4520111070
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BOSOWA
2022
PROPOSAL
Menyetujui
Tim Pembimbing
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
PENDAHLUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Pertanyaan Penelitian
1. Apakah ada hubungan pada pemeriksaan Sensitivitas dan spesifitas
uji darah perifer pada dermatitis atopik?
2. Apakah
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
2. Epidemiologi
3) Faktor Genetik
Pasien yang memiliki riwayat atopik dalam keluarganya maka paling sering
ditemukan di dermatititis atopik, penyebab dari dermatitis atopik banyak
disebabkan oleh keluarnya gen IL-4. Kromosom 5q31-33 memiliki kumpulan
familygen sitokin IL-3, IL-4, IL-13, dan GM-CSF, yang diekspresikan oleh sel
TH2. Variasi genetik aktivitas transkripsi gen IL-4 menjadi pengaruh berbeda
dermatitis atopik. Ikatan yang kuat pada polimorfisme spesifik gen kinasesal
mas dengan kelainan atopik, berbeda halnya dengan asma bronkia (rhinitis
alergi)
Faktor gaya hidup yang dapat menimbulkan gejala atopik biasanya berupa
menghindari olahan makanan yang dapat menyebabkan timbulnya gejala
atopik serta sebisa mungkin mengurangi bahan kimia atau sesuatu yang
8
dapat menimbulkan inflamasi terlihat.
Dermatitis atopik lebih sering muncul pada usia bayi (2 bulan-2 tahun),
umumnya awitan dermatitis atopik terjadi pada usia 2 bulan. Tempat
predileksi utama diwajah diikuti kedua pipi dan tersebar simetris. Lesi dapat
meluas ke dahi, kulit kepal, telinga, leher, pergelangan tangan, dan tungkai
4
terutama dibagian volar atau fleksor.
Pada dermatitis atopik fase anak (usia 2-10 tahun) dapat merupakan
kelanjutan fase infantil atau muncul tanpa didahului fase infantil. Tempat
predileksi lebih sering di fosa kubiti dan poplitea, fleksor pergelangan tangan,
kelopak mata dan leher, dan tersebar simetris. Kulit pasien dermatitis atopik
dan kulit pada lesi cenderung lebih kering. Lesi dermatitis cenderung
menjadi kronis, disertai hiperkeratosis hiperpigmentasi, erosi, ekskoriasi,
krusta dan skuama. Pada fase ini pasien dermatitis atopik lebih sensitif
4
terhadap alergen hirup, wol dan bulu binatang.
Lesi dimulai dari wajah, tetapi dapat mengenai tempat lain. Di awali suatu
plak eritema, papul, dan vesikel yang sangat gatal di pipi, dahi, dan leher,
tetapi dapat pula mengenai badan, lengan dan tungkai. Bila anak mulai
merangkak lesi dapat di tangan dan lutut. Karena garukan terjadi erosi dan
ekskoriasi atau krusta, tidak jarang mengalami infeksi. Xerosis dapat terjadi
menyeluruh, termasuk rambut dan kulit kepala kering. Tipe ini cenderung
kronis dan residitif. 1
Kelainan kulit berupa likenifikasi, papul, eksema, dan krusta. Predileksi lesi
secara klasik ditemukan pada daerah fossa kubiti dan poplitea, leher depan
dan belakang, dahi serta daerah sekitar mata. Tipe ini adalah kelanjutan dari
1
tipe bayi dan tipe anak ataupun dapat timbul pertama kali.
1) Harus ada:
Kulit yang gatal (atau tanda garukan pada anak kecil)
2) Ditambah 3 atau lebih tanda berikut:
Riwayat perubahan kulit/kering di fosa kubiti, fosa poplitea,
bagian anterior dorsum pedis, atau seputar leher (termasuk
kedua pipi pada anak <10 tahun)
Riwayat asma atau hay fever pada anak (riwayat atopi pada
anak < 4 tahun pada generasi-1 dalam keluarga)
Riwayat kulit kering sepanjang akhir tahun
Dermatitis fleksural (pipi, dahi, dan paha bagian lateral pada
anak < 4 tahun)
Awitan di bawah usia 2 tahun (tidak dinyatakan pada anak < 4
tahun)
pemerik
DAFTAR PUSTAKA
1. Lestari W. Manifestasi Klinis dan Tatalaksana Dermatitis Atopik. J
Kedokt Nanggroe Med. 2018;1(1):84–90.
4. Boediardja SA. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Bagian Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. In 2015.