Anda di halaman 1dari 9

1.

Definisi
Psoriasis adalah peradangan kulit yang bersifat kronik dengan karakteristik berupa plak
eritematosa berbatas tegas, skuama kasar, berlapis, dan berwarna putih keperakan
terutama pada siku, lutut, scalp, punggung, umbilikus dan lumbal. (Gudjonsson dan Elder,
2012)
Psoriasis vulgaris yang paling sering ditemukan pada kurang lebih 90% pasien. Plakat
eritematosa, berbatas tegas, berskuama dan tersebar simetris merupakan gambaran khas,
terdapat di daerah ekstensor ekstermitas (terutama siku dan lutut), skalp, lumbosakral
bawah, bokong dan genital. Daerah lain yang dapat terkena adalah periumbilikus dan
lipatan intergluteal. Luas lesi sangat bervariasi, sedangkan bentuk dan distribusi setiap
plakat hanya sedikit berubah. Penyakit ini secara klinis tidak mengancam jiwa dan tidak
menular tetapi timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh manapun sehingga dapat
menurunkan kualitas hidup seseorang bila tidak dirawat dengan baik

2. Etiologi dan faktor resiko


Penyebab psoriasis tidak diketahui, tetapi beberapa faktor dapat mempengaruhi timbulnya
penyakit ini
Faktor Predisposisi :
1. Herediter/ genetik Pada banyak kasus ada pengaruh yang kuat dari faktor genetic, terutama
bila penyakit mulai diderita sejak remaja atau dewasa muda.
2. Imunologi Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari tiga jenis sel,
yakni limposit T, sel penyaji antigen (dermal), atau keratinosit. Keratinosit psoriasis
membutuhkan stimuli untuk aktivasinya. Lesi psoriasis matang umumnya penuh dengan
sebukan limfosit T pada dermis yang terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit sebukan
limfositik dengan epidermis. Sedangkan pada lesi baru umumnya lebih banyak didominasi oleh
limfosit T CD8. Pada lesi psoriasis terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya bertambah. Sel
langerhans juga berperan pada imunopatogenesi psoriasis. Terjadinya ploriferasi epidermis
diawali dengan adanya pergerakan antigen, baik eksogan, maupun endogen oleh sel langerhans.
Pada psoriasis pembentukan epidermis (turn over time) lebih cepat, hanya 3-4 hari, sedangkan
pada kulit normal lamanya 27 hari. Nickoloff (1998) berkesimpulan bahwa psoriasis merupakan
penyakit autoimun. Lebih 90% kasus dapat mengalami remisi setelah diobati dengan
imunosupresif.
3. Obesitas Obesitas merupakan keadaan tersering dikaitkan dengan psoriasis, menurut
Liendegard yang menerangkan pertama kali pada tahun 1986 kaitannya psoriasis dengan
obesitas. Lingkar pinggang dan body mass index pasien psoriasis lebih tinggi secara bermakna
pada pasien psoriasis dibandingkan dengan kontrol. Pengertian obesitas sebagai keadaan
proinflamasi dengan keterlibatan jaringan lemak sebagai organ imun dan endokrin yang
menjelaskan obesitas sebagai faktor predisposisi psoriasis. Penurunan berat badan memperbaiki
psoriasis, terbukti pada berkurangnya keparahan psoriasis pada populasi kurang gizi di penjara
kala perang dunia ke dua yang dipublikasi Simon RD pada sebuah jurnal ilmiah terkemuka di
tahun 1949.
4. Penyakit metabolis seperti diabetes militus yang laten
5. Faktor endokrin Insiden tertinggi pada masa pubertas dan menopause. Psoriasis cenderung
membaik selama kehamilan dan kambuh serta resisten terhadap pengobatan setelah
melahirkan. Kadang-kadang psoriasis pustulosa generalisata timbul pada waktu hamil dan
setelah pengobatan progesteron dosis tinggi.
Faktor Presipitasi:
1. Trauma Psoriasis pertama kali timbul pada tempat-tempat yang terkena trauma, garukan,
luka bekas operasi, bekas vaksinasi, dan sebagainya. Kemungkinan hal ini merupakan
mekanisme fenomena Koebner.Khas pada psoriasis timbul setelah 7-14 hari terjadinya trauma.
2. Infeksi Pada anak-anak terutama infeksi Streptokokus hemolitikus sering menyebabkan
psoriasis gutata. Psoriasis juga timbul setelah infeksi kuman lain dan infeksi virus tertentu,
namun menghilang setelah infeksinya sembuh
3. Iklim Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan pada musim
penghujan akan kambuh.
4. Sinar matahari Walaupun umumnya sinar matahari bermanfaat bagi penderita psoriasis
namun pada beberapa penderita sinar matahari yang kuat dapat merangsang timbulnya
psoriasis.Pengobatan fotokimia mempunyai efek yang serupa pada beberapa penderita.
5. Obat-obatan - Antimalaria seperti mepakrin dan klorokuin kadang-kadang dapat
memperberat psoriasis, bahkan dapat menyebabkan eritrodermia. - Pengobatan dengan
kortikosteroid topikal atau sistemik dosis tinggi dapat menimbulkan efek “withdrawal”. - Lithium
yang dipakai pada pengobatan penderita mania dan depresi telah diakui sebagai pencetus
psoriasis. - Beta Blocker.
6. Alkohol dalam jumlah besar diduga dapat memperburuk psoriasis. 7. Hipersensitivitas
terhadap nistatin, yodium, salisilat dan progesteron dapat menimbulkan psoriasis pustulosa
generalisata

3. Patofisiologi
Komplikasi

Kemungkinan komplikasi yanh bisa terjadi pada psoriasis diantaranya: 1. Penyebaran psoriasis
hingga kuku jari tangan sehingga timbul lekukan atau sumuran kecil-kecil dan perubahan warna
kuku menjadi kuning atau cokelat (sekitar 60% pasien). 2. Penumpukan debris yang tebal dan
menggumpal dibawah kuku sehingga membuat kuku terlepas dari dasarnya (onikolisis). 3.
Infeksi sekunder karena rasa gatal.

DIAGNOSIS BANDING       
            Psoriasis dapat di diagnosis banding dengan beberapa penyakit lain yang diantaranya ada
yang juga tergolong dermatosis eritroskuamosa, yaitu :
1.        Dermatosis seboroik
            Gambaran klinis yang khas pada dermatitis seboroik ialah skuama yang berminyak dan
kekuningan dan berlokasi di tempat-tempat yang seboroik. Psoriasis berbeda dengan dermatitis
seboroik karena terdapat skuama yang berlapis-lapis berwarna putih seperti mika disertai tanda
tetesan lilin dan Auspitz. Tempat predileksinya juga berbeda. Dermatitis seboroik biasanya pada
alis, sudut nasolabial, telinga, daerah sternum dan fleksor. Sedangkan psoriasis banyak terdapat
pada daerah-daerah ekstensor, yaitu siku, lutut dan scalp. 1,3,7

Gambar 8. Dermatitis Seboroik pada wajah.


Tampak  makula eritema dengan dengan skuama kekuningan.

2.        Pitiriasis rosea
            Pitiriasis berarti skuama halus. Hal ini berbeda dengan proriasis dimana skuamanya tebal.
Tanda khas pada Pitiriasis rosea yaitu adanya lesi awal berupa herald patch, umumnya di badan,
solitar, berbentuk oval dan anular, diameternya kira-kira 3 cm. Lesi berikutnya timbul 4-10 hari
setelah lesi pertama, memberi gambaran yang khas, sama dengan lesi pertama hanya lebih kecil,
susunannya sejajar dengan kosta, hingga menyerupai pohon cemara terbalik. Tempat predileksi
pada badan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas.1,3,7

               
                        (9.1)                                                                 (9.2)
Gambar 9. Pitiriasis Rosea.
9.1. gambaran lesi mengikuti garis costa
9.2. Herald patch
3.        Liken planus
            Gejala klinis sangat gatal, umumnya setelah satu atau beberapa minggu setelah kelainan
pertama timbul diikuti oleh penyebaran lesi. Tempat predileksi yang paling sering yaitu pada
pergelangan tangan bagian fleksor atau lengan bawah. Kelainan yang khas terdiri atas papul yang
poligonal, berskuama, datar dan berkilat. Kadang-kadang ada cekungan di sentral. Garis-garis
anyaman berwarna putih. Terdapat fenomena Kobner.1,3

Gambar 10. Liken Planus

Anda mungkin juga menyukai