini sering tidak dijumpai pada usia lanjut, 30-65% usia lanjut yang terinfeksi
sering tidak disertai peningkatan suhu badan, malah suhu badan dibawah 360 oC lebih
sering dijumpai. Keluhan dan gejala infeksi semakin tidak khas antara lain berupa
menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah laku sering terjadi pada pasien usia
lanjut.3
Adapun factor factor yang memudahkan terjadinya infeksi pada lansia ialah :
kulit menjadi tipis dan jaringan lemak yang berkurang menyebabkan barier
bahaya toksisitas obat antimikroba pada lansia. Pemberian antibiotik tergantung pada
yang biasa akibat proses menua. Prevalensi gangguan penglihatan pada pasien geriatri
dengan penurunan kegiatan waktu senggang, status fungsional, fungsi sosial, dan
mortalitas.1
gangguan pendengaran sedang atau berat meningkat dari 21% pada kelompok usia 70
tahun sampai 39% pada kelompok usia 85 tahun. Pada dasarnya, etiologi gangguan
pendengaran sama untuk semua umur, kecuali ditambah presbikusis untuk kelompok
geriatri. Otosklerosis biasanya ditemui pada usia dewasa muda, ditandai dengan
konduktif, dan jika penyakit menyebar ke telinga bagian dalam, juga dapat
pusing. Gangguan pendengaran karena bising yang disebabkan oleh energi akustik
Presbikusis sensorik yang sering sekali ditemukan pada geriatri disebabkan oleh
degenerasi dari organ korti, dan ditandai gangguan pendengaran dengan frekuensi
tinggi. Pada pasien juga ditemui adanya gangguan pendengaran sehingga sulit untuk
diajak berkomunikasi. Penatalaksanaan untuk gangguan pendengaran pada geriatri
adalah dengan cara memasangkan alat bantu dengar atau dengan tindakan bedah
muncul sering tumpang tindih dengan gejala yang sudah lama diderita sehingga
tampilan gejala menjadi tidak jelas. Penyakit degeneratif yang banyak dijumpai pada
geriatri yang dirawat inap mendapatkan prevalensi hipertensi dan diabetes melitus
sebesar 50,2% dan 27,2%. Kondisi multipatologi mengakibatkan seorang usia lanjut
dapat menjadi pilihan untuk mengatasi masalah pada pasien usia lanjut, namun obat
tetap menjadi pilihan utama sehingga polifarmasi sangat sulit dihindari. Prinsip
penggunaan obat yang benar dan tepat pada usia lanjut harus menjadi kajian multi/
a. Hipertensi
Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
Hipertensi adalah tekanan tinggi dalam arteri. Tekan darah dikatakan tinggi
bila tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg.
dengan pasti.
Hal ini sesuai dengan kedatangannya yang tiba-tiba dan tanpa menunjukkan
adalah kadar glukosa puasa ≥126 mg/dL dan kadar glukosa darah sewaktu
≥200 mg/dL, dimana kadar glukosa antara 100 dan 125 mg/dL (6,1- 7,0
mmol/L) dapat dikatakan suatu keadaan pre diabetes. Terdapat dua jenis
Kondisi ini hanya bisa diobati dengan pemberian insulin. Diabetes melitus
yang dapat menimbulkan penyakit diabetes yaitu faktor risiko yang dapat
yang tidak dapat dimodifikasi, yaitu usia di atas 45 tahun keatas, faktor
c. Dislipidemia
Dislipidemia merujuk pada kadar lipid (lemak) darah yang abnormal.
Dalam tubuh terdapat lemak yang terdiri LDL (Low Density Lipoprotein)
yang mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan tubuh dan dapat menempel
yang rendah. Kadar kolesterol ideal adalah kolesterol total kurang dari 5
mmol/L dan kolesterol LDL kurang dari 3 mmol/L. Jika kadar berbagai jenis
kolesterol dalam darah tidak normal, hal tersebut dapat mempengaruhi kerja
jantung dan sistem sirkulasi (peredaran darah), maka sangat penting untuk
d. Penyakit jantung
berfungsi menyuplai nutrisi dan oksigen bagi otot jantung. PJK timbul jika 1
darah (aterosklerosis).
Akibat aliran darah terganggu, maka akan timbul nyeri atau rasa tidak
mulai usia anak-anak, sehingga pencegahan PJK harus diperhatikan sejak dini.
Tanda-tanda awal PJK antara lain adalah hipertensi dan kolesterol tinggi.13
e. Osteoporosis
Kalsium merupakan unsur pembentuk tulang dan gigi. Maka, agar kepadatan
membiasakan diri atau anak Anda untuk minum susu setiap hari sejak usia
usia muda.14
f. Stroke
Stroke terjadi saat aliran darah ke otak terganggu atau berkurang secara hebat,
sehingga otak tidak mendapat oksigen. Stroke terbagi terbagi menjadi dua:
pada pembuluh darah otak. Merupakan jenis stroke yang paling banyak
dijumpai (80%).
sel otak.15
g. Artritis gout
Artritis gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi
kristal asam urat pada jaringan disekitar sendi. Asam urat adalah sisa
metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses dan urin,
tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat sehingga menyebabkan
kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam
banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sindrom geriatri merupakan kumpulan berbagai gejala dari masalah kesehatan
yang sering terjadi pada orang lanjut usia atau lansia akibat proses penuaan.
Sedangkan lansia sendiri merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
atas atau merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. serta mempunyai ciri
khas multipatologi, tampilan gejalanya tidak khas, daya cadangan faali menurun, dan
biasanya disertai gangguan fungsional.
Lansia rentan terkena sindrom geriatri yang terdiri dari berbagai masalah
kesehatan yang menyebabkan lansia kurang mampu atau kesulitan dalam melakukan
aktivitas harian, seperti mandi atau berpakaian, sehingga perlu dibantu oleh orang-
orang di sekitarnya. Masalah yang sering dijumpai pada pasien geriatri dengan
sindrom geriatri meliputi: imobilisasi, instabilitas, inkontinensia urin dan tinja,
insomnia, depresi, infeksi, defisiensi imun, gangguan pendengaran dan penglihatan,
penyakit kronis degeneratif, dimana dari berbagai masalah tersebut, sindrom geriatri
perlu ditangani untuk menghilangkan keluhan dan gejala pasien sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup pada usia lanjut
3.2 Saran
Bagi tenaga medis
1. Dalam hal ini tenaga medis perlu mengidentifikasi secara cepat dan tepat
keadaan pasien sehingga dapat memberikan penanganan yang akurat
Bagi masyarakat
1. Lansia dengan faktor risiko harus mengikuti arahan dari tenaga medis
meliputi pendekatan dan pengolahan yang terpadu