Anda di halaman 1dari 28

Case Report Session

SIFILIS
MUHAMMAD FIRDAUS : 15 10070100028
SARI RAHMA YENTI : 15 10070100030
SY. RAHMA FITRI SARI : 15 10070100045

PRESEPTOR
dr. Yolla Fadilla, Sp.DV
DEFINISI

 Salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Trepomema


pallidum; sangat kronik dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat
menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai benyak penyakit,
mempunyai masa laten dan dapat ditularkan ke janin.

Sinonim  Lues venerea


EPIDEMIOLOGI

Ada yang menganggap Abad ke-18 baru


penyakit ini berasal diketahui bahwa
dari penduduk indian penularan sifilis dan
Asal penyakit tidak yang dibawa oleh gonore disebabkan
jelas. anak Columbus waktu oleh senggama dan
mereka kembali ke keduanya dianggap
Spanyol pada tahun disebabkan oleh
1492. infeksi yang sama.
Kelompok usia tersering  20-24 tahun
Laki-laki lebih sering terinfeksi

Tahun 2014 di Amerika Serikat : 20,1 per 100.000 penduduk.

Tahun 2015 di Indonesia : 0,61%

Tahun 2013 dikota Padang : 22 kasus (18 orang laki-laki dan 4


orang perempuan)
ETIOLOGI

Bentuknya :
Pada tahun 1905 penyebab Termasuk ordo Spiral teratur, panjangnya
sifilis ditemukan oleh Spirochaetales familia antara 6-15 um, lebar 0,15
Schaudinn dan Hoffman  Spirochaetaceae, dan um, terdiri atas delapan
Treponema pallidum, genus Treponema sampai dua puluh empat
lekukan.

Gerakannya berupa rotasi Membiak secara


sepanjang aksis dan maju pembelahan melintang,
seperti gerakan pembuka pada stadium aktif terjadi
botol. setiap tiga puluh jam.
Treponema Pallidum
PATOGENESIS
Stadium Dini
Stadium Lanjut

Stadium laten pada sifilis dapat berlangsung selama bertahun-


tahun, hal ini dikarenakan Treponema berada dalam keadaan
dorman  Apabila terjadi perubahan keseimbangan antara
Treponema dan jaringan maka dapat muncul sifilis stadium II
berbentuk guma (hal tersebut belum pasti diketahui sebabnya,
namun trauma merupakan salah satu faktor predisposisi)  Pada
guma umumnya tidak ditemukan Treponema pallidum  reaksinya
hebat dan bersifat destruktif serta berlangsung bertahun-tahun.
Treponema dapat mencapai sistem kardiovaskuler dan sistem saraf
dalam waktu dini, namun kerusakan yang terjadi secara perlahan-lahan
sehingga memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat menimbulkan
gejala klinis.
KLASIFIKASI
Sifilis dibagi menjadi :

Sifilis Sifilis Akuisita


Kongenital (Didapat)
Dini (sebelum 2 Secara Klinis Secara
tahun) Epidemiologik
Stadium Stadium
Lanjut (sesudah 2 Stadium Dini
Dini Menular;
Menular; dalam
dalam 11
I
tahun) tahun
tahun sejak
sejak infeksi
infeksi terdiri
terdiri atas
atas SI,
SI,
Stadium SII,
SII, S.rekuren,
S.rekuren, S.
S. laten
laten dini
dini
Stigmata II
Stadium Stadium Lanjut tak menular;
III setelah 1 tahun sejak infeksi
terdiri atas stadium laten
lanjut dan SIII
SKEMA STADIUM SIFILIS

1 Tahun
Stadium Dini Menular Stadium Lanjut Tidak Menular

Stadium Rekuren
St. SI S II S III

2-4 minggu 6-8 minggu


3-10 tahun
Sifilis Laten Dini Sifilis Lanjut Laten
(menular) (tidak menular)

Keterangan:
St. = Sanggama tersangka
SI = Sifilis stadium I
S II = Sifilis stadium II
S III = Sifilis stadium III
GEJALA KLINIS

Stadium I :

Ulkus tunggal, tepi teratur , dasar bersih, terdapat indurasi tidak nyeri, terdapat
pembesaran KGB regional
Lokasi : ditempat kontak dengan lesi infeksius pasanagn seksual, pada laki-laki
sering didapatkan dipenis terutama di glans penis atau sekitar sulkus koronarius dan
skrotum ; pada perempuan didapatkan di vulva, sekrviks atau perieneum Biasanya
ulkus tidak tampak dan tidak disadari pasien.

Stadium II :

Terdapat lesi kulit yang polimorfik, tidak gatal dan lesi dimukosa, sering disertai
pemebesaran KGB generalisata yang tidak nyeri
S1
S2
Stadium laten :

Tidak ditemukan gejala klinis pada pasien, namun tes serologis sifilis TSS
reaktif, baik serologi treponema maupun nontreponema

Stadium III :

Didaptkan guma, yaitu infiltrat sirkumskrip kronis yang cenderung


mengalami perlunakan dan bersifat destrukti, dapat mengenai kulit, dan
mukosa dan tulang
S3
S. Kongenital
PEMERIKSAAN PENUNJANG

TSS atau Tes serologis Sifilis dibagi menjadi


dua berdasarkan antigen yang dipakai :

1. Nontreponemal → VDRL ( Venereal Disease


Sebagai pembantu diagnosis ialah : Research Laboratory )
2. Treponemal → TPHA (Treponemal palidum
Haemoglutination Assay)
- Pemeriksaan T. Pallidum
- Tes Serologi Sifilis
- Pemeriksaan yang lain.
Venereal Disease Research Laboratory TPHA
(VDRL)
Tes treponemal yang dianjurkan karena teknis
 untuk mengetahui antibodi dalam tubuh dan pembacaan hasilnya mudah, cukup
terhadap masuknya Treponema pallidum. spesifik dan sensitif, menjadi reaktif cukup
Hasil uji kuantitatif uji VDRL cenderung dini. Kekurangannya tidak dapat dipakai untuk
berkorelasi dengan aktifitas penyakit sehingga menilai hasil terapi, karena tetap reaktif
amat membantu dalam skrining, titer naik bila dalam waktu yang lama. Tes ini sudah dapat
penyakit aktif (gagal pengobatan atau dilakukan di Indonesia. Sebaiknya dilakukan
reinfeksi ) dan turun bila pengobatan cukup. secara kuantitatif yakni dengan pengenceran
antara 1/80 – 1/1024.
Histopatologi

Proliferasi sel-sel endotel terutama


terdiri atas infiltrat perivaskular
tersusun oleh sel-sel limfoid dan sel-
sel plasma.

Diagnosis Banding

SI S II S II
- Herpes - Erupsi obat - Mikosis
simpleks alergik - Tuberkulosis
- Ulkus piogenik - Morbili kutis gumosa
- Skabies - Ptiriasis rosea
- Psoriasis
PENATALAKSANAAN

Nonmedikamentosa

 Penanganan pasangan seksual sedapat mungkin dilakukan

Konseling :
1. Tentang penyakit sifilis dan penularannya, cara pencegahan dan pengobatan
2. Kemungkinan resiko tertular HIV Medikamentosa
Medikamentosa

Obat pilihan:
 Benzil benzatin penisilin G, dengan dosis :
 Stadium primer dan sekunder : 2,4 juta Unit, injeksi intramuskular, dosis
tunggal. Cara : satu injeksi 2,4 juta Unit IM pada 1 bokong, atau 1,2 juta Unit
pada setiap bokong
 Stadium laten : 2,4 juta Unit injeksi intramuskular, setiap minggu, pada hari
ke 1, 8 dan 15
Sesudah diinjeksi, pasien diminta menunggu selama 30 menit.
Obat alternatif :

 Bila alergi terhadap penisilin atau pasien menolak injeksi atau tidak tersedia Benzil
benzatin penisilin G.
 Tetrasiklin 4х500 mg/hari atau
 Eritromisin 4х500 mg/hari atau
 Doksisiklin 2х100 mg

Lama pengobatan 30 hari pada stadium dini atau lebih dari 30 hari pada stadium lanjut
PROGNOSIS

 Dengan ditemukannya Penisillin,  prognosisnya menjadi lebih baik.


 Sifilis dini yang diobati, angka penyembuhan mencapai 95%. Kelainan
kulit sembuh dalam 7-14 hari.
 Sifilis laten lanjut  prognosis baik.

Anda mungkin juga menyukai