Anda di halaman 1dari 20

Hubungan Antara Golongan Darah Sistem ABO

Dengan Tinea Corporis Dan Atau Tinea Cruris Di


Penjara Tanjung Gusta, Medan-indonesia

Presentan :
Muhammad Firdaus (1510070100129)
Sari Rahma Yenti (15100701000)
Lilis Sugiarti(1510070100044)
SY.Rahma Fitri Sari (1510070100045)
Dinah Ainil Fadhilah (1510070100048)

Preseptor:
dr. Yosse Rizal, Sp.KK, FINSDV
ABSTRAK

Tinea corporis dan tinea cruris  infeksi kulit yang


disebabkan oleh jamur dermatofit. Ditandai dengan adanya
plak serpiginosa dengan skuama di sepanjang pinggiran lesi
aktif yang eritematosa disertai dengan central healing pada
bagian tengah lesi.

Golongan darah diduga berperan dalam timbulnya penyakit


tinea corporis dan tinea kruris serta dapat mempengaruhi
penyakit menjadi kronis.
Tujuan

mengetahui hubungan antara golongan


darah ABO dengan tinea corporis dan atau
tinea kruris.
Objek
Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 68 pasien suspek
tinea corporis dan atau tinea kruris.

pemeriksaan kalium hidroksida 10% pada


kerokan kulit, kultur dermatofit

pengambilan sampel darah

pemeriksaan golongan darah ABO pada


semua subjek.
4
2

umur terbanyak adalah 26-35 kejadian tertinggi tinea corporis


tahun (38,2%), jenjang pendidikan dan atau tinea kruris berasal dari
tertinggi SMP dan perguruan tinggi golongan darah A (27,9%).
(25% dan 25%)

Pada penelitian ini sebagian hasil pemeriksaan kalium hidroksida 10%


besar jenis kelamin berjenis tertinggi negatif (52,9%), sebagian besar
kelamin laki-laki (45,6%), hasil biakan jamur adalah tidak dijumpai
3 pertumbuhan jamur dermatofita (73,5%)

1 Kesimpulan : Ada hubungan yang


bermakna antara golongan darah
dengan tinea corporis dan atau tinea
kruris.
PENDAHULUAN
Tinea corporis dan tinea cruris  infeksi kulit
01 yang disebabkan oleh jamur dermatofit.

Tinea corporis  ditularkan langsung dari


02 manusia atau hewan yang terinfeksi, melalui
fomites, atau dapat terjadi melalui autoinokulasi
dari reservoir kolonisasi dermatofita pada kulit.

Gambaran klasik tinea corporis dan tinea kruris


03  plak serpiginosa dengan skuama di
sepanjang pinggiran lesi aktif yang eritematosa
disertai dengan central healing pada bagian
tengah lesi
1. Tinea corporis  dermatofitosis pada kulit yang tidak berambut
(glabrose skin) kecuali telapak tangan, telapak kaki, dan
selangkangan

2. Tinea kruris  dermatofitosis pada selangkangan, alat kelamin,


daerah kemaluan, dan kulit perineum atau perianal.

Sebagian besar tinea corporis dan tinea kruris disebabkan oleh


Trichophyton rubrum.
Studi yang melibatkan dinding sel dermatofita menunjukkan 
Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, dan
Epidermophyton floccosum memiliki glikoprotein yang secara
antigen mirip dengan isoantigen eritrosit A pada manusia.

Individu yang memiliki antigen eritrositik  lebih rentan terhadap


perkembangan pengobatan dermatofitosis umum dari pada individu
yang tidak memiliki antigen ini
metode penelitian

Jenis penelitian analitik Penjara Tanjung Gusta,


Penelitian dilakukan observasional cross- Medan, Sumatera Utara,
bulan Maret 2017 - sectional  melibatkan 68 Indonesia (usia 17-65
Januari 2018. pasien suspek tinea tahun)
corporis dan atau tinea
cruris

Diagnosis  pemeriksaan klinis


Pengambilan sampel darah dilakukan dengan dan mikologi.
metode tusuk jari dan dilakukan pemeriksaan
golongan darah ABO
Kriteria Eksklusi
01 memiliki riwayat HIV / AIDS,

02 diabetes melitus,

03 keganasan,
04 gangguan perdarahan

05 memiliki riwayat kemoterapi

06 menerima transplantasi organ

07 hamil dan menyusui.


Hasil penelitian
1. Subjek penelitian terbanyak  laki-laki (26-35 tahun), SLTP dan
perguruan tinggi, lama penyakit kronis, hasil pemeriksaan kalium
hidroksida 10% tertinggi  negatif, hasil kultur jamur terbanyak 
tidak ada pertumbuhan jamur dermatofita. Insiden tertinggi 
golongan darah A
2. Golongan darah paling banyak dijumpai pada golongan
tinea corporis dan atau golongan tinea kruris :
Golongan darah A  17 orang (53,1%),
golongan darah AB  8 orang (25%),
golongan darah O  5 orang (15,6%),
golongan B  2 orang (6,3%).

Ada hubungan yang bermakna antara golongan darah


dengan tinea corporis dan atau tinea kruris
3. golongan darah tertinggi pada tinea corporis dan atau tinea kruris
berdasarkan pemeriksaan KOH 10% :
golongan darah A  17 orang (53,1%),
golongan darah AB 8 orang (25%),
golongan darah O  5 orang (15,6%),
golongan darah B  2 orang (6,3%).

Ada hubungan yang bermakna antara golongan darah dengan tinea


corporis dan atau tinea kruris berdasarkan pemeriksaan kalium
hidroksida 10%
4. golongan darah yang paling besar terkena kelompok
tinea corporis dan atau tinea cruris berdasarkan Kultur
jamur adalah golongan darah A :

T. mentagrophytes yang terinfeksi sebanyak 7 orang


(100%), T. rubrum sebanyak 5 orang (50%) dan T.
violaceum sebanyak 1 orang (100%).

Ada hubungan yang bermakna antara kultur dermatofit


dengan golongan darah
5. golongan darah terbesar pada kelompok yang terdiagnosis
tinea corporis dan atau tinea kruris yang termasuk kronik (≥
6 minggu) adalah :

golongan darah A  15 orang (30,6%),


golongan darah AB  13 orang (26,5%),
golongan darah O  12 orang (24,5%),
golongan darah B  9 orang (18,4%)

tetapi tidak ada hubungan yang bermakna antara golongan


darah dan lama penyakit
Pembahasan
Pada penelitian ini ada hubungan yang
bermakna antara golongan darah Balajee et al. yang menemukan
dengan tinea corporis dan atau tinea bahwa kejadian dermatofitosis
kruris (p = 0,000). Insiden tinea lebih tinggi pada pasien
corporis dan atau tinea kruris tertinggi bergolongan darah A dan O,
terdapat pada golongan darah A dimana 50% bergolongan darah A
(27,9%) dan 45,4% bergolongan darah O

Nielsen et al. juga menemukan insiden


yang lebih tinggi pada individu dengan
golongan darah A
ada hubungan yang bermakna
antara golongan darah dengan tinea Alkhafajii et al. yang menemukan bahwa
corporis dan atau tinea kruris ada hubungan yang signifikan antara
berdasarkan pemeriksaan kalium golongan darah dan spesies dermatofita.
hidroksida 10% dan kultur golongan darah A dan O lebih rentan
dermatofit terhadap infeksi dermatofitosis yang
disebabkan oleh T. mentagrophytes, T.
tonsurans dan E. floccosum

Young dan Roth, yang menemukan kesamaan antigenik


antara glikoprotein dinding sel dari T. rubrum,
T.mentagrophytes dan E. floccosum dengan eritrosit
isoantigen A1 dan A2 pada manusia yang dapat
menyebabkan reaksi silang yang akan mengubah
individu.
Beda

1. Neering, di mana peneliti tidak dapat menemukan hubungan antara


golongan darah ABO dan infeksi dermatofita

2. Moreno et al. meskipun para peneliti menemukan angka yang lebih


tinggi pada golongan darah A, tidak ada bukti statistik yang kuat
yang menunjukkan bahwa individu dengan golongan darah A lebih
rentan terhadap dermatofitosis
kesimpulan

Ada hubungan yang bermakna antara golongan darah


dengan tinea corporis dan atau tinea kruris. Studi lebih
lanjut diperlukan untuk menentukan patogenesis tinea
corporis dan atau tinea kruris dan apakah pengaruh
golongan darah di atasnya.
Terima kasih

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai